"Apa aku sudah boleh berpacaran.?" Tanya Elia dengan hati-hati. Sejujurnya sudah lama dia ingin seperti teman-temannya yang memiliki kekasih. Namun Papa dan Mamanya melarang keras.
"Jangan macam-macam El.! Kamu boleh menjalin hubungan jika sudah menyelesaikan kuliah." Tegur Aditya mengingatkan.
Elia tampak cemberut. Dia sudah berusia 18 tahun tapi sekalipun belum pernah memiliki pacar.
"Tapi Kak, aku juga ingin tau seperti apa rasanya memiliki pacar." Ucapan Elia membuat Aditya membuka mata dan menatap penuh selidik.
Dia khawatir adiknya terbawa pergaulan yang buruk di luar sana.
"Sepertinya sangat menyenangkan bisa pergi berdua, makan dan nonton bersama." Ucapnya seraya membayangkan teman-temannya yang sering pergi dengan pacarnya masing-masing.
"Jangan coba-coba El. Atau aku akan mengadukannya pada Mama." Aditya menggertak Elia dengan ancaman. Dia tidak mau adik yang selama ini dia jaga terjerumus dalam hal-hal buruk. Mengintip usia Elia yang masih sangat muda, dia belum bisa berfikir panjang akan dampak kedepannya. Belum lagi jiwa penasaran yang tinggi, akan bahaya kalau mengijinkan Elia menjalin hubungan dengan seseorang.
"Mama pasti akan kecewa kalau kamu tidak mendengarkan nasehatnya." Ujarnya lagi. Tentu Elia semakin sedih mendengarnya.
"Cepat tidur, sudah malam.!" Perintah tegas Aditya tak bisa dibantah.
"Iya Kak." Jawab Elia seraya mengubah posisi dengan membelakangi Aditya.
Dia kecewa, tapi mau bagaimana lagi. Sepertinya sang kakak tidak akan pernah memberinya ijin walaupun dia merengek bahkan menangis di depannya.
...*****...
Menyingkirkan kaki Elia dari tubuhnya dengan perlahan, Aditya menggeleng heran pada adik perempuannya yang tidak bisa tenang saat tidur.
Entah sudah berapa kali Elia bergeser ke arahnya, tak jarang gadis cantik itu memeluk atau meletakkan kaki di atas tubuhnya seperti tadi.
Turun dari ranjang, Aditya berniat untuk pindah ke kamarnya sendiri walaupun sekarang hampir menjelang pagi.
Sebenarnya tadi malam dia ingin pindah begitu Elia tidur, tapi malah ikut tertidur pulas akibat kelelahan setelah melakukan perjalanan jauh.
Belum sempat melangkah dari sisi ranjang, Aditya menatap ponsel milik Elia di atas nakas yang menarik perhatiannya. Sudah lama dia tidak memeriksa ponsel Elia. Dulu setiap 2 bulan sekali dia selalu memeriksanya lantaran takut Elia berhubungan dengan laki-laki di luar sana.
Sebagai kakak laki-laki dan saudara Elia satu-satunya, Aditya merasa memiliki tanggungjawab besar untuk menjaga putri kesayangan sang Mama. Dia tidak akan membiarkan seorang laki-laki manapun memberikan pengaruh buruk pada Elia apa lagi sampai merusaknya.
Berjalan mendekat, Aditya meraih benda pipih dia atas nakas. Kunci layarnya langsung terbuka begitu benda itu di hadapkan ke wajah Aditya.
Lelaki tampan itu mengukir senyum tipis, rupanya Elia tidak merubah kunci layar ponselnya sejak 6 bulan lalu. Gadis itu masih menggunakan wajahnya serta wajah Elia sendiri untuk bisa membuka layar ponsel itu.
Sebuah foto yang di ambil 2 tahun lalu itu masih terpanjang di wallpaper ponsel Elia. Foto dirinya dan Elia saat berlibur bersama keluarga di Paris. Berlatar belakang menara Eiffel, gadis yang dulu masih belia itu tersenyum lebar di samping. Kedua tangan Elia juga memeluknya.
Ada kebanggaan tersendiri di hati Aditya karna merasa sebagai kakak laki-laki yang sangat di sayangi oleh adiknya hingga foto mereka berdua selalu mejadi wallpaper di ponsel Elia.
Membuka aplikasi chat, Aditya membuka setiap pesan dari laki-laki. Pesan yang kebanyakan mengajak Elia makan ataupun jalan-jalan, bahkan beberapa terang-terangan ingin menjadikan Elia sebagai kekasihnya. Tapi semua pesan itu tak satupun di respon oleh Elia. Gadis itu benar-benar penurut karna mendengarkan nasehat kedua orang tua serta kakaknya untuk tidak dekat ataupun menjalin hubungan sebelum lulus kuliah.
Karna tidak menemukan hal yang mencurigakan, Aditya kembali meletakkan ponsel Elia di atas nakas, dia kemudian keluar dari kamar itu.
...*****...
Tokk,, tokk,, tokk,,,
"Kak Adit,,, Ayo sarapan.!!" Elia mengetuk pintu kamar seraya berteriak memanggil sang Kakak.
Sebenarnya Elia kesal pada Aditya lantaran kakaknya itu sudah tidak ada di kamarnya saat dia membuka mata.
"Kak,, Papa dan Mama sudah menunggu di bawah.!" Teriak Elia lagi karna tak ada jawaban dari dalam kamar.
Saat Elia ingin mengetuk pintu kembali, tiba-tiba pintu terbuka dan penghuni kamar itu muncul dalam keadaan yang sudah rapi. Aroma masukinnya yang khas bahkan menguar begitu pintu terbuka.
Dengan setelan casual, Aditya tampak sangat tampan.
"Iya bawel.!" Aditya mengacak gemas pucuk kepala Elia seraya berjalan keluar dan menutup pintu.
"Kakak mau pergi kemana.?" Tanya Elia. Dia dengan santai mendekap lengan besar Aditya dan berjalan menuruni tangga.
"Aku ada janji dengan teman sekolah." Jawab Aditya. Dia akan membahas rencana bisnis yang ingin dia bangun dengan sahabatnya saat SMA dulu. Meski sang Papa sudah mewariskan semua perusahaan padanya, tapi Aditya ingin mengembangkan bakatnya sendiri tanpa ada campur tangan orang tuanya.
"Apa aku boleh ikut.?" Elia menatap memohon.
"Sudah lama kita tidak pergi bersama. Aku bosan pergi dengan Viona dan Mauren terus." Wajah Elia cemberut. Di larang bergaul dengan laki-laki membuat hidupnya tak berwarna. Setiap hari dia hanya bertemu dengan kedua sahabatnya yang tak terpisahkan itu.
"Besok saja, aku janji akan mengajakmu jalan-jalan. Kalau sekarang tidak bisa mengajakmu karna aku akan membahas soal bisnis, bukan untuk menghabiskan waktu di luar." Tolak Aditya halus. Walaupun dia sudah bisa menebak respon adiknya setelah ini. Tentu saja Elia akan merengek, memasang wajah memelas agar dia luluh dan mau mengajaknya.
Tapi jurus andalan Elia tidak berlaku untuk saat ini.
"Tidak bisa El. Lagipula kamu akan bosan nanti karna berjam-jam akan mendengar obrolan kami." Aditya kembali berikan pengertian. Akhirnya adik cantiknya yang manja itu menurut.
"Baiklah, tapi janji besok harus pergi denganku." Ujarnya. Aditya mengangguk seraya mengiyakannya ucapan Elia.
"Pagi Mah, Pah,," Aditya menyapa kedua orang tuanya. Sementara itu Elia langsung duduk di kursinya karna dia sudah menyapa mereka sebelum akhirnya di minta untuk memanggilkan Aditya.
"Pagi. Kamu mau kemana sayang.?" Tanya Davina seraya memperhatikan penampilan putranya yang sudah rapi.
"Bertemu Alex dan Juno, Mah." Aditya menarik kursi dan duduk di samping Elia.
"Kak Juno.?" Seru Elia. Tiba-tiba gadis itu mengulum senyum mendengar nama laki-laki yang dulu sering jahil padanya saat main ke rumah ini.
"Apa dia juga sudah kembali dari Jepang.?" Tanyanya penasaran.
Aditya langsung melirik adiknya itu.
"Memangnya kenapa kalau dia sudah pulang.?" Aditya menatap menelisik.
Saat itu juga Dave dan Davina juga ikut menatap Elia. Tak mau menimbulkan masalah, Elia memilih untuk menggelengkan kepala.
"Tidak, aku hanya bertanya saja." Jawab Elia yang mengalihkan obrolan dengan Menyendokkan makanan ke dalam piringnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Cici Sri Yuniawati
secara tak sengaja dan tak disadari mulai tumbuh benih-benih cinta diantara kk adik🤭
2023-07-02
5
Afternoon Honey
Wah 😮 sudah besar masih suka bobo bareng 😱
2023-05-26
1
🌼 Pisces Boy's 🦋
saking sayangnya keluarga sama El pergaulam dibatasi untuk kebaikannya
2023-05-24
2