Riana mulai bekerja di kantor seperti dulu, ketika dia masih bekerja di kantor yang sama dengan kakak nya.
''Lebih baik adek di sini saja?'' kata Andrian ketika melihat adik nya sudah rapi dengan baju kantor nya.
''Kalau aku di sini bakalan tambah sedih kak, apalagi di sini hanya sendirian seharian, jadi tambah sedih dech,'' jawab Riana yang tak mau di suruh tetap tinggal di apartemen nya sendirian.
''Ya sudahlah, kita berangkat sekarang saja sebelum kita telat,'' ajak Rian yang lebih memilih mengalah dari sang adek.
Mereka berdua berjalan beriringan layak nya sebuah pasangan kalau di lihat dari belakang. Namun tidak dari depan yang langsung bisa di tebak oleh kebanyakan orang, kalau mereka adalah saudara kembar.
Andrian membuka pintu mobil untuk sang adik seraya bertanya. ''Kamu yakin mau ikut ke kantor?''
''Yakin lah kak, memangnya kenapa sich? kok kak Rian sekarang tidak percaya sama aku,'' sahut nya dengan menggembungkan pipi nya.
''Bukan nya kakak tidak percaya sama kamu, tapi kamu baru kemarin datang? kakak kira kamu masih capek, jadi kakak nyuruh kamu untuk tetap tinggal di sini, agar bisa istirahat dengan baik?'' kata Andrian sebelum masuk ke dalam mobil nya juga.
''Pokoknya aku mau ikut, titik!'' dengan nya dengan melipat kedua tangan di dada nya.
Andrian pasrah setelah melihat sang adik yang melipat kedua tangan nya. Andrian berjalan mengitari mobil dan masuk melalui pintu di sebelah nya, tak harus menunggu lama kini Andrian dan juga Riana sudah bergabung dengan mobil mobil lain nya yang juga sibuk dengan keseharian mereka dengan bekerja.
''Setelah ini kamu langsung ke ruangan kamu saja, kakak akan pergi bersama Toni untuk meninjau proyek pembangunan yang sudah 50% hampir jadi.''
''Aku ikut,'' sentak Riana membuat Rian menoleh ke arah nya sejenak, lalu fokus dengan jalanan kembali.
''Di kantor ada Nandini yang akan nemenin kamu, jadi kamu harus nurut kakak oke,'' jawab Rian yang tak mau adeknya kenapa napa di proyek nantinya.
''Tapi kak,'' rengek nya lagi.
''Nggak usah tapi tapian,'' potong Rian dengan nada datar nya. ''Aku nggak mau kamu kenapa napa di sana, lagian aku akan meninjau proyek bukan untuk jalan jalan di sana,'' tambah nya lagi, agar dang adik bisa mengerti kalau kakaknya sedang bekerja bukan untuk happy fun di luaran sana.
Tiba di depan kantor nya, Andrian memanggil Nandini yang juga baru datang.
''Nandini.'' panggil Andrian membuat langkah Nandini terhenti.
''Nandini, kamu bawa nona Riana ke ruangan nya sekarang, aku akan pergi untuk meninjau proyek yang sedang berlangsung, jadi kamu tolong bantu Riana untuk meng-handle semua pekerja'an ku,'' kata Andrian panjang lebar.
''Maaf Tuan sebelum nya, tapi nanti saat makan siang ada meeting dengan perusaha'an AA Grub,'' Nandini mencoba membacakan agenda penting hari ini.
''Kamu ajak Riana untuk pergi menghadiri meeting nanti siang, mungkin aku akan pulang malam. Kasian juga kan kalau harus membuat orang menungy lama,'' Ucap Andrian lalu menatap sang adek yang sedari tadi hanya terdiam, tanpa menyahut satu patah katapun.
''Tolong bantu kakak, hadiri meeting hari ini. Kalau kamu sayang kakak?''
''Tapi Riana tidak tau harus bahas apa di meeting nanti,'' jawab Riana dengan pelan.
''Kamu akan di ajari Nandini di dalam, kakak berangkat dulu. Kasihan Roy dan yang lain nya sudah menunggu kakak,'' pamit Andrian yang di susul dengan ciuman tangan oleh Riana sang adek.
Mereka berdua sejak masih sama sama kecil sudah di ajarkan untuk selalu menghormati orang yang lebih tua darinya, apalagi ketika mereka akan bepergian, tak lupa Riana mencium punggung tangan kakak nya, meski di depan orang banyak.
''Titip adikku Dini,'' kata Rian dengan lembut, sehingga membuat wanita di depan nya di buat meleleh mendengar nya.
''Baik Tuan?'' sahut Nandini dengan ramah.
Setelah kepergian Andrian, Riana dan juga Nandini akhirnya melangkah pergi menuju ke lantai di mana ruangan Riana berada.
''Dini, bantu aku untuk mempersiapkan meeting nanti siang?'' Ucap Riana dengan nada lemah nya.
''Baik Nona,'' jawab nya sambil terus melangkah mengikuti Riana dari belakang nya.
''Tau gitu aku nggak ikut tadi,'' Riana nampak kesal dengan sikap kakak nya yang seenaknya menyuruh dia untuk ikut meeting.
''Ini berkas berkas yang harus Nona pelajari, kalau ada yang tidak di mengerti tanyakan saja,''
''Baiklah,''
Riana mulai membuka berkas berkas yang baru saja di berikan Nandini, ''Ach sulit sekali,'' gumam nya pelan seraya mengacak rambut panjang nya.
Dengan sangat teliti Riana memeriksa berkas berkasnya, dan dia juga sedang mempelajari berkas yang akan di buat meeting nanti siang.
Riana memeriksa berkas berkas tersebut dengan sangat jeli, agar tidak ada yang terlewatkan sama sekali.
Tepat jam 12 siang Nandini mengetuk pintu ruangan Riana.
Tok tok tok
''Maaf nona, kita berangkat sekarang,'' Ucap Nandini ketika ketukan pintu tidak ada sahutan dari dalam.
''Iya Din, tunggu sebentar ya, aku ambil tas dulu di dalam,'' sahut Riana dari arah samping. Karena Riana sendiri sudah ada di luar ruangan, sebenarnya di dalam ruangan nya sudah ada kamar mandi sendiri, namun dia ingin merasakan kehidupan sebagai karyawan lain nya. Yang memakai toilet secara bersama sama.
''Nona Riana...''
''Aku ke toilet tadi,'' potong Riana yang sudah menebak ucapan dari asisten nya.
''Ayo berangkat, kamu bisa bawa mobil sendiri kan?'' tanya Riana kepada sang asisten.
''Bisa Nona? tapi bukan nya kata Tuan Rian harus bawa supir,'' Nandini balik bertanya kepada Riana.
''Dini, aku males ngapa ngapain sekarang, tapi kalau pakek supir kita kita berdua tidak akan bisa bebas seperti membawa mobil sendiri kan. Nanti kalau kerja sama kita deal, aku akan traktir kamu makan dan nge Mall gimana,'' Nandini yang mendapatkan bujukan seperti itu langsung berubah ijo matanya, karena mengingat dia juga butuh refresing agar otak nya tidak konslet saat di bawa bekerja.
''Oke, tapi benaran ya Nona?'' tanya Nandini memastikan semua ucapan Nona nya.
''Kapan aku pernah berbohong ke kamu sich Din,'' balas nya dengan menyandarkan bahu ke sandaran kursi mobil nya.
''Kita berangkat sekarang?'' tanya Nandini lagi yang di angguki Riana pelan.
Rasa kecewa nya masih masih sangat terasa di lubuk hati Riana paling dalam, ketika dia sudah mulai akan menerima perjodohan tersebut, tapi dia malah di khianati begitu saja, tapi Riana selalu bersyukur karena dirinya belum menjadi istri sah nya sebelum Laura datang dan meminta tanggung jawab kepada Michael.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
bella
yuck lebih semangat lagi
2023-03-14
0