***Kamar Li Chang Le***
"Siapa? Siapa yang menangis? Apakah aku di alam kematian sekarang?"
Suara isak tangis membuat Ying Ying berusaha membuka matanya untuk melihat sekeliling.
Ying Ying merasakan tubuhnya sangat dingin. Lebih dingin daripada kolam air, tempat dirinya tenggelam.
Saat kedua mata Ying Ying terbuka lebar, Ying Ying melihat langit-langit kamar yang sangat dikenalinya.
"Ini kamar Nona Chang Le!" batin Ying Ying.
Ying Ying merasa heran mengapa alam kematian yang ditujunya mirip dengan kamar Chang Le, tempatnya tidur selama dua tahun ini.
Suara isak tangis itu masih terdengar jelas sehingga Ying Ying mengalihkan perhatiannya dari langit kamar ke sumber suara.
"Tan Xiang!"
Ying Ying memanggil Tan Xiang dengan suara yang lemah dan tidak bertenaga.
"Apakah Tan Xiang juga dibunuh oleh Chang Ru?" batin Ying Ying.
"Nona Chang Le! Nona Chang Le sudah bangun!" teriak Tan Xiang.
"Di mana Nona Chang Le?" tanya Ying Ying kebingungan.
Tan Xiang menangis keras saat mendengar pertanyaan Ying Ying. "Nona tidak ingat nama nona sendiri? Aku harus memanggil tabib sekarang!" ucap Tan Xiang panik.
"Berhenti!"
Suara teriakan Ying Ying membuat Tan Xiang menghentikan langkah kakinya.
"Apa maksudmu? Aku Ying Ying!"
"Ying Ying mati tenggelam. Aku menguburkannya tadi," jawab Tan Xiang.
"Tidak mungkin! Aku Ying…."
Ying Ying tidak melanjutkan perkataannya karena tersadar ada sesuatu yang berbeda dengan tubuhnya. Tidak ada lagi bulu putih seperti warna salju.
"Mengapa aku memakai pakaian Nona Chang Le? Ini tangan manusia, bukan tanganku!" batin Ying Ying.
"Tan Xiang! Ambilkan cermin!"
Tan Xiang mematuhi perintah Ying Ying dan memberikan cermin yang diambilnya dari meja rias milik Chang Le.
Ying Ying menarik napas dalam-dalam sebelum mendekatkan cermin ke wajahnya.
Prang!
Cermin di tangan Ying Ying jatuh ke lantai, sedangkan Ying Ying meringkuk di atas tempat tidur sambil memeluk kedua lututnya.
"Tidak! Tidak mungkin!" ucap Ying Ying berulang kali.
Ying Ying terkejut mengapa wajah Chang Le yang terlihat di pantulan cermin. Berbagai pertanyaan muncul di pikiran Ying Ying.
Apakah dirinya bertukar tubuh dengan Chang Le? Di mana Chang Le yang asli sekarang? Ying Ying mengingat jelas perkataan Tan Xiang bahwa tubuh nya sudah dikuburkan. Apakah Chang Le sudah meninggal? Bagaimana mungkin rohnya masuk ke tubuh Chang Le?
Ying Ying memegang kepalanya yang terasa sakit dan berusaha mengingat kejadian saat Chang Ru melemparnya ke dalam kolam air.
###Flashback On###
Tubuh Ying Ying mulai tenggelam ke dasar kolam. Ying Ying tidak bisa menyelamatkan diri sendiri karena efek jarum beracun itu membuat tubuhnya kaku dan kesakitan.
Tiba-tiba Ying Ying melihat Chang Le berusaha mendekat dan meraih tangannya dari atas.
Darah bercucuran dari kening Chang Le, yang disebabkan oleh benturan dengan batu besar di kolam. Chang Le berhasil memeluk erat tubuh Ying Ying.
Sebenarnya Chang Le tidak bisa berenang dan Chang Ru mengetahui hal itu dengan pasti. Saat ini Chang Le kehabisan napas dan tidak bisa berenang ke atas. Tubuh mereka berdua mulai jatuh ke dasar kolam, tetapi Chang Le tidak melepaskan tubuh Ying Ying di pelukannya.
"Aku hampir mati! Nona Chang Le tidak boleh mati!" batin Ying Ying.
Ying Ying memaksa keluar kelereng miliknya dari kalung bandul lonceng di lehernya. Secara ajaib kelereng itu bergerak mendekati Chang Le.
"Ini balas budiku terhadap kebaikan nona selama ini," batin Ying Ying.
Ying Ying yakin kelereng putih miliknya bisa menyelamatkan Chang Le. Ying Ying menerima takdirnya sendiri yaitu meninggal sebelum berhasil menjadi manusia.
Ying Ying tidak menyadari saat dirinya kehilangan kesadaran akibat jarum beracun, Chang Le sudah meninggal sehingga kelereng putih itu bergerak masuk ke dalam tubuh Ying Ying lagi. Bersamaan dengan itu muncul cahaya putih menyelimuti tubuh mereka berdua.
###Flashback Off###
Ying Ying tahu kelereng putih miliknya yang membuat rohnya masuk ke dalam tubuh Chang Le karena Chang Le sudah meninggal. Air mata bercucuran deras di pipi Ying Ying.
"Nona Chang Le pasti kesakitan! Aku panggil tabib sekarang!" ujar Tan Xiang sambil berlari keluar dari kamar.
Beberapa saat kemudian, suara langkah kaki yang kuat masuk ke dalam kamar.
"Nona Chang Le! Hamba akan memeriksa keadaan nona!" ucap Tabib Chang, yang merupakan tabib keluarga.
Ying Ying duduk dengan tatapan mata kosong dan membiarkan Tabib Chang memeriksa luka di keningnya.
"Bagaimana keadaan Chang Le?"
"Bagaimana keadaan Kak Chang Le?'
Suara Chang Ru membuat Ying Ying tersadar dari lamunannya.
"Pembunuh! Kamu pembunuh!" teriak Ying Ying sambil menunjuk Chang Ru.
"Maafkan aku, Kak Chang Le! Ying Ying terlepas dari tanganku dan jatuh ke kolam!" ucap Chang Ru dengan wajah memelas dan berlinangan air mata.
"Chang Ru tidak bersalah!" bela Bai Lu.
Tan Xiang maju dan memeluk tubuh Ying Ying. "Maafkan Tan Xiang! Jika Tan Xiang tidak ke toilet, Tan Xiang pasti bisa menyelamatkan Ying Ying!" kata Tan Xiang.
"Benar! Tan Xiang sakit perut pasti karena ulah Chang Ru. Aku harus tenang dan menyelidiki siapa yang menginginkan kematian Nona Chang Le, lalu membantunya balas dendam!" batin Ying Ying.
"Aku adalah Ying Ying! Bukan Chang Le!"
Ying Ying sengaja mengatakan hal itu karena untuk sementara waktu dirinya harus bersikap seperti anak kecil dan mengucapkan hal yang tidak masuk akal agar tidak dicurigai oleh Chang Ru.
"Nona Chang Le mengalami benturan keras dikepalanya sehingga lupa akan banyak hal, termasuk namanya sendiri!"
Tabib Chang mengambil kesimpulan dari keadaan Ying Ying saat ini.
"Tabib Chang! Tolong sembuhkan Chang Le!" pinta Bai Lu.
"Lupa ingatan hanya sementara waktu saja. Anggota keluarga bisa membantu Nona Chang Le mengingat kejadian-kejadian di masa lalu," ucap Tabib Chang.
"Tabib Chang, nyawa Kak Chang Le sudah terselamatkan? Kak Chang Le tidak akan meninggal secara tiba-tiba?" tanya Chang Ru.
"Selain luka di kening, semua organ vital Nona Chang Le sangat sehat dan tidak masalah," jawab Tabib Chang.
"Aku senang nyawa Kak Chang Le tidak dalam bahaya," kata Chang Ru.
Chang Ru mendekati tempat tidur dan menggenggam erat tangan Ying Ying.
Ying Ying menatap senyuman tulus di wajah Chang Ru. Jika saja tidak ada kejadian semalam, Ying Ying tidak akan pernah tahu selama ini Chang Ru hanya berpura-pura baik terhadap Chang Le.
Ying Ying yakin tujuan utama Chang Ru membunuhnya adalah agar Chang Le mati. Ying Ying dijadikan bidak catur untuk memancing Chang Le terjun ke dalam kolam air.
"Aku mau tidur!" kata Ying Ying sambil menepis tangan Chang Ru.
"Baiklah. Tan Xiang jaga Nona Chang Le dengan baik," pesan Bai Lu.
"Baik Nyonya muda," jawab Tan Xiang.
Ying Ying berpura-pura berbaring di tempat tidur setelah Bai Lu, Chang Ru, dan Tabib Chang keluar dari kamar. Sementara Tan Xiang duduk di samping tempat tidur untuk menjaga Ying Ying, yang berada di dalam tubuh Chang Le.
"Mengapa Chang Ru ingin membunuh Nona Chang Le? Apakah Bai Lu dan Li Teng juga terlibat?" batin Ying Ying.
Ying Ying memutuskan untuk menyelidiki terlebih dahulu alasan Chang Ru membunuh Chang Le dan apakah ada komplotan yang membantu Chang Ru.
***
Suara ketukan pintu kamar membuat Tan Xiang bediri dari tempat duduknya untuk membuka pintu kamar.
"Hamba memberi hormat ke putra mahkota!" ucap Tan Xiang.
Ying Ying yang berpura-pura tidur mendengar suara kaki berjalan masuk ke dalam kamar.
"Putra mahkota datang untuk menjenguk Kak Chang Le," kata Chang Ru.
"Maaf putra mahkota. Nona Chang Le masih tidur," ucap Tan Xiang.
"Tidak apa-apa. Aku tunggu Chang Le bangun," jawab Wei Wu Xian, tunangan Li Chang Le.
Wei Wu Xian dan Chang Ru duduk di depan meja. Tan Xiang menuangkan teh melati ke cangkir Wei Wu Xian dan Chang Ru.
"Tan Xiang. Kamu ke dapur ambil obat yang sudah selesai dimasak dari Tabib Chang," kata Chang Ru.
Tan Xiang menatap ragu sebentar ke arah tempat tidur. Tan Xiang mengkhawatirkan nona mudanya yang masih tidur, tetapi sebagai pelayan, Tan Xiang tidak berani membantah perkataan Chang Ru.
"Baik Nona Chang Ru," jawab Tan Xiang.
***
Ying Ying mendengar suara pintu dibuka, lalu ditutup dari luar. Sekarang di dalam kamar hanya ada Ying Ying, Chang Ru, dan Wu Xian.
"Putra mahkota adalah tunangan Nona Chang Le. Aku bisa mengumpulkan bukti kejahatan Chang Ru dan menyerahkannya ke putra mahkota. Putra mahkota pasti akan memberikan keadilan untuk kematian Nona Chang Le," batin Ying Ying.
"Kenapa bisa gagal?"
Suara Wei Wu Xian terdengar jelas di telinga Ying Ying. Padahal jarak tempat tidur ke meja sekitar dua puluh langkah kaki dan seharusnya Wei Wu Xian berbicara dengan suara kecil ke Chang Ru.
"Aku memiliki kekuatan sihir mendengar jarak jauh," batin Ying Ying.
Ying Ying penasaran apa maksud dari perkataan Wei Wu Xian sehingga menguping pembicaran mereka berdua.
"Maaf, Putra mahkota. Aku tidak menduga Kak Chang Le bisa bertahan di kolam air selama itu," jawab Chang Ru.
"Apa? Wei Wu Xian komplotan Chang Ru?" batin Ying Ying.
"Gadis idiot tidak pantas menjadi putri mahkota! Aku tidak mau ditertawakan rakyat Kerajaan Wei!" ujar Wei Wu Xian.
"Jangan khawatir putra mahkota. Aku tidak akan gagal lagi," ucap Chang Ru dengan pasti.
"Bagus! Aku tunggu kabar baik darimu!"
Wei Wu Xian meninggalkan kamar bersama Chang Ru. Ying Ying pun segera bangun dan turun dari tempat tidur.
"Wei Wu Xian! Li Chang Ru! Aku pasti akan membalaskan dendam untuk Nona Chang Le!" tekad Ying Ying sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat.
***
Selamat malam readers tercinta. Jangan lewatkan bab berikutnya ya karena protagonis pria akan muncul.
Follow Author LYTIE di Noveltoon 🥰 Readers bisa gabung dalam grup chat untuk mendapatkan info terupdate novel.
TERIMA KASIH
SALAM SAYANG
AUTHOR : LYTIE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
ponyey 48
seru juga
2023-10-25
0
Dewi Ansyari
Tunggu saja kamu putra mahkota dan Cang ru pembalasan Ying Ying😡😡😡
2023-10-06
0
yumin kwan
sudah kuduga...putra mahkota ga mgkn mau istri cacat....
2023-03-10
6