Mohon dukungannya untuk karya ini, karena dukungan dari kakak semua sangat berarti bagi saya~
_____________________________________
Happy Reading🥀
Dion menatap kesal pada pria di hadapannya, lalu ia melepas dengan keras tangan Ray dari kerah kemejanya itu.
"Tidak usah belagu," ucap Dion tiba tiba. Ray membulatkan kedua bola matanya, berusaha mencerna setiap kalimat yang baru saja terlontar dari mulut pria itu.
"Kau hanya orang biasa, bukankah kau sendiri yang belagu? Kau kan yang memberitahu pada Jane kalau keberadaan ku berada di sini?" tanya Ray kembali.
Namun Dion tidak menggubris nya, dia malah meninggalkan Ray dengan memasuki mobil mewah miliknya dengan pintu mobil yang sudah otomatis terbuka.
Dion melajukan mobilnya, hanya dalam sekejap sosok Dion beserta mobilnya lenyap dari pandangan Ray.
"Sialan! Kenapa jadi begini? Awas saja kalian," kesalnya dengan langkah kaki kembali masuk ke dalam gedung hotel.
Yah, pria itu akan menyelesaikan masalahnya dengan Amber. Namun tidak dengan cara baik-baik, sosok lelaki kejam seperti Ray hanya akan menyelesaikan masalah dengan cara kasar sekalipun dengan seorang wanita.
☁︎☁︎☁︎☁︎☁︎☁︎☁︎☁︎☁︎☁︎☁︎☁︎☁︎☁︎☁︎☁︎☁︎☁︎
Semburat mentari pagi menyambut hari baru. Jalanan kota yang ramai nan luas dipenuhi dengan aktivitas orang-orang. Mereka tidak pernah luput dari kesibukan sehari-harinya.
Jane membuka kedua bola matanya, setelah mendengar alarm di ponsel berbunyi. Dia melihat arah jarum jam yang terpampang di dingin kamar. Dan terlihat waktu telah menunjukkan pukul 05.00 tepat.
Segera mungkin ia bangkit dari ranjang untuk menuju kamar mandi. Tentu saja untuk membersihkan tubuhnya yang benar-benar terasa lengket akibat semalam tidak mandi setelah pulang dari acara reuni.
Setelah cukup lama sibuk dengan sabun mandi, Jane pun berjalan menuju ruang kamar. Dia akan mengenakan pakaian elegan, bukan pakaian kantoran yang biasa ia gunakan saat akan pergi bekerja di kantor milik Ray.
Jane sudah membulatkan tekad, dia benar-benar akan undur diri dari pekerjaannya di kantor Ray. Wanita manapun tidak akan ada yang bisa bertahan jika tetap bekerja di perusahaan milik mantan kekasih yang sudah mengkhianatinya.
Begitu selesai dengan mengurus penampilannya, Jane langsung berlari menuju pintu utama. Sudah sejak beberapa minggu lalu kedua orang tuanya tiada akibat sebuah kecelakaan bus dari Kota A menuju Kota D.
Kecelakaan saat itu sungguh membuat Jane merasa begitu terpukul akibat kedua orang tuanya yang menjadi korban kecelakaan. Tapi mungkin saat ini ia sudah bisa sedikit tenang, dan mulai melupakan kepergian orang tua angkatnya itu.
Selang beberapa waktu, Jane akhirnya tiba di tempat tujuan. Yah, sebuah perusahaan terkenal di Kota mereka. Perusahaan R.A Grup. Bangunan gedung itu terlihat berkuasa dibanding beberapa bangunan kecil di sekelilingnya.
Pancaran sinar matahari yang tak menembus kaca jendela membuat siapa saja nyaman untuk terus berada di dalam gedung, sekalipun dalam cuaca panas yang menyengat.
Yap! Bangunan itu dilapisi sebuah benda yang berguna untuk kenyamanan setiap para karyawan, lantaran tidak dapat menembus sinar matahari. Namun suhu di dalamnya juga seimbang, tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas.
Jane bergegas masuk ke dalam gedung tersebut, dia menaiki sebuah lift untuk menuju ke ruangan manager. Tentu saja untuk mengurus surat pengunduran diri dari pekerjaannya.
Setelah tiba di lantai tujuan, Jane yang sedang tergesa-gesa menemui sang manager membuatnya tak sadar bahwa ternyata Ray tengah memperhatikannya sejak ia keluar dari dalam lift.
Ray lantas berlari menghampiri Jane, dia menarik lengannya lalu membawa Jane dalam pelukan hangatnya. Hal seperti itu sudah biasa mereka lakukan saat menjalani hubungan asmara. Namun tidak lebih dari itu, karena Jane selalu melarang Ray untuk melakukan hal-hal negatif yang dapat merugikan antara dua pihak.
"Lepas ... " ucap Jane lirih dengan melepas pelukan dari sang mantan kekasihnya itu.
Dia berdalih memandang Ray, wajahnya terlihat akan banyak penyesalan. Namun kejadian yang sudah kelewatan itu tentu saja tak dapat membuat Jane dengan mudahnya memaafkan pria seperti Ray.
"Kita bukan pasangan lagi, jadi jagalah jarak denganku," tuturnya. Sontak hal itu membuat detak jantung Ray berdetak kencang, rasa tidak terima akan keputusan dari Jane membuatnya sangat beremosi.
"Hai! Kau akan menyesal jika putus hubungan denganku!" tegasnya dengan kedua bola mata yang melotot.
Seorang wanita seperti Jane tidak akan berdiam dan mendengarkan omongan tidak penting dari pria seperti itu. Yah, tepat sekali! Jane berjalan dengan langkah kaki cepat meninggalkan sosok Ray yang masih tengah memandangnya.
"Selama ini kau hidup enak karena aku! Kau mendapat pekerjaan juga karena aku! Jika kau putus hubungan denganku, aku akan menjamin nya. Jane, kau tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan dimanapun, dan aku akan mengeluarkan mu dari perusahaan ini. Intinya, hidupmu akan selalu buruk karena hidup tanpa uang!"
Langkahnya terhenti, dia berbalik memandang pria yang sudah cukup jauh ia tinggalkan. Tanpa alasan, Jane tersenyum lebar dan kembali berjalan mendekati sosok pria itu.
"Sudah kuduga. Dia akan kembali ke arahku, tidak ada wanita di dunia ini mau hidup tanpa kekayaan!" batin Ray. Wajahnya sudah cukup berseri saat melihat wanita kesayangan nya berjalan kembali mendekatinya.
"Hai, jangan kau pikir aku mau hidup dengan pria seperti mu hanya karena uang. Aku juga sudah memutuskan dengan matang kalau aku akan keluar dari pekerjaan ku di sini. Tujuanku datang ke sini juga, karena aku akan undur diri."
Deg?!!! Hatinya tergoyah. Tanpa sadar kedua bola matanya itu telah berkaca-kaca. Terlalu banyak membendung air mata, membuatnya tak kuasa menahan air mata itu.
"Jane, apa kau yakin?" tanya Ray memasang raut wajah iba. Dia tersenyum kecil bagai orang gila yang sudah terbawa banyak pikiran.
"Tentu saja, mana mungkin aku bercanda!" tandas nya dengan langkah kaki yang kembali menjauh.
Dia masuk ke dalam sebuah ruangan. Dimana terdapat papan yang terpampang diatas pintu masuk ruangan dengan bertuliskan sebuah nama ruangan 'Direktur'.
"Ah, Jane? Kenapa kau asal masuk? Lain kali ketuk pintu dulu, ya!" tegur sang direktur sedikit tegas.
"Kenapa penampilanmu juga seperti itu?" imbuhnya bertanya lagi.
Jane hanya diam tak membalas pertanyaannya, wanita itu asal duduk di sebuah kursi yang diletakkan berhadapan dengan direktur.
"Hei! Ada apa denganmu, sikap dan penampilanmu berbeda jauh dengan sebelumnya. Huh, aku ingin sekali memukulmu. Tapi sayang, kau adalah kekasih tuan Ray," ungkap nya tak berani menatap mata Jane.
"Jangan membawa-bawa Ray. Kedatangan ku kemari karena aku ingin mengundurkan diri!"
Bersambung🍁
Jangan lupa untuk dukungannya, dengan cara like, komen, vote, and fav ya!
Apa kalian tau? Membuat karya itu tidak semudah kelihatannya, maka dari itu Author senantiasa berharap pada kakak semua untuk mendukung karya novel ini.
Terima kasih~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
ꪶꫝ✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻N༄🥑⃟💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
udah selingkuh,dituduh gak mau,ditambah mau main kasar ma perempuan,bagus bngt kau Ray
2023-06-05
0
Erarefo Alfin Artharizki
lanjut
2023-05-30
1
𝒮🍷⃞⃟Ive•Сɛƨℓιɛα•ଓε🐬♀♛ƐꝈƑ⃝🧚
wow jane emg yg terbaik!
2023-03-13
3