Terjebak Atensi

Satu jam kemudian...

Jam di dinding menunjukkan pukul delapan malam. Acara yang dimulai dengan sambutan dari tuan rumah itu tampak semarak disambut oleh para hadirin yang datang. Bagaimana tidak, acara ulang tahun putra sulung keluarga Chandra Wirata ini bisa dibilang sangat meriah. Seluruh teman dan kerabat dekat diundang semua. Terutama teman-teman Cino dan Ken yang ada di kampusnya.

Ken masih berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir, sedang sangat kakak mengambil S3 di kampus yang sama. Namun, kakak dari Ken itu mengambil kuliah malam karena terbentur dengan jadwal kerjanya. Ya, Cino sudah diberi kepercayaan untuk memegang perusahaan ayahnya, walaupun belum sepenuhnya. Saat ini Cino memegang jabatan sebagai General Manager di perusahaan kosmetik itu. Sehingga ia harus bisa membagi waktu.

"Aku sudah membawa sepupuku. Apakah kau yakin kakakmu mau padanya?" tanya Nara yang ragu.

Acara masih terus berlangsung. Dan kini para hadirin undangan tengah menikmati santap malam sebelum beranjak ke acara selanjutnya. Tampak Nara dan Ken yang sedang mengobrol di sudut ruangan di antara para undangan yang datang. Ruang utama rumah keluarga besar itu pun menjadi saksi perbincangan mereka.

"Tampaknya kakak belum menunjukkan rasa ketertarikannya. Tapi aku akan mencobanya. Kau tunggu saja." Ken pun menanggapinya.

Ken dan Nara bersahabat dekat. Ken juga meminta Nara untuk mengundang sepupunya agar ikut hadir di acara ulang tahun kakaknya. Bukan tanpa tujuan, melainkan ada maksud tersembunyi yang harus segera Ken capai. Ken ingin memberikan pengantin kepada kakaknya. Karena selama ini sangat kakak belum menunjukkan rasa ketertarikan.

Dia harus segera menikah. Aku yakin jika bersama Nami semuanya akan baik-baik saja. Aku cukup tahu bagaimana Nami yang sebenarnya.

Sebagai sahabat, tentunya Ken sering berkunjung ke rumah Nara. Yang mana Nami juga tinggal di sana. Nami adalah seorang perantauan yang hidup bersama keluarga bibinya. Yang mana bibi Nami adalah ibu kandung Nara.

Lantas acara malam ini pun terus dilanjutkan. Pembawa acara meminta hadirin yang datang untuk mengirim atensi ke depan. Acara hiburan akan segera dimulai.

Pukul setengah sembilan malam...

"Baiklah. Atensi selanjutnya dari pria tampan yang ada di sini." Pembawa acara tampak ragu mengatakannya. Tamu undangan pun tertawa semua. "Em, atensi ini ditujukan untuk Nona Namia agar lekas bernyanyi ke atas panggung. Kepada Nona Namia dipersilakan." Tiba-tiba saja nama Nami terpanggil.

"Aku?!" Namia tidak percaya dengan atensi yang dibacakan.

"Ayo, Nami! Cepat pergi dan nyanyikan sebuah lagu untuk kakak besar!" pinta Nara kepada Nami yang berdiri di sampingnya.

"Tap--tapi--"

"Sudah, jangan banyak tapi." Nara pun tidak mau tahu. Ia mendorong Nami agar maju ke depan.

Tentu saja pemandangan itu membuat Arya sedikit bingung dengan siapa Nami yang sebenarnya. Mengapa ia begitu bersabar diperlakukan semena-mena oleh Nara. Arya pun mencoba mencari tahu siapa Nami. Ia mendekati Nara saat Nami berjalan ke atas panggung. Percakapan kecil pun terjadi di antara mereka. Sedang Nami tampak menjadi sorotan hadirin yang datang saat sampai di atas panggung.

Nara benar-benar menyebalkan. Awas saja!

Nami pun tersenyum di hadapan para hadirin undangan. Ia kemudian berbicara kepada pemimpin band pesta yang ada di panggung.

Baiklah, Kakak. Kita lihat apakah kau masih tidak tertarik pada gadis seperti ini?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!