MID 3 | Pesta

"Harusnya kau berterimakasih padaku, belum saja kau kualat denganku," celetuk Madeline yang kini duduk di samping Abella yang tak lain adalah sahabat sekaligus iparnya.

"Belle, sesekali kau suruh suamimu tidur di ruang tamu jika dia membuatmu kesal." usul Madeline sambil berbisik di telinga Abella.

Abella hanya mengulas senyum, ia tidak berada di pihak manapun. Sebelum ia menjadi bagian keluarga Eduardo, sudah sering sekali melihat Madeline dan sang suami yang terus bertengkar.

"Daripada kau menghasut istriku, lebih baik kau segera menikah. Apa kau ingin aku jodohkan dengan rekan bisnisku di Milan?" tanya Saviero yang tak lain adalah sepupu Madeline.

Madeline tentu saja langsung menolak,"Terima kasih atas tawaranmu, aku menolak." jawabnya.

"Sombong sekali, memang kau tak ingin menikah?" tanya Saviero dengan heran. Pasalnya, sulit sekali membujuk Madeline. Bukan tanpa sebab, Sering kali Uncle Garry yang tak lain ayah Madeline mengeluh tentang putrinya yang belum juga memiliki pendamping.

Sebagai orang tua tunggal, tentu hal itu membuat nya khawatir.

"Ingin, hanya saja belum ada yang cocok untukku." jawab Madeline sekenanya.

Daddy Garry langsung memberikan undangan pada putri.

"Minggu depan kau harus luangkan waktu. Dad akan mengajakmu menghadiri pernikahan rekan bisnis unclemu." pinta Daddy Garry.

"Ta-tapi... Dad...," Madeline ingin menolak, namun langsung di potong dengan ucapan Daddy Garry.

"Dad tak butuh penolakan, kau harus ikut." ucap Daddy Garry dengan final. Lalu pria paruh baya itu meninggalkan ruang tengah dan berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Madeline hanya menatap kepergian Daddy-nya. Ia tak ingin membuat cinta pertamanya semakin kesal karena penolakan yang ia berikan.

Sudah sering kali ia menolak ajakan Daddy-nya, tak terhitung berapa banyak penolakan yang Madeline lakukan dengan dalih kelelahan karena padatnya jadwal operasi, serta beberapa alasan lain.

Baiklah, mungkin memang untuk saat ini Madeline akan mengikuti ucapan Daddy-nya. Toh, gak ada salahnya bukan? Siapa tahu disana ia bisa bertemu dengan jodohnya.

Madeline berbincang sebentar dengan Abella sebelum akhirnya ia kembali ke kamarnya. Kegiatan hari ini begitu melelahkan, ditambah dengan Pierre yang selalu membuatnya emosi.

...****************...

Hari yang di tunggu akhirnya datang juga, Madeline kini telah siap dengan gaun pesta yang ia kenakan. Pakaian yang terlihat begitu sederhana namun tetap terlihat elegant.

Sedangkan Daddy-nya, meski di umurnya yang tak lagi muda masih terlihat tampan dan gagah. Ah, betapa beruntungnya Madeline memiliki Daddy yang begitu hebat. Bisa menjadi orang tua tunggal yang menghidupinya hingga menjadi seperti ini, di kenal banyak orang karena kepiawaiannya dalam dunia kedokteran.

"Ayo," ucap Daddy Garry.

Madeline melangkahkan kakinya memasuki mobil yang akan membawanya dan Daddy Garry sampai ke pesta pernikahan rekan kerja dari keluarga Eduardo.

Sementara Abella, ia lebih memilih untuk tidak ikut hadir. Mengingat saat ini ia sedang jauh dari sang suami yang berada di Milan. Ditambah, dengan kondisi yang sedang tidak kondusif.

Membutuhkan waktu sekitar 45 untuk sampai ke tempat pesta. Berjalan beriringan dengan Daddy Garry, hingga sepasang mata yang begitu ia kenali berpapasan dengan nya.

"Tuan Marshall," sapa pria itu dengan sopan.

Daddy Garry yang merasa terpanggil pun langsung menoleh, berbeda sekali dengan Madeline yang terlihat jengah dengan kedatangan pria itu.

"Pierre," jawabnya sambil menerima jabatan tangan dari pria yang usianya tak jauh berbeda dengan putrinya.

Perangai Pierre memang di kenal ramah oleh setiap orang, namun berbeda dengan Madeline yang menobatkan dirinya sebagai manusia paling menyebalkan di tata surya, tepatnya di planet bumi.

"Saya kira anda akan datang seorang diri, mengingat putri anda kerap kali jarang ikut menghadiri acara seperti ini," ucap Pierre sambil basa-basi.

Daddy Garry terkekeh,"Kau begitu memperhatikan diriku rupanya, anak muda. Perlu kau ketahui, putriku tidak memiliki seorang kekasih. Maka dari itu ia ikut bersamaku." ungkapnya.

Pierre hanya mengangguk, netranya terus menatap kearah Madeline yang terlihat lebih cantik dari biasanya. Riasan wajah yang tak terlalu mencolok namun terkesan elegant di matanya.

"Harusnya kau yang bersanding disana, kenapa jadi Unclemu yang disana." Tunjuk Daddy Garry yang mengalihkan pembicaraan sambil menunjuk ke arah pengantin yang terlihat berbahagia.

Pierre langsung tersenyum kecut, hingga membuat Madeline yang melihatnya ingin tertawa. Melihat wajah Pierre yang tak enak dipandang, membuat Daddy Garry merasa bersalah.

"Maaf, bukan maksud uncle...," belum juga Daddy Garry menyelesaikan pembicaraan, Pierre sudah memotongnya.

"Mungkin kita memang tidak berjodoh, Uncle," ucap Pierre dengan senyuman tipis.

Bohong jika Pierre tak sakit hati, Bohong jika ia tidak merasa kecewa. Jika memang Yara terpaksa, kena berbeda dengan raut wajahnya yang terlihat begitu bahagia? Sungguh, jika tahu seperti ini lebih baik Pierre menghabiskan waktu di rumah sakit.

"Kasihan sekali, ngatain aku perawan tua. Justru, malah kena tikung paman sendiri," cibir Madeline yang begitu puas, setelah lama ia menunggu kesempatan membalas cibiran Pierre, akhirnya kesampaian juga.

Mulut Pierre sampai membisu, tak dapat membalas cibiran Madeline. Namun, Pierre adalah orang yang tak mau kalah. Ia membalas ucapan Madeline.

"Tak masalah, daripada dirimu. Tak pernah merasakan jatuh cinta, seperti orang kuno saja. Kalah sama anak sekolah jaman sekarang." ucapnya tak mau kalah.

Madeline sampai mengepal kedua tangannya, menahan emosi agar tidak meledak. Andai saja ini bukan tempat ramai, bisa Madeline pastikan ia membalas segala ucapan Pierre.

"Kau," geram Madeline.

"Untung saja saat ini tengah banyak orang, kalau tidak sudah ku telan kau hidup-hidup." sambungnya, kemudian Madeline pergi meninggal Pierre seorang diri.

Pierre hanya menatap kepergian Madeline sambil mengulas senyum.

"Dia begitu cantik dan mempesona. Tetapi bagaimana bisa ia tak memiliki seorang kekasih? Rasanya terdengar mustahil." Pierre bermonolog, ia tak peduli dengan pesta pernikahan mantan kekasihnya.

Ditambah, dengan ucapan orang tuanya yang seakan meremehkan Pierre yang hanya seorang dokter. Tanpa mereka ketahui, bahwa Pierre adalah pewaris rumah sakit tempat ia bekerja.

"Tetapi, aku rasa itu semua wajar. Mengingat wanita kuno itu adalah orang yang terlalu berambisi."

"Tidak jauh berbeda denganku, aku tampan dan kaya raya. Namun di tinggal menikah oleh kekasihku, dan sialnya yang menjadi suaminya adalah pamanku." Oh tuhan, kenapa takdir harus selucu ini.

"Tetapi, jika melihat raut wajah Yara tak sekalipun aku melihat raut wajah sedih dan tertekan. Justru menikmatinya." Pierre terus berbicara seorang diri tak peduli jika orang terus menatap ke arahnya.

Pierre sudah datang sejak tadi, hanya saja ia memilih untuk berada di keramaian. Perkataan keluarga Yara tentang dirinya membuat ia begitu terluka.

Terpopuler

Comments

ᴳᴿ🐅ᴍɪss_dew 𝐀⃝🥀🏘⃝Aⁿᵘ𒈒⃟ʟʙᴄ

ᴳᴿ🐅ᴍɪss_dew 𝐀⃝🥀🏘⃝Aⁿᵘ𒈒⃟ʟʙᴄ

sediihhh lah.. di tinggal kewong... wkwkwkwkw

2023-03-11

0

Heaven Nur

Heaven Nur

Up bab yang banyak dong kak Thor.. 😇🥰

2023-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 MID 1 | Perawan tua
2 MID 2 | Belajar melupakan.
3 MID 3 | Pesta
4 MID 4 | Pernyataan Pierre
5 MID 5 | Kita harus menikah
6 MID 6 | Pierre yang mendominasi
7 MID 7 | Madeline menghindar
8 MID 8 | Kesepakatan
9 MID 9 | Jawaban Madeline
10 MID 10 | Menikah
11 MID 11 | Mengantar Madeline
12 MID 12 | Operasi bersama Pierre
13 MID 13 | Batas kesabaran Madeline.
14 MID 14 | Keputusan Dokter Madeline
15 MID 15 | Keberhasilan departemen onkologi
16 MID 16 | Makan yang terganggu
17 MID 17 | Persyaratan
18 MID 18 | Kabar dari Mansion Eduardo
19 MID 19 | Ajakan ke Milan
20 MID 20 | Perdebatan di mansion Eduardo
21 MID 21 | Luka Madeline
22 MID 22 | Pembicaraan keluarga Spencer
23 MID 23 | Perkara Warna Baju
24 MID 24 | Kejadian di mansion
25 MID 25 | Piranha Kaleng Sarden Dispenser
26 MID 26 | Pierre kesal
27 MID 27 | Kesedihan masa lalu Madeline
28 MID 28 | Alasan
29 MID 29 | Semburan air dari Pierre
30 MID 30 | Berikan cucu, Madeline.
31 MID 31 | Aduan dari Pierre
32 MID 32 | Tawaran Kaleng sarden
33 MID 33 | Keluarga Eduardo
34 MID 34 | Sesuatu yang tertinggal
35 MID 35 | Perayaan kecil di rumah sakit
36 MID 36 | Perbincangan anak menantu
37 MID 37 | Permen Jelly
38 MID 38 | Pesan dari Yara
39 MID 39 | Kecurigaan Madeline
40 MID 40 | Madeline di abaikan
41 MID 41 | Penjelasan Yara
42 MID 42 | DI Pergoki Madeline
43 MID 43 | Sinyal bahaya
44 MID 44 | Perdebatan Pierre - Maddy
45 MID 45 | Pertimbangan Madeline
46 MID 46 | Makan Bersama Madeline
47 MID 47 | Mencecar Dokter Arsen
48 MID 48 | Kembali bertengkar
49 MID 49 | Penjelasan panjang dari Madeline
50 MID 50 | Permintaan Pierre yang G*la
51 MID 51 - Problematika Pierre
52 MID 52 - Mencoba mendapatkan hati Pierre
53 MID 53 | Berbicara dengan Nyonya Ludwig
54 MID 54 - Pierre dan Nyonya Ludwig
55 MID 55 | Pusat perhatian
56 MID 56 | Dinner yang hangat
57 MID 57 | Mulai membaik
58 MID 58 | Mengerjai Madeline lagi
59 MID 59 | Pierre berubah
60 MID 60 | Ajakan Yara
61 MID 61 | Deal, kita selingkuh!
62 MID 62 | Panggilan dari Madeline
63 MID 63 | Pembicaraan di Taman
64 MID 64 | Permintaan Tuan Spencer
65 MID 65 | Banyak Panggilan
66 MID 66 | Pukulan
67 MID 67 | Pierre yang Egois
68 MID 68 | Madeline Mulai Curiga
69 MID 69 | Mengetahui
70 MID 70 | Sesak
71 MID 71 | Membungkam Pierre
72 MID 72 | Mengintai
73 MID 73 | Mencari tahu
74 MID 74 | Kejutan untuk Pierre
75 MID 75 | Melempar Semua Bukti
76 MID 76 | Pertengkaran
77 MID 77 | memilih
78 MID 78 | Keceplosan
79 MID 79 | Gugatan
80 MID 80 | Menemui Tuan Spencer
81 MID 81 | Tak butuh harta
82 MID 82 | Permintaan Terakhir Madeline
83 MID 83 | Bertemu Daddy Garry
84 MID 84 | Kesedihan seorang ayah
85 MID 85 | Keputusan ke Milan
86 MID 86 | Dalang masalah sesungguhnya
87 MID 87 | Alasan
88 MID 88 | Alasan tak masuk di akal
89 MID 89 | Dokumen yang harus di tandatangani
90 MID 90 | meminta hak
91 MID 91 | Lakukanlah
92 MID 92 | Anggap tidak saling mengenal
93 MID 93 | Harta gono-gini
94 MID 94| Pulang dan Pergi
95 MID 95 | Menyakitkan
96 MID 96 | Meninggalkan Los Angeles
97 MID 97 | Penyesalan dan tamat.
98 Pengumuman Season 2
99 Karya baru - Imperfect Wedding
Episodes

Updated 99 Episodes

1
MID 1 | Perawan tua
2
MID 2 | Belajar melupakan.
3
MID 3 | Pesta
4
MID 4 | Pernyataan Pierre
5
MID 5 | Kita harus menikah
6
MID 6 | Pierre yang mendominasi
7
MID 7 | Madeline menghindar
8
MID 8 | Kesepakatan
9
MID 9 | Jawaban Madeline
10
MID 10 | Menikah
11
MID 11 | Mengantar Madeline
12
MID 12 | Operasi bersama Pierre
13
MID 13 | Batas kesabaran Madeline.
14
MID 14 | Keputusan Dokter Madeline
15
MID 15 | Keberhasilan departemen onkologi
16
MID 16 | Makan yang terganggu
17
MID 17 | Persyaratan
18
MID 18 | Kabar dari Mansion Eduardo
19
MID 19 | Ajakan ke Milan
20
MID 20 | Perdebatan di mansion Eduardo
21
MID 21 | Luka Madeline
22
MID 22 | Pembicaraan keluarga Spencer
23
MID 23 | Perkara Warna Baju
24
MID 24 | Kejadian di mansion
25
MID 25 | Piranha Kaleng Sarden Dispenser
26
MID 26 | Pierre kesal
27
MID 27 | Kesedihan masa lalu Madeline
28
MID 28 | Alasan
29
MID 29 | Semburan air dari Pierre
30
MID 30 | Berikan cucu, Madeline.
31
MID 31 | Aduan dari Pierre
32
MID 32 | Tawaran Kaleng sarden
33
MID 33 | Keluarga Eduardo
34
MID 34 | Sesuatu yang tertinggal
35
MID 35 | Perayaan kecil di rumah sakit
36
MID 36 | Perbincangan anak menantu
37
MID 37 | Permen Jelly
38
MID 38 | Pesan dari Yara
39
MID 39 | Kecurigaan Madeline
40
MID 40 | Madeline di abaikan
41
MID 41 | Penjelasan Yara
42
MID 42 | DI Pergoki Madeline
43
MID 43 | Sinyal bahaya
44
MID 44 | Perdebatan Pierre - Maddy
45
MID 45 | Pertimbangan Madeline
46
MID 46 | Makan Bersama Madeline
47
MID 47 | Mencecar Dokter Arsen
48
MID 48 | Kembali bertengkar
49
MID 49 | Penjelasan panjang dari Madeline
50
MID 50 | Permintaan Pierre yang G*la
51
MID 51 - Problematika Pierre
52
MID 52 - Mencoba mendapatkan hati Pierre
53
MID 53 | Berbicara dengan Nyonya Ludwig
54
MID 54 - Pierre dan Nyonya Ludwig
55
MID 55 | Pusat perhatian
56
MID 56 | Dinner yang hangat
57
MID 57 | Mulai membaik
58
MID 58 | Mengerjai Madeline lagi
59
MID 59 | Pierre berubah
60
MID 60 | Ajakan Yara
61
MID 61 | Deal, kita selingkuh!
62
MID 62 | Panggilan dari Madeline
63
MID 63 | Pembicaraan di Taman
64
MID 64 | Permintaan Tuan Spencer
65
MID 65 | Banyak Panggilan
66
MID 66 | Pukulan
67
MID 67 | Pierre yang Egois
68
MID 68 | Madeline Mulai Curiga
69
MID 69 | Mengetahui
70
MID 70 | Sesak
71
MID 71 | Membungkam Pierre
72
MID 72 | Mengintai
73
MID 73 | Mencari tahu
74
MID 74 | Kejutan untuk Pierre
75
MID 75 | Melempar Semua Bukti
76
MID 76 | Pertengkaran
77
MID 77 | memilih
78
MID 78 | Keceplosan
79
MID 79 | Gugatan
80
MID 80 | Menemui Tuan Spencer
81
MID 81 | Tak butuh harta
82
MID 82 | Permintaan Terakhir Madeline
83
MID 83 | Bertemu Daddy Garry
84
MID 84 | Kesedihan seorang ayah
85
MID 85 | Keputusan ke Milan
86
MID 86 | Dalang masalah sesungguhnya
87
MID 87 | Alasan
88
MID 88 | Alasan tak masuk di akal
89
MID 89 | Dokumen yang harus di tandatangani
90
MID 90 | meminta hak
91
MID 91 | Lakukanlah
92
MID 92 | Anggap tidak saling mengenal
93
MID 93 | Harta gono-gini
94
MID 94| Pulang dan Pergi
95
MID 95 | Menyakitkan
96
MID 96 | Meninggalkan Los Angeles
97
MID 97 | Penyesalan dan tamat.
98
Pengumuman Season 2
99
Karya baru - Imperfect Wedding

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!