Pagi-pagi aku dikejutkan seseorang yang tanpa sengaja menabrak ku dari belakang. Aku merasa dongkol menghentikan langkah anak itu.
"Hey... kalau jalan liat-liat ya!" seru ku.
"Maaf Kak buru-buru." jawab nya.
"Buru-buru mau kemana? alasan saja ini kan masih awal," cetus ku.
Anak gadis itu tidak menghiraukan ucapan ku ia langsung pergi berlari mengikuti segerombolan anak gadis lainnya.
"Mereka mau kemana sih rame banget sambil lari-lari lagi," ucap ku.
Aku mencoba mengikuti mereka dengan berjalan pelan ternyata mereka menuju kelas sebelah.
"Ngapain mereka berdesakan ke kelas sebelah," tanya ku merasa penasaran.
Aku mencoba ikut mengintip apa yang mereka pertontonkan. Tapi sia-sia, yang terlihat hanya kepala anak-anak yang berdesakan.
"Sebenarnya kalian lihat apaan sih?" tanya ku pada salah satu anak. Tapi anak itu tidak ngerespon ku aku pun semakin penasaran dengan terpaksa nya aku berjinjit agar dapat terlihat tetapi percuma saja tetap saja aku tidak dapat melihat apapun yang istimewa selain anak-anak yang mau masuk berdesakan. Seketika itu amarah ku berapi-api aku pun berteriak.
"Hey bubar-bubar!" ucap ku dengan lantang.
Semua terdiam dan menoleh ke arahku.
"Ini sebenarnya ada apa? dari tadi aku bertanya tapi tidak ada seorang pun yang menjawab benar-benar keterlaluan yah kalian!" cetus ku.
Suara hiruk pikuk menjadi senyap seketika. Semua anak cewek yang ada di depan ku bergegas minggir.
Bahkan anak yang tadi ku tanyain menatap ku ketakutan. Aku melototi nya sehingga ia menjauh dari ku.
Aku mencoba meredam emosi ku mencoba untuk bersabar. Aku pun masuk ke kelas itu. Anak-anak yang berdesakan tadi memberi ku jalan agar bisa masuk. Aku melihat sekeliling tidak ada siapa-siapa selain anak cowok yang duduk di atas meja yang di kerumuni anak-anak cewek. Kayak gula aja🤭 dikerumuni semut. Aku pun tertawa melihat tidak ada tontonan yang menarik hanya demi melihat seorang anak cowok mereka rela berdesakan hingga memenuhi kelas.
"Dasar ge*it kalian! cowok begitu aja dikerumuni," dengusku. Aku pun memilih keluar kelas karna terasa gerah di dalam kelas itu.
Tadi nya aku ingin masuk ke kelas itu tapi aku berpikir dua kali Karna itu tidak penting bagi ku. Semakin lama semakin ramai saja anak-anak cewek bergerombol pergi ke ruangan itu tadi.
Rasa penasaran ku kembali kumat di saat melihat seorang anak gadis yang berlari baru keluar dari ruangan itu. Aku menarik nya dan mengehentikan langkah nya.
"Kenapa kamu berlari-lari ada apa sebenarnya di ruangan itu?" tanya ku.
"Ada... ada... "
"Ada apa?" tanya ku tidak sabar.
"Itu jawaban nya!" tunjuk anak itu.
Seseorang baru saja keluar dari dalam ruangan itu sederet anak-anak itu pun mengikuti nya dibelakang.
"Hah, apa dia seorang artis? Sampe segitu nya mereka ikutin kemana-kemana?"
Aku geleng kepala melihat anak-anak itu rela berdesakan demi melihat seorang anak cowok itu.
"Kurang kerjaan banget sih kalian, aku kira tadi kalian menonton apaan dasar cewek ge*it kalian! dengusku kesal dan berlalu dari tempat itu menuju ruang kelasku.
🍁🍁🍁
Hari ini cuaca sangat panas hingga menyengat di kulitku. Tidak biasanya langit sebersih ini matahari tampak bersinar terang di langit aku mengusap keringat yang menetes di keningku.
Aku duduk di kantin sekolah tempat ku nongkrong sambil menikmati cemilan kesukaan ku. Mendadak Reyhan muncul di hadapan ku entah dari mana tiba-tiba saja ia langsung duduk di dekat ku aku kaget dan meliriknya sekilas lalu mengganggap nya tidak ada. Aku gak ada mood mau mengobrol aku tidak menghiraukan dia yang mengajakku mengobrol. Aku terus makan cemilan enak ku tanpa menawari Reyhan.
"Kalau dilihat dari cara mu makan kelihatannya cemilan itu enak banget ya Tan," ucap Reyhan tampak menelan ludah.
"Mau?" tanya ku basa-basi, Reyhan langsung menjawab
Iya mau Tan, tapi sayang sebelum Nia mengambil aku buru-buru mengambil nya lebih dulu.
"Hem, gimana sih katanya tadi nawarin tapi diembat juga," gerutu Reyhan dengan wajah kesalnya.
Intan terseyum kecut. "Kalau mau beli aja sendiri, enak saja minta bagian gratis," cibir Intan dengan gayanya.
"Bilang aja kamu pelit gak mau kasi makan sendiri mulu, tapi giliran aku yang makan selalu minta bagian," cetus Reyhan penuh dendam. Ia beranjak dari tempat duduknya segera memesan cemilan juga ingin balas dendam pada intan.
Sesaat Reyhan pergi dan kembali membawa 3 potong kue Ia duduk di samping ku lagi. Kali itu giliran dia yang membuat ku ngiler ia makan kue tersebut sambil melirikku.
"Apa lihat-lihat mau?" tawar Reyhan padaku.
"Gak mau, udah kenyang," tolak ku pura-pura karna malu mau minta.
"Oh bagus deh kalau begitu," ucap Reyhan tampak tersenyum emang awal nya ia cuma iseng nawarin.
Setelah makam satu potong kue tersebut Reyhan terdiam dan berhenti mengunyah.
"Ada apa Rey...?" tanya ku ingin tau.
"Rasa kue ini kok aneh ya, hambar lagi," ujar Reyhan.
"Hambar gimana?" tanya ku heran karena aku tadi makan rasa enak saja.
"Rasanya tawar dan agak aneh di mulut," jelas Intan.
"Hem, mungkin kamu lagi sariawan Rey," ucap intan menebak.
"Iya mungkin." Reyhan mencoba makan satu potong lagi ternyata masih saja rasanya tidak enak di lidah Reyhan ia menaruh potongan kue tersebut ke piring lagi.
"Kalau lagi sariawan mah gak boleh makan yang beginian Rey, ntar sariawan nya parah lagi. ujar intan menasehati.
"Iya Tan, mulut ku jadi aneh nih, makan kue itu. Tapi kalau kue nya gak enak kenapa kamu lahap makan kue itu tadi?" Reyhan jadi bingung.
"Kamu gak tau cara makan nya sih, makanya liatin cara orang makannya," ucap intan terseyum licik.
Emang ada caranya? Bagaimana cara makan nya...?" tanya Reyhan ingin tau.
"Pertama-tama kamu gigit ujung kue itu celup kan di teh dan telan. Jadi deh enak nya." terang Intan terseyum. Kue yang tadi berada di tangan ku sudah berpindah di perut ku aku jadi cukup kenyang.
"Apa kamu sudah ngerti?" ucap ku.
"Hem, itu sih mau kamu aja makan kue nya Tan," ucap Reyhan kesal.
Intan geleng kepala melihat perilaku Reyhan yang gampang di bohongi.
Apa mau aku ajarin lagi kebetulan kue tersebut masih ada satu intan tidak menyiakan kesempatan.
Aku mulai menggigit kue tersebut lalu menyodorkan nya kembali ke Reyhan. "Ini kue mu!"
Aku baru sadar kalau Reyhan baru makan sedikit kue nya.
"Gak! enak saja sudah di gigit si kasi ke aku. Menjijikan bekas mulut mu."
"Benar nih gak mau? ya sudah aku makan aja," seketika kue ludes di lahap ku Reyhan cuma memperhatikan ku saja dengan sinisnya.
"Dasar licik pokok nya aku gak mau tahu kamu harus ganti kue ku," cetus Reyhan pada Intan.
"Lho kok pake ganti segala sih, bukan nya kamu tadi yang bertanya cara makan kue biar keliatan enak." jelas intan geleng kepala.
"Tapi aku kan cuma ingin tau caranya bukan suruh kamu yang makan, enak saja kamu aku gak mau tau kamu harus ganti kue aku titik," ujar Reyhan merasa dongkol.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Acrika Gifasya
Ya ampun namanya juga fans, kalau fansnya Oppa pasti kesulitan untuk di gapai. Jika fansnya orang di sekitar yang dekat tidak menutup kemungkinan jika mau berusaha ya kan? 😁
2023-04-29
2
Hem mungkin Kamu juga akan jadi genit saat melihat Bara 🤭
2023-04-29
1
Waduh aku takut diabetes kalau ikutan nimbrung...
2023-04-29
1