Ketika Takdir Yang Memilihku

Ketika Takdir Yang Memilihku

Luka hati Alena

Di sebuah taman kota, Terlihat seorang gadis cantik dengan rambut di ikat ekor kuda sedang terdiam sendiri di sana. Memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di tempat itu, Tempat yang selalu terlihat ramai setiap akhir pekan.

Di tengah keramaian, Alena memejamkan sejenak kedua matanya. Hatinya masih terasa begitu nyeri, Seperti tertusuk ribuan jarum yang mengenai tepat di ulu hati, Rasanya benar-benar menyakitkan.

Alena atmaja, Seorang gadis cantik berusia 20 tahun harus menelan pil pahit setelah kepergian bundanya satu tahun yang lalu. Hidupnya yang dulu sempurna seketika berubah menjadi sangat menyedihkan setelah insiden itu terjadi.

Alena masih memejamkan kedua matanya yang terasa sangat panas, Air mata itu tiba-tiba saja meluruh begitu saja. Kehidupan yang dulu bisa di bilang sempurna, Seketika merubah menyedihkan. Tiada hari yang dia lewati tanpa air mata.

"Bunda, Kenapa bunda harus harus tinggalkan Ale, Ale sendirian bunda, Ale sangat kesepian" ucap Alena yang terdengar sangat lirih.

Dadanya terasa sangat sesak saat mengingat akan nasibnya sendiri. Di jadikan pembantu di rumahnya sendiri oleh ibu tiri juga saudara tirinya.

Alena mengambil nafas panjang. Hari ini dia memang sengaja pulang terlambat ke rumahnya karna ingin menenangkan hatinya yang begitu luka.

"Sabar, Alena. Semua ini akan berlalu dengan semestinya. Jangan pernah menyalahkan keadaan atas takdir yang sudah memilihmu, Karna kamu hanya perlu mengikuti alur skenario yang sudah di rencanakan" ucap Alena sambil mengusap kedua matanya yang sudah mulai basah.

Tempat itu terlihat sangat ramai, Namun Alena masih suka merasa kesepian. Setelah cukup lama di sana, Alena bangun dari duduknya, Mengambil nafas sejenak lalu melangkah pergi dari tempat itu.

"Aku harus kuat demi ayah. Jika aku menyerah, Lalu bagaimana dengan nasib ayah. Aku bisa, Iya, Aku pasti bisa" ucap Alena di sela langkahnya.

5 bulan yang lalu, Tuan Atmaja, Ayah dari Alena mengalami sebuah kecelakaan tunggal dan membuatnya harus terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Karna kecelakaan itu, Ayah Alena mengalami koma dan belum sadarkan diri hingga detik ini.

Di Rumah

"Kemana itu si Alena. Jam segini belum pulang. Apa dia tidak tau kalau mama sudah kelaparan" ucap seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah mama tiri Alena.

"Tau tuh ma. Mana aku juga udah laper banget lagi ma. Nanti kalau dia pulang harus di kasih pelajaran" ucap Larisa, Kakak tiri Alena.

"Itu harus. Biar dia tau apa konsekuensi yang harus dia terima jika berani membuat kita kelaparan seperti ini. Astaga, Menyebalkan sekali itu anak tak berguna" ucap Lina.

"Kita pesan di restoran biasa ajalah ma, Nunggu si Alena nanti kita keburu pingsan"

"Kamu benar juga. Ya sudah, Mama ambil ponsel dulu"

Lina bangun dari duduknya, Mengambil ponselnya dan memesan beberapa makanan dari restoran langganan mereka.

Semenjak ayah Alena koma, Semua keuangan memang di pegang penuh oleh Lina. Bahkan bukan hanya itu, Lina dan Larisa sudah membuat Alena menjadi pembokat di rumahnya sendiri.

Memang seperti itulah kerjaan Larisa dengan mamanya. Bisanya hanya memesan makanan dari luar saat tak ada Alena di rumah.

1 Jam kemudian, Alena baru saja sampai ke rumah itu. Melihat kedatangan Alena, Larisa dengan mamanya meletakkan makan mereka. Kedua orang itu saling lirik dan menoleh ke arah Alena dengan tatapan tajam nya secara bersamaan.

"Assalamualaikum, Ma" ucap Alena sambil mencium punggung tangan sang mama.

Bukannya menjawab salam, Lina malah mendorong Alena dan membuatnya terjatuh ke lantai"Dari mana saja kamu? Apa kamu tau, Saya dengan Larisa kelaparan karna menunggu kamu yang kelamaan" sentak nya sambil mengangkat wajah Alena dan mencengkram dagunya keras.

"Maaf, Ma. Tadi Ale tidak dapat taksi. Makanya Ale harus jalan kaki dari pasar" ucap Alena

"Eleh, Soal itu saya tidak mau tau. Larisa, Bawa dia ke kamar mandi, Lalu kunci di sana" ucap Lina pada Larisa.

Larisa tersenyum puas saat mendengar apa yang baru saja di katakan oleh mamanya."Siap mama, Dengan senang hati Larisa melakukan itu" ucapnya sambil menarik tangan Alena.

"Malam ini kamu tidur di kamar mandi. Tidak ada jatah makan sampai besok sore" ucap Lina dan langsung berlalu dari sana.

"Lho denger kan. Malam ini lho tidur di kamar mandi. Nikmati saja hukuman yang di berikan mama" ucap Larisa sambil menarik kasar Alena.

"Kenapa kalian jahat sekali sama aku? Memangnya apa salah ku? Kenapa kakak dan mama berubah" ucap Alena sambil menatap Larisa.

Mendengar itu membuat Larisa tertawa."Lho mau tau apa alasannya. Gue sama mama dulu baik itu hanya untuk mengambil hati lho dan juga papa. Sekarang semua sudah bisa kita miliki, Jadi, untuk apa lagi berpura-pura baik" ucap Larisa sambil tersenyum sinis.

"Jadi, Selama ini semua kebaikan kakak dan mama hanya karna harta. Apa mama menikah dengan papa juga karna harta?" tanya Alena sambil menatap Larisa.

"Iyalah, Menurutmu mama cinta, Begitu? sudah jangan banyak tanya. Ayo kamu masuk dan nikmati bermalam di kamar mandi" ucap Larisa sambil mendorong keras tubuh Alena.

Setelah pintu kamar mandi terkunci, Alena menatap dirinya sendiri dari pantulan cermin. Kenapa selama ini dia tidak menyadari semua itu, Kenapa Alena harus terjebak oleh kebaikan sesaat yang di lakukan Larisa dengan mamanya.

****

Dttttt.....Dttttttt.....Dttttttt

Mendengar suara dering ponselnya, Lina mengambil cepat ponsel itu. Kedua sudut bibirnya terangkat saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

"Wah jeng Sinta, Ini pasti mau membahas perihal lamaran" ucapnya yang terlihat sangat senang.

Dengan cepat Lina mengusap tombol hijau di layar ponselnya. Karna yang menghubunginya adalah, Salah satu konglomerat yang yang paling di segani di kota itu.

📲:Halo jeng, Akhirnya jeng Sinta telpon juga

📲:Malam ini saya akan datang ke rumah jeng Lina untuk melamar anak jeng buat menjadi istri Anak pertama saya

📲:Baik, Jeng. saya akan menunggu kedatangannya.

Setelah itu, Sambungan telpon itu pun terputus, Lina keluar dari dalam kamarnya dan memberitahu kabar yang baru saja dia dengar dari jeng Sinta pada Larisa.

Larisa yang melihat kedatangan mamanya mengerutkan kecil keningnya, Pasalnya sangat terlihat jelas jika sang mama sedang merasa sangat bahagia.

"Mama kenapa? Kenapa terlihat sangat bahagia begitu?" tanya Larisa pada Lina.

"Ini kabar yang kita tunggu-tunggu sayang. Malam ini, Keluarga Mera akan datang dan melamar kamu untuk menjadi istri dari dari anak pertama mereka"

Larisa tentu saja merasa sangat senang dengan apa yang baru saja di katakan oleh sang mama.

"Wah. Larisa gak sabar ma" ucapnya.

Terpopuler

Comments

zhA_ yUy𝓪∆𝚛z

zhA_ yUy𝓪∆𝚛z

dih! masak sendiri lah! punya tangan kan?

2023-04-30

0

zhA_ yUy𝓪∆𝚛z

zhA_ yUy𝓪∆𝚛z

ya emang, tapi rasa nyesek itu gak bisa hilang dengan keyakinan itu. tetep aja masih ada🤧

2023-04-30

0

Jujur ini ceritanya sngat menyakitkan tau ga kak dan sedih huee 😭

2023-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!