Ekor mata Hexa sesekali mencuri pandang ke samping. Dalam hatinya masih tidak yakin, apakah ajakan Harry untuk berbicara seusai pulang sekolah adalah ajakan yang serius. Bisa jadi pria itu hanya iseng dan ingin membuatnya GR begitu firasat Hexa. Namun, jauh di dalam lubuh hatinya yang lain ada juga sedikit rasa senang yang susah dia gambarkan.
Hexa bukanlah gadis yang mudah terlena. Sejak SMP, Hexa hanya jatuh cinta-cinta monyet saja pada kakak kelasnya. Hexa bukanlah gadis yang suka bergantung dengan orang lain, namun terkadang dia juga bisa menjadi seorang gadis yang manja. Hexa tidak ingin menonjol dalam bidang apapun, mungkin karena keluarganya yang hidup berpindah-pindah membuatnya berpikir kalau semua nantinya juga sementara, apa yang mau di perjuangkan? Karena mereka selalu saja pindah. Mungkin juga karena itu dia malas untuk terikat secara perasaan dengan seorang pria, dia bukannya tidak membuka hati , tapi belum menemukan sosok yang mampu mengalihkan fokusnya seperti Harry. Dia berbeda...
Sosok Harry pun sama. Anak muda yang baru menginjak kelas 2 SMA itu biasanya tidak pernah serius. Bahkan meski tergolong ke dalam daftar anak yang pintar, Harry lebih sering mendengarkan musik saja daripada berkomunikasi atau bersosial dengan sekitarnya. Harry merasa tidak ada yang mengerti dirinya. Dan tidak semua orang penting untuk diajak bicara. Lagian, jangankan untuk sok akrab dengan orang lain, dengan kedua orangtuanya saja dia termasuk malas untuk berkomunikasi. Harry hanya anak tunggal, kedua orangtuanya sibuk bekerja. Hampir tiap hari rumahnya kosong, hanya ada bik Ani yang dengan setia mengurusi keperluannya. Dulu Harry juga anak yang ceria, sampai akhirnya dia semakin dewasa dan tahu kalau keluarganya tidak sama dengan teman yang lainnya. Kedua orangtuanya tidak pernah memproritaskan dirinya, kecuali karir.
Bell sekolah usai. Hexa sengaja mengemas buku-buku pelajarannya dengan lambat. Dia ingin mengulur waktu saja. Harry seperti menunggu Hexa dan menyadari bahwa gadis itu sengaja. Kelas sudah sepi, beberapa anak yang terakhir barusan saja keluar kelas. Harry menunggu momen yang pas untuk menegur Hexa,
"Ayo..." Ucap Harry sambil beranjak dari bangkunya. Hexa diam saja, melongo menatap Harry yang sudah berdiri di sampingnya sambil mengambil alih mengemas bukunya. Harry memasukkan buku-buku Hexa dengan cepat ke tas.
"Eeeh... Ki ki..ta mau ke ..ke mana?" ucap Hexa terbata-bata, menutupi rasa salah tingkah. Harry memandangi Hexa dalam sekali.
" Menuntaskan gelisah!" Ucap Harry penuh arti. Belum sempat Hexa membalas perkataan Harry, tangannya di tarik Harry. Kedua sejoli itu keluar kelas dengan berpegangan. Lebih tepat ya Harry-lah yang memegang dan menuntun tangan Hexa.
"Naik!" Perintah Harry sambil memakai helm . Hexa memandangi Harry dan motornya secara bergantian. Dia masih bingung akan di bawa kemana oleh lelaki itu.
"Kemana? Kamu lohh 'ga bilang aku mau di bawa kemana??" Tanya Hexa.
"Udah, naik aja dulu, nanti juga tahu." Balas Harry.
Hexa menggeleng. Tidak mau menuruti perkataan Harry. Harry yang daritadi sudah berusaha menyembunyikan kebersamaan mereka dari anak-anak lain akhirnya kesal. Beberapa murid yang masih tersisa di parkiran menatap mereka dengan pandangan aneh.
"Cepat... Anak-anak lain pada ngelihatin kita!" Ucap Harry sambil memberi kode dengan matanya. Hexa tersadar, mereka sedang dipandangi.
Akhirnya Hexa naik juga ke atas motor Harry dan mereka berboncengan meninggalkan halaman sekolah.
Angin berhembus sangat kuat melewati tubuh mereka. Di atas motor yang melaju kencang, untuk pertama kalinya Hexa memegang baju Harry karena laju motor. Harry menyadari bahwa Hexa sedikit takut. Di tariknya satu tangan Hexa yang menggenggam baju seragamnya, lalu melingkarkannya ke arah pinggangnya. Hexa gugup, apalagi Harry. Namun laju motor membuat Hexa menurut saja dan justru memeluk pinggang Harry.
Jantung Hexa seperti ratusan kali lebih kencang daripada laju motor. Dia sampai takut kalau-kalau Harry dapat merasa debaran jantungnya yang terlalu kencang itu.
Mereka meninggalkan satu per satu sisi jalanan dan menuju ke sebuah taman kota. Motor Harry berhenti.
"Turun..." Ucap Harry yang gugup saat melihat Hexa masih memeluknya erat padahal motornya sudah berhenti. Hexa kaget sekaligus malu. Dia baru sadar kalau mereka sudah ada di taman kota. Harry menyembunyikan senyumannya. Sementara Hexsa menutupi rasa malu dan turun dari motor. Harry kemudian ikut turun.
" Aku ingin tanya, apa jantungmu gelisah karena aku?" Tanya Harry tiba-tiba. Hexa kaget. Tak tahu mau jawab apa.
"Kenapa? " Hexa justru balik bertanya.
"Karena aku gelisah sejak kenal denganmu, Hexa..." ,Sambung Harry to the point. Pria itu dengan yakin menatap kedua mata Hexa dalam. Minta ampun salah tingkahnya mereka berdua sekarang.
Hexa gugup. Debaran jantungnya yang tadi terdengar mau pecah kini kembali mau pecah. Justru semakin menjadi-jadi. Mata mereka beradu . Hexa ingin menjawab iya, kalau dia merasakan hal yang sama, gelisah...
Namun tak berani, justru dia hanya diam saja.
"Akh....! suasana apa ini?" Ucapnya dalam hati . Suasana menjadi benar-benar aneh. Dan mereka berdua masih bingung bagaimana cara mengatasinya.
_____________"___________
Tidak ada cinta tanpa debaran
Katakan padaku, apa degup jantungmu serupa denganku
Berikan aku isyarat sedikit saja, kalau-kalau kita terjebak dalam cinta yang sama
Aku bukanlah seorang peramal yang bisa memahami isi hati dan masa depan
Aku hanya orang biasa yang kini bingung sendiri dengan debaran yang tak pernah ku mulai...
Hexa mengakhiri tatapan matanya dengan Harry, dia melemparkan pandangannya ke arah lain, berusaha menutupi keadaan yang sudah terlanjur aneh.
"Ke sana..." Ajak Harry kemudian untuk mencairkan suasana. Langkah kaki mereka menyusuri jalan-jalan di taman yang penuh dengan tanaman berdaun yang rapi. Setelah berjalan sedikit ke tengah taman, mereka duduk di sebuah bangku taman.
"Aku Harry" ucap Harry tiba-tiba sambil mengulurkan tangan tanda perkenalan.
"Kita kan sudah kenal" balas Hexa sedikit heran.
"Kita? Belum Hexa, kita baru saja akan berkenalan. Yang kamu lakukan waktu itu di kelas, itu hanya formalitas" ujar Harry dengan senyum yang manis. Manis sekali seperti gula pasir aren. Hampir saja Hexa pangling karena senyuman Harry yang tiba-tiba.
"Hexa" akhirnya Hexa menyambut uluran tangan Harry tadi. Dia masih belum mengerti, kenapa tiba-tiba dia bisa bersama pria yang pada awalnya menyebalkan itu. Pria yang justru meledeknya di depan kelas saat perkenalan. Namun justru kini pria itu pula yang mengajaknya ke taman seperti di film-film india.
Suasana masih terasa aneh dan kaku. Sepanjang jam yang terlewati di taman itu adalah rasa gugup saja.
Nada dering ponsel Hexa terdengar.
"Hallo" jawab Hexa
"Kamu di mana, sih?" terdengar suara Hexel yang agak sebal.
"Ini lagi beli buku sebentar ke toko, apa sih bang?" Hexa balik bertanya.
" Pulang! Lalu aku yang kena protes mama papa, nih, kamu belum balik " Ucap Hexel tambah kesal.
"Ha ha ha... Ya maaf bang" balas Hexa sedikit geli. Dia sudah membayangkan pasti abangnya itulah yang jadi sasaran omelan papa dan mamanya. Mungkin di kira Hexa nyasar dan abangnya itulah yang di suruh mencari dan menghubunginya.
"Oke pulang ya! Cepat" tutup Hexel kemudian. Telpon pun terputus.
"Ck..ck..ck... " Hexa bergumam sambil geleng kepala karena abangnya.
Hexa menoleh ke arah Harry, memberikan kode bahwa sudah saatnya dia harus pulang. Harry menghantarkan Hexa pulang. Didepan pintu pagar rumahnya, kendaraan Harry sudah terparkir.
"Ayo masuk?" ajak Hexa basa-basi
"Lain kali aja, nanti heboh keluargamu lihat kamu sudah di antar pria." Kata Harry sambil tersenyum meledek.
Harry pun berlalu, Hexa menatapi motor Harry yang melaju meninggalkan jalan rumahnya hingga tak tampak. Lalu, masuk ke dalam rumah.
"Woi! Darimana sih. Buset dah nih anak, kamu yang telat balik, aku yang di tekan orang tua !" Hexel abangnya rupanya sudah menunggu di balik pintu.
"Beli buku abang..." balas Hexa sambil menggandeng tangan abangnya yang terlanjur kesal itu kedalam meskipun dengan raut wajah Hexel yang menggerutu.
Hexa menatap layar ponselnya. Tidak ada pesan masuk ataupun panggilan apapun. Padahal tadi sebelum Harry berlalu mereka sempat bertukar nomor Hp.
"Akhhh! Lagian ngapain juga aku nungguin pesan dari dia? Apaan..." Hexa berusaha mewaraskan diri dan lepas dari bayangan Harry. Karena sejak tadi, justru dialah yang tidak pernah lepas dari wajah Harry. Gadis polos dan sederhana ini merasa aneh sekaligus senang karena untuk pertama kalinya ada orang asing yang menurutnya benar-benar menarik.
Sementara di tempat lain, seorang gadis berambut pendek dengan celana ketat di atas lutut menghampiri sebuah motor yang sudah menunggu. Aroma parfume yang segar dan menggoda tersebar dari setelan bajunya yang sedikit ketat.
" Sudah lama darling?" tanya gadis itu sambil mengusap bahu pria di atas motor. pria itu menggeleng. Keduanya pergi dengan motor yang melaju kencang. Gadis itu memeluk pria dari belakang seperti sudah biasa. Ya ... Sudah biasa...
Harry sedikit menoleh ke belakang saat Desy semakin merapatkan pelukannya. Gadis menggoda yang sudah di pacarinya 1 tahunan itu nampak bahagia di boncengannya. Sudah lama sejak terakhir kali dia tidak menghubungi Desy, gadis kuliahan yang lebih tua 2.5 tahun darinya . Entah apa yang Desy lihat darinya, tapi sejak kenal dengannya, Desy susah sekali lepas dari Harry. Bahkan awalnya justru Harry menolak menjadi kekasih Desy, tapi gadis itu malah mendadak sering sakit dan mengancam tidak mau hidup lagi kalau tanpa Harry.
Harry tidak mau ribet, lagian kedua orangtua mereka saling kenal. Semua hanya status. Begitu pikir Harry dan akhirnya menyerah untuk menerima Desy sebagai pacarnya.
"Lama sekali sayang, kita tidak jalan... Kenapa tiba-tiba jemput?" tanya Desy sambil berbisik dekat dengan telinga Harry. Gadis itu bahkan sengaja menempelkan bibirnya ke leher Harry. Seperti biasa Harry berusaha menghindar dengan godaan Desy yang agresif.
"Kita lagi di jalan. Banyak orang" Ucap Harry mengingatkan Desy. Desy pun hanya tersenyum puas sambil menjauhkan wajahnya dari leher Harry, namun kemudian semakin mengencangkan pelukannya di atas motor. Dia mencintai Harry, pria itu sudah membuatnya tergila-gila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Yasmine
bener sih
tapi ini cocok untuk orang yang kerja nya pindah pindah mulu dalam hidupnya😅
2023-04-11
0
lappet toba
rekomendasi cerita bergenre romantic
2023-04-09
2
Ayano
Ngerusak suasana aja ini kakak 😑
2023-04-03
1