"Mas ini..." Varo lansung tersadar dan segera menerima pakaian yang Indira berikan padanya,namun karena tergesa-gesa dia malah ikut menarik tangan istrinya membuat Indira ingin terjatuh,seketika itu Varo lansung memegang tubuh istrinya yang saat ini membuat mereka saling berpelukan dan saling bertemu tatapan mata mereka.
"Mas..."
Bugh...
Tampa Indira sangka suaminya tega mendorong kuat tubuhnya dengan kasar sampai kening indira terbentur kesisi meja kecil di dekat tempat tidur dalam kamar itu.
Aukh..
Indira mengaduh kuat memegang kepalanya sedikit pusing, tersadar melihat Darah mengalir mengenai matanya,dia pun lansung menangis.
Hiks..."Mas...begitu jijik kah aku, sampai kamu tega melempar aku seperti ini Mas,kamu Jahat Mas..,
kamu bukan lagi pria yang baik aku kenali dulu Mas.."Lirih Indira sambil memegang keningnya terus mengeluarkan darahnya.
"Jangan mengulangi kesalahanmu lagi.Kau mau tau jawaban ku!,ya aku sangat jijik menyentuh tubuh kotor kamu itu,tubuhmu itu sekarang sama halnya seperti jalang -jalang di luaran sana!!" triak Varo tidak memperdulikan istrinya terluka kemudian pergi meninggalkan Indira yang menangis semakin kuat dengan menahan rasa sakit di kepalanya.
"Kamu kenapa berubah begini Mas.. Kamu bukan lagi pria sama yang dulu aku kenal Mas.." Indira perlahan mencoba bangun lalu mencari kotak obat di dalam meja yang sudah melukai keningnya.dengan masih menangis,Indira perlahan mengobati lukanya.
"Kamu kenapa sekasar ini sama aku Mas..sungguh aku sakit Mas melihat kamu seperti ini Mas...kamu benar- benar berubah Mas..." Tangisan indira kembali pecah dengan iringan triakan memenuhi kamar itu.
Di kamar lain Varo melempar semua barang-barangnya,meluapkan semua kekesalannya.
"Brengsek!!...Sial...sial..sial.."triaknya marah lalu kembali menghempaskan segala sesuatu yang ada di dalam kamar itu.sedikit ada rasa bersalah dalam hatinya karena sudah mendorong kuat tubuh istrinya tadi namun kebenciannya yang besar membuat dia kembali tidak memperdulikan apa yang terjadi dengan istrinya sekarang.Indira yang mendengar semua kekacauan itu menutupi kedua telinganya dengan terus terisak menangis.
"Kalau saja kamu mau menyentuhku Mas,kamu pasti akan tau kalau aku tidak melakukan hal kotor itu Mas.., kamu benar-benar salah menyalahkan aku,menuduh aku seperti ini mas..." Ucap Indira dalam tangisannya sampai sesegukan.
"Bunda...." hiks...
Indira benar-benar sangat terluka dengan apa yang barusan suaminya lakukan padanya.
Beberapa jam kemudian Indira menghentikan tangisannya lalu segera memakaikan pakaiannya,kemudian dia menuju dapur untuk mengisi perutnya yang sudah lapar.Indira melihat suaminya tengah menonton di depan TV. Indira memutar langkahnya menuju kearah suaminya.
"Mas kamu sudah makan...?" Namun Varo tidak menjawab pertanyaannya membuat Indira meneteskan air matanya yang segera dia hapus dengan tangannya.Indira memilih pergi menuju meja makan,segera makan malam saat itu. Indira meneteskan air matanya lagi,melihat makanan yang dia masak tadi tidak juga disentuh suaminya.Indira menghembuskan berat napasnya kemudian mulai memakan makanannya dengan berderai air matanya.suapan kelima,Indira menghentikan makannya lalu segera mencuci piring kotornya kemudian dia segera masuk lagi kedalam kamarnya.
"Aku nggak boleh menangis terus." Indira mengelap air matanya,lalu dia mengambil laptopnya,melanjutkan lagi perkerjaannya sampai subuh barulah dia menghentikan pekerjaannya dengan tidur memangku laptopnya. Namun belum lama dia terlelap,dering Alarm ponselnya mengejutkan Indira membuat dia terbangun.
"Ya ampun sudah jam 5 pagi." Indira mengosokan matanya.
Dia menyimpan laptopnya lalu segera mencuci mukanya kemudian menuju kedapur.Sampai disana dia sedikit kecewa karena suaminya tidak juga memakan masakannya semalam.
namun indira berpikir mungkin karena masih marah suaminya belum mau memakan masakannya.Indira kembali membuat makanan untuknya dan suaminya,setelah selesai,dia kembali lagi menuju kamarnya untuk segera mandi dan bersiap-siap menuju kantornya.lima belas menit kemudian Indira keluar dari kamarnya dengan pakaian kantornya menuju kearah meja makan menunggu suaminya.
"Mas kerja nggak sih,kok belum keluar juga."Guman Indira melihat jamnya, sudah sepuluh menit dia menunggu suaminya.Indira bangun,berjalan menuju kamar suaminya.
"Mas...bangun Mas...kamu kerja nggak...?" ucap Indira memanggil Varo.
"Pergilah,Aku tidak kerja." jawab Varo.
Mendengar itu Indira tersenyum karena suaminya masih mau menjawab ucapannya.
"Baiklah Mas,jangan lupa di makan makanan aku masak Mas..." ucap Indira kemudian berjalan lagi menuju meja makan lalu segera memakan sarapannya.setelah itu,dia pun segera pergi menuju kantor tempat dia bekerja.
"Ya Allah...Indira...!,kamu kenapa...??" Triak Mira membuat Pak David dan Ibu Sri tengah mengobrol serius ikut beralih melihat Indira dan ikut terkejut.
"Aa..aa nak,kamu kenapa..?" Ucap Ibu sri bertanya melihat kening Indira di pakaikannya perban.Indira tersenyum kearah mereka bertiga.
"Aku semalam ngak sengaja terbentur kearah pintu lemari,saat itu lupa kalau lemari piring terbuka Bu..,maklumin aku baru di rumah suamiku jadi belum hafal posisinya." Jawab indira tersenyum.
Penjelasan Indira di terima oleh Mira dan Ibu Sri tapi tidak dengan Pak David.Pak David terus menatap Indira saat itu masih dalam pelukan Mira. Pak David merasakan kejanggalan dengan jawaban Indira namun kemudian dia menepisnya dan mungkin itu hanya perasaanya saja. Dia tidak percaya Varo,pria yang sangat santun itu tidak mungkin melakukan kekerasan kepada istrinya pikir pak David.
"Lain kali berhati-hatilah,bagaimana kalau kamu sampai pinsan saat di rumah sendirian Dira,Dira.." Ucap Mira.
"Ia aku sudah hati-hati, untungnya suamiku dirumah kok,eh masih saja kena.." Ucap Indira tertawa kecil,
kemudian mereka berdua berpamitan dengan Pak David dan Ibu Sri masuk kedalam ruangan mereka.
"Bapak kenapa lihatin Dira terus pak?" tanya Ibu sri.Pak David sedikit mendekatkan diri kearah Ibu sri lalu berbisik.
"Aku merasa ada yang Dira sembunyikan dari kita Bu,kenapa aku merasa tidak yakin dengan jawabannya." Ucap Pak David.
"Ah bapak..tapikan ngak mungkin suaminya melakukan kekerasan pak, mereka berdua itu sudah lama berpacaran pak,jadi aku rasa tidak mungkin pak.perasaan bapak kali.." Ucap Bu sri.
"Ya aku pun tau Bu,ya semoga aja ini perasaanku saja Bu." jawab Pak David kemudian kembali mendiskusikan pekerjaan mereka lagi.
Di ruangannya,Indira menghembuskan napasnya lega karena rekan-rekan kerjanya mempercayai penjelasan dari dirinya.
mengenai tangannya waktu itu sempat dia iris tidak di pertanyakan mereka,karena dia mengunakan baju kemeja berlengan panjang jadi tidak terlihat oleh mereka.
Indira memulai pekerjaannya dengan serius merekap semua laporannya lagi.
Seperti biasanya siang itu,Indira mencoba menghubungi suaminya untuk menanyakan suaminya sudah makan siang atau belum saat itu.
"Mas..kamu lagi apa?" tanyanya.
"Makan.." jawab Varo.
"Kok ramai Mas,kamu lagi dimana?" tanya Indira lagi.
"Di kantin kantor." jawabnya lalu mematikan telepon Indira membuat indira terdiam namun dia kembali menghubungi suaminya.
"Ada apa lagi?" jawab Suaminya.
"Mas kamu masuk kantor,tadi kamu bilang ngak kerja?." Ucap Indira.
"Aku di kantor karena ada pekerjaan membuatku masuk.Sudahlah aku mau makan." jawab Varo kembali mematikan telepon Indira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments