Bab 2. Siapa yang mereka bicarakan?

Dua gorengan ludes di lahap ku dan teh es juga hampir kering ku sedot yang tersisa hanya es batu nya saja. Aku pun kembali ke kelas karna sebentar lagi jam masuk sudah di mulai.

Di saat aku beranjak pergi Reyhan menemui ku lagi ia memperhatikan ku dengan detail.

"Ada apa?" tanya ku.

Reyhan diam sejenak merasa ragu ternyata ia mau mengajakku pulang bareng nanti aku pun mengiyakan ajakan nya kebetulan hari ini Papa sibuk jadi aku menerima tawaran Reyhan untuk pulang bareng. Sejak hari itu kami selalu pulang sama-sama.

🍂🍂

Pagi itu aku baru tiba di sekolah. Aku berjalan menyusuri koridor sekolah. Sekilas mata ku melirik anak berkaca mata tebal yang kemarin menyenggol ku terlihat dia sedang mengobrol dengan seorang anak laki-laki. Seperti nya ia membicarakan hal serius hal itu membuat ku jadi penasaran.

"Mereka lagi bicarakan apa ya?" batin ku kepo.

Saat itu aku diam-diam menguping pembicaraan mereka ternyata mereka sedang membicarakan seseorang tapi tidak jelas siapa yang di bicarakan aku tersinggung saat mereka bilang gadis galak karena aku sadar dengan sikap ku selama ini tampak galak tapi aku terpaksa melakukan nya karna aku tidak mau ada orang yang mencoba merendah kan ku aku memilih jadi gadis galak biar semua orang segan padaku. Tapi jujur sebenarnya aku orang nya lembut tapi aku trauma dengan sikap itu karna awal nya aku jadi bullyan anak-anak sewaktu SMP. Aku tidak mau terulang kembali saat SMA sekarang ini.

Desiran darah ku mengalir hal itu membuat ku panas hati di saat kedua orang itu membicarakan ada cewek galak dan pemalas di sekolah ini.

Sontak ku gulung lengan baju ku karna aku tarsinggung dengan pembicaran mereka. Aku meraih pundak anak laki-laki lawan bicara gadis berkacamata tebal itu hari itu.

Dengan gugup nya ia menoleh dan berkata

"Maaf Kakak ada apa?" tanya ya gugup.

"Kakak, kakak perasaan ibu aku gak pernah lahirin kamu deh kenapa panggil aku kakak. aku juga gak pernah ada adik seperti kamu!" cetus ku tidak terima di panggil kakak oleh si cowok culun itu.

"Apa sebenarnya yang kalian bicarakan?" tanya ku dengan mata melotot.

"A- anu kami sedang membicarakan seseorang," jawab anak culun itu dengan jujur.

"Siapa dia!" cetus ku.

"Ti-tidak tau namanya, tapi menurut info dia gadis galak dan sok jago." jelas anak culun itu.

"Siap namanya? ayo sebutin." ucap ku

"Tanya aja sama Jasmin aku juga gak tau kak dia cuma membicarakan nya pada ku itu gadis udah malas galak lagi berteman pun sama laki-laki," jelas Tino anak laki-laki culun itu.

"Oh, apa kamu pernah ketemu gadis galak dah pemalas itu?" tanya ku.

"Be-belum," jawab nya terbata-bata.

Si gadis yang berkacak mata tebal itu sudah pucat dan gemetaran.

"Siapa nama nya gadis yang kalian ceritakan itu!" bentak ku sambil mengepalkan tangan ku ke arah mereka siap menghajar kedua muka mereka yang sudah lancang membicarakan ku. Wajah si culun itu memucat dan gelang-geleng kepala beberapa kali dia melirik cewek berkaca mata tebal yang bernama Jasmin itu. Sayang nya cewek itu juga shok gak berani buka suara.

Aku terus memaksa mereka menyebut kan siapa yang mereka bilang gadis galak dan pemalas itu. Cowok culun itu menoleh ke kanan ke kiri tidak ada orang yang membantu nya termaksud Jasmin yang mengajak nya bicara tadi perlahan-lahan menjauh dari kami menyelamatkan dirinya.

Aku berkacak pinggang. "Jawab siapa dia...!" bentak ku lagi semakin memanas.

"Gak tau kak, sumpah aku beneran gak tau namanya karna belum di kasi tau si Jasmin.

"Oh jadi yang tadi mananya Jasmin, awas saja dia tidak mau bilang siapa gadis yang di bicarakan itu.

Aku masih mengepalkan tangan ku belum sempat aku luncurkan ke wajah si culun itu, tiba-tiba ada seorang yang memanggilku.

"Huh gagal deh si culun ini mati jantungan karna ku," Batinku.

Tapi aku cukup puas sudah membuat nya gemetaran hingga celana si culun tampak basah seperti nya ia mengompol di celana.

Aku pun tertawa dan membiarkan nya lolos.

Lagi-lagi aku duduk di ruangan Pak Chandra ruangan yang tidak asing lagi bagi ku.

Minimal dua atau tiga kali dalam sebulan aku pasti berada di sini untuk di adili karna kenakalan ku.

"Intan... Intan...," desah nya bosan.

"Kenapa sih selalu buat keonaran di sekolah ini?" tanya Pak Chandra.

"Tidak! aku tidak melakukan apa-apa sebenarnya aku cuma..." aku tidak melanjutkan kata-kataku.

"Di bilangin berkali-kali masih ngeyel kenapa si Tan...?" Pak Chandra tidak habis pikir.

"Om dengerin dulu, sebenarnya aku cuma membela diriku saja masa aku harus dia di saat ada anak-anak yang berani ngata-ngatain aku macam-macam sih? Meraka sudah menginjak-injak harga diriku Om..." ucap ku mengadu berharap Om Chandra mengerti dan memaafkan ku.

"Emang mereka ngata-ngatain kamu apa?" tanya Pak Chandra.

"Mereka bilang aku gadis galak dan pemalas Om," ucap ku.

"Itu kenyataan nya, kamu harus terima jangan balik marah makanya jadi anak kalau tidak mau di katain yang tidak-tidak berhenti berbuat begitu. Bukan nya malah nyolot di bilangin dan satu hal lagi saya peringatkan. Jangan panggil Om kalau di sekolah ini. gak enak sama yang lain." cetus Om Chandra padaku. Memang Pak Chandra adalah Om ku alias adik Papa.

"Iya Om maaf. Tapi kan sekarang lagi gak ada orang." ucapku.

"Untuk saat ini saya ampuni kesalahan mu tapi ingat jika suatu saat lagi ada laporan tentang kenakalan mu atau om lihat sendiri om juga tidak akan segan-segan bilang ke Papa mu bahwa kamu anak yang bandel disekolah ini biar kamu di kirim ke luar negeri mau?" ancam Om Chandra.

"Ngak mau Om jangan! aku takut sekali kalau ayah dan ibu sempat mengirim ku keluar negeri." ucap ku cemas.

"Takut kan pada ancaman?" Om Chandra menantang ku.

"Ya takut lah Om masa ngak...!" cetus ku manyun.

"Kalau kamu takut pada ancaman orang lain juga begitu. Jangan sekali-kali kamu menjahili anak-anak lemah seperti tadi kamu bentak-bentak dan kamu ancam kalau masih di ulangi maka om yang akan bertindak." ancam Pak Chandra lagi.

"Ya Om... Intan janji gak kan berbuat seperti tadi." lirih ku sambil menunduk.

"Benar gak kan buat lagi? atau cuma sekedar mau bohongi bapak?" Pak Chandra ragu.

"Gak Om..! benaran gak buat lagi. jawab ku terpaksa.

"Jangan panggil Om kalau di sekolah!" bentak Pak Chandra geram.

"Duh galak banget sih... !" aku menggigit bibir ku kena gertak Om Chandra aku merasa takut.

"Iya-iya Om eh Pak... ucap ku salah-salah karna sudah terbiasa di rumah panggil Pak Chandra dengan sebutan Om.

Terpopuler

Comments

Tuti Astriya

Tuti Astriya

Dasar cewek judes kamu intan

2023-05-21

1

☯︎B ᴢᴀʀ⋰

☯︎B ᴢᴀʀ⋰

wkwk, bagus om ancam aja noh si intan biar kapok

2023-05-13

0

⍱ॐᗰε ⋰

⍱ॐᗰε ⋰

harus nya saat di bully jngn malah balas membully. Main aman aja, bukti kan klo elu bs tegas dan percaya diri maka orlan pasti tidak akan merendahkan elu lg

2023-05-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Perkenalan
2 Bab 2. Siapa yang mereka bicarakan?
3 Bab 3. Tamu tidak tau diri
4 Bab 4. Teringat masa lalu
5 Bab 5. Sikap konyol Reyhan.
6 Bab 6. Gara-gara kue
7 Bab 7. Nama nya Bara?
8 Bab 8. Sikap usil Reyhan.
9 Bab 9. Rasa jengkelku
10 Reyhan buat ku kesel
11 Musibah membawa berkah
12 Ternyata dia pangeran yang selalu ku rindukan
13 Pagi yang mengesankan
14 Tidak seperti dulu
15 Siapa tamunya?
16 Hari yang menegangkan.
17 Timbul masalah
18 Jadian
19 Di bolehin pacaran
20 Suatu Pagi.
21 Hinaan Reyhan padaku.
22 Kekecewaan
23 Hubunganku dengan Reyhan kembali membaik
24 Kekecewaan kembali hadir.
25 Reyhan berhasil menenangkan aku
26 Kesedihanku
27 Permintaan Bara
28 Persahabatan jadi permusuhan.
29 Mimpi indah di siang bolong
30 Merasakan hal yang aneh.
31 Gelisah
32 Tunyul rambut panjang
33 Sikap aneh Bara
34 Ucapan mereka tentang Bara
35 Dinner
36 Aku dimarahi Papa
37 Reyhan melabrak Bara yang asyik berduaan
38 Keluar bersama Reyhan
39 Reyhan Melabrak Bara
40 Terciduk lagi. (Sambungan bab 39 )
41 Berakhir lah sudah...
42 Hilang kendali
43 Semuanya sudah berlalu...
44 Tidak dapat ijin dari Mama
45 Mencari jejak Reyhan
46 Akhirnya mendapat ijin dari Mama
47 Saat di rumah Nenek
48 Tiba-tiba kangen Reyhan.( Penelpon misterius)
49 Siapa Dia?
50 Rasa penasaran
51 Akhirnya ku temukan pangeran impianku (TAMAT)
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1. Perkenalan
2
Bab 2. Siapa yang mereka bicarakan?
3
Bab 3. Tamu tidak tau diri
4
Bab 4. Teringat masa lalu
5
Bab 5. Sikap konyol Reyhan.
6
Bab 6. Gara-gara kue
7
Bab 7. Nama nya Bara?
8
Bab 8. Sikap usil Reyhan.
9
Bab 9. Rasa jengkelku
10
Reyhan buat ku kesel
11
Musibah membawa berkah
12
Ternyata dia pangeran yang selalu ku rindukan
13
Pagi yang mengesankan
14
Tidak seperti dulu
15
Siapa tamunya?
16
Hari yang menegangkan.
17
Timbul masalah
18
Jadian
19
Di bolehin pacaran
20
Suatu Pagi.
21
Hinaan Reyhan padaku.
22
Kekecewaan
23
Hubunganku dengan Reyhan kembali membaik
24
Kekecewaan kembali hadir.
25
Reyhan berhasil menenangkan aku
26
Kesedihanku
27
Permintaan Bara
28
Persahabatan jadi permusuhan.
29
Mimpi indah di siang bolong
30
Merasakan hal yang aneh.
31
Gelisah
32
Tunyul rambut panjang
33
Sikap aneh Bara
34
Ucapan mereka tentang Bara
35
Dinner
36
Aku dimarahi Papa
37
Reyhan melabrak Bara yang asyik berduaan
38
Keluar bersama Reyhan
39
Reyhan Melabrak Bara
40
Terciduk lagi. (Sambungan bab 39 )
41
Berakhir lah sudah...
42
Hilang kendali
43
Semuanya sudah berlalu...
44
Tidak dapat ijin dari Mama
45
Mencari jejak Reyhan
46
Akhirnya mendapat ijin dari Mama
47
Saat di rumah Nenek
48
Tiba-tiba kangen Reyhan.( Penelpon misterius)
49
Siapa Dia?
50
Rasa penasaran
51
Akhirnya ku temukan pangeran impianku (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!