Di rumah besar,
Raymond terkejut melihat gadis itu lagi. Gadis yang dia temui di pesta satu bulan yang lalu. Kini gadis itu datang lagi dan membuat masalah baru untuknya.
"Kau!?"
"Apa mau mu?" tanya Raymond dengan geram.
"Kenapa kau datang ke rumahku dan bicara ngelantur pada ayah dan ibuku," ucapnya lagi.
Dengan geram Raymond menutup pintu dan berdiri di hadapan Veronika. Menatapnya dengan dingin.
"Aku hamil. Kau harus menikahiku...."
"Apa!?" Tentu saja Raymond semakin geram dengan gadis tidak waras ini. Pertama dia yang memaksanya untuk berhubungan, dan kini dia menuntut untuk di nikahi.
"Aku tidak akan menikah denganmu! Aku sudah bertunangan! Dan sebaiknya menjauh dari kehidupan ku juga keluarga ku!"
Kini Veronika menatap tajam mata Raymond. Dia sudah menduganya jika Raymond akan menolak dirinya. Dia lalu tersenyum menyeringai.
"Jika kau tidak mau menikah denganku. Aku pastikan akan membuat anakmu menjadi pengemis di jalanan!"
"Apa!?" Raymond terbelalak. Lagi-lagi wanita ini mengancamnya.
"Dia anakmu! Bukan anakku!" kata Raymond dengan mata merah menyala.
"Dia darah dagingmu!" Jawab Veronika dengan suara serak penuh tekanan pada setiap katanya.
"Keluar dari rumahku!"bikini Raymond berteriak dan kehilangan kesabaran.
Raymond menarik Veronika keluar dari kamar tamu itu. Raymond lalu membawanya melewati ruang tamu yang luas dan mendorongnya keluar dari pintu utama.
"Kau pikir aku akan menikahimu! Tidak akan!" ucap Raymond lagi.
Raymond lalu menutup pintu Dengan suara yang keras. Veronika bahkan sampai kaget mendengar suara gebrakan pintu yang beradu.
Kurang ajar! umpat Veronika.
Berani sekali kau mengusirku! Jika aku tidak bisa masuk ke keluarga ini, maka aku akan bangkrut. Aku sudah membayar mahal Doni untuk semua misi ini. Aku sudah mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Bagaimana pun caranya. Aku harus bisa masuk ke keluarga Raymond. Dan menjadi nyonya Raymond.
Veronika berjalan dan menoleh sekali lagi ke pintu yang tertutup itu sebelum akhirnya meninggalkan rumah Raymond.
Aku harap dia benar-benar pergi dan tidak akan kembali, kata Raymond dalam hati.
.
Tiga bulan kemudian,
Di rumah sakit,
Kehamilan Veronica sudah semakin besar. Dia baru saja pergi ke dokter dan melakukan USG untuk mengetahui jenis kelamin bayi didalam kandunganya. Dia sangat berharap jika bayi ini laki-laki. Karena jika bayi yang dia kandung perempuan maka rencananya akan gagal total. Tentu saja keluarga Raharja yang kaya raya itu akan menolaknya jika dia hamil anak perempuan. Yang mereka inginkan sebagai pewaris selanjutnya adalah anak laki-laki.
Dan saat membuka kertas dari dokter, wajahnya tersenyum senang. Karena ternyata bayi yang dia kandung adalah laki-laki.
"Tenang ya nak. Kamu akan lahir sebagai putra konglomerat. Jangan seperti ibu. Ibu lahir dari keluarga miskin, dan cukup hanya aku yang mengalaminya. Putraku akan lahir sebagai anak konglomerat dan akan di hormati semua orang,"
Veronika melipat kertas itu dan akan dia tunjukkan pada keluarga Raharja.
.
Di hotel,
Malam ini, Raymond dan Kanaya akan menikah. Semua orang sangat bahagia dan berkumpul di hotel di mana pesta itu di lakukan. Ayahnya Kanaya juga terlihat sangat bahagia, saat melihat putrinya memakai gaun pengantin.
"Kau terlihat cantik nak...." ucap papanya.
"Benarkah ayah?" tanya Kanaya dengan wajah tersipu malu.
Tiba-tiba pintu kamar riasnya di buka oleh seseorang. Dan wanita ini adalah Veronika.
"Maaf.....aku masuk tanpa mengetuk pintu. Bisakah kita bicara hanya berdua saja?" tanyanya.
"Tapi aku tidak mengenalmu...." jawab Kanaya yang sudah rapi dan siap ke pelaminan.
"Aku Veronika,"
"Ayah....bisakah tinggalkan kami hanya berdua saja?" tanya Kanaya pada ayahnya.
"Baik nak....ayah akan keluar dulu...."
Veronika lalu melangkah mendekati Kanaya. Dia tersenyum manis dan memegang ujung baju yang saat ini di pakai Kanaya.
"Gaunnya sangat indah. Ini pasti mahal...." ucapnya.
"Ohh, Nyonya Palupi yang memilih gaun ini untukku," jawab Kanaya.
"Hem, kelihatannya keluarga Raymond sangat menyukaimu..." ucap Veronika dan kini dia mulai pura-pura menangis.
"Hiks.....hiks....."
"Apa yang terjadi? Kenapa kau menangis?" tanya Kanaya sedikit bingung melihat Veronika tiba-tiba menangis.
Veronika hanya diam saja. Dan Kanaya terus kebingungan melihat wanita di hadapannya menangis semakin keras.
"Katakan....kenapa kau menangis?"
"Aku tidak bisa mengatakannya...." Veronika mulai berakting untuk meraih misinya.
"Katakan saja....."
"Aku mengandung anak Raymond. Saat di pesta beberapa bulan yang lalu. Dia merampas keperawanan ku. Dan saat aku menuntut nya agar menikahiku. Dia menolaknya karena kau dan dia sudah bertunangan. Dan sekarang kehamilanku sudah empat bulan. Katakan Kanaya.....apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus menggugurkan kandungan ku.....? Agar Raymond dan kau tetap bisa menikah?"
Pyaaaaaarrrr!
Gelas didekat Kanaya pecah.
Ayahnya masuk kedalam.
"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya ayahnya ketika mendengar suara gelas pecah itu.
Kanaya hanya diam dan bahunya naik turun dengan cepat seperti nafasnya yang menderu.
"Ayah........" Kanaya menangis dalam pelukan ayahnya.
"Ada apa nak?" Ayahnya nampak cemas melihat wajah pucat putrinya. Tadi begitu bahagia tapi kenapa kini wajahnya menjadi sangat pucat?"
"Mari kita pergi dari sini ayah. Aku tidak akan menikah dengan Raymond. Wanita ini sedang hamil anaknya. Bagaimana aku bisa menikah dengannya setelah aku tahu kebenaran ini? Dan syukurlah semua belum terlambat...." Kanaya langsung pergi keruang ganti, melepaskan gaun yang dia pakai dan memberikannya pada Veronika.
"Pakailah ini! Dan menikahlah dengan Raymond!" ucap Kanaya dengan menahan isak tangisnya.
Ayahnya, pak Jamal berdiri dengan terpana melihat putrinya memberikan gaun pengantin itu pada wanita ini.
"Ayah...mari kita pergi?!" kata Kanaya menatap ayahnya.
"Tapi nak....." ayahnya bingung dengan semua ini.
"Dia hamil ayah. Dan anak itu adalah darah daging Raymond. Bagaimana aku bisa menikah dengannya?"
"Apa!?" Pak Jamal terkejut dengan kenyataan ini. Pak Jamal lalu memeluk putrinya dan mengusap airmatanya. Pak Jamal sendiri hancur dan meneteskan airmata karena kenyataan pahit yang harus di alami putrinya.
Dengan berlinang air mata, Kanaya menggandeng ayahnya keluar dengan menyelinap dari kamar rias itu. Mereka menuruni tangga darurat dan naik taksi untuk pergi ke stasiun kereta api.
"Kita mau kemana nak?"
"Ayah....mari kita tinggalkan kota ini. Kita tinggal di desa saja. Aku tidak sanggup lagi tinggal di kota ini...."
Ayahnya masih bingung dengan keputusan anaknya yang mendadak untuk meninggalkan kota. Tapi melihat anaknya yang begitu sedih, diapun mengangguk setuju.
.
Di ruang rias pengantin,
Didalam kamar, Veronika segera memakai gaun yang di berikan oleh Kanaya. Dia tersenyum lebar dan mengelus perutnya berulang kali.
"Ayo nak....kita temui keluarga ayahmu...." ucap Veronika pada bayi yang ada didalam kandungan nya.
Veronika menghias wajahnya sendiri dan menutup wajahnya dengan tirai pengantin. Dan semua orang akan menyangka jika dia adalah Kanaya.
"Kalian akan terkejut setelah tirai ini di buka. Dan jika ada yang berani mengusirku lagi. Akan aku pastikan video di hotel itu tersebar luas. Aku tidak peduli dengan harga diriku. Tapi aku yakin jika keluarga Raharja pasti peduli dengan kehormatannya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments