Pierre sejak tadi hanya menatap ke arah pengantin yang terlihat bahagia, tak ada keinginan untuk menghampirinya. Andai bukan permintaan tuan Spencer, Ia pasti lebih memilih menyibukkan diri dengan pekerjaan yang tak ada habisnya, lebih baik ia berkutat di depan meja operasi.
Namun, itu semua tak berlangsung lama. Karena keluarga Yara memintanya untuk menghampiri mereka. Sebagai seorang tamu, tentu Pierre menghormati tuan rumah dan berjalan menghampiri mereka.
"Kau lihat, putri kami sudah bahagia. Jangan kau ganggu hidupnya setelah ini," ucap Nyonya Elnora Ludwig atau ibu dari Yara.
Sejak awal memang nyonya Yara tak pernah menyukai putrinya berhubungan dengan Pierre. Karena Pierre hanyalah seorang dokter, tidak memiliki banyak harta seperti Uncle nya yang merupakan pembisnis. Tanpa mereka ketahui, bahwa Pierre adalah pewaris tunggal dari rumah sakit swasta tempat ia bekerja.
Pierre mengulas senyum tipis,"Aku takkan senekat itu, lagipula putri anda terlihat bahagia dengan perjodohan ini. Semoga bahagia selalu." ucap Pierre dengan tenang, menahan gejolak emosi yang membumbung tinggi.
"Jelas saja bahagia, putriku akan menjadi seorang istri dari pemilik rumah sakit tempat kau bekerja. Sedangkan kau, kau hanyalah pekerja disana." Nyonya Ludwig masih saja terus mencibir Pierre. Tak peduli akan perasaan Pierre yang terluka atau tidak.
Netra Pierre terus menerus menatap ke arah Yara yang tengah bersandar di bahu pria yang 17 tahun lebih tua darinya.
"Kau iri bukan pada pamanmu, karena tak bisa bersanding dengan putriku," ucap Nyonya Ludwig dengan begitu angkuh.
"Iri seperti apa maksud anda, nyonya Ludwig? Lagipula saat ini aku sudah memiliki pengganti yang jelas dia lebih baik dan tidak materialistis seperti keluarga anda," ucap Pierre dengan sakras. Kesabaran Pierre sudah habis menghadapi keluarga Ludwig yang begitu angkuh.
"Iri pada pamanku? Yang benar saja, perlu aku buktikan jika aku sudah memiliki pengganti dari putri yang kau banggakan itu?" Pierre terus mencecar nyonya Ludwig dengan berbagai pertanyaan, sebenarnya ia ragu untuk mengatakan. Bagaimana jika nyonya Ludwig menantang dirinya untuk menunjukkan bahwa ia sudah memiliki pengganti Yara.
sudut bibir nyonya Ludwig terangkat, menatap remeh ke arah mantan kekasih dari putrinya. Andai saja Pierre memiliki harta sebanyak Alois Jordan, sudah ia pastikan Pierre yang saat ini menjadi menantunya.
"Tunjukkan padaku, jangan hanya omong kosong saja." tantang nyonya Ludwig. ia bisa pastikan Pierre takkan bisa membuktikan, Ia begitu mengetahui mantan kekasih dari putrinya itu.
Benar saja Pierre langsung tercengang, hingga sulit menelan salivanya.
"Oh s*it! Kenapa harus serumit ini, gimana caranya aku mencari pasangan secepat ini," rutuk Pierre dengan wajah bingung.
Nyonya Ludwig menatap dengan sinis,"Bagaimana? tidak bisa bukan, ucapanmu hanyalah omong kosong saja. Nyatanya, kau masih menyimpan rasa pada putriku."
Pierre terdiam, hingga netranya menatap ke arah Madeline yang saat ini tengah menikmati berbagai hidangan di pesta yang di adakan keluarga Ludwig. ia begitu santai melahap semua makan yang ada, tak takut akan gendut ataupun lemak yang nantinya akan menumpuk di tubuh ramping miliknya.
Apa ia harus memperkenalkan Madeline sebagai kekasihnya? Tetapi, apakah wanita itu mau? otak Pierre terasa buntu saat ini. Para wanita yang berdatangan di pesta ini rata-rata bersama dengan pasangan, kecuali Madeline yang bersama dengan Daddy-nya.
sudahlah! Lebih baik ia meminta bantuan kepada Madeline saja, dan membuktikan pada Nyonya Ludwig bahwa ia memiliki kekasih dan bisa hidup tanpa Yara. Meski itu semua terdengar mustahil.
"Tunggu sebentar, aku akan segera membawa kekasihku di hadapanmu. Bila perlu, aku akan memperkenalkan dia pada semua tamu undanganmu." ucap Pierre yang kemudian melangkahkan kaki mendekat ke arah Madeline.
Justru nyonya Ludwig semakin menantang Pierre,"Silahkan, bila perlu kau bisa naik ke atas pelaminan putriku untuk memperkenalkan kekasih barumu. Aku ingin lihat, apa dia lebih cantik dari putriku atau tidak."
Hal itu tentu menjadi bahan tontonan tamu undangan. Bagaimana tidak? Nyonya Ludwig yang terkenal akan kelembutan dan keramahan pada dirinya, justru berbanding terbalik.
Pierre terus melangkahkan kakinya, mendekati Madeline yang tengah makan cupcake.
"Ikut aku." ucap Pierre sambil menarik pelan tangan Madeline.
Madeline yang baru saja mengunyah cupcake hingga tersendat.
"Kemana?" tanya Madeline dengan suara tak jelas, karena saat ini ia tengah makan.
"Ke atas pelaminan." Pierre terus menarik tangan Madeline hingga wanita itu tak sempat untuk minum.
Madeline hanya pasrah, untung saja saat ini ia membawa air mineral botol. Hingga Pierre dan Madeline berada di hadapan nyonya Ludwig.
"Kenalkan, dia adalah wanita pengganti dari putrimu. Tak hanya cantik, Dia juga pintar dan membanggakan," ucap Pierre dengan bangganya.
"Kau pasti kenal, namanya Madeline Elana Marshall. Dia adalah bagian dari keluarga Eduardo." sambung Pierre dengan jelas.
Kedua mata Madeline sampai membola, terkejut sudah pasti. Pernyataan Pierre yang mengatakan dirinya adalah kekasih dari pria itu saja sudah membuatnya shock, sampai rasanya begitu malu.
Nyonya Ludwig tentu saja terkejut, ia tentu mengenal Madeline. Madeline adalah putri dari rekan bisnis keluarganya yaitu keluarga Eduardo, ketenaran keluarga Eduardo yang sampai saat ini terus menjadi perbincangan hangat, karena pernikahan mewah putranya dengan salah satu putri keluarga Philips. Tentu membuatnya terkejut.
"Mana mungkin mau Madeline bersama pria yang hanya bekerja sebagai dokter seperti dirimu," cibir nyonya Ludwig.
Pierre sampai mengepal tangan menahan emosi, cibiran serta cemoohan dari nyonya Ludwig begitu melukai harga dirinya sebagai penerus keluarga Spencer. Andai saja dari awal Daddy-nya melakukan pengangkatan pada dirinya. Bisa di pastikan hal ini tidak akan terjadi pada dirinya.
Madeline yang benar tak mengerti akar masalahnya hanya terdiam, namun Madeline juga bukan orang bodoh. Ia bisa pastikan Pierre saat ini tengah berdebat tentang harta, tahta dan wanita.
"Ikut aku," ajak Pierre.
Madeline hanya pasrah. Toh, sejak tadi ia mengikuti Pierre kemana pun. langkah kaki Pierre menaiki tangga pelaminan, hingga kini ia berdiri berdua bersama dengan Madeline.
Seluruh tamu tentu menatapnya dengan heran. Pasalnya, mereka semua tentu tahu bahwa Pierre adalah mantan kekasih dari mempelai wanita.
"Selamat malam para tamu undangan. Perkenalkan, saya Pierre Cardin Spencer yang tak lain adalah mantan kekasih dari Yara yang tak lain mempelai wanita. Di hadapan kalian semua, saya ingin mematahkan rumor yang mengatakan saya patah hati karena di tinggal menikah olehnya. Disini saya juga ingin memperkenalkan kekasih saya di hadapan kalian yang bernama Madeline Elana Marshall."
"Tentu semua hadirin semua disini bertanya-tanya. Baiklah, saya akan menjelaskan sekaligus menerima tantangan dari Nyonya Ludwig selaku tuan rumah dari acara ini."
"Hubungan saya dan Yara sudah seharusnya berakhir, karena sebuah alasan yang tak bisa saya jabarkan disini. Dan untuk Madeline, dia adalah kekasih saya saat ini yang akan saya persunting sebagai seorang istri dalam waktu dekat ini."
Pierre mengucapkan dengan lantang di hadapan para tamu, tentu hal itu membuat Daddy Garry serta tuan Spencer saling bertatapan. Merasa heran, karena tiba-tiba mengumumkan hubungan mereka. Pasalnya, belum lama keduanya baru saja terlibat pertengkaran.
Jangan di tanya bagaimana ekspresi Madeline, wanita itu tentu saja terkejut. Rasanya ingin segera pingsan karena pernyataan yang di lontarkan oleh Pierre.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
ᴳᴿ🐅ᴍɪss_dew 𝐀⃝🥀🏘⃝Aⁿᵘ𒈒⃟ʟʙᴄ
Pierre langsung mengumumkan gitu... madeline dapet Jacpot dah..
2023-03-11
0