Bab 3

Ketika Kiara sedang asik bersantap siang dan juga berbincang dengan kedua temannya sewaktu SMA dulu. Tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Notifikasi yang berbunyi khusus kalau Edward Burnett mengirimkannya pesan.

Kiara sengaja membedakan suara notifikasi di ponselnya untuk Edward Burnett, hingga kalau pria itu membutuhkan dirinya dia bisa segera datang.

Mendengar notifikasi itu, Kiara langsung bergegas meletakkan sendoknya yang sudah berisi makanan. Padahal sejengkal lagi, makanan yang ada di sendok itu akan masuk ke dalam mulutnya.

Tapi Kiara merasa melihat ponselnya lebih dulu adalah yang lebih penting. Dia tidak pernah mau mengecewakan Edward Burnett, sudah bagus Edward Burnett mau menjadikan dia simpanan dan terus mau memberikannya uang untuk pengobatan sang ayah. Jika tidak, mungkin bisa saja dia pergi ke mami Erna dan tidak tahu akan seperti apa dirinya saat ini.

Begitu Kiara membuka ponselnya, matanya langsung melirik ke kanan dan ke kiri. Masalahnya pesannya itu adalah...

*Datang segera ke toilet resto tempat kamu berada sekarang!

Tanda seru di akhir kalimat pesan yang di kirimkan Edward pada Kiara membuat Kiara yakin kalau pria itu ada di sekitar tempat ini.

Dewi yang melihat tingkah Kiara lantas bertanya pada temannya itu.

"Kenapa Kiara? celingak-celinguk gitu?" tanya Dewi.

"Ah... enggak. Aduh, tiba-tiba mules nih. Maaf ya, aku ke toilet sebentar ya!" kata Kiara.

"Mau aku antar?" tanya Andre yang kelihatan sekali cemas dan perduli pada Kiara.

"Oh gak usah, aku bisa sendiri kok, bentar ya gaess!" kata Kiara lalu meraih tas yang dia letakkan di kursi sebelahnya dan langsung pergi mencari toilet.

Karena baru pertama kali pergi ke resto itu, Kiara akhirnya harus bertanya pada salah seorang pelayan yang kebetulan lewat di hadapannya. Dimana letak toiletnya. Pelayan itu menunjukkan arah, dan Kiara langsung pergi ke arah yang tadi di tunjukkan oleh pelayan itu.

Kiara melihat ke sekitar toilet itu, semua pimtunya terlihat tertutup.

"Ck... masak iya harus aku ketuk satu-satu?" gumam Tiara.

Kiara meraih ponselnya, meski Edward Burnett melarang Kiara mengirim pesan lebih dulu padanya. Tapi Kiara pikir itu lebih baik daripada dia harus mengetuk pintu toilet satu persatu.

Baru saja akan mengetuk pesan, tangan Kiara tiba-tiba di tarik hingga ponselnya dan juga tasnya jatuh ke lantai. Dia di bawa masuk ke dalam salah satu ruangan toilet itu, yang pintunya segera di kunci oleh Edward Burnett.

Kiara masih tidak bisa memberontak karena kejadiannya begitu cepat. Kiara bahkan di dorong ke dinding toilet dan kedua lengannya di pegang erat oleh dua tangan kekar yang sentuhannya sudah terbiasa Kiara rasakan.

"Agkhhh... tuan, ada apa?" tanya Kiara bingung.

Hal pertama yang membuatnya heran adalah, pria itu biasanya tidak pernah menghubungi dirinya di siang hari. Yang kedua, dia memanggil Kiara ke toilet, kalau tujuannya untuk melakukan hubungan itu, Kiara yang sudah hafal betul seperti apa pria yang menjadikannya simpanan itu tidak akan mau berhubungan di toilet. Apalagi toilet restoran, kamar mandi hotel yang mewah saja, dia tidak mau. Edward Burnett hanya mau berhubungan di atas tempat tidur.

Dan sekarang, Edward Burnett menatap Kiara dengan tatapan marah. Tentu saja Kiara bingung ada apa dengan pria di hadapannya itu. Lagipula tadi pagi saat mereka berhubungan, Edward Burnett terlihat sangat puas. Kiara jadi bingung, sebenarnya apa masalah Edward Burnett sampai terlihat sangat marah begitu.

"Tubuh ini, milikku Kiara. Awas sampai aku lihat ada pria lain yang memelukmu. Camkan itu!"

Brakkkkk

Edward memukul tepat di dinding yang ada di sebelah kepala kiara. Satu jengkal lagi, pukulan itu bisa mengenai Kiara.

Setelah mengatakan hal itu, Edward Burnett langsung keluar dari dalam ruangan itu. Meninggalkan Kiara yang masih berdiri mematung dengan pandangan mata lurus ke depan.

Kiara sangat terkejut, rupanya yang membuat Edward Burnett marah adalah karena dia tadi pasti melihat Kiara memeluk Andre tadi. Kiara sampai terduduk dengan punggung masih bersandar ke arah dinding.

Kiara ingat betul apa yang dikatakan Edward Burnett tadi. Kalau tidak ada yang boleh menyentuh dirinya selain Edward Burnett.

"Hah, pria itu mengerikan!" gumam Tiara terkejut.

Dia tahu kalau Edward Burnett memang dingin dan tak banyak bicara. Tapi dia tidak menyangka kalau Edward Burnett bisa marah seperti itu. Meski kadang memang Edward Burnett sangat bu4s dan membuat Kiara harus rela menahan sakit yang teramat sangat demi kepuasan pria itu. Tapi Edward Burnett tak pernah sekasar ini padanya sebelumnya.

Setelah beberapa saat menenangkan dirinya, Kiara keluar dari ruangan itu. Toilet terlihat sepi, untung saja sepi. Kalau tidak, dia tidak tahu harus keluar dengan cara bagaimana setelah di amuk seperti itu oleh Edward Burnett.

Kiara meraih ponselnya, dan memeriksanya.

"Huft... untung saja tidak rusak. Kan sayang uangnya bisa buat bayar biaya rumah sakit ayah daripada beli hape baru!" kata Kiara.

Perempuan muda berusia 19 tahun lagi ternyata hanya sebentar saja terkejutnya, berikutnya dia sudah bisa menenangkan hatinya. Dia pikir Edward Burnett pasti sudah pergi dari tempat itu. Karena yang Kiara tahu, Edward Burnett itu sangat sibuk. Meski sebenarnya sampai sekarang Kiara tidak tahu siapa itu Edward Burnett dan kenapa uangnya begitu banyak. Bagi Kiara, dia bisa menghasilkan uang yang banyak untuk semua biaya perawatan sanga ayah. Itu sudah cukup, hal lain dia tidak perlu tahu. Karena sebenarnya Kiara merasa hubungan antara dia dan Edward Burnett hanyalah sebatas hubungan saling menguntungkan semata.

Edward Burnett memberinya uang yang Kiara butuhkan karena Kiara juga memberi Edward Burnett kepuasan.

Kiara keluar dan kembali menemui teman-temannya. Tapi lagi-lagi, baru Kiara duduk. Notifikasi ponsel dari Edward Burnett kembali berbunyi.

Kiara kembali membuka ponselnya.

*Segera pergi dari sana!

Kiara menghela nafas sedih, masalahnya dia masih lapar. Dia baru saja makan tiga suap sup buntut dan nasinya baru satu suap. Tapi daripada membuat Edward Burnett marah lagi. Kiara mencari aman saja dan berpamitan pada teman-temannya.

"Andre, Dewi. Maaf ya! Aku kayaknya harus pamit sekarang deh!"

"Loh, Kiara makanan kamu bahkan masih utuh?" tanya Andre yang kecewa karena Kiara harus pergi.

"Iya Kiara, ada urusan penting ya?" tanya Dewi.

"Iya, aku harus pulang sekarang!" kata Kiara.

"Aku minta nomer kamu yang baru boleh kan?" tanya Andre.

Kiara terdiam sebentar, tapi dia pikir kalau hanya memberi nomor ponselnya pada temannya kan bukan masalah. Kiara lantas mengangguk, Andre, Dewi dan Kiara saling tukar nomer ponsel. Setelah itu Kiara langsung pergi dari sana.

Andre masih terlihat terus mengawasi Kiara yang bahkan sudah sampai pintu depan resto.

"Eh elah, makanya di tembak. Kamu tuh harus gercep Ndre, lihat tuh makin cantik kan dia. Ntar keduluan orang tahu rasa kamu!" kata Dewi dan Andre hanya bisa tersenyum malu.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

cemburu kau tuan 🤭

2023-03-21

3

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

hadir 😍

2023-03-21

2

@arieyy

@arieyy

cielah cembokur doi😂

2023-03-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!