Bab 5 Jangan temui dia

Di rumah sakit bersalin.

Tuan Raharja dan Nyonya Palupi sangat bahagia ketika cucunya terlahir ke dunia. Dan benar saja, wajahnya sangat mirip dengan Raymond, putranya. Artinya gadis bernama Veronika itu tidak berbohong. Dan yang dia kandung memang benar keturunan dari putranya.

"Cucu kita mirip sekali dengan Ray saat masih kecil ya pah?" ucap istrinya.

"Benar mah....sangat mirip...."

Veronika tersenyum bahagia melihat putranya sudah lahir dengan selamat. Tidak ada kekurangan suatu apapun. Terlebih saat melihat kedua mertuanya tidak berhenti menggendong cucunya.

"Akhirnya semua berjalan seperti yang aku inginkan...!" batin Veronika dalam hati.

Sementara Raymond mual karena tadi menemani Veronika saat melahirkan di ruang operasi. Diapun berjalan-jalan keluar. Dan saat itulah dia melihat Kanaya di sebuah ruangan di rumah sakit yang sama.

Kanaya?

Ray berdiri di pintu dan memastikan jika wanita itu adalah Kanaya. Tapi apa yang dia lakukan disini? Ini rumah sakit bersalin, apakah artinya dia sudah menikah lalu melahirkan? Apakah secepat itu Kanaya memutuskan menikah padahal selama ini setengah mati Ray mencari keberadaannya.

"Bagaimana keadaan bayi kita?" tanya Kanaya pada suaminya. Kepalanya bersandar pada dada bidang Jaka. Pria yang dia nikahi dengan terpaksa dan tanpa rasa cinta. Namun kesabaran dan ketulusan Jaka telah berhasil meluluhkan hati Kanaya.

"Masih di inkubator. Tapi bayi kita sehat. Apakah kau akan melihatnya? Pegang tanganku," Jaka mengulurkan tanganya dan Kanaya memegang erat lengan Jaka karena tubuhnya masih lemah setelah melahirkan secara normal.

Dan saat berbalik tanpa sengaja Kanaya melihat Ray yang berdiri di pintu.

Sesaat keduanya tertegun dan saling berpandangan. Kanaya langsung teringat jika wanita itu hamil. Dan pasti saat ini Ray ada dirumah sakit ini karena istrinya itu melahirkan.

Pak Jamal yang melihat Raymond berdiri di ruang perawatan Kanaya langsung menatap tajam padanya.

Dengan menahan amarah yang menggumpal didalam dadanya, dia menyentuh salah satu bahu Raymond.

"Apa yang kau lakukan disini?" sontak saja suara itu sangat di kenal oleh Raymond dan membuatnya menoleh padanya.

"Pak Jamal!" Raymond terbelalak kaget sekaligus senang. Namun dia langsung menunduk saat melihat wajah penuh amarah pak Jamal.

"Pergilah! Jangan temui putriku lagi. Dia sudah menikah dan sekarang jangan rusak kebahagiaan nya," ucap Pak Jamal pelan.

"Apa!?" Ray terkejut dan menoleh sekali lagi kedalam. Dilihatnya Kanaya sedang bicara dengan pria itu yang mungkin adalah suaminya, batin Raymond.

"Pergilah! Dan jangan temui putriku walau hanya sekali!" tegas Pak Jamal memperingatkan Raymond.

"Baiklah pak...." dengan sedih, Raymond meninggalkan kamar itu. Dia melihat Kanaya sudah bahagia dengan pria yang tadi duduk didekatnya.

Dengan langkah gontai Ray pergi menjauhi kamar Kanaya. Dia benar-benar sangat hancur saat ini. Dia masih mencintai Kanaya namun ternyata Kanaya sudah melanjutkan hidupnya dan kini sudah menjadi istri orang lain.

Sementara dia sendiri juga terjebak dalam cinta gadis tidak waras itu.

Raymond duduk sendirian di taman rumah sakit. Tiba-tiba ibunya muncul dan mengagetkan dirinya.

"Ada apa? Kenapa kau terlihat sedih? Harusnya kau bahagia bukan? Kau sekarang menjadi seorang ayah..." ucap Ibunya lalu duduk disampingnya.

Mereka duduk di bawah pohon yang teduh. Namun suasana hati Raymond tidak seteduh pohon ini. Hatinya gusar dan gelisah. Rasa kecewa dan tak rela dengan takdirnya membuatnya merasa tidak bahagia.

"Aku tidak percaya aku harus mengalami semua ini. Aku mencintai Kanaya, tapi aku menikah dengan Veronika. Dan aku tidak mencintainya bahkan sampai saat ini," ucap Raymond kepada ibunya.

"Ray, yang lalu biarlah berlalu. Lupakan Kanaya, dan terimalah Veronika. Dia sekarang adalah istrimu. Dia juga sudah melahirkan anak untukmu. Yang sudah terjadi tidak bisa di sesali. Kau harus move on. Kau harus menerima istrimu dan berusaha mencintai nya. Dengan begitu, kau akan bahagia. Mama rasa, Kanaya juga sudah melupakanmu. Jadi untuk apa kau masih mengharapkannya?"

Raymond menatap ibunya dan menengadah ke langit.

Yang ibunya katakan memang benar. Saat ini Kanaya sudah melanjutkan hidupnya dan menikah dengan pria lain. Dan sampai saat ini, Raymond masih mengharapkan Kanaya untuk kembali, namun setelah apa yang dia lihat hari ini, maka harapannya sudah kandas dan hanya akan sia-sia belaka.

Kanaya sudah bahagia bersama pria itu. Dan ayahnya juga melarangnya menemui putrinya. Setelah memikirkan berulang kali apa yang ibunya katakan, akhirnya Raymond akan berusaha menerima Veronika sebagai istrinya.

"Istrimu sudah menunggumu sejak tadi. Masuklah dan temui dia...." ucap ibunya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!