FALLING

FALLING

SATU

Manalah mungkin Hexa menolak. Tidak bisa!

Gadis berambut panjang sepunggung dengan aksen gelombang di bawah itu sambil menggerutu tetap memasukkan satu demi satu lembar pakaiannya kedalam koper.

"Kenapa sih, ma? Kita musti begini terus? Pindah-pindah melulu..." Gerutu Hexa sambil sedikit membanting setumpuk baju ke dekat koper.

"Ssstt, nanti papamu denger, gimana?? Kesian kann, papa sudah berusaha semaximal mungkin untuk bisa duduk di posisi ini Hexa"

"Iyaa, tapi ma, sampai kapan??" Balas Hexa cepat. Pandangan Hexa tajam ke arah mamanya. Mama mendekati Hexa. Mengusap sisi rambut sebelah kirinya.

"Sabar sayang, pasti nanti ada waktunya kita bakal hidup menetap, sabar..." Ucap mama dengan nada lembut.

Hexa menunduk. Kesal tapi ditahannya sekuat mungkin. Kesal pun percuma, tidak akan merubah apapun . Mereka tetap harus meninggalkan kota kecil itu, yang susah payah dicintai oleh Hexa. Masih jelas di benaknya bagaimana awal mula mereka sampai di kota itu. Sulit! Hexa bahkan tidak punya teman untuk sekedar mencurahkan isi hatinya atau nongkrong bersama.

Abangnya Hexel masuk ke kamarnya setelah mama keluar kamar.

"Aduhhhh, kenapa bocil??" Hexel mencubit kedua pipi Hexa sampai merah.

"AWWWW! Sakit !" Protes Hexa sambil menepuk tangan Hexel.

"Abang 'ga packing?" Tanya Hexa sambil sesekali memasukkan baju-baju ke koper.

" Udah dari tadi... " Balas Hexel sambil menjulurkan lidah meledek Hexa.

"Abang santai banget, suka ya kita pindah?" Keluh Hexa sambil cemberut.

Hexel tertawa meledek. Dia tahu adik satu-satunya itu tengah kesal bukan main. Mendengar abangnya tertawa lepas, Hexa semakin kesal. Percuma rasanya dia curhat ke abangnya, karena Hexel sepertinya santai saja.

"Issss ketawa! Apaan sih!" Hexa mengomel. Hexel semakin tertawa melihat wajah adiknya yang memerah menahan kesal.

"Lhaa? Bagus donk kita pindah. Dapet temen baru, suasana baru..." Ucap Hexel santai sambil sesekali tersenyum lebar.

"Gak! Aku 'ga suka harus adaptasi lagi, harus merasa asing lagi..." Ucap Hexa lesu. Abangnya mengusap kepala Hexa.

"Sabar" Ucap Hexel sambil menepuk punggung Hexa menenangkan adiknya.

_____________"__________

Hexa menoleh ke arah rumah yang sudah siap mereka tinggalkan. Air matanya mulai mengalir dari sudut. Dua tahun lalu ketika dia baru pertama kali menginjakkan kaki di rumah itu, hatinya terasa sedih. Namun kini, setelah lewat dua tahun, meninggalkan rumah itu pun dia sedih.

"Ayo, sayang ..." Tegur papa sambil menyuruh Hexa masuk ke dalam mobil. Hexa mengangguk dan masuk ke mobil dengan hati yang pilu.

Roda mobil perlahan-lahan meninggalkan halaman rumah yang tak seberapa luas itu. Para tetangga sesekali melambai ke arah mobil karena tahu bahwa mereka akan pindah hari ini. Klakson mobil membalas setiap lambaian tangan dari para tetangga.

Hati Hexa masih sakit, sedih. Namun berusaha sekuat mungkin di tahannya air matanya agar papa tidak kepikiran dan tidak tahu kesedihannya.

Mama sesekali bercanda di dalam mobil untuk mencairkan suasana. Meski ini bukan kepindahan pertama mereka, namun tetap saja Hexa sulit terbiasa. Apalagi kepindahannya kali ini merupakan kepindahan berjarak terlama kurang lebih 2 tahunan menempati kota itu.

Hari itu sepanjang hari Hexa wajah Hexa murung. Tidak ada satupun candaan mama yang didengarnya lucu. Senyum pun terpaksa saja, demi menyembunyikan isi hatinya didepan keluarga yang lain.

Mobil melaju pasti meninggalkan satu persatu sisi jalan di kota dan memasuki jalanan sepi di luar kota. Hari sudah mulai berganti senja. Kira-kira 4 jam-an lagi mereka akan sampai di kota tujuan . Kota yang baru, tempat yang akan memulai pengalaman baru Hexa dan keluarganya. Tempat yang akan membuat Hexa sulit lupa...

Pasti...

Hexa menghempaskan badannya ke kasur. Hampir 30 menit lalu mereka sudah tiba di rumah baru yang selanjutnya akan mereka tinggali entah untuk berapa lama. Bik Mar seorang ART yang sekarang bertugas di rumah mereka sedari tadi sudah bolak balik menghantarkan satu-persatu koper dan tas-tas mereka ke dalam kamar masing-masing. Bik Mar juga yang sejak seminggu lalu sudah membersihkan seisi rumah dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan oleh majikan barunya di rumah itu.

Rumah yang mereka tempati adalah rumah dinas papa, jadi bik Mar memang sejak dulu dipercaya untuk melayani dan menjaga rumah dinas manager perusahaan. Kebetulan sekarang papa Hexa yang menduduki jabatan itu di perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit.

"Non, ini tas nya, bibi tinggalkan disini ya?" Bik Mar dengan ramah menunjuk satu tumpuk tas dan koper milik Hexa. Hexa memandang bik Mar, kemudian mengangguk . Bik Mar menutup pintu kamar Hexa, membiarkan majikan muda nya itu beristirahat.

Hexa menarik selimut dan langsung terlelap masih dengan pakaian yang dipakainya berjam-jam di mobil. Dia tidak perduli ! Dia capek!

Tok tok...!

Baru saja Hexa nyenyak tidur, pintu kamarnya diketok seseorang dari luar.

"Siapa?" Sahut Hexa dengan suara parau karena lelah.

"Abangmu..." Sahut Hexel dari luar . Hexa menghela nafas panjang.

"Buat apa sih kesini" Pikir Hexa

dalam hatinya, meskipun kemudian dia tetap menyuruh Hexel masuk.

" Haiiii...." Hexel menongolkan kepalanya dari balik pintu.

"Apa???" Tanya Hexa kesal.

" Tetangga kita..." Balas Hexel. Hexa mengerutkan dahinya. Barusan saja mereka tiba di rumah baru itu, kenapa Hexel abangnya sudah membahas tetangga? Heran Hexa dibuat abangnya itu.

" Tetangga siapa? Baru aja kita sampai udah kenal siapa tetangga kita?" Hexa tersenyum takjub sekaligus heran ke abangnya.

"Iya... Cantik parah dek..." Ujar abangnya itu sambil geleng kepala.

"Ck..ck...ck..." Hexa tak sanggup berkata-kata. Selalu saja abangnya ini membuatnya heran sendiri.

" Besok pokoknya harus ikut aku, oke?" Kata Hexel sambil tersenyum penuh arti.

" Udah ahhh... Keluar sana bang, mau tidur, capek aku" Hexa protes.

"Oke...itu tandanya iya" Hexel menjawab pertanyaannya sendiri.

Hexel berlalu dan menutup pintu kamar adiknya yang tepat bersebelahan dengan kamarnya. Terdengar suara pintu kamar Hexel di tutup.

Hexa menghela nafas dan membenamkan wajahnya ke bantal. Dia benar-benar mengantuk.

Hari mulai larut. Seisi rumah sudah hening. Bik Mar mematikan beberapa lampu di dalam rumah dan hanya menyisakan 3 lampu menyala.

Pintu rumah sudah di kunci, gelapnya malam hari itu tidak seberapa dibandingkan gelapnya hati Hexa. Gadis itu benar-benar sulit membayangkan seperti apa lagi dia memulai hari esok yang baru. Semua selalu terasa asing baginya. Benar-benar asing...

______________"___________

"Non...bangun" Suara bik Mar terdengar lembut. Pintu kamar sudah di ketok beberapa kali.

"Hoahemmm..." Hexa menguap. Dia mengucek matanya, lalu bangun dari baringnya dan duduk bersender di sandaran Kasur.

"Iya bik..." Jawab Hexa dari dalam kamar. Bik Mar yang mendengar sahutan Hexa dari dalam kamar lantas berlalu kembali ke dapur dan melanjutkan pekerjaannya di dapur. Hexa bangkit berdiri masih dengan piyama tidurnya. Kedua tangannya sesekali menyisir rambutnya dengan jari.

Hexa melangkah keluar kamar hendak menuju meja makan. Didepan pintu kamar, Hexel abangnya yang baru keluar kamar langsung menggandeng pundak adiknya.

"Hello" Sapa Hexel. Hexa berusaha menolak gandengan abangnya, meski gagal. Sambil masih menggandeng pundak adiknya, Hexel dan Hexa menuju ruang makan.

"Baru bangun... Duduk, ayo sarapan" Sapa Papa sambil menunjuk ke arah dua piring nasi goreng yang sudah dipersiapkan bik Mar untuk sarapan pagi ini.

Hexa duduk di kursi di susul oleh abangnya. Dia meraih sepiring nasi goreng di meja dan menyendokkannya ke mulutnya. Mama sudah lebih dahulu selesai sarapan dan sudah mandi.

"Ini non, mas, susu nya" Bik Mar menyodorkan dua gelas susu cokelat ke meja Hexa dan Hexel.

" Makasih bik..." Sahut Hexel mewakili. Sarapan pagi itu sama seperti sarapan di hari kemaren. Sepiring nasi goreng dan segelas susu cokelat . Yang berbeda adalah hari-hari yang akan di jalani mereka. Hari yang baru. Besok akan menjadi pengalaman baru bagi Hexa di sekolah. Entah akan indah atau tidak, yang terkuat adalah firasatnya besok akan sulit bagi Hexa menjadi murid baru di kelasnya.

Entahlah...

Terpopuler

Comments

𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓

𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓

ak mampir ya kak, jgn lpa mampir di senggol cinta preman pasar mksh

2023-05-31

1

Ry🦢

Ry🦢

Wkwkwk

2023-05-13

1

Dinnost

Dinnost

Semangat thor..
jangn lupa mampir juga yah
🙏🙏

2023-04-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!