03

"INDIRAAAA!!"

Vas bunga itu lansung Varo rebut dari tangan Indira lalu dia lempar kearah lain.

"Apa yang kamu lakukan hah!,Bodoh sekali kamu!" Varo lansung menekan lengan Indira yang saat itu semakin deras mengeluarkan darahnya. Varo cepat mengambil kotak obat di dalam laci meja itu lalu segera mengobati, menghentikan darah lengan Indira.

"Lepaskan aku mas,biarkan aku mati..."Hiks..."kamu ngak mau percaya sama aku Mas,kalau itu bukan aku Mas...itu bukan aku Mas..,biarkan saja aku mati Mas.." ucap Indira memberontak dalam pegangan Varo.

"DIAM INDIRA!" Bentak Varo kembali, Seketika itu Indira melemas ketakutan tidak berani melawan Varo.

"Kamu sangat mengenalku Mas, tapi kenapa kamu lebih percaya Video itu dari pada aku Mas,kenapa Mas.., Demi Tuhan itu bukan Aku Mas..." ucap Indira terisak.

Varo tidak menjawab ucapan Indira, dia tetap sibuk mengobati luka istrinya.setelah itu Varo mengendong tubuh Indira membawanya keatas tempat tidur lalu menatap wajah istrinya dengan Amarah.

"Dengarkan aku,jangan melakukan hal gila ini lagi,orangtua kamu mempercayakan kamu padaku Dira. Jika mereka tau,apa yang harus aku jawab,Apa aku harus mengatakan kalau kita bertengkar karena itu,Apa kamu mau mereka tau masalah kita.?"

Indira semakin kuat menangis mendengar ucapan Suaminya.

"Mas kamu jahat Mas....kamu Jahat Mas...!!"Ucapnya dengan memukuli dada Varo.

"Bukan aku Indira!,tapi kamu yang sangat jahat sekali padaku Indira..., Kamu!" ucap Varo masih terus dengan pendiriannya.

"Beristirahatlah." Varo lansung turun dari tempat tidur berjalan keluar lalu kembali lagi kedalam kamar itu dengan membawa sapu dan alat pengisap debu untuk membersihkan bekas pecahan Vas bunga tadi. setelah selesai,tampa memperdulikan Indira masih menangis,Varo keluar dari kamar itu pergi menuju dapur,lalu berjalan lagi menuju ruang kerjanya.

Varo duduk di kursinya,kemudian menjambak kasar rambutnya sendiri beberapa kali.

"Brengsek...." Varo berkali kali meninju tangannya sampai berdarah.

"Bagaimana,Bagaimana Tuhan..., Mana yang harus aku percaya Tuhan,Yang mana!!!!" triak Varo meninju kembali tangannya kearah dinding berulang kali.

"Haruskah aku menerima semua ini..." ucapnya juga menangis lalu terduduk seketika itu.

"Haruskah aku menerima penghianatan ini Tuhan,Aku mencintainya,aku sangat mencintainya...Aku sangat mencintainya!!!" ucap Varo menghentukan kepalanya keatas lantai itu berulang kali.

"Begitu sakit cobaan yang kau berikan padaku Tuhan..."lirihnya lalu berbaring telentang dengan tertawa sambil menangis.setelah puas meluapkan semua emosinya,Varo memejamkan matanya sampai dia tertidur disana dengan air matanya belum mengering.

***

Tiga hari kemudian.

Hari ini Varo dan Indira sama-sama sudah melakukan aktivitas mereka masing-masing yaitu kembali bekerja.

"Mas ini bekal kamu." ucap Indira menyodorkan tempat bekal kedepan suaminya.

"Terimakasih.Aku berangkat." ucap Varo berjalan keluar Apartemen menenteng bekal buatan istrinya.

Indira menghembus berat napasnya, kemudian menyelesaikan sarapannya. Setelah itu dia juga segera berangkat menuju tempat kerjanya.

Indira sampai di kantor tempatnya bekerja,yaitu cabang perkantoran perusahaan pengolahan minyak mentah kepala sawit di kota itu A itu.

"Hay pengantin baru,akhirnya masuk kerja juga.." Ucap Mira.mendengar itu Indira tersenyum kearah Mira.

"Eh Dira..kamu sudah masuk? Bukannya masih 2 hari lagi cutinya." tanya Pak David atasan Indira.Indira bekerja sebagai asissten Manajer di kantor itu bersama rekannya yaitu Mira.

"Bosan dirumah pak,suami saya juga sudah masuk hari ini pak." jawab Indira.

"Walah...pengantin baru sudah masuk rupanya,kirain lanjut cuti.." Ucap Ibu Sri sekertaris kekuangan kantor cabang itu ikut menanyakan Indira.

"Ngak lah ibu,malas bu dirumah sendiran." jawab Indira tersenyum.

"Baiklah,gimana pengantin baru begadang lah ini...." ucap pak David menggoda seketarisnya.

"Walah bapak toh,gimana sih nanyain aneh.pasti ialah pak,pasti sebelum berangkat tak mintain jatah yaakan.." Mira lansung tertawa terbahak bahak melihat mereka semua mengoda Indira.Indira hanya ikut tersenyum kearah mereka.

"Ibu tau aja..." Ucap Indira tersenyum.

"Ibu kan sudah berpengalaman Dira, sampai sekarang malahan bapak tergila-gila sama ibu." Ucapan ibu Sri membuat Mira dan Pak David tertawa terpingkal pingkal.

"Wah Ibu sama bapak ternyata masih kuat ya..." ucap Mira.

"Masih dong,ibu kan selalu jaga kesehatan,pola makan,maupun rajin olahraga biar kuat..." jawab ibu Sri lurus.

"Itu sangat benar,Dira.Apa yang Ibu Sri katakan.sebagai orang tua yang sudah banyak pengalaman membina bahtera pernikahan,Bapak mau memberi sedikit pelajaran untuk kamu baru menjalani apa itu pernikahan.

Kalau bapak kerjaan nomor 2,masalah Istri dan sekarang ada anak-anak merekalah yang utama buat bapak. kalian berdua kan' sudah bekeluarga semua,jadi bapak terus terang bilang sekarang.Hubungan suami istri itu bukan hanya sekedar menafkahi saja atau pun mencukupi hal lainnya,tapi kami para pria menginginkan kebutuhan intin,terkadang banyak sekarang suami istri sama sibuk kerja tapi melupakan kewajibannya atau sering mengabaikannya.sampai sekarang kunci bapak sama ibu selalu bahagia, yaitu pertama kejujuran,jujur dalam segala hal apapun,menyimak saat salah satu dari kami bicara jika ada keluhan maupun merasa hal yang mau membuat terjadi pertengkaran. menyelesaikan masalah tampa adanya emosi diantara kami.selalu memberikan kasih sayang setiap hari seperti bangun tidur dengan ciuman mau pelukan.itu hal kami lakukan sampai sekarang,bahkan kami sudah memiliki cucu sekarang kami masih seperti itu." Ucap Pak David memberikan sedikit wejangan dalam pengalaman pernikahannya kepada Indira dan Amira yang belum lama membina pernikahan mereka.

"Tapi suamiku orangnya cuek pak, gimana mau ngajaknya gitu.." Ucap mira.

"Kalu begitu,kamu yang memulainya.jangan menunggu suami kamu memulainya.lama-lama dia pasti akan terbiasa dan perlahan juga dia akan membalas apa yang kamu lakukan.." Ucap Pak David lagi.

"Terimakasih pak,setelah mendengar ucapan bapak,saya akan lebih lagi mengerti suami saya pak." Ucap Mira.

"Sama-sama." Pak David melihat kearah Indira yang melamun saat itu.

"Kamu kenapa Dira..?" Indira lansung tersadar dari lamunannya kemudian menggelengkan kepalanya kearah Atasannya.

"Nggak ada Apa-apa pak.Aku tengah memahami apa yang bapak kasi tau tadi." jawab indira.

"Baiklah.sekarang waktunya bekerja lagi.indira sudah masuk kembali,jadi bapak minta kamu yang menyelesaikan laporan bulan ini ya, karena kalau tidak di tunda lagi, rencana Direktur utama akan kemari akhir bulan ini melakukan meeting mengenai keuangan disini." penjelasan Pak David membuat Mira dan Indira terkejut.

"Benaran pak...??" tanya mereka bersamaan belum percaya,karena biasanya pak David lah yang pergi kekantor pusat untuk ikut meeting disana.

"Masih rencana..."jawab pak David lalu berjalan lagi menuju ruangannya.

"Dira...kalau benaran,aku penasaranlah sama Direktur kita kan nggak pernah kemari." ujar Mira.

Saat ini mereka berdua tengah berjalan keruangan mereka.

"Aku juga,dengar dari ibu Sri sih, bapak itu ramah sama baik Mir.." jawab Indira.

"Ia..Ibu Sri juga bilang gitu sama aku." Ucap Mira.

"Ia,nanti lanjut cerita,kerja dulu kita." ucap Indira yang di iyakan mira.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!