DUA

Hari baru di mulai bagi keluarga Hexa di kota Itu. Tapi itu hanya bagi keluarga, tidak bagi Hexa.

Lamunannya di kursi depan kantor guru seketika buyar saat namanya disebut oleh seorang pak guru yang mulai hari ini resmi menjadi wali kelasnya.

Pak Pantun namanya. Usia wali kelasnya itu sudah memasuki kepala 4. Tapi tidak nampak kalau sekilas di lihat dari wajahnya. Ramah, tidak garang dan sedikit pendiam. Katanya pak Pantun belum menikah. Belum dapat jodoh.

"Sudah siap Hexa?" Tanya pak Pantun sambil terseyum ke arah Hexa.

Hexa menganguk kecil. Pak Pantun dan Hexa berjalan beriringan ke kelas Hexa yang baru. Pak pantun membuka pintu kelas dan seketika terdengar riuh dari dalam kelas yang sudah ramai. Beberapa anak nampak masih berdandan di dalam kelas dan beberapa lagi bercanda dengan teman-teman yang lainnya.

"Selamat pagi anak-anak..." Sapa pak Pantun. Seketika anak-anak yang tadinya ribut menjadi diam.

"Pagi pakk..." Jawab mereka serempak.

"Ini ada teman baru kalian dari luar kota . Ayo perkenalan..." Kata pak Pantun sambil melirik Hexa.

"Selamat pagi teman-teman. Nama saya Hexa Jessica Brilla, teman-teman bisa panggil saya Hexa. Saya pindah kesini karena mengikut tugas orang tua yang ditempatkan di kota ini. Alamat saya di komplek Palm oil, blok C"

" Mau bikin KTP? Lengkap amat ..." Celetuk seorang murid yang duduk di kursi paling pojok belakang.

HA HA HA HA .

Seisi kelas bersorak dan tertawa.

"Apa mau aku apelin?" Celetuknya lagi.

Huuuuuuuuu......

Kelas semakin riuh. Beberapa tertawa dan meledek. Ada juga yang berbisik-bisik ke kawan di sebelahnya.

Wajah Hexa merah padam . Siapa sih dia itu ! Pikir Hexa dalam hatinya. Setelah pak Pantun menenangkan barulah kelas mulai terkendali.

"Ayo, Hexa, kamu duduk di depan Harry, ya" Perintah pak Pantun sambil menunjuk kursi kosong di depan murid lelaki yang tadi menyela perkenalannya. Hexa sedikit keberatan, namun akhirnya tetap berjalan ke kursi itu.

Diletakkannya tas ranselnya di laci meja dan berpapasan dengan siswa yang bernama Harry itu. Harry cuek saja, pandangannya lurus menatap Hexa yang mendatangi kursi di depannya.

Pria berambut agak berantakan dan belum di pangkas itu menatap mata Hexa. Hexa berusaha menghindari pandangannya.

Harry adalah anak pintar sekaligus terbandel di kelas. Meski tidak pernah serius belajar, namun dia selalu saja masuk sepuluh besar di kelas.

Kata teman-temannya Harry itu jenius secara genetik, tidak perlu belajar karena pasti tetap ranking. Harry juga tidak pernah peduli dengan sekitarnya, kapan dia mau masuk ya masuk, kalau tidak masuk ya alpha. Guru-guru di sekolah itu sudah paham betul dengan sifat Harry ini. Berkali-kali di hukum dan di skors tetap saja tidak jera.

Kenapa tidak di keluarkan dari sekolah? Mungkin itu yang terlintas di benak setiap murid baru seperti Hexa tentang Harry. Namun, bagi yang sudah kenal lama dengannya pasti tahu, Harry itu anak dari salah satu donatur terbesar di sekolah itu. Manalah mungkin politik uang dan kepentingan kalah.

Harry menyalakan lagu rock dari hape-nya yang tersambung ke earphone di telinganya. Dia memejamkan mata sambil menikmati aliran musik yang menghentak telinganya. Hexa melirik sedikit ke arah belakang untuk melihat Harry yang sudah larut dalam musik itu.

"Aneh..." Guman Hexa sambil memalingkan wajah ke depan dan mengikuti pelajaran hari itu.

____________"___________

Jam berputar lama hari itu. Entah karena memang Hexa belum terlalu berkonsentrasi dengan pelajaran hari itu atau karena suasana kelas yang masih terasa asing buatnya.

Sekian kalinya Hexa melirik ke arah jam dinding kelas. Beberapa murid masih sering menoleh pandang ke arahnya, membuat Hexa sedikit malu.

Akhirnya bel pertanda jam pelajaran pertama selesai berbunyi juga. Murid di depan Hexa menoleh ke arah Hexa dan mengulurkan tangan.

" Hai, kenalin... Aku Dena." Ucapnya ramah dan menebar senyum. Hexa menyambut uluran tangan itu dan mereka pun berkenalan.

Sementara tiba-tiba kursinya seperti terhentak kedepan. Seperti sengaja di tendang seseorang dari belakang.

Hexa menoleh refleks ke belakang. Pandangan cuek Harry sudah terlihat. Pria itu menunjukkan ekspresi biasa saja. Tidak ada rasa bersalah sama sekali. Hal itu membuat Hexa dongkol dalam hati. Apalagi dia tidak langsung minta maaf dan itu sengaja.

"Sempit, mundur-mundur melulu tuh kursi !" Ucap Harry ketus.

"Resek amat, kan bisa bilang... Ga sopan!" Jawab Hexa dengan nada meninggi. Harry cuek saja, tidak perduli lagi. Dena dan Hexa memandangi Harry yang berlalu santai saja.

"Emang gitu tuh si Harry, jangan diambil hati." Ujar Dena kemudian. Hexa mengangguk saja.

"Ayo kita ke kantin" Ajak Dena. Hexa menggeleng.

" Duluan saja" Ucap Hexa sambil tersenyum dan mempersilahkan Dena ke kantin tanpanya. Kemudian Dena mengangguk dan bergegas meninggalkan ruang kelas.

Baru saja suasana hatinya tenang, tiba-tiba Hexa melihat sosok Harry masuk kembali ke dalam kelas dengan membawa kresekan.

"Nah..." Harry tiba-tiba menyodorkan kantong kresek tadi ke arahnya. Hexa terdiam sejenak. Bingung saat melihat pria itu berdiri di depannya.

Tatapan Harry dan Hexa beradu. Asing namun terlihat dalam. Hexa menyambut kresekan itu.

" Apa ini?" Tanya Hexa lalu melihat isi dalam kresek. 2 buah minuman kotak.

"Permintaan maaf tadi" Balas Harry singkat lalu kembali duduk di kursinya.

Deg...

Ada suara apa tadi? Kenapa dadanya terasa bergemuruh?

Jantung Hexa berdegup kencang sekali. Entah kenapa. Pikirnya tidak ada yang salah dengan dirinya, tadi biasa saja. Kenapa sekarang saat Harry kembali duduk tepat di belakangnya terasa berbeda?

Kedua mata Harry yang kecoklatan sangat menarik bagi Hexa. Pria dengan sifat dinginnya itu tiba-tiba membuat Hexa salah tingkah. sepanjang pelajaran sampai jam pulang pikiran Hexa tidak tenang. Kedua matanya menatap ke depan namun hatinya selalu ingin melihat ke belakang. Meski berkali-kali dia berusaha menyadarkan dirinya untuk lekas konsentrasi pada hal lain selain lelaki di kursi belakang itu, namun gagal.

Sementara Harry di kursi belakang dalam diam mencuri pandang ke arah murid baru di depannya. Rambut panjang lewat bahu dengan aksen ikal gantung di bawah. Kulit putih dan badan mungil. Harry tertarik pada sifat sederhana dan manja yang terpancar dari Hexa. Namun, meski di coba nya untuk berani mengakrabkan diri, masih saja hatinya ragu. Dia tidak biasa mendekati wanita apalagi bukan wanita yang dia kenal betul, masih siswi baru! Harry menatap lurus ke arah rambut Hexa yang melewati kursinya. Rambut berwarna gelap yang indah. Dia kemudian menyentuh beberapa helai rambutnya perlahan dan terasa halus. Dia suka!

Akh...! Kenapa bisa begini!

pekiknya dalam hati. Harry tidak mendengar musik lagi melalui earphone. Konsentrasinya kini hanya kepada gadis di depannya.

Kenapa?

Terpopuler

Comments

Kerincing_kaki

Kerincing_kaki

yuhuu

2023-05-13

0

Ry🦢

Ry🦢

Wow sudah ada benih-benih cinta

2023-05-13

1

RunaLyxia

RunaLyxia

nama gurunya unik

2023-04-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!