Lola membawa Kiara yang sudah pakai lingerie berbalut sebuah kimono ke sebuah ruangan.
"Dengar ya Kiara, lakukan yang terbaik. Di sini tuh enak, gak ada tuh kontrak kontrak kerja kayak di tempat lain, kalau kamu butuh uang lagi, kamu bisa ke sini sendiri terus temuin mami. Dia pasti bakalan kasih kamu klien. Yah, sukur-sukur sih klien ini suka sama pelayanan kamu. Terus jadiin kamu simpanan, jadi kamu gak perlu gonta ganti klien. Oh ya... ingat ya, kasih aku sama Nuna 10 persen!" kata Lola.
Setelah Kiara mengangguk paham, Lola langsung mengetuk pintu.
"Buruan masuk! ingat, layani dengan baik!" kata Lola lalu meninggalkan Kiara sendirian di depan pintu.
Kiara menelan salivanya dengan susah payah, lola dan Mami Erna sudah memperlihatkan video padanya tadi bagaimana memuaskan pelanggan. Tapi Kiara benar-benar gugup. Seumur-umur dia tidak pernah melihat video seperti itu.
Tapi waktu terus berjalan, dua jam lagi ayahnya harus operasi. Kiara pun memberanikan dirinya, toh setelah ini dia tidak akan pernah melakukan perbuatan ini lagi.
Ceklek
Kiara membuka pintu, lalu menutupnya lagi. Tampak di hadapannya seorang pria tampan, dengan setelan jas lengkap. Dan wajahnya, benar-benar sangat tampan.
Pria itu juga memandang ke arah Kiara.
"Nama?" tanya pria itu.
"Ki.. Kiara tuan!" jawab Kiara gugup.
"Ck.. kalau masih gugup sebaiknya keluar sekarang!" kata pria itu tangan sepertinya ingin segera di puaskan.
"Tidak tuan, saya tidak gugup!" kata Kiara yang langsung melepas kimononya dan memperlihatkan lingerie merah berenda itu pada pria tampan itu.
Jakun pria itu terlihat naik turun, karena memang pemandangan di depannya begitu indah baginya.
"Buka semuanya!" seru pria itu.
Flashback Off
Setelah malam itu, Edward memberikan nomer ponselnya pada Kiara. Kiara pikir dia tidak pernah menggunakan nomer ponsel itu. Tapi paska operasi sang ayah, kondisi ayahnya kembali drop. Dan perlu di lakukan tindakan lagi. Biayanya sangat besar, bahkan harus di pasang ring di jantung ayah Kiara.
Kiara pun kembali menghubungi Edward dan hubungan mereka terus berlanjut. Bahkan sampai satu bulan sang ayah di rawat di rumah sakit. Kiara pakai uang dari Edward untuk membayar semua biayanya.
Setelah membersihkan dirinya, Kiara pun keluar dari hotel tersebut. Kiara memakai scraft untuk menutupi tanda yang di berikan Edward di lehernya.
Setelah bergelut panas dengan Edward, Kiara merasa sangat lapar. Pria yang menjadikan Kiara simpanannya itu tak pernah banyak bicara. Selain mengatakan apa yang dia inginkan untuk Kiara lakukan saat mereka berhubungan. Setelah itu jangankan mengajak Kiara makan, dia akan langsung pergi dengan meninggalkan sejumlah uang tunai di atas meja di kamar hotel itu.
Saat Kiara menemukan sebuah restoran di sebuah mall, Kiara berpikir untuk makan di tempat itu. Tempatnya cukup mewah, Kiara ingin saja memanjakan perutnya setelah tadi bekerja keras di pagi hari. Memang seperti itu, Edward tidak tahu waktu kalau mau pakai Kiara. Kadang pagi, sore bahkan larut malam. Tapi dia tidak pernah menghubungi Kiara di siang hari.
Saat masuk ke dalam restoran dan sedang mencari meja untuk dia makan siang. Kiara merasa namanya di panggil.
"Kiara!"
Kiara pun menoleh ke arah sumber suara. Ternyata yang memanggilnya itu adalah Dewi. Teman SMA Kiara.
Kiara pun senang bisa melihat temannya di tempat ini.
Dewi berdiri dan melambai ke arah Kiara, agar Kiara menghampiri nya.
Kiara pun akhirnya menghampiri Dewi yang sedang makan sendirian.
Mereka berdua saling berpelukan melepaskan rindu sudah hampir satu tahun tidak bertemu. Dulu mereka saat di SMA cukup dekat.
"Sendirian aja?" tanya Dewi.
"Iya, kamu juga sendiri?" tanya Kiara.
"Oh enggak, aku kebetulan tadi ketemu sama Andre, tapi dia lagi ke toilet. Makanan kita juga belum datang, kamu mau pesan apa? kata Andre dia yang mau traktir tadi!" kata Dewi antusias.
"Tanya dulu deh sama Andre, kalau gak aku bayar sendiri deh!" kata Kiara yang tidak enak memesan makanan tapi yang mau traktir belum datang.
"Gak papa, Andre kan tajir kayak kamu Kiara!" kata Dewi.
Mendengar apa yang dikatakan Dewi, Kiara tanya menghela nafas panjang. Memang tidak ada yang tahu kalau Kiara sekarang hidupnya sudah benar-benar berbeda. Dia bahkan tidak melanjutkan kuliah karena apa yang telah terjadi pada kehidupannya beberapa bulan ini.
Dewi mengajak Kiara duduk di sebelahnya.
"Kamu kuliah dimana Kiara?" tanya Dewi.
Kiara pun dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Aku gak kuliah Dew!" kata Kiara sedih.
"Loh kenapa? kamu tuh pinter loh, sayang banget. Ayah kamu kan kaya...!"
"Hidup aku sudah gak kayak dulu lagi, tapi gak papa. Oh ya kamu kuliah dimana?" tanya Kiara pada Dewi.
"Universitas Harapan Bangsa. Kenapa sih Ra?" tanya Dewi masih penasaran.
"Kiara?"
Suara itu datang dari arah belakang Kiara. Seseorang yang baru lihat Kiara dari belakang sudah tahu siapa dia, tentu saja adalah Andre. Pemuja rahasia Kiara sewaktu SMA dulu.
Kiara berbalik dan berdiri.
"Andre!"
Karena senang bertemu temannya yang lain yang sama baiknya dengan Dewi. Tanpa sadar Kiara juga memeluk Andre sama seperti dia memeluk Dewi tadi.
Andre tersenyum senang dan membalas pelukan Kiara. Tentu saja, karena dia juga sebenarnya suka pada Kiara.
"Kamu tuh kayak di telan bumi, aku ke rumah kamu tapi katanya rumah itu bukan punya tuan Alex Dema lagi? apa yang terjadi Kiara?" tanya Andre yang membuat Dewi berdiri.
"Kiara, sebenarnya apa yang terjadi. Ayah kamu...!"
"Gak ada apa-apa, aku sama ayah pindah. Itu aja. Yok duduk, makan kita. Katanya Dewi kamu yang traktir ya Ndre, aku mau juga dong!" kata Kiara mengalihkan pembicaraan.
Dia sama sekali tidak ingin penderitaannya di ketahui banyak orang, meskipun itu teman-temannya sendiri sekalipun.
Mereka makan dengan senang, mereka lalu membicarakan masalah kuliah. Mendengar Dewi dan Andre mengobrol tentang kuliah mereka. Kiara jadi ingin kuliah juga. Tapi itu rasanya tidak mungkin. Untuk biaya rumah sakit dan kehidupan sehari-harinya saja, dia mengandalkan uang pemberian Edward.
"Kenapa gak kuliah Kiara? kamu tuh pinter? sayang banget kan. Kalau kamu lulus kuliah nanti, kamu pasti bisa dapatkan pekerjaan yang bagus. Dan siapa tahu kamu bisa jadi pemilik perusahaan seperti ayah kamu!" kata Andre.
Setelah mendengarkan apa kata Andre, Kiara pun bertambah keinginannya untuk bisa kuliah. Dia sendiri memang mengalaminya sendiri sekarang. Mencari pekerjaan mengandalkan ijazah SMA sangat sulit. Dia berpikir kalau nanti dia kuliah, pasti dia akan dapatkan pekerjaan yang bagus dan tidak lagi mengandalkan Edward. Dan tak perlu lagi jadi wanita simpanan.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
Kiara sudah tajir lagi 🤭
2023-03-21
3
Elisabeth Ratna Susanti
like, fav, plus kopi
2023-03-19
2
Muhamad Bardi
kenapa ya rata" ibu tiri kelakuanya kaya setaaaaan👻👻👻
2023-03-11
2