Bab 4

Kiara kembali ke rumah kontrakannya yang sederhana di sebuah gang sempit yang cukup bersih lingkungannya.

Meski sekarang yang yang ada di tabungan Kiara masih ada sepuluh juta lebih. Tapi dia tetap harus hemat. Karena bisa saja, kondisi ayahnya drop lagi. Dan saat itu, dia akan kesulitan mencari biayanya kalau sampai itu terjadi. Dia tak bisa selamanya mengandalkan uang dari Edward Burnett, karena dia tak bisa memastikan juga sampai kapan pria itu akan terus menginginkannya. Pria itu kaya raya dan tampan, kalau dia menemukan wanita yang lebih muda atau lebih menarik dari Kiara. Mungkin saja saat itu dia akan membuang Kiara.

Tapi hal itu juga tak membuat Kiara terlalu memikirkannya. Karena dia memang tidak punya sama sekali perasaan apapun pada pria itu.

Sekarang juga kondisi ayahnya mulai membaik, tapi belum terlalu banyak kemajuan. Ayahnya sudah sadar, sudah bisa membuka mata, tapi belum bisa bicara atau bergerak. Tapi setiap Kiara datang, ayahnya akan tersenyum. Kiara sangat senang akan hal itu, dulu saat pertama kali sadar, dua hari ayahnya terus menangis. Mungkin karena merasa sangat bersalah pada Kiara dan Kiano. Tapi Kiara terus mengatakan semua hal yang baik pada ayahnya. Hingga setiap kali Kiara datang sekarang ayahnya tersenyum.

Kiara membuka pintu rumah kontrakannya yang sederhana. Hanya ada dua kamar tidur, dan satu kamar mandi. Sebuah dapur yang langsung menyatu dengan sebuah meja makan ukuran kecil, bahkan tidak muat untuk di letakkan kursi di samping meja tersebut.

Kiara biasa makan di ruang tamu yang sekaligus jadi ruang televisi. Harga kontrakan rumah itu saja sudah sangat mahal menurut Kiara. Setahun harganya 12 juta, untung saja waktu itu Kiara dapat uang dari Edward Burnett hingga bisa membayar kontrakan itu selama satu tahun. Dan dia sudah dua bulan tinggal di tempat itu. Seiring lama ayahnya di rawat di rumah sakit.

Lingkungan yang padat membuat Kiara lebih tenang merawat ayahnya sampai benar-benar sembuh di rumah sakit.

"Kiara, sudah pulang?" tanya salah seorang tetangga Kiara.

"Sudah mbak Tyas!" jawab Tiara.

"Gimana ayah kamu?" tanya Tyas.

Semua tetangganya tahunya Kiara ini kalau malam selalu menemani ayahnya di rumah sakit. Sebab pernah ada tetangga yang di rawat di rumah sakit yang sama dan melihat Kiara di malam hari memang sedang menjaga ayahnya yang sakit parah.

"Sudah mendingan mbak, saya masuk dulu ya!" kata Kiara yang memang tidak terlalu sering bersosialisasi dengan para tetangga.

"Eh, iya.. tadi di cariin Bu RT Kiara. Katanya ada kerjaan di minimarket!" kata mbak Tyas lagi.

Warga di tempat itu memang baik, mereka yang tahu Kiara hidup hanya berdua dengan sang ayah yang sedang sakit, dan memang Kiara itu kerjanya serabutan. Pernah kerja di pom bensin tapi hanya beberapa hari, sebab Edward Burnett suka memanggilnya tak kenapa waktu. Akhirnya dia banyak absen dan di pecat. Tapi para tetangga tahunya, dia ambil banyak pekerjaan untuk biaya rumah sakit ayahnya yang tidak sedikit.

"Oh iya, makasih mbak. Saya mau mandi dulu, abis itu saya ke rumah Bu RT!" kata Kiara.

Tyas pun mengangguk paham lalu pergi dari sana.

Kiara pun mandi dan membersihkan seluruh tubuhnya, dia melihat di dada nya ada banyak sekali hasil karya Edward Burnett. Kiara pun menggosok tubuhnya sambil termenung, akhir-akhir ini pria itu memang berbeda. Sebulan yang lalu, setiap dia berhubungan dengan Kiara, tubuh Kiara tak pernah ada tanda-tanda seperti itu. Tapi semakin kesini, Edward semakin lama menggarap Kiara. Jika dulu hanya beberapa menit atau paling lama setengah jam atau lebih sedikit. Sekarang malah bisa berkali-kali dalam sehari. Dan pasti di atas satu jam bahkan lebih.

"Ah, iya pilnya. Aku belum minum pilnya!" kata Kiara yang segera mengakhiri ritual mandinya dan langsung berpakaian.

Kiara mencari pil di dalam laci lemarinya. Pil penunda kehamilan. Dia meminumnya setiap pagi, tapi tadi pagi dia lupa. Jadi dia segera meminumnya ketika ingat.

Setelah makan siang dengan mie instan, Kiara pun pergi ke ruang Bu RT. Di sana dia di sambut Rangga, anak Bu RT yang bekerja sebagai manager di sebuah minimarket.

"Permisi mas Rangga, selamat siang. Bu RT nya ada?" tanya Kiara sopan.

"Ibu lagi ke warung! Kiara, kamu mau kerja di minimarket gak? kebetulan ada lowongan jadi kasir?" tanya Rangga.

Kiara langsung tersenyum senang, dia memang harus cari pekerjaan cepat atau lambat.

"Wah, mau banget mas. Tapi saya cuma lulusan SMA mas. Terus kalau malam saya...!"

Kiara mengatakan hal itu agar tidak terulang lagi seperti di tempat kerjanya yang lalu-lalu. Dia kerja shift malam, tapi Edward Burnett memanggilnya. Dia terpaksa meninggalkan pekerjaan nya.

"Saya tahu kok kalau malam kamu harus menjaga ayah kamu di rumah sakit, kamu nanti saya atur di shift siang saja kok, saya sudah bilang sama atasan saya!" kata Rangga sambil tersenyum.

"Mas Rangga, terimakasih banyak ya!" kata Kiara.

"Jadi besok jam 8 kamu harus sudah siap ya...!"

"Jam 8 ?" tanya Kiara.

"Iya, itukan karena kamu harus belajar dulu. Kalau sudah bisa kamu bisa datang setengah sembilan. Mini market itu buka dua puluh empat jam, tapi kan kerja kita jam 9 sampai jam 5 kok!" kata Rangga.

"Kita? jadi saya satu shift sama mas Rangga?" tanya Kiara.

Rangga pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sebenarnya Rangga memang menaruh hati pada Kiara. Mendengar cerita para tetangga yang katanya Kiara sangat berusaha keras demi pengobatan sang ayah membuat tangga jatuh hati pada Kiara.

Begitu ada kesempatan bisa kerja satu shift, Rangga benar-benar tidak menyia-nyiakan hal itu dan langsung bicara pada atasannya.

"Iya Kiara, kebetulan saja!" kata Rangga berbohong.

Dari dalam rumah, ibunya senyum-senyum melihat Rangga yang salah tingkah. Sebenarnya juga Bu RT ada di rumah tapi dia sengaja memberi kesempatan pada Rangga untuk bisa bicara pada Kiara. Bu RT juga senang pada Kiara, sudah cantik, baik, sayang pada ayahnya dan pekerja keras. Anaknya juga ramah dan suka membantu, istilahnya Kiara itu ringan tangan, ada kerja bakti dia juga tak segan untuk ikutan. Jadi Bu RT juga senang kalau Rangga dekat dengan wanita naik seperti Kiara.

Padahal kalau mereka tahu apa pekerjaan Kiara sebenarnya, mungkin mereka bahkan akan mengusir Kiara dari sana. Kebanyakan orang memang selalu peduli pada apa yang mereka lihat dan dengar saja. Tanpa tahu untuk apa Kiara melakukan semua itu dan kenapa?

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

Rangga salting🤭

2023-03-21

3

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

top markotop 😍

2023-03-21

2

@arieyy

@arieyy

perjuangan kiara semoga jadi cewek sukses dan kuat☺

2023-03-12

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!