Alena menepuk kedua pipi bundanya. Sedangkan Atmaja yang sejak tadi sibuk dengan kolega-koleganya langsung berjalan setengah berlari menuju tempat Diana saat mendengar apa yang saat ini terjadi pada istrinya.
"Astaga, Bunda. Bunda kenapa Ale?" tanya Atmaja panik pada Alena.
"Ale juga tidak tau, Ayah. Ayo kita cepat bawa bunda ke rumah sakit, Ale tidak mau terjadi sesuatu sama bunda" ucap Alena dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca.
Atmaja tak menjawab perkataan Alena, Pria itu hanya menggendong tubuh istrinya dan berjalan cepat keluar dari gedung itu. Satu hal yang ada dalam benak Atmaja saat ini. Dia takut terjadi hal yang tidak-tidak terhadap istrinya.
"Bertahan, Bunda. Ayah akan membawa bunda ke rumah sakit" ucap Atmaja sambil berjalan cepat menuju mobilnya.
Alena mengekor di belakang ayahnya. Melihat bundanya seperti itu membuat dadanya terasa sangat sesak.
"Sabar, Sayang. Bunda pasti baik-baik saja" ucap Kenzo sambil mengikuti langkah Alena.
Alena naik ke dalam mobil Kenzo, Karna mobil ayahnya sudah melesat lebih dulu dan meninggalkan gedung itu"Cepetan, Kak. Kita kejar mobilnya ayah" titah Alena yang terdengar sangat lirih.
"Iya, Sayang. Ini sudah ngebut kok"
Satu jam kemudian, Mobil itu sudah tiba di rumah sakit terdekat. Alena keluar dari dalam mobil Kenzo dan berjalan setengah berlari masuk ke dalam rumah sakit.
"Bagaimana, Ayah. Apa bunda sudah di tangani?" tanya Alena setelah sampai di ruangan IGD
Atmaja menatap Alena dan membawa tubuh Alena ke dalam dekapannya"Kita berdoa untuk bunda ya, Sayang. Semoga bunda masih bisa di selamatkan" ucapnya
Tak berselang lama, Pintu ruangan IGD sudah terbuka. Alena dan juga Atmaja berjalan mendekat saat melihat dokter keluar dari ruangan itu.
"Bagaimana keadaan istri saya, Dokter?" tanya Atmaja pada dokter itu.
Mendengar pertanyaan Atmaja membuat dokter itu mengambil nafas panjang. Menatap Alena dan juga Atmaja secara bergantian.
"Kenapa dokter diam saja?"
"Mohon maaf, Pak, Mbk. Istri anda tidak bisa saya selamatkan. Beliau sudah tidak ada tepat saat dia sampai di tempat ini" terangnya.
Deg
Perkataan dokter itu membuat Alena terdiam untuk beberapa saat, Jantungnya seakan berhenti untuk berdetak. Kata-kata itu terdengar seperti mimpi terburuk yang singgah dalam tidurnya.
"Jangan bercanda, Dokter." tanya Alena lirih dengan kedua mata yang berkaca-kaca.
"Saya tau ini berat, Saya turut berduka cita ya"
Hari, Minggu dan bulan sudah berlalu. Setelah kepergian bundanya, Alena merasa hidupnya sangat kesepian. Apalagi setelah pernikahan antara Ayahnya dengan mamanya Larisa. Hidupnya terasa seperti di neraka.
Kedua orang itu selalu semena-mena terhadap Alena saat tidak ada Atmaja di rumah.
Di Kediaman keluarga Mera
"Sayang. Kamu sudah siap kan untuk melamar anaknya jeng Sinta?" tanya Sinta pada Alkanna.
"Hm, Bukan kah siap tak siap mama akan tetap melamar wanita itu untukku"
Mendengar itu membuat Sinta mengambil nafas panjang. Karna memang rencana ini hanyalah keinginannya dan juga keinginan suaminya. Alkanna hanya terpaksa menerima permintaan kedua orang tuanya.
"Sayang, Mama lakukan ini demi kebaikan kamu. Siapa tau saja dengan kamu menikah, Kamu bisa melupakan wanita itu, Wanita yang sudah membuat kamu kehilangan penglihatan mu"
Alkanna tak menjawab perkataan mamanya, Karna mau bagaimanapun, Semua yang di katakan oleh sang mama memang benar adanya.
Setelah itu, Sinta membawa Alkanna keluar dari dalam kamarnya. Bersiap untuk berangkat ke kediaman keluarga Atmaja.
Satu jam kemudian. Mobil dari rombongan keluarga Mera sudah tiba di tempat Atmaja.
Di Ruang Tamu rumah Atmaja
Larisa dan mamanya tersenyum senang saat melihat rombongan dari keluarga Mera sudah tiba di sana. Hari ini adalah hari di mana yang paling di nantikan oleh Larisa. Wanita itu mengira jika yang akan di jodohkan dengannya adalah Kenzo. Tapi ternyata dia salah orang. Karna anak pertama di Keluarga Mera bukan Kenzo, Tapi Alkanna. Seorang CEO muda yang dingin dan juga kaku. Namun ada satu peristiwa yang membuatnya kehilangan penglihatannya.
"Selamat datang di kediaman saya, Jeng" ucap Lina ramah.
"Selamat datang, Tante"
Semua rombongan dari kelurga Mera sudah masuk ke dalam rumah Atmaja, Sejak tadi pandangan Larisa terus fokus pada sosok Kenzo yang terlihat sangat tampan malam ini.
"Siapa pria yang ada di samping Kenzo. Tampan sekali dia, Bahkan lebih tampan dari pada Kenzo" balin Laris sambil melirik pada Alkanna yang masih menggunakan kacamata hitam. Tidak ada yang mengira jika pria itu buta.
"Silahkan duduk semuanya" ucap Lina pada mereka.
Semua rombongan keluarga Mera duduk setelah memberikan semua seserahan yang sudah mereka siapkan untuk melamar Larisa.
"Langsung saja ya, Jeng. Kedatangan saya kesini adalah untuk melamar anak jeng Lina untuk anak pertama saya, Alkanna"
Mendengar itu membuat Lina mengerutkan keningnya"Alkanna, Bukan kah anak pertama jeng Sinta itu adalah Kenzo ya?" tanya Lina sambil menatap Sinta.
"Oh, Bukan Jeng. Anak pertama saya Alkanna" jawab Sinta.
"Perkenalkan. Ini anak pertama saya, Namanya Alkanna Mera. Mohon maaf sebelumnya, Anak saya tidak bisa melihat karna sebuah insiden satu tahun yang lalu" terang Sinta lagi.
Mendengar itu membuat Larisa menoleh ke arah Lina. "Ma, Ikut Larisa sebentar" ucap Larisa sambil melangkah masuk ke dalam kamarnya.
"Sebentar ya jeng"
Lina mengekor di belakang Larisa yang sudah menaiki anak-anak tangga di sana. Setelah tiba di lantai atas, Larisa menutup pintunya sambil menghentakkan kakinya kesal.
"Ada apa, Larisa. Kenapa kamu ngajak mama kesini?"
"Kenapa mama malah tanya ada apa? Tentu saja Larisa mau mengatakan jika Larisa tidak mau menerima lamaran itu ma. Masa iya Larisa menikah dengan pria buta, Apa kata dunia"
"Lalu bagaimana dong, Larisa. Kalau sampai kita menolak, Itu artinya kita akan gagal menjadi bagian dari keluarga Mera" ucap Lina sambil menatap Larisa.
Larisa mengangkat kedua sudut bibirnya saat satu akal muncul begitu saja. "Alena, Kenapa kita tidak minta di saja yang menikah dengan pria buta itu" usul Larisa yang langsung di setujui oleh sang mama.
"Is good idea"
Setelah itu, Lina keluar dari dalam kamar Larisa. Berjalan cepat menuju kamar Alena yang letaknya tidak jauh dari sana.
Tok....Tok....Tok...
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Alena dan membuatnya tersadar. Alena membuka kedua matanya sambil menoleh ke arah pintu kamar mandi.
"Keluar kamu Alena. Ada hal penting yang harus mama katakan"
Tok ...Tok....tok...
"Alena, Kamu dengar saya kan?" ucap Lina lagi.
"Iya ma"
Alena keluar dari dalam bathtub sambil menggunakan bathrobe dengan rambut yang di balut handuk kecil.
"Ada apa, Ma?"
"Ganti baju sekarang lalu keluar. Mama tunggu di bawah"
Setelah mengatakan hal itu, Lina keluar dari dalam kamar Alena, Meninggalkan Alena yang masih terdiam di sana.
"Ada apa dengan mama, Kenapa tiba-tiba saja dia minta aku untuk turun, Bukan kah tadi melarang ku untuk turun" ucap Alena bingung sambil menatap kepergian Lina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
mata mu neng.. jaga tuh mata. maen lirik aja😒
2023-04-30
0
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
waduh... alamat lamarannya berbelok ini mah
2023-04-30
0
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
dan yang bikin aku heran kok ayahnya cepat banget nikah lagi.. belum juga setaon loh om istrimu meninggal...
2023-04-30
0