Riana dan Nandini keluar dari mobil nya setelah sampai di depan restoran yang sudah mereka sepakati.
''Maaf Mbak, tempat atas nama Tuan Malik di sebelah mana?'' tanya Nandini ramah.
''Mari saya antarkan Nona,'' jawab sang pelayan tak kalah ramah nya.
Nandini dan Riana berjalan mengikuti pelayan wanita yang mengantarkan mereka berdua ke ruangan yang sudah di pesan dengan atas nama Tuan Malik.
''Silahkan Nona, mereka sudah menunggu anda,'' ucap nya lagi lalu mempersilahkan Nandini dan juga Riana untuk masuk ke dalam ruangan, di mana di dalam sudah ada 3 laki-laki yang sedang menunggu kedatangan Riana dan juga Nandini.
''Maaf Tuan kami telat,'' Ucap Nandini yang melihat kearah laki-laki di depan nya.
''Tidak apa apa, silahkan duduk,'' sahut salah satu laki-laki yang berada di sebelah nya.
Riana tak bersuara sama sekali, dia juga masih menundukkan kepalanya menghindari tatapan dari ketiga laki-laki di depan nya.
Riana memejamkan matanya sejenak, dan mencoba mendongakkan kepalanya, menatap siapa siapa yang ada di ruangan saat ini.
Dengan mengucapkan kata bismillah, Riana menarik nafasnya dan memulai pembahasan pekerja'an yang akan ia sepakati kerja sama dengan perusaha'an masing-masing.
''Riana?'' gumam Alkairo yang baru tau kalau perusaha'an nya akan bekerja sama dengan perusaha'an Riana, yang tak lain adalah perusaha'an Andrian juga.
Riana hanya mengangguk pelan ketika mendengar gumaman Alkairo tadi, dan terus membahas perusaha'an nya.
''Baiklah, saya akan tanda tangani kontrak kerja kita saat ini juga,'' Ucap Alkairo yang sudah mendengarkan penjelasan dari Riana tadi.
'Wanita yang sangat mengejutkan, bukan hanya cantik tapi dia juga pandai memikat klien nya hanya dengan kata kata yang menurut ku biasa saja,' gumam Alkairo seraya membubuhkan tanda tangan nya di berkas yang sudah di sediakan oleh Nandini dan sudah di sepakati satu sama lain nya.
''Terima kasih Tuan, semoga kerja sama kita kedepan nya semakin lancar dan sukses di kancah perbisnisan,'' sahut Riana menjabat tangan Alkairo.
Perasa'an Riana tak menentu ketika bersentuhan dengan Alkairo, layak nya ada sebuah magnet yang sengaja di tempel.
''Baiklah kalau begitu saya kembali lebih dulu Tuan,'' pamit Riana menganggukkan kepalanya.
''Cantik?'' gumam ketiga laki-laki yang masih betah berada di dalam ruangan.
''Memang nya kamu kenal dengan wanita itu Sob,'' tanya sekretaris sekaligus sahabat nya.
''Baru kemarin aku kenal sama dia,'' Alkairo membalas pertanyaan dari sahabat nya.
''Siapa?'' tanya kedua laki-laki yang sudah sangat penasaran dengan wanita yang begitu cantik dan juga elegan, meski tidak berpakaian seksi.
''Riana, adik kembar Andrian,'' jawab nya sembari membaca berkas berkas yang tadi di berikan langsung oleh Riana.
''Wah, iya iya, mereka hampir mirip sich. Tapi aku lupa juga tadi,'' sambung teman nya yang juga ikutan meeting, padahal dia tidak bekerja di perusaha'an Malik. Teman Alkairo hanya penasaran saja dengan wanita yang akan meeting dengan teman nya tersebut.
''Ya jelas mirip lah, nama nya juga kembar? gimana sich kamu tuh!'' Agung menimpali perkata'an dari teman nya yang tak lain adalah sekretaris Alkairo di perusaha'an Malik.
''Apa sich lho cuyyy, ikutan saja kalau gue lagi ngomong,'' seru David Virendra sekretaris Alkairo.
''Sudah sudah, kalian dari tadi berantem mulu kerja'an nya. Sudah kayak Tom & Jery tau nggak sich,'' Alkairo beranjak dari duduk nya dan melangkah pergi dari hadapan teman teman nya yang super resek dan super nyebelin.
...****************...
Sampai sore Andrian belum kembali dari meninjau proyek nya, Riana begitu gelisah karena sang kakak tidak bisa ia hubungi, sampai akhirnya Riana meminta adik bungsunua untuk menghubungi sang kakak. Namun masih sama belum di angkat sama pemilik ponsel.
''Kak Rian kemana sich?'' gumam Riana yang terus saja mondar-mandir di dalam ruangan nya.
''Nona, Tuan Andrian sudah ada di depan sekarang, dan sedang menunggu anda di lobby,'' ujar seseorang yang baru saja mengetuk pintu perusaha'an nya.
''Iya Pak, terima kasih,'' kata Riana yang selalu ramah kepada setiap orang, termasuk karyawan yang hanya menjadi satpam.
Riana menyambar tas selempang nya dan segera keluar dari ruangan nya, untuk segera bertemu dengan kakak nya yang sudah satu hari berpisah.
Kemarin saja dia tidak begitu dengan sang kakak, namun setelah di khianati oleh seorang laki-laki, Riana menjadi takut di tinggal oleh kakak kembar nya.
''Kak Rian kok lama banget sich perginya?'' tanya Riana dengan nada lirih nya.
''Kakak kan cuma pergi untuk meninjau proyek dek, lagian di kantor kan banyak orang yang berseliweran,'' jawab Rian dengan merangkul pundak sang adik.
''Tapi beda kak? andai saja Leon ada di sini, jadi aku tidak akan terlalu kesepian di kantor ini,'' rengek nya dengan menyembunyikan wajah nya yang sudah memerah, karena ingin menangis.
''Sudah jangan menangis lagi, entar malah di kira aku sedang ngapain kamu lagi,'' balas Rian kepada sang adek. ''Kita makan dulu yuck, kakak tau kamu pasti tadi tidak makan dengan benar kan,'' tanya Rian dengan nada lembut nya.
''Tuan Andrian bisa bersikap baik juga dengan seorang wanita,'' bisik nya kepada rekan kerjanya.
''Iyalah, kan gadis yang sedang di ajak ngobrol saudara kembar nya,'' sahut nya dengan membalas bisikan tersebut. ''Lagian kamu aneh aneh saja dech?'' tambah nya lagi, yang langsung di jawab dengan dua kalimat.
''Apa apa'an!'' ketus nya dengan melangkah pergi meninggalkan rekan kerja nya yang masih melongo melihat kelakuan rekan kerja nya tadi.
Sedangkan yang lain hanya terkekeh geli ketika yang di tinggal hanya kayak burung Beo. 'Asem, aku di kerjain?'' gumam nya di dalam hati dan langsung mengikuti sang teman yang sudah sampai di ruangan nya.
Riana dan Andrian yang melihat hanya menggeleng pelan melihat kelakuan karyawan nya yang buat dia sangat menghibur.
''Apa apa'an,'' ujar Riana yang meniru kata kata karyawan nya tadi.
Rian mengejar Riana yang nggak jadi menangis setelah melihat adegan dari salah satu karyawan nya yang membuat mereka berdua tertawa lepas di area parkir kantor nya.
''Lucu kan karyawan baru aku?'' tanya Rian dengan memencet hidung sang adik.
''Aww, sakit tau kak?'' rengek nya dengan menggelayut manja di lengan sang kakak.
Riana kini sudah mulai melupakan Michael yang sudah menghianati cinta nya, Riana mencoba menghapus semua kenangan nya ketika masih bersama dengan Michael beberapa waktu lalu. Rian lah yang selalu mendukung sang adik, agar dia segera melupakan Michael, laki-laki breng**sek itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments