Malam telah tiba, Tiba-tiba aku terpikir dengan masa lalu ku, aku mengingat teman kecilku saat bermain di desa Ayah ku itu. "Tuan putri jangan nangis ya kalau Tuan putri menangis pangeran akan ikut sedih...," ucap Bara yang ku sebut pangeran itu.
Kenangan itu masih membekas di pikiranku sulit untuk melupakannya ia adalah teman terbaik ku waktu itu. Jika aku menangis ia selalu menghiburku membacakan buku cerita dan komik untuk ku.
Ia juga seringkali mengobati jika aku terluka jatuh saat bermain kejar-kejaran dengan nya, menghiburku saat aku bersedih. Aku memanggilnya pangeran dan dia memanggil ku Tuan Putri.
Masa kecil ku sungguh indah malam itu aku teringat lagi. Pangeran Bara memberikan mahkota bunga pada ku dan cincin dari rumput untuk ku. Kamu adalah Putri kesayangan ku," ucap nya.
Sambil mencium kening ku dan mencium jari tangan ku yang sudah di pasang kan nya sebuah cincin rumput itu. Dia tersenyum padaku. Ketika saat kita dewasa aku akan jadi Pangeran sungguhan untuk mu Tuan Putri. Ingat lah janji ku aku Sayang pada mu. Aku akan menjemput mu di Desa ini. Bara berlari di hadapan ku menghampiri ibu nya yang sudah menjemput nya untuk pulang. Dia melambaikan tangan nya pada ku sampai jumpa Tuan putri pangeran pamit pulang...," ucap pangeran Bara.
Saat itu pangeran Bara ikut bersama ibu nya naik mobil mewah milik ayahnya. Sejak saat itu pangeran tidak lagi pernah datang ke rumah ku dan main dengan ku aku pun jadi sedih.
Setiap hari aku menanti nya di taman bunga samping rumah ku tempat bermain kami saat itu. Tapi pangeran tidak pernah datang menemui ku. Waktu berlalu begitu cepat sampai aku beranjak remaja pangeran tidak pernah menemui ku. Aku kecewa dengan sikap nya. berjanji akan kembali dan menemui ku tapi sampai kini dia tidak pernah datang menemui ku.
Ah masa kecil ku masa indah di hidupku aku ingin bertemu dengan mu lagi Pangeran... "Tuhan pertemukan aku dengan nya...," ucap ku berdoa.
Aku lupa entah berapa lama aku melamun saat itu.
Aku pun tertidur pulas.
🍂🍂
Aku kurang tidur semalam kepala ku terasa berat dan mata ku mirif mata panda karena kurang tidur.
Reyhan datang mengejutkan ku. "Pagi-pagi kok udah melamun?" tanya nya.
Aku kaget sontak membetulkan duduk ku sedang asik nya melamun di halaman sekolah.
"Ngagetin aja kamu hus... Pergi sana!" usir ku geram.
"Lagi ngantuk nih, jangan ganggu," ucap ku kesal.
"Jam segini kok udah ngantuk abis ngeronda ya," ledek Reyhan cikikikan.
Aku tidak tertarik pada candaan Reyhan. Pagi ini aku bersikap cuek pada apapun cerita Reyhan. Ia menatap ku lekat-lekat.
"Loh, kok mata mu bengkak Tan, abis nangis ya?"
Aku buru-buru menyembunyikan wajah ku dengan rambut panjang ku.
"Percuma kamu sembunyikan wajah mu itu, aku tau kok kamu habis nangis," ucap nya sok peduli padaku. "Sekarang lebih baik kamu cerita aja sama aku. Kamu ada masalah apa?" tanya nya.
"Tidak kok, aku gak kenapa-napa," jawab ku datar.
"Aku gak percaya mata mu saja kayak habis di tonjok tuh. Cepetan cerita aja!" sahut Reyhan ngotot.
Dengan sengaja nya Reyhan merangkul bahu ku.
Sok akrab banget sih! batin ku.
Aku menepis tangan Reyhan dan mencubit tangan nya yang sudah usil itu.
"Auw!" Reyhan menjerit kesakitan.
"Kok cubit sih Tan, kan sakit...!" keluhnya.
"Siapa suruh tangan mu bergentayangan di pundak ku!" cetus Intan.
"Aku kan sahabat mu, sudah sewajarnya aku care ke kamu Tan," sahutnya.
Mataku mendelik. "Peduli boleh aja tapi gak usah pake acara merangkul ku segala." gerutu ku tidak suka.
"Tapi aku peduli pada mu Tan...?"
Aku membuang muka malas ku.
Reyhan pun diam seribu bahasa sambil menatap ku tajam.
"Ada apa sih Rey? ada yang aneh dengan wajah ku?"
"Iya aku lihat kamu seperti orang putus cinta Tan. Sedih banget, aura mu itu gelap wajah mu murung gak ada aura positif di wajah mu semua nya negatif." ujar nya meledak ku.
"Astaga Reyhan kamu menghina ku nya...!" sontak intan memberi hadiah pada Reyhan sebuah cubitan yang dahsyat meluncur di perut nya.
"Auw... Sakit Tan!" Jerit Reyhan yang kedua kalinya.
"Syukurin...!" aku tersenyum puas melihat Reyhan menjerit kesakitan. "makanya jangan usil jadi orang!"
Entah kenapa seharian ini aku uring-uringan. Bawaan nya ingin emosi saja. Tapi aneh nya tidak ada anak-anak yang berani cari gara-gara dengan ku hanya si Reyhan yang selalu jadi sasaran kegabutan ku. Aku maki dia, aku tonjok dan ku cubit habis-habisan dia karna selalu menggodaku.
"Kamu sadis banget sih Tan, habis tubuh ku merah-merah hari ini karna mu," umpat Reyhan merasa kesal. Seperti nya ia merajuk aku mencoba menghibur nya dan meminta maaf mengajak nya ke kantin tapi ia tidak mau malah menggurui ku.
Aku pun sadar dengan sikap ku hari ini sangat keterlaluan pada Reyhan.
Kasihan juga Reyhan kena sasaran emosi ku maafin aku Rey, batin ku.
Aku mencoba mencolek pundak Reyhan tapi ia malah membuang muka ke arah ku.
"Maafkan kesalahan ku hari ini Rey, aku sudah kasar, sudah membuat mu tersiksa." ucap ku merayu.
Reyhan tetap bergeming tak mau menoleh ke arah ku ia membelakangi ku dengan pandangan sinis nya.
"Ya sudah kalau gak mau maafin aku akan balik ke kelas nih!" ucap ku melirik ke arah Reyhan tapi ia tidak peduli dengan ku ia masih membuang muka nya.
"Benar ya gak mau maafin..." Sekarang giliran ku yang merujuk aku pergi meninggalkan Reyhan dan Reyhan mengejar ku.
Aku tau ia pasti tidak akan pernah bisa melihat ku merajuk.
Reyhan pun menyusul ku pergi juga. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Setelah Reyhan sudah baikan aku mengajak nya ke kantin untuk menebus kesalahan ku pada nya.
Reyhan pun dengan semangat nya menerima ajakan Ku. Kami pun saling memaafkan dan mengobrol.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
🥀
huaaa. pasti lah tau kalau habis nangis. kan sembab matanya🙈🙈🙈🤣
2023-05-13
1
ᵒⁿᵉᗷ.ᶻ
tuh si Rey perhatian bngt ma elu.
masa gitu aja disewotin sih
2023-05-13
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Acrika Gifasya
Benar - benar teman yang sangat perhatian, tak jarang laki - lakilah yang lebih peka dan mau pasang badan lebih dulu membela jika temannya terkena masalah.
2023-04-29
4