"Pierre, apa maksudmu? hentikan lelucon ini." pinta Madeline yang ingin beranjak meninggalkan pelaminan.
Namun, genggaman tangan Pierre justru semakin kencang.
"Lepas...." Madeline berusaha melepaskan genggaman tangan Pierre, namun hasilnya tetap saja nihil.
"Tetap disini, kau tak bisa pergi sebelum semua ini selesai." ucap Pierre sambil berbisik.
Madeline menggelengkan kepala,"Aku benar-benar tidak mengerti, Pierre. Biarkan aku pergi."
"Kau hanya perlu berdiri di sampingku dan menjawab semua pertanyaan dengan kata 'YA', mengerti?" tanya Pierre yang seakan enggan membiarkan Madeline pergi.
"Kau mengerti, Madeline?" ulang Pierre.
Madeline hanya mengangguk, tanpa bisa menjawab. Toh, dirinya benar-benar tak mengerti.
Sementara dari bangku pelaminan, mempelai wanita menatap ke arah Pierre dengan tatapan nanar. Seolah gak rela jika pria itu memiliki pengganti selain dirinya.
"Pierre...," cicitnya dengan begitu lirih.
Pierre kembali menyita atensi para tamu undangan dengan ucapannya.
"Berdirinya aku disini hanya untuk memberitahu sebuah fakta pada kalian semua, bahwa wanita di sebelahku adalah calon istriku. Kami akan segera menikah dalam waktu dekat ini," ungkap Pierre sambil menatap Madeline.
"Benar begitu, sayang?" tanya Pierre.
Madeline bingung harus menjawab apa, namun dari sorot mata Pierre memintanya untuk berkata 'YA'. Karena terus di desak, membuat Madeline menjawab sesuai keinginan Pierre, tanpa ia sadari jawaban yang ia berikan mengubah hidupnya.
"Ya," jawabnya dengan asal.
Semua pasang mata menatap Madeline dan Pierre, begitupun dengan Daddy Garry dan tuan Spencer. Keduanya sudah pasti terkejut, ini semua terlalu mendadak.
"Jadi, jika ada rumor yang mengatakan aku patah hati karena di tinggal menikah. Itu adalah salah besar, karena jauh sebelum itu aku sudah berniat menikah, tetapi bukan dengan mantan kekasihku." jelas Pierre.
"Apa kalian berselingkuh sebelumnya?" tanya salah satu tamu undangan.
"Bisa jadi seperti itu," jawabnya dengan enteng.
Kedua mata Madeline langsung membola mendengar ucapan Pierre yang mengatakan keduanya menjalin hubungan saat Pierre masih menjadi kekasih Yara, atau lebih tepatnya Madeline adalah selingkuhan Pierre.
"Apa maksudmu, Pierre?" tanya Madeline yang udah benar-benar tak tahan lagi untuk bertanya.
Pierre tak menjawab ucapan Madeline, namun ia justru mengatakan sesuatu kepada para tamu hadirin.
"Hanya itu saja yang bisa saya ucapkan, terima kasih untuk perhatian semua. Dan untuk nyonya Ludwig, saya sudah membuktikan ucapan saya."
"Untuk pengantin baru, semoga kalian selalu di limpahkan banyak kebahagiaan tanpa kepalsuannya." ucap Pierre yang kemudian langsung turun dari pelaminan sambil menggandeng tangan Madeline.
Ucapan terakhir Pierre sebelum turun dari pelaminan, menembus sampai ke hati. Hingga tanpa sadar, Yara menitikkan air mata, namun itu segera ia hapus.
Pierre membawa Madeline menuju keluar ballroom. Di ikuti oleh Daddy Garry dan juga Tuan Spencer di belakang mereka.
"Apa maksud semua ini, Pierre. Kenapa harus aku yang kau libatkan dalam rencanamu." murka Madeline sambil menghempas kasar tangan Pierre.
Pierre tersenyum tipis ke arah Madeline,"Seperti yang aku katakan, kau harus menuruti kata-kataku. Mau senang atau tidak kau harus bilang 'YA'."
"Dengan cara mengakui bahwa kita berselingkuh? Itu benar-benar gila, Pierre. Itu menghancurkan semua yang telah aku bangun," Madeline sampai mendesah karena kecewa.
"kau benar-benar kelewatan, Pierre." Madeline sampai memukul-mukul tubuh jangkung Pierre. Hingga tuan Spencer dan Daddy Garry datang mendekat.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Tuan Spencer yang begitu panik, dan berusaha merelai keduanya.
Terlihat dengan jelas, wajah Madeline yang terlihat merah karena emosi. Namun berbeda dengan Pierre, pria itu seakan santai dan tanpa rasa bersalah.
"Maddy, bisa kau jelaskan semua ini pada Dad?" tanya Daddy Garry yang mendekati putrinya, mengelus pundaknya.
"Ini semua tidak benar Dad, aku tak pernah memiliki hubungan apapun dengan Pierre selain hubungan kerja. Mengenai tentang aku menjadi selingkuhan, itu tidak benar adanya. Kau lebih mengenalku, bukan begitu Dad?" jelas Madeline.
Memang ada benarnya dengan apa yang di ucapkan Madeline. Hanya saja kini semua rumor itu telah di telan mentah-mentah oleh para tamu undangan, mereka percaya akan hal itu.
"Lalu apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Daddy Garry.
"Aku akan kembali kesana, Dad. Aku akan meluruskan segala kegaduhan yang telah di perbuat oleh Pierre." ucap Madeline yang segera melangkahkan kaki memasuki ballroom.
Namun, langkah Madeline di tahan oleh Pierre.
"Tak perlu masuk ke dalam untuk meluruskan. Semua itu percuma, karena akan menghancurkan semua yang kau sudah bangun selama ini," ungkap Pierre.
Madeline menatap nyalang ke arah Pierre,"Ini semua karenamu, br*ngs*k! Andai kau tak membuat pernyataan seperti ini."
Pierre tentu tak terima di salahkan, menurutnya ini adalah kesalahan Madeline juga. Siapa suruh wanita itu mau saja menuruti ucapannya, terlalu polos bukan?
"Kau saja yang terlalu gampang untuk di bodohi, harusnya saat itu kau bisa menolak. Bukan menuruti ucapanku," Pierre tak mau mengalah, justru menyalahkan Madeline.
Madeline terdiam, tetapi ini semua bukan sepenuhnya kesalahan Madeline. Ia hanya berniat membantu, namun kenapa menjadi boomerang seperti ini.
"Aku memang bodoh dalam urusan percintaan, namun aku tak tertarik dengan yang namanya pernikahan apalagi dengan pria sepertimu." tekan Madeline.
Daddy Garry dan Tuan Spencer hanya menatap, tak mampu berkata.
"Bagaimana jika kita jodohkan saja anak kita?" usul Tuan Spencer.
Daddy Garry terdiam, ia tak mampu menjawab. Jujur, ia memang ingin melihat putrinya menikah. Namun, ia tak ingin putri menikah karena perjodohan
"Mereka tidak saling mencintai," ucap Daddy Garry yang seakan tak memberikan restu.
"Cinta akan datang dengan sendirinya, seiring dengan kebersamaan mereka." jawab Tuan Spencer dengan santai.
Daddy Garry masih agak ragu, namun disini mereka harus segera bertindak. Mengingatkan perbuatan Pierre begitu mempertaruhkan nama baik kedua keluarga besar itu, bagi Daddy Garry sendiri tak masalah. Hanya saja dari keluarga Spencer ini, ia tak tahu.
"Aku ikut kata putriku saja, aku tak bisa memutuskan dengan sepihak. Madeline berhak atas hidupnya, ia bisa memilih jalan hidupnya. Namun jika putriku tidak ingin, jangan pernah menekan dirinya." Daddy Garry memperingati rekan kerjanya. Bukan tanpa sebab, kejadian yang di alami oleh istri dari keponakannya membuat tuan Garry tidak gegabah dalam mengambil keputusan dengan dalih nama baik keluarga.
Tuan Spencer hanya terdiam, sebenarnya ia begitu menginginkan Madeline menjadi menantunya. Tetapi melihat Daddy Garry yang tak bisa bekerja sama, membuatnya ragu. Ragu apa wanita itu ingin atau tidak.
Sementara Madeline, wanita itu terus berdebat dengan Pierre.
"Ini semua karenamu, Pierre. Kenapa harus aku? Apa jalan keluar dari semua ini." ucap Madeline.
"Hanya satu,"
"Apa?"
"Kita harus menikah dengan sungguhan," jawab Pierre dengan serius.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
ᴳᴿ🐅ᴍɪss_dew 𝐀⃝🥀🏘⃝Aⁿᵘ𒈒⃟ʟʙᴄ
dahhh lahh..terlanjur nyebur... sekalian renang aja Madeline..
lagian dia pewaris rumah sakit... beuuhh
2023-03-11
1