Setelah kemarin Xia Lian An dan putra mahkota Zhang bertemu dengan kaisar Shun, hari ini secara pribadi Xia Lian An berkunjung ke istana Yue Ji untuk bertemu dengan ratu Rui dan pangeran kecil.
Xia Lian An berjalan melewati taman yang dulu sering dia lewati saat akan keluar maupun masuk ke istana Yue Ji itu.
"Tempat ini tidak banyak berubah." Ucap Xia Lian An saat berjalan melewati taman itu.
"Yang mulia, bukankah taman di istana yang mulia putra mahkota juga tidak kalah cantik." Ucap Xiao Wei yang mengikuti Xia Lian An di belakang
Xia Lian An tersenyum, dia mengerti maksud dari ucapan Xiao Wei. Xiao Wei pasti tidak mau jika dirinya terus mengingat semua kenangan yang ada di istana Yue Ji ini, karena itu Xiao Wei berkata demikian.
"Aku mengerti, ayo. Yang mulia ratu pasti sudah menunggu kita di istana."
Xiao Wei menundukan kepalanya.
Xia Lian An melanjutkan langkah kakinya, hingga akhirnya dia sampai di depan kamar ratu Rui yang tidak berubah sama sekali seperti saat dia tinggalkan dulu.
"Beritahu yang mulia ratu, permaisuri Jing dari negara Ming datang berkunjung." Ucap Xiao Wei pada pelayan yang ada di di depan pintu kamar.
Pelayan itu mengangguk.
"Yang mulia, yang mulia permaisuri Jing dari negara Ming datang untuk bertemu dengan anda." Ucap pelayan itu pada ratu Rui.
"Biarkan yang mulia permaisuri Jing masuk." Ucap ratu Rui dari dalam kamar.
"Silahkan yang mulia." Ucap pelayan itu pada Xia Lian An setelah membukakan pintu kamar.
"Terima kasih." Ucap Xia Lian An.
Xia Lian An berjalan masuk ke dalam kamar, di ikuti oleh Xiao Wei.
"Salam kepada yang mulia ratu Rui, semoga ratu panjang umur." Ucap Xia Lian An sambil memberi hormat pada ratu Rui.
"Kak Lian, apa yang kakak lakukukan. Seharusnya aku yang memberi hormat pada kakak." Ratu Rui meraih tangan Xia Lian An.
Xia Lian An tersenyum, dia tidak menyangka jika ratu Rui masih saja begitu baik padanya. Bahkan dia tidak segan memanggilnya kakak, walaupun dia tahu jika usia Xia Lian An dua tahun lebih muda darinya.
"Tidak, sekarang yang mulia sudah menjadi seorang ratu. Jadi sayalah yang harus memberi hormat pada yang mulia ." Ucap Xia Lian An.
Ratu Rui tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Kemari dan duduklah, lupakan tentang formalitas, aku sangat merindukanmu."
"Terima kasih karena masih mengingatku."
"Tentu saja, kau adalah orang yang sangat baik. Karenamu, kehidupanku dan selir Nuan menjadi jauh lebih baik di dalam istana setelah selir Ning, dan keluarganya di hukum oleh yang mulia kaisar."
"Mereka memang layak mendapatkan itu."
"Benar."
"Dimana yang mulia pangeran, aku ingin melihatnya."
Ratu Rui mematap pelayan setianya "Bawa pangeran Guang kemari, bibinya ingin bertemu dengan dia." Ucap ratu pada pelayan setianya.
"Baik, yang mulia ratu." Ucap pelayan itu.
Xia Lian An mengangguk tersenyum, walaupun ratu Rui telah menjadi seorang ratu, tapi dia tetap bijaksana dan baik hati seperti sebelum dia menjadi seorang ratu.
Tak lama kemudian, pelayan setia ratu Rui datang sambil menggendong pangeran Guang.
"Silahkan yang mulia permaisuri Jing." Pelayan itu menyerahkan pangeran Guang pada Xia Lian An.
"Terima kasih. Dia terlihat sangat tampan dan lucu." Ucap Xia Lian An menatap bayi mungil di gendongannya.
"Benar, aku tidak menyangka jika bayi yang aku kandung seorang pangeran."
"Dia tahu ibundanya akan kesulitan, jadi dia datang lebih dulu. Setelah ini, pasti sang putri yang akan menambah keramaian di istana ini."
"Lalu bagaimana denganmu, permaisuri Jing?"
Xia Lian An menatap ratu Rui lalu tersenyum.
"Aku sangat bahagia, aku dan putra mahkota berencana akan kembali ke negara Ming setelah kami memiliki satu anak."
"Aku bahagia saat mendengar kau menikah dengan putra mahkota yang sangat menyukaimu sejak lama."
"Bukankah aku sangat beruntung? Dia sudah lama menyukaiku, dan berkali-kali melindungiku. Dia bahkan rela hidup di rumah yang sederhana di kota Yu, asalkan itu denganku."
"Kau benar. Kau memang harus hidup bahagia, lupakan semua yang pernah terjadi dan yang pernah kau lalui disini."
Xia Lian An mengangguk "Aku mengerti."
Xia Lian An menatap pangeran Guang yang tidur dengan lelapnya dalam gendongannya.
***
Siang harinya, putra mahkota Zhang duduk di dalam kamar di istana barat. Dia terlihat sedang termenung sendirian.
"Apa yang sedang yang mulia lamunkan?"
Putra mahkota Zhang menoleh, lalu tersenyum setelah melihat siapa yang tengah berbicara padanya.
"Aku tentu saja melamuni istriku, satu-satunya wanita yang sudah membuatku jatuh cinta di dunia ini."
"Kau semakin pandai berbicara manis, yang mulia." Xia Lian An berjalan mendekati suaminya.
Putra mahkota Zhang meraih kedua tangan Xia Lian An, lalu menggenggamnya.
"Bagaimana perasaanmu setelah bertemu dengan ratu Rui dan selir kaisar Shun?"
"Hari ini aku hanya bertemu dengan ratu, karena selir Nuan sedang berada di kuil untuk berdoa."
"Seperti itu."
Xia Lian An menatap putra mahkota Zhang "Ada apa, apa kau ingin kembali?" Tanya Xia Lian An.
"Kau ingin seorang pangeran atau putri?"
Xia Lian An tidak mengerti dengan apa yang putra mahkota katakan.
"Istriku tersayang, aku bertanya padamu. Jika kita mempunyai anak, kau ingin seorang pangeran atau seorang putri."
Xia Lian An menyentuh pipi putra mahkota Zhang sambil tertawa kecil.
"Ada apa ini, karena kita kesini untuk memberi selamat atas kelahiran pangeran, kau tiba-tiba menanyakan hal ini padaku?"
"Aku hanya ingin kita juga memiliki anak, aku ingin melihat bagaimana perut kecil ini berubah menjadi besar seiring berjalannya waktu." Putra mahkota Zhang menyentuh perut Xia Lian An pelan.
"Kita akan segera mempunyainya, kita harus bersabar."
"Aku mengerti."
Putra mahkota Zhang memeluk erat pinggang Xia Lian An, lalu mencium perut istrinya itu sehingga membuat Xia Lian An terkekeh.
"Aku juga ingin mempunyai anak seperti apa yang kau inginkan." Ucap Xia Lian An.
Putra mahkota Zhang mengangguk.
Pemandangan yang begitu manis itu di lihat oleh kaisar Shun yang akan menemui putra mahkota Zhang, dari halaman istana barat.
Ada rasa iri dan kesal dengan apa yang kaisar Shun lihat, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, karena sekarang Xia Lian An tidak akan pernah bisa dia miliki lagi.
"Yang mulia." Ucap kasim ketua yang berada di belakamg kaisar Shun.
"Kita kembali ke istana." Ucap kaisar Shun.
Kasim ketua membungkukan tubuhnya.
Kaisar Shun berbalik dan berjalan untuk kembali menuju ke istana raja dengan semua perasaan yang dia tahan.
"Dia terlihat begitu bahagia. Seharusnya aku merasa senang, karena putra mahkota Zhang sangat mencintainya dan akan selalu melindunginya."
Xia Lian An melihat beberapa pelayan yang mengikuti kaisar Shun berjalan keluar dari taman istana barat, namun Xia Lian An diam. Dia tidak ada niatan untuk memanggil kaisar Shun agar tidak pergi, karena memang tidak ada yang perlu dia bicarakan dengannya.
"Bagaimana kalau kita kembali sekarang? Lagi pula aku sudah bertemu dengan yang mulia ratu dan pangeran. Aku juga sudah memberikan hadiahnya." Ucap Xia Lian An.
"Baiklah kalau begitu, aku akan berbicara dengan kaisar Shun."
"Iya."
Xia Lian An tersenyum bahagia, karena akhirnya dia akan meninggalkan istana itu dan kembali ke rumahnya, untuk hidup menjadi rakyat biasa lagi dengan putra mahkota Zhang.
Waktu yang dia miliki di luar istana hanya 5 tahun, dan dia ingin menikmatinya dengan baik sebelum dia hamil yang akan membuat semua gerak-geriknya akan di batasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
ᵉᶠ・゚:* 𝕰𝖑𝖑𝖊 *:・゚
semoga aja lian'er cepat hamil dan mengandung baby triplet
2025-04-21
0
lie sa
mesranya.... jd iri 😁
2024-03-21
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
perasaan menyesal 🤭
2024-03-15
0