Bab 3. Tamu tidak tau diri

"Ingat ya...! Kalau di sekolah gak ada istilah Om, Omman," ucap Pak Chandra tegas.

"Siap Pak! Ingat kok," ucap ku.

Tring-Tring-Tring... tiba-tiba ponsel Pak Chandra berdering. Ia pun mengangkatnya.

📞"A iya.. ," ucap Pak Chandra berbicara dengan orang yang menelpon nya.

"Om, eh Pak, intan ke kelas dulu ya...?" ucap ku memberanikan diri.

Tanpa basa-basi lagi Pak Chandra reflek mengangguk mengiyakan. Intan pun segera pergi sebelum Pak Chandra berubah pikiran.

Sampai di luar ruangan aku mengepalkan tanganku berkali-kali. "Yes, yes... akhirnya bisa lolos dari investigasi," ucap ku girang.

🍂🍂

Sekolah telah usai anak-anak berhamburan keluar begitu juga aku tidak mau kalah ingin keluar lebih awal sampai berdesakan aku tetep memaksakan tubuh ku yang mungil, namun gesit. Aku berhasil lolos menerobos puluhan anak-anak kelas 2.

"Hah... akhirnya lega," desah ku.

Aku sengaja ingin keluar lebih awal agar aku bisa nebeng motor Reyhan lagi, tapi dari tadi tidak ku jumpai batang hidung anak itu. "Reyhan kemana ya?" tanya ku sambil melihat di sekeliling sekolah.

Seperti nya Reyhan sudah pulang aku melihat di parkiran tidak ada motor nya di sana.

"Hugh aku terlambat, Reyhan sudah pulang duluan ternyata," keluh ku kesal.

Aku terpaksa harus naik bus kota jarak sekolah dari rumah ku lumayan jauh kalau naik bus kota bisa memakan waktu setengah jam gitu.

Aku menunggu bus di halte dan beberapa menit menunggu bus nya pun datang. Aku merasa lega ingin cepat-cepat sampai di rumah cacing-cacing di dalam perut ku sudah demo hari ini aku jajan cuma 5rb saja dan pulang nya harus naik bus lagi biasa nya kalau pulang dengan Reyhan ia selalu mentraktir bakso tapi kali ini aku harus menahan lapar hingga sampai rumah.

Seorang pengamen anak laki-laki kecil bernyanyi sumbang bus kota yang ku tumpangi. Dia berdiri tepat di depan ku. "Duh berisik banget!" aku langsung mencari uang receh di saku baju dan rok ku tapi tidak aku temukan sebiji pun disana.

"Duh aku cuma punya uang 3ribu saja ini pun untuk ongkos." gumamku.

"Dik, maaf yah kakak gak ada duit lagi," ucap ku.

Maksud ku ingin mengusirnya agar ia segera beranjak dari tempat duduk ku, tapi anak itu sepertinya enggan untuk pergi ia masih tetap bernyanyi dengan suara cempreng nya.

Aku mulai risih dengan suara nya. Akhirnya aku mengambil sebuah buku komik di dalam tas ku dan memberikan nya pada nya. Anak kecil itu memekik kegirangan seperti baru dapat hadiah dari ku. Ekspresi nya langsung semangat dan ceria. Hal itu mengingatkan aku akan masa kecilku.

Dulu aku sangat suka baca buku komik aku selalu membawa buku komik kemanapun aku pergi hingga kini aku masih suka baca buku komik, karena aku tidak mau kehilangan kenangan yang begitu indah saat masa kecil ku bersama sahabat kecil ku di kampung Ayahku.

"Ah...!" Kenangan itu muncul lagi di benak ku aku jadi sedih mengingat nya. Buru-buru aku mengalihkan pikiran ku. Aku mengambil headset bluetooth ku untuk mendengar lagu favorit ku. Hingga sampai depan gang rumah ku. Aku pun menyuruh Pak supir berhenti. Aku langsung turun dan harus jalan kira-kira 10 menit lagi untuk sampai di rumah.

Matahari bersinar terang hari itu hingga terasa menyengat di kulit ku berjalan sejauh itu, membuat ku kepanasan dan berkeringat.

Begitu sampai di rumah aku langsung merebahkan diri di sofa ruang tamu.

"Ugh, capeknya sekolah benar-benar melelahkan!" keluhku. Belum sempat menoleh ke kiri dan kanan pandangan ku tertuju ke pintu kamar ku yang terbuka. Terpaksa aku harus bangun untuk memastikan siapa yang berada di kamarku siang-siang ini. Sontak aku melotot melihat siapa yang sudah terkapar di kasurku.

"Reyhan!" teriak ku. "Sejak kapan kamu di kamar ku?

Bangun... bangun... siapa yang menyuruh mu tidur di sini hah!" hardik ku kesal.

Sontak Reyhan membuka bola matanya kaget mendengar teriakan ku.

"Hugh ngagetin aja, gangguin orang lagi tidur dosa tau! lagi enak tidur juga," Keluhnya.

"Heh... Bangun! sadar tidak ini kamar siapa?"

"Iya, sadar kok sabar... kepalaku pusing Tan. Maaf aku ketiduran di kamar mu," ucap Reyhan lemah.

"Apa kamu sudah tidak di akui di keluarga mu lagi, hingga sampai tertidur di rumah orang? ini tu kamar perempuan Rey... kenapa lancang banget sampai masuk dan tertidur pula." Aku tidak habis pikir pada Reyhan kenapa dengan bebasnya keluar, masuk rumah ku dan masuk kamar ku juga tanpa seijin ku.

"Benar-benar keterlaluan kamu Rey." Intan geleng kepala.

"Maaf deh Tan, aku tidak minta ijin dulu ke kamu mau masuk kamar tapi, Bik Minah udah tau kok aku ada di sini," jelas nya beralasan.

"Kebiasaan ya kamu Rey!" bentak ku lagi.

Aku menjewer telinga Reyhan sampai merah. Setelah nya menjerit aku baru puas dan melepaskan nya. Rumah Reyhan dari rumah ku hanya berjarak lima langkah saja oleh sebab itulah dia dengan bebasnya pergi hilir mudik kerumah ku kadang sampai tidak ingat pulang.

"Kamu kenapa tinggalin aku sih!" gerutu ku kesal.

"Aku tiba-tiba pusing Tan, makanya aku balik duluan mau tunggu kamu masih lama, aku langsung ke puskesmas berobat dan langsung ke sini deh.

Mungkin efek obat tadi aku jadi ngantuk makanya sampai ketiduran di kamar ini," jelas Reyhan.

"Alla... paling itu cuma alasan kamu doang, pengen cobain kasur baru ku kan? Enak saja kamu!" cetus ku sedikit pamer.

"Uh pamer ya... Oya hari ini ibu mu masak apa nya?" Reyhan semangat bangun dan beranjak.

"Gak tau tuh, lihat aja sendiri," ucap ku acuh. Setelah Reyhan pergi ke dapur aku langsung berganti baju.

"Tan... Ibu masak spesial hari ini ayo buruan sini...!" teriak Reyhan dari dapur.

"Duh si Reyhan bikin sebel aja kenapa juga teriak-teriak di dapur," cibir ku.

"Asik ada ayam goreng krispi Tan...," teriak nya lagi.

"Jangan salahkan aku jika ayam goreng nya ku habisin,"

"Ayam goreng krispi." mataku mengerjap menghayal tentang makanan itu.

"Si*lan tu tamu udah tidur enak makan enak pula sampai jatah makan ku mau diembat nya juga. Awas ya kalau dihabiskan ayam goreng nya," teriak ku memperingatkan Reyhan.

Secepatnya aku melangkah kan kaki ku menuju dapur untuk mengambil jatah makan ku sebelum Reyhan yang menghabiskan nya. Beruntung masih ada dua potong jatah ku, aku pun dengan lahap nya menyantapnya. Reyhan sudah selesai makan di saat ku masih makan ia meminum air dan mengeluarkan sendawa nyaring.

"Astaga Reyhan jorok banget sih!" satu pukulan ku hantam kan ke perut Reyhan yang sudah membuncit kekenyangan itu. Ia pun menjerit kesakitan aku terseyum puas melihat nya.

"Makanya jadi orang jangan jorok, gak sopan banget bikin jijik aja!" ucap ku dongkol. Terpaksa aku menghabiskan nasi dan lauk ku padahal aku sangat mual mendengar Reyhan yang bersendawa, tapi karena masih lapar aku pun melahapnya sampai bersih.

Terpopuler

Comments

Hesty Real

Hesty Real

jauh juga rumah mu Tan,

2024-02-29

0

ᵗʷᵒᗷ.ᶻ

ᵗʷᵒᗷ.ᶻ

hadeh sumpah dah Napa juga si Rey bobo di kamar nya intan, pake alasan pusing lg

2023-05-13

1

ॐ𝓫⋰

ॐ𝓫⋰

coba cuma dikasih buku komik aja dah bahagia bngt tuh bocah

2023-05-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Perkenalan
2 Bab 2. Siapa yang mereka bicarakan?
3 Bab 3. Tamu tidak tau diri
4 Bab 4. Teringat masa lalu
5 Bab 5. Sikap konyol Reyhan.
6 Bab 6. Gara-gara kue
7 Bab 7. Nama nya Bara?
8 Bab 8. Sikap usil Reyhan.
9 Bab 9. Rasa jengkelku
10 Reyhan buat ku kesel
11 Musibah membawa berkah
12 Ternyata dia pangeran yang selalu ku rindukan
13 Pagi yang mengesankan
14 Tidak seperti dulu
15 Siapa tamunya?
16 Hari yang menegangkan.
17 Timbul masalah
18 Jadian
19 Di bolehin pacaran
20 Suatu Pagi.
21 Hinaan Reyhan padaku.
22 Kekecewaan
23 Hubunganku dengan Reyhan kembali membaik
24 Kekecewaan kembali hadir.
25 Reyhan berhasil menenangkan aku
26 Kesedihanku
27 Permintaan Bara
28 Persahabatan jadi permusuhan.
29 Mimpi indah di siang bolong
30 Merasakan hal yang aneh.
31 Gelisah
32 Tunyul rambut panjang
33 Sikap aneh Bara
34 Ucapan mereka tentang Bara
35 Dinner
36 Aku dimarahi Papa
37 Reyhan melabrak Bara yang asyik berduaan
38 Keluar bersama Reyhan
39 Reyhan Melabrak Bara
40 Terciduk lagi. (Sambungan bab 39 )
41 Berakhir lah sudah...
42 Hilang kendali
43 Semuanya sudah berlalu...
44 Tidak dapat ijin dari Mama
45 Mencari jejak Reyhan
46 Akhirnya mendapat ijin dari Mama
47 Saat di rumah Nenek
48 Tiba-tiba kangen Reyhan.( Penelpon misterius)
49 Siapa Dia?
50 Rasa penasaran
51 Akhirnya ku temukan pangeran impianku (TAMAT)
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1. Perkenalan
2
Bab 2. Siapa yang mereka bicarakan?
3
Bab 3. Tamu tidak tau diri
4
Bab 4. Teringat masa lalu
5
Bab 5. Sikap konyol Reyhan.
6
Bab 6. Gara-gara kue
7
Bab 7. Nama nya Bara?
8
Bab 8. Sikap usil Reyhan.
9
Bab 9. Rasa jengkelku
10
Reyhan buat ku kesel
11
Musibah membawa berkah
12
Ternyata dia pangeran yang selalu ku rindukan
13
Pagi yang mengesankan
14
Tidak seperti dulu
15
Siapa tamunya?
16
Hari yang menegangkan.
17
Timbul masalah
18
Jadian
19
Di bolehin pacaran
20
Suatu Pagi.
21
Hinaan Reyhan padaku.
22
Kekecewaan
23
Hubunganku dengan Reyhan kembali membaik
24
Kekecewaan kembali hadir.
25
Reyhan berhasil menenangkan aku
26
Kesedihanku
27
Permintaan Bara
28
Persahabatan jadi permusuhan.
29
Mimpi indah di siang bolong
30
Merasakan hal yang aneh.
31
Gelisah
32
Tunyul rambut panjang
33
Sikap aneh Bara
34
Ucapan mereka tentang Bara
35
Dinner
36
Aku dimarahi Papa
37
Reyhan melabrak Bara yang asyik berduaan
38
Keluar bersama Reyhan
39
Reyhan Melabrak Bara
40
Terciduk lagi. (Sambungan bab 39 )
41
Berakhir lah sudah...
42
Hilang kendali
43
Semuanya sudah berlalu...
44
Tidak dapat ijin dari Mama
45
Mencari jejak Reyhan
46
Akhirnya mendapat ijin dari Mama
47
Saat di rumah Nenek
48
Tiba-tiba kangen Reyhan.( Penelpon misterius)
49
Siapa Dia?
50
Rasa penasaran
51
Akhirnya ku temukan pangeran impianku (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!