Bab 5: Mana pelakor?

🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻

🌹✨💞✨🌹

Clara baru tiba di apartemen yang di berikan Ronal untuk nya. Dia ingin masuk, tapi tak jadi, dia segera turun menunggu pesanan yang di pesan melalui aplikasi. Dia yakin bentar lagi tiba, lebih baik menunggu di bawah.

Clara turun menggunakan lift, saat bersamaan dia masuk seorang pria yang di lihat tadi pagi keluar. Clara kaget melihat adik Ronal berada di Unit apartemen nya.

Dia mencoba mencerna semua, kalau di kata kebetulan sepertinya tidak mungkin. Ini satu-satu Unit terbesar di lantai 25 dan itu milik nya yang di beli Ronal.

"Apa dia kembali untuk menyelidiki Ronal? tapi bagaimana dia bisa tau Apartemen ini? apa Ronal sudah tiba dan dia mengikuti Ronal?" batin Clara bertanya-tanya. Dia yakin semua yang di pikirkan ini benar.

Clara mengeluarkan ponsel dari tas dan mengirim pesan pada Ronal membatalkan pertemuan mereka. Dia memberitahu untuk lebih hati-hati Rey sekarang berada di apartemen.

Setelah mengirim pesan, Clara menggenggam ponsel nya. Dia benar-benar malas mencari ribut. Tapi jika keadaan genting dia akan meladeni.

Menurut nya lebih asyik ribut dengan musuh bebuyutan dari pada dengan orang asing.

Di sisi lain...

Ronal yang mendapat pesan dari Clara, mendengus kesal. Dia bingung dari mana Rey tau keberadaan nya di sini.

Tanpa menunggu lagi, tidak ingin semua terbongkar Ronal segera putar balik. Syukur tadi dia belum sempat masuk, jadi aman.

Saat balik untuk turun, Ronal berpapasan dengan Rey.

"Rey, kau disini?" tanya Ronal seolah kaget melihat Rey.

"Hmmm, kakak sedang apa di sini? kenapa berkeliaran? Ivan lagi sakit, bukannya di jaga malah kelayapan," tanya balik Rey serius.

"Kakak sedang mencari alamat klien kakak, tapi sepertinya salah Unit," bohong Ronal.

"Tidak usah membohongiku Kak. Aku sudah tau, Kakak kesini ingin menemui selingkuhan Kakak, jadi tidak perlu menutupi apapun lagi. Sekarang di mana pelakor itu? biar aku bunuh dia, dasar murahan!" marah Rey terlihat api membara di kedua mata Rey.

"Apa yang kau bicarakan? kakak benar-benar tidak mengerti, selingkuh apa? kakak tidak pernah selingkuh?" bantah Ronal kekeh dengan kebohongan nya.

"Stop Kak, tidak usah bersandiwara lagi. Aku bukan orang bodoh. Kakak lupa apa profesi ku? aku sudah sering melakukan penyelidikan dan juga penyerangan. Jadi masalah seperti ini, bukan masalah besar," tegas Rey mengingatkan Ronal berhenti berbohong.

"Kau yang stop Rey! Kau benar-benar sudah keterlaluan. Apa kau mengatakan ini ada bukti?"

"Aku memang belum memiliki bukti, Kak. Tapi aku tau kau kemari untuk menemui wanita murahan itu. Aku mendengar semua obrolan mu di telpon tadi sebelum kemari."

"Apa yang kau dengar tidak seperti yang kau pikirkan Rey. Kenapa kau langsung menyimpulkan semua sendiri, tanpa bertanya?"

"Untuk apa, jika ujung nya kau akan berkata bohong kak? kau dengar perkataan ku baik-baik, jika aku mengetahui wanita murahan itu, aku tidak segan membunuh nya dengan tangan ku sendiri," serius Rey memperingati Ronal untuk tidak bermain-main dengan nya.

"Terserah kau saja, kakak sudah berkata jujur jika kau tidak percaya itu urusan mu," sahut Ronal, dia tidak mau banyak bicara.

Dia takut tidak bisa menahan diri dan mengatakan semua. Apalagi mendengar ancaman Rey begitu serius, dia yakin Rey pasti akan melakukan jika terbukti.

Terlihat jelas raut wajah kegugupan pada Ronal. Rey semakin yakin.

"Ya, saking jujur notifikasi dana keluar kau tidak menyadari. Apa kartu mu saat ini di pegang wanita murahan itu?" tanya Rey dan Ronal mendengar itu kaget. Dia berpikir apa Emely melihat dan memberitahu Rey.

"Bukan urusan mu Rey, lebih baik kau urus kerjaan mu jangan mengurusi urusan kakak," sahut Ronal tidak memberi jawaban dari pertanyaan Rey. Sebab dia tau apa yang harus di kata.

"Sikap mu seperti ini membuat ku sangat yakin Kak, jangan salahkan ku jika wanita murahan mu itu mati di tangan ku," ancam Rey menatap tajam Ronal, lalu pergi meninggalkan nya.

Percuma bicara mendesak Ronal, pria itu tidak akan menjawab sebelum ada bukti di depan mata.

"Ah, sial! kenapa semua jadi kacau begini. Rey tidak boleh tau Clara, aku tidak mau Clara kenapa-napa, dia wanita baik. Dia tidak pernah menggoda ku, tapi aku yang menggoda nya," gumam Ronal mengkhawatirkan Clara.

...----------------...

"Dimana sih taksi nya, kenapa belum tiba juga," kesal Clara. Dia sudah menunggu 15 menit.

Pesanan nya tiba 10 menit yang lalu.

Clara terus bolak-balik dengan tentengan plastik makan di tangan kanan nya. Dia tidak memperhatikan kedepan, hingga menabrak seseorang dan makanan yang di pesan jatuh.

Bruk....

"Auwh... " ringis Clara kesakitan.

"Kalau jalan hati-hati, apa kau tak punya mata, hingga jalan sebesar ini tidak kau lihat?" marah Rey tanpa menolong wanita yang terjatuh.

"Kau ini manusia atau apa sih? bukannya di bantu malah marah-marah" balas Clara marah, tidak terima dengan perkataan Rey.

"Bantu? kau yang menabrak saya, lalu untuk apa saya membantu? lihat lah pakaian mu itu seperti wanita murahan, menjijikkan! atau mungkin kau sengaja menabrak saya untuk menggoda saya dengan milik mu yang murahan itu," tunjuk Rey pada buah da** yang terlihat jelas dan Rey melihat itu sangat jijik.

"Kau!" geram Clara dengan mulut pedas Rey menghina nya.

"Kenapa? kau tidak terima? apa semua yang saya katakan itu benar?" Rey tidak peduli kemarahan Clara. Dia yang saat ini sedang marah pada Ronal di lampiaskan pada Clara wanita yang tidak kenal.

"Bukan urusan mu, murahan atau tidak itu urusan saya. Urus saja urusan mu," sahut Clara membenci Rey. Setelah tiga tahun tidak mendengar cacian sekarang dia kembali mendengar, hal itu sangat tidak di suka.

Cacian dan hinaan orang-orang di masa lalu, yang membuat hidup nya seperti sekarang, membuat Clara membenci siapapun yang mengingatkan nya pada masa lalu buruk nya itu.

"Ck, ucapan yang sama. Kau benar-benar wanita menjijikkan. Saya bersumpah hidup mu tak akan pernah bahagia. Sekali murahan akan tetap murahan, tidak ada yang mau dengan barang bekas jajahan semua pria," hina Rey, dan Clara mendengar itu merasa sakit, perkataan Rey begitu telak kena di hati nya.

Dia tidak menyangka ada pria seperti Rey. Pria itu seharusnya tidak ada di dunia. Mulut nya begitu tajam, setajam silet. Sedikit goresan di berikan akan mengeluarkan darah meski tidak merasa sakit.

"Ya, saya murahan, kenapa apa ada masalah? saya tidak pernah menggoda siapapun, tapi mereka yang menggoda saya, lalu dimana salah saya? apa karena saya menerima godaan mereka, jadi di kata murahan?" muak Clara melihat sikap Rey. Dia sangat membenci Rey sekarang.

...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......

...✨____________ 🌼🌼_______________✨...

Terpopuler

Comments

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

haaaa nikmati saja hinaan itu Clara, sesuai judul

2023-03-30

2

Rhesinta Saipul

Rhesinta Saipul

entar berjodoh lo🤣🤣🤣

2023-03-11

1

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

ckckck dasar rey, padahal mereka baru bertemu udah main hina aja, jelas² dia belum kenal clara. bahkan meski clara yang jadi selingkuhan kakaknya, tapi kan rey belum tau tapi rey udah menghina aja. gimana kalau rey udah tau, makin hina aja pasti clara dibuatnya

2023-03-10

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!