Bab 2

Sudah 8 bulan berlalu sejak Davina meminta Jordi untuk mengajak serta istrinya agar tinggal di rumahnya.

Mungkin Tuhan memang sudah menggariskan takdir Davina untuk mendapatkan kehidupan baru yang selama bertahun-tahun dia impikan.

Terlepas darimana kehidupan baru itu berasal, dia memberikan segenap cinta dan kasih sayang untuknya.

Tepat 2 hari setelah ulang tahun Aditya yang ke 6, bocah tampan itu di anugerahi seorang adik perempuan yang sangat cantik. Davina memberinya nama Aurelia Mahendra.

Kehadiran Aurelia sangat berarti bagi Davina. Meski nama Aurelia memiliki arti emas, namun Davina menganggap Aurelia lebih dari sebuah emas. Putri keduanya itu adalah berlian, yang sama halnya berharga seperti Aditya.

"Sayang,, apa yang harus kita katakan pada Lucia.?" Kesedihan dan kecemasan menyelimuti wajah wanita cantik berusia 27 tahun itu. Air matanya luruh sejak mendapatkan kabar bahwa Jordi mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat dalam perjalanan menuju ke rumah sakit untuk menemui istrinya yang akan melahirkan.

Davina kembali memeluk Dave dengan tangis yang tak kunjung reda. Hatinya hancur, dia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Lucia saat tahu bahwa suaminya meninggal dunia bersamaan dengan lahirnya putri pertama mereka.

Sebagai sesama wanita dan seorang ibu, Davina tentu tak akan tega mengatakan kabar duka itu pada Lucia. Dia bahkan tidak mau masuk ke ruangan meski sebenarnya sangat ingin menemui Lucia dan putrinya itu.

Dia takut tak bisa menahan air matanya di depan Lucia. Dan tak akan sanggup menatap putri Lucia yang terlahir tanpa sosok seorang ayah karna pergi untuk selama-lamanya.

"Tenang sayang, kita akan bicara pada Lucia setelah kondisinya membaik." Dave mengusap lembut punggung istrinya untuk memberikan ketenangan.

Dave bisa memaklumi kenapa Davina begitu terpukul bahkan menangis histeris saat mendengar kabar meninggalnya Jordi.

Karna hati istrinya itu terlalu lembut, terlebih Davina juga sudah menganggap Jordi dan Lucia sebagai keluarga.

"Siapa yang akan bicara padanya.? Aku tidak tega menghancurkan kebahagiaan Lucia." Ucap Davina seraya menangis.

Disaat Lucia sedang bahagia karna kelahiran putri pertamanya, rasanya akan menyedihkan jika harus memberi tahu tentang kondisi suaminya.

"Maaf Pak, bisa bicara dengan suami Ibu Lucia.?" Seorang Dokter bedah tiba-tiba menghampiri mereka berdua. Dokter yang 30 menit lalu baru selesai melakukan operasi sesar pada Lucia.

"Sayang,, bagaimana ini.?" Tangis Davina semakin pecah. Entah kenapa perasaannya semakin tidak karuan melihat wajah dokter itu yang tampak panik.

"Suaminya meninggal dalam perjalanan ke sini Dok," Suara Dave tercekat. Nyatanya bukan hanya Davina saja yang merasakan kesedihan, Dave bahkan bicara seraya menahan sesak di dada.

Dokter itu tampak terkejut, raut wajahnya semakin kacau.

"Saya turut berdukacita yang sedalam-dalamnya. Mungkin waktunya tidak tepat, tapi saya harus tetap menyampaikan kondisi Ibu Lucia yang sebenarnya." Dokter itu menundukkan pandangan. Melihat Davina yang sedang menangis pilu karna berita kematian, Dokter itu merasa tidak enak untuk menambah kesedihan lagi.

Ucapan Dokter itu membuat perasaan Davina semakin kacau, dia memang sudah bisa menebak sejak pertama melihat raut wajahnya yang tampak cemas.

"Katakan Dok, bagaimana kondisi Lucia.? Dia baik-baik saja kan.?" Davina berusaha untuk berfikir positif, berharap tak terjadi apapun pada Lucia.

"Sekali lagi saya minta maaf karna harus menyampaikannya." Ucap sang Dokter.

"Ibu Lucia mengalami perdarahan, beliau tidak sadarkan diri."

Saat itu tangis Davina kembali pecah. Dia lalu meminta pada Dokter untuk menyelamatkan Lucia.

...*****...

"Kasihan sekali kamu sayang,," Davina menyentuh lembut pipi bayi mungil dalam gendongannya.

Tak terasa air mata Davina kembali tumpah. Bayi mungil itu harus kehilangan kedua orang tuanya di hari yang sama.

Lucia dinyatakan meninggal setelah mengalami perdarahan dan koma selama 3 jam.

Sore itu Davina baru selesai mengurus pemakaman Jordi dan Lucia. Dia bakan membawa serta bayi mungil itu ke pemakaman untuk mengantar kedua orang tuanya ke peristirahatan terakhir.

Entah sudah berapa banyak air mata yang telah Davina keluarkan untuk menangis kepergian Lucia dan Jordi, serta menangisi nasib bayi mungil yang tak berdosa itu.

"Mama kenapa menangis, ini adik bayi siapa.?" Aditya duduk di samping Davina. Dia baru saja pulang dari les. Sejak pagi Aditya memang tidak ada di rumah. Dia harus sekolah setelah itu lanjut pergi untuk les. Jadi Aditya tidak tau dengan apa yang telah terjadi.

"Tentu saja adik kamu sayang." Jawab Davina seraya menghapus air matanya. Dia tidak mau terlihat menangis lagi di depan Aditya.

"Sekarang kamu sudah jadi Kakak, kamu harus sayang dan baik sama adik." Tutur Davina lembut. Di usapnya pucuk kepala Aditya seraya menatap penuh cinta. Dia berharap Aditya mau menerima dengan senang hati akan kehadiran anggota baru dalam hidupnya.

"Tapi ini adik bayi siapa.? Mama kan tidak hamil." Aditya masih bingung karna tiba-tiba sang Mama menggendong bayi mungil yang diperkenalkan sebagai adiknya, sedangkan dia tau kalau Mamanya tidak hamil.

"Jagoan Papa sudah pulang,," Dave ikut bergabung bersama mereka setelah mandi.

"Sini, duduk sama Papa." Dave mendudukkan Aditya di pangkuannya.

"Mama tidak harus hamil dulu untuk memiliki adik." Tutur Dave.

"Dia akan menjadi adik kamu. Adit harus menerima dan menyayangi adik."

Davina mengukir senyum, dia bersyukur Dave mau memberikan pengertian untuk putra mereka.

"Iya Pah." Aditya mengangguk paham.

"Siapa nama adik bayinya Mah.?" Aditya mendekat dan menyentuh wajah mungil itu, kemudian mencium pipinya.

Tindakan Aditya sontak membuat Davina menangis hari.

"Aurel, namanya Aurelia nak." Jawab Davina.

Dibalik kesedihan dan duka mendalam yang di rasakan oleh Davina karna kepergian 2 orang pekerja rumahnya, terselip kebahagiaan akan kehadiran Aurelia dalam hidupnya.

Davina sudah berjanji di makam Jordi dan Lucia bahwa dia akan menjaga serta menyayangi Aurelia seperti anak kandungnya sendiri. Tak akan membedakan Aurelia dan Aditya.

Melihat kebahagiaan di wajah istrinya, Dave tersenyum lebar dengan mata yang berkaca-kaca.

Sama halnya Davina yang sudah menganggap Aurelia seperti anak kandungnya sendiri, Dia juga akan berusaha untuk menerima kehadiran Aurel dan menyayanginya seperti dia menyayangi Aditya.

Terpopuler

Comments

Meliana Siregar

Meliana Siregar

Mungkin krn ini novel ya...tp dlm dunia nyata pastilah keluarga Jodi dan Lucia akan mengambil bayi itu, krn itu hak mereka

2023-07-22

5

Cici Sri Yuniawati

Cici Sri Yuniawati

🥺🥺🤧🤧🤧

2023-07-02

2

🌼 Pisces Boy's 🦋

🌼 Pisces Boy's 🦋

kasian Arelia sdh yatim piatu sejak bayi

2023-05-24

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!