2

Siang itu Indira dan Varo sudah kembali keApartemen.sampai disana bahkan sejak tadi,Varo sama sekali tidak mau menoleh kearah indira bahkan bicara pun dia tidak mau.

"Pakaian kita akan tetap kita simpan dalam kamar utama,dan kamu tidur di kamar utama,sedangkan aku tidur di kamar sebelah.hal ini sewaktu-waktu kalau orangtua kita kemari,mereka tidak mencurigai kita." Ucap Varo membelakang Indira yang kembali mengalir air matanya.

Varo menyadari itu,namun dia memilih acuh dengan istrinya.Varo berjalan menuju ruang ganti,dan segera mengantikan pakaiannya.

"Mas mau kemana..?" tanya Indira ketika Varo ingin keluar dari kamar mereka.

"Beli makanan." jawabnya kemudian keluar dari kamar itu lalu pergi dari Apartemennya menuju Restoran bawah.

"Mas aku tau kamu sangat kecewa Mas,tapi kamu salah paham Mas.. percayalah itu bukan aku Mas.." Indira kembali terisak tangisannya mesorotkan tubuhnya di tepian tempat tidur dengan terus menangis. Dia juga merasakan kekecewaannya kepada suaminya yang tidak mau mempercayai dirinya,dan tidak mau mendengar penjelasannya.

"Mas...." Lirih Indira terus menangis.

Bersamaan dengan itu ponsel indira berdering,terlihat Bundanya yang saat itu tengah menghubungi dirinya. Indira panik lalu berlari kearah kamar mandi dan segera mencuci mukanya lalu memakaikan mek upnya agar Bundanya tidak mengetahui kalau dia sudah menangis tadi jika Bundanya mengajak Video Call.Indira mengambil ponselnya,balik menghubungi Bundanya.

"Hallo Bunda,maaf ya Bunda,Dira ngak angkat telepon Bunda barusan,

Dira baru selesai mandi Mandi Bund.." mendengar itu,Bundanya tersenyum disana,mengira putrinya pasti kesiangan bangun karena melalui malam pertama mereka menjadi suami istri.

"Ngak apa-apa sayang,kalian sudah makan belum?." Ucap Bundanya.

"Belum Bunda,Mas Varo masih membeli makanan kebawah bund." jawab Indira membuat Bunda disana kebingungan.

"Membeli makanan?, bukannya biasa sudah disiapkan nak?" ucap bunda ingin tau maksud ucapan putrinya.

"Bund tadi pagi Mas Varo ngajakin Dira pulang keApartemennya Bund.." jawab Indira membuat Bundanya baru mengerti.

"Emm begitu,sayang Bunda merasa suara kamu lain,kamu ngak apa-apa nak..?" ucap Bundanya membuat Indira terdiam sejenak.

Ems.."Dira baik-baik saja Bund, Bunda jangan kuatir ya...,bunda sama Ayah lagi ngapain..?" ucap Indira kemudian mengalihkan ucapan Bundanya.

"Baiklah kalau kamu baik - baik saja sayang..,bunda hanya kuatir kamu sakit saja.Ini Bunda sama Ayah lagi di Restoran kita,kalau Abang kamu sudah balik lagi Kekota B tadi pagi soalnya dia kan' ndak lama ngambil Cutinya."Ucap Bundanya.

"Ia bunda.." Jawab Indira.

"Ya sudah,bunda hanya mau nanyain kamu saja nak,kalau begitu Bunda tutup ya sayang.." Ucap Bunda mau mengakhiri teleponan mereka.

"Ia Bunda.." jawab Indira lalu mematikan teleponan Bundanya.

"Bunda gangguin anak nantu kita saja, inikan hari pertama mereka sudah menikah,wajar saja mereka baru bangun jam segini bunda.Gimana sudah tenang hati bunda?" Ucap Ayah tersenyum.

"Bukan begitu Ayah,Ayah taukan bunda ketakutan seperti apa tadi pagi melihat Foto putri kita terjatuh sendirinya yang membuat hati bunda tiba - tiba mengkuatirkan putri kita, tapi sekarang bunda sangat lega mendengarnya Ayah,putri kita baik-baik saja." ucap Bunda juga tersenyum.Ayah mengusap belakang istrinya.

"Ayah paham,Bunda tenang saja,Varo pasti akan menjaga putri kita dengan baik,karena dia sudah membuktikannya sebelumnya kepada kita bunda.."Ucap Ayah yang di angguki Bunda Indira.

"Ia ayah." jawab Bunda yang sebenarnya hatinya entah kenapa masih belum juga tenang meskipun tau putrinya baik-baik saja,namun dia tidak mau memberitahu hal itu kepada suaminya.

Ya Tuhan,hamba tidak tau kenapa hati hamba masih gelisah,meski tau putri hamba baik-baik saja,semoga ini hanyalah perasaan kekuatiran hamba yang berlebihan saja Tuhan. Amin.

Batin Bunda bicara dengan mengenggamkan tangannya dengan berdoa.Bunda tersadar saat suaminya berpamitan mau masuk kedalam ruangannya lagi.

***

Di kamarnya Indira kembali menangis setelah menyimpan ponselnya keatas meja kecil.

"Maafkan Dira Bund tidak bisa memberitahu Bunda sama Ayah mengenai masalah kami,doakan Dira bisa menyakinkan Mas Varo Bund.." Ucap Indira berderai air matanya.

Varo mendengar tangisan istrinya dari pintu kamar mereka,hatinya merasa kasihan namun dia kembali teringat video itu lagi membuat dia lansung pergi dari sana.

Indira mendengar suara dari arah dapur,dia lekas menghapus air matanya meyakini pasti itu suaminya. Indira segera berjalan keluar menuju kedapur.

"Mas..." panggil Indira.

"Makanlah,aku sudah menyiapkannya." ucap Varo dingin.

tampa membantah,Indira duduk di depan suaminya.mereka berdua makan tampa mengeluarkan suara sedikit pun kecuali dentuman sendok makan mereka berdua.sepuluh menit kemudian mereka berdua menyelesaikan makan siang mereka.

"Biarkan aku yang bereskan Mas.." ucap Indira mengambil piring kotor suaminya dan juga miliknya berserta piring mangkuk kotor lainnya lalu membawanya ketempat cuci lalu dia mencucinya sampai selesai. Setelah selesai Indira kembali duduk di depan suaminya.

"Mas kita harus selesaikan masalah ini Mas.Mas aku berani bersump__"

"Jangan bicara dengan membawa sumpahan Dira.Aku sudah mengatakan padamu,kalau aku akan menerimamu jadi istriku satu-satunya tapi untuk berhubungan suami istri aku belum bisa melakukannya indira, Aku sunguh sangat tidak bisa sekarang.begitu menyakitkan untukku indira.Aku tidak akan memberimu batasan apapun tapi aku minta saat ini dan entah sampai kapan,jangan bersentuhan denganku,kecuali itu di depan orangtua kita.Aku masih ingin mencoba menerima kenyataan ini tapi aku belum bisa,jadi aku mohon kamu bisa mengerti Indira." Varo menghembuskan napas beratnya lalu menatap kearah istrinya saat itu kembali menangis.

"Maafkan aku,karena sudah berbuat kasar sama kamu semalam.kedepan aku tidak akan melakukan itu lagi." Ucap Varo kemudian dia bangun lalu pergi menuju kamarnya,kemudian menutup dan menguncinya. Varo merosotkan tubuhnya perlahan kebawah,menyandar di belakang pintu itu.

Varo pun menangis,menangisi hatinya penuh dengan kebimbangannya.akan kah dia memberi kesempatan untuk istrinya menyakinkan dirinya,atau dia tidak mau lagi percaya dengan istrinya dan akan tetap percaya dengan video itu.Varo benar-benar tidak bisa jernih memikirkan cara menyelesaikan masalah mereka saat itu.

Di luar Indira masih di dapur dengan posisinya masih seperti tadi masih terisak dalam tangisannya.

"Mas...kenapa jadi begini kita Mas..,

kamu bahkan tidak membiarkan aku bicara Mas..." indira bangun lalu berlari menuju kamarnya,dan lansung berbaring dengan masih menangis.

"Bagaimana aku menyakinkan kamu Mas..." Indira memukul -mukuli bantalnya berulang kali.Indira bangun lalu menghapus air matanya kemudian berjalan menuju meja lalu mengambil vas bunga di dekat kacanya lalu menghempaskannya yang terdengar oleh Varo dari kamar sebelah membuat Dia lansung bangun dan segera berlari menuju kamar Utama.

"INDIRAAAA!!"

Terpopuler

Comments

Yuni Ngsih

Yuni Ngsih

Thoooor begitu muncul ceritramu bikin aku emosi.....

2025-02-03

0

Mizra May

Mizra May

kenapa kau tidak bukti kan saja langsung To sudah sah kan apa masih ada darah atau sudah jangan hanya di bodohin dengan video entah asli atau hanya editan org iri

2023-03-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!