MID 2 | Belajar melupakan.

Ya, orang yang menghentikan aksi b*nuh diri Pierre adalah Madeline. Setelah 2 jam berada di ruang operasi untuk melakukan bedah biopsi pada pasiennya, Madeline memilih menyugarkan pikiran di lantai teratas rumah sakit tempat ia bekerja.

Namun, hal lain justru terjadi. Madeline melihat dengan mata kepalanya sendiri, jika Pierre sedang emosi. Awalnya Madeline tak peduli, tetapi saat melihat Pierre yang sedang melakukan percobaan bunuh diri. Membuatnya harus menghentikan aksi g*la itu. Ia tak ingin sampai terlibat hal se-meng*rikan itu, tidak, ia tidak akan mau.

"Daripada kau bunuh diri dengan cara seperti ini, lebih baik kau terjun saja agar tubuhmu ikut hancur." ucap Madeline sambil melempar jauh kepingan kaca.

Kedua mata Pierre yang berwarna biru langsung melotot, ide Madeline sungguh membuatnya bergidik ngeri. Bayangan tubuhnya yang tak utuh, di tambah nantinya ia akan menjadi arwah penasaran.

"Kau sudah g*la, bagaimana bisa kau menyuruhku terjun dari gedung setinggi ini," cetus Pierre dengan kesal.

"Daripada kau harus menyakiti dirimu dengan cara seperti itu, kurasa dengan kau terjun dari rumah sakit ini adalah pilihan terbaik. Selain kau akan mati dengan cepat, kau juga bisa di pastikan akan menjadi arwah penasaran di rumah sakit ini." ucap Madeline sambil tertawa keras.

Pierre yang kesal langsung menoyor kepala Madeline,"Dasar bodoh, kau tak pernah tahu rasanya jatuh cinta seperti apa. Makanya, kau tak tahu se-fr*stasi apa diriku saat ini."

"Memang, hidupku terlalu sibuk dengan meniti karir hingga namaku bisa sebesar ini." ujar Madeline dengan sombong sambil melipat tangan di dada.

"Terlalu kuno," cibir Pierre.

"I don't care." ucap Madeline dengan santai.

"Oh iya, aku sampai lupa. Kau sedang di cari oleh Direktur Spencer untuk segera menghadapnya." pesan Madeline lalu kemudian wanita cantik itu berlalu meninggalkan Pierre seorang diri.

Pierre menatap kepergian orang yang selalu ia cibir dengan sebal. Pasalnya, wanita itu menggagalkan rencananya.

"****! Aku tak sadar, pecahan kaca itu menggores tanganku." umpat Pierre sambil mengelap darah segar yang mengalir dengan sapu tangan miliknya.

Ucapan Madeline benar adanya, jika bun*h diri dengan cara seperti ini akan mengalami sakit lebih dari sekali. Seperti yang saat ini Pierre rasakan, namun apa daya, otak cerdasnya tak mampu berpikir jernih saat ini.

Ingatan tentang berakhirnya hubungan yang telah ia jalani dengan Yara begitu nyata, hingga Pierre sendiri begitu sulit untuk menerimanya.

Tetapi tunggu! Terakhir Yara bilang padanya untuk mengecek email masuk di ponsel miliknya.

Dengan segera, Pierre langsung mengambil ponselnya dan mengecek email masuk. Dan benar saja, email undangan pernikahan Yara dengan pria yang begitu ia kenali.

Alois Jordan.

Ya, Alois adalah adik dari Tuan Spencer. Yang artinya, Yara akan menikah dengan paman nya.

Pierre terkejut, ia tak menyangka wanita yang sangat ia cintai akan menikah dengan pamannya. Artinya, Yara adalah aunty-nya.

"Dari sekian banyak wanita di dunia ini, kenapa kau harus memilih wanitaku." Geram Pierre hingga akhirnya ia memukul tembok. Tetapi itu semua tidak berlangsung lama, karena bekas luka di pergelangan tangan nya masih terasa begitu nyeri hingga berdesis kesakitan.

Dengan langkah lebar, Pierre berjalan dengan cepat menghampiri Daddy-nya yang berada 2 lantai di bawahnya.

Tanpa ba-bi-bu, Pierre langsung masuk ke dalam ruangan tuan Spencer. Tak peduli dengan tatapan tajamnya yang kini menatap.

"Kenapa, Dad?" tanya Pierre yang langsung medaratkan bokongnya di kursi kosong yang berada di hadapan tuan Spencer.

Tuan Spencer tak menjawab, namun ia memberikan sebuah undangan yang bisa Pierre pastikan itu dari paman nya.

"Aku sudah tahu, Dad. Yara baru saja mengakhiri hubungan denganku." ucapnya dengan sangat lirih.

"Lupakan dia, bukankah dari awal Dad tidak menyetujui hubunganmu dengannya." ungkap Tuan Spencer. Bukan tanpa sebab Tuan Spencer tidak merestui hubungan putra tunggalnya dengan Yara, ada alasan tersendiri melakukan itu semua. Mengingat, keluarga Yara adalah orang yang begitu materialistis.

Sebenarnya hal itu juga tidak salah. Hanya saja keluarga Yara adalah orang yang serakah dan tamak, ia tak ingin putranya di manfaatkan secara materi oleh keluarga Yara.

"Setelah bertahun-tahun aku menjalin hubungan dengannya, lalu dengan entengnya aku harus melupakan? Tak semudah itu, Dad." ucap Pierre yang tak setuju akan perkataan tuan Spencer.

"Kau terlalu di butakan oleh cinta, Pierre. Datanglah jika kau ingin tahu semuanya." Tuan Spencer hanya bisa mengatakan itu saja, jika berhubungan dengan Yara. Otak cerdas Pierre terkadang sedikit lama untuk memproses, entah racun apa yang diberikan oleh Yara hingga membuat putranya menjadi orang Denial seperti ini.

Baiklah, demi mengobati rasa penasaran akan ucapan Daddy-nya, Pierre mengesampingkan rasa sakitnya terlebih dahulu demi menuntaskan rasa penasaran yang mendera dirinya. Rasa sakit yang Pierre bisa pastikan tak ada obatnya, namun sebisa mungkin Pierre harus menghilangkan rasa itu.

"Setelah ini, kau tak bisa kemana-mana. Ada pasien bedah biopsi yang membutuhkan tenaga." Tuan Spencer mengingatkan pada Pierre. Ia khawatir, jika putranya melupakan jadwal hari ini karena patah hati.

Pierre tentu paham,"Tak perlu khawatir, Dad. Aku bisa menempati diriku."

"Aku takkan mengecewakan dirimu." sambung Pierre yang kemudian beranjak dari kursinya dan berlalu meninggalkan tuan Spencer yang terus menatapnya.

...****************...

Setelah selesai bertugas, Madeline memutuskan untuk kembali pulang. Tak ada kegiatan yang Madeline setelah pulang bekerja, tubuhnya terus meronta-ronta untuk meminta istirahat.

Ditambah, ia mendengar kabar dari sepupunya. Jika Reine telah menghembuskan napas terakhirnya di sel tahanan. Ia tak begitu peduli, toh, Reine tak ada sangkut-pautnya dengan dirinya.

Baginya, itu adalah balasan dari segala perbuatan yang Reine lakukan pada sahabatnya yang kini resmi menjadi iparnya.

Madeline melangkahkan kakinya memasuki Mansion Eduardo, mansion yang ia tinggali sejak masa anak-anak. Semenjak ibunya telah tiada, Daddy Garry membawanya untuk tinggal di tempat Unclenya yang bernama Betrand Eduardo.

"Aku datang," Sapa Madeline saat melihat seluruh keluarga tengah berkumpul di ruang tengah.

Sementara netranya terus menatap ke arah sepupunya yang tengah bermesraan dengan sang istri.

"Dunia serasa milik berdua ya aunty, yang lain serasa ngontrak." Celetuk Madeline sambil menatap Saviero dan Abella yang tengah bermesraan.

Yang disinggung pun langsung menoleh, menatap ke arah Madeline dengan meledek.

"Kau ini, iri saja. Makanya menikah biar tidak sendiri terus dan berteman dengan stetoskop yang terus setia bersamamu." Balas Saviero sambil mengelus surai sang istri.

Madeline langsung mendengus kesal, hingga mengacungkan jari tengah kearah sepupunya yang menyebalkan itu.

"Sombong sekali, kau tak ingat dulu meminta bantuan pada siapa?" tanya Madeline.

"Kau." ucapnya dengan santai.

Terpopuler

Comments

pillow

pillow

kenapa hp nya bisa buka email padahal sebelum nya sudah dibanting sampai hancur

2023-09-21

0

Juli Mahtin

Juli Mahtin

alur ceritanya agak menarik

2023-03-29

0

ᴳᴿ🐅ᴍɪss_dew 𝐀⃝🥀🏘⃝Aⁿᵘ𒈒⃟ʟʙᴄ

ᴳᴿ🐅ᴍɪss_dew 𝐀⃝🥀🏘⃝Aⁿᵘ𒈒⃟ʟʙᴄ

sabar ya Madeline.. maklum pengantin baru belle & Piero

2023-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 MID 1 | Perawan tua
2 MID 2 | Belajar melupakan.
3 MID 3 | Pesta
4 MID 4 | Pernyataan Pierre
5 MID 5 | Kita harus menikah
6 MID 6 | Pierre yang mendominasi
7 MID 7 | Madeline menghindar
8 MID 8 | Kesepakatan
9 MID 9 | Jawaban Madeline
10 MID 10 | Menikah
11 MID 11 | Mengantar Madeline
12 MID 12 | Operasi bersama Pierre
13 MID 13 | Batas kesabaran Madeline.
14 MID 14 | Keputusan Dokter Madeline
15 MID 15 | Keberhasilan departemen onkologi
16 MID 16 | Makan yang terganggu
17 MID 17 | Persyaratan
18 MID 18 | Kabar dari Mansion Eduardo
19 MID 19 | Ajakan ke Milan
20 MID 20 | Perdebatan di mansion Eduardo
21 MID 21 | Luka Madeline
22 MID 22 | Pembicaraan keluarga Spencer
23 MID 23 | Perkara Warna Baju
24 MID 24 | Kejadian di mansion
25 MID 25 | Piranha Kaleng Sarden Dispenser
26 MID 26 | Pierre kesal
27 MID 27 | Kesedihan masa lalu Madeline
28 MID 28 | Alasan
29 MID 29 | Semburan air dari Pierre
30 MID 30 | Berikan cucu, Madeline.
31 MID 31 | Aduan dari Pierre
32 MID 32 | Tawaran Kaleng sarden
33 MID 33 | Keluarga Eduardo
34 MID 34 | Sesuatu yang tertinggal
35 MID 35 | Perayaan kecil di rumah sakit
36 MID 36 | Perbincangan anak menantu
37 MID 37 | Permen Jelly
38 MID 38 | Pesan dari Yara
39 MID 39 | Kecurigaan Madeline
40 MID 40 | Madeline di abaikan
41 MID 41 | Penjelasan Yara
42 MID 42 | DI Pergoki Madeline
43 MID 43 | Sinyal bahaya
44 MID 44 | Perdebatan Pierre - Maddy
45 MID 45 | Pertimbangan Madeline
46 MID 46 | Makan Bersama Madeline
47 MID 47 | Mencecar Dokter Arsen
48 MID 48 | Kembali bertengkar
49 MID 49 | Penjelasan panjang dari Madeline
50 MID 50 | Permintaan Pierre yang G*la
51 MID 51 - Problematika Pierre
52 MID 52 - Mencoba mendapatkan hati Pierre
53 MID 53 | Berbicara dengan Nyonya Ludwig
54 MID 54 - Pierre dan Nyonya Ludwig
55 MID 55 | Pusat perhatian
56 MID 56 | Dinner yang hangat
57 MID 57 | Mulai membaik
58 MID 58 | Mengerjai Madeline lagi
59 MID 59 | Pierre berubah
60 MID 60 | Ajakan Yara
61 MID 61 | Deal, kita selingkuh!
62 MID 62 | Panggilan dari Madeline
63 MID 63 | Pembicaraan di Taman
64 MID 64 | Permintaan Tuan Spencer
65 MID 65 | Banyak Panggilan
66 MID 66 | Pukulan
67 MID 67 | Pierre yang Egois
68 MID 68 | Madeline Mulai Curiga
69 MID 69 | Mengetahui
70 MID 70 | Sesak
71 MID 71 | Membungkam Pierre
72 MID 72 | Mengintai
73 MID 73 | Mencari tahu
74 MID 74 | Kejutan untuk Pierre
75 MID 75 | Melempar Semua Bukti
76 MID 76 | Pertengkaran
77 MID 77 | memilih
78 MID 78 | Keceplosan
79 MID 79 | Gugatan
80 MID 80 | Menemui Tuan Spencer
81 MID 81 | Tak butuh harta
82 MID 82 | Permintaan Terakhir Madeline
83 MID 83 | Bertemu Daddy Garry
84 MID 84 | Kesedihan seorang ayah
85 MID 85 | Keputusan ke Milan
86 MID 86 | Dalang masalah sesungguhnya
87 MID 87 | Alasan
88 MID 88 | Alasan tak masuk di akal
89 MID 89 | Dokumen yang harus di tandatangani
90 MID 90 | meminta hak
91 MID 91 | Lakukanlah
92 MID 92 | Anggap tidak saling mengenal
93 MID 93 | Harta gono-gini
94 MID 94| Pulang dan Pergi
95 MID 95 | Menyakitkan
96 MID 96 | Meninggalkan Los Angeles
97 MID 97 | Penyesalan dan tamat.
98 Pengumuman Season 2
99 Karya baru - Imperfect Wedding
Episodes

Updated 99 Episodes

1
MID 1 | Perawan tua
2
MID 2 | Belajar melupakan.
3
MID 3 | Pesta
4
MID 4 | Pernyataan Pierre
5
MID 5 | Kita harus menikah
6
MID 6 | Pierre yang mendominasi
7
MID 7 | Madeline menghindar
8
MID 8 | Kesepakatan
9
MID 9 | Jawaban Madeline
10
MID 10 | Menikah
11
MID 11 | Mengantar Madeline
12
MID 12 | Operasi bersama Pierre
13
MID 13 | Batas kesabaran Madeline.
14
MID 14 | Keputusan Dokter Madeline
15
MID 15 | Keberhasilan departemen onkologi
16
MID 16 | Makan yang terganggu
17
MID 17 | Persyaratan
18
MID 18 | Kabar dari Mansion Eduardo
19
MID 19 | Ajakan ke Milan
20
MID 20 | Perdebatan di mansion Eduardo
21
MID 21 | Luka Madeline
22
MID 22 | Pembicaraan keluarga Spencer
23
MID 23 | Perkara Warna Baju
24
MID 24 | Kejadian di mansion
25
MID 25 | Piranha Kaleng Sarden Dispenser
26
MID 26 | Pierre kesal
27
MID 27 | Kesedihan masa lalu Madeline
28
MID 28 | Alasan
29
MID 29 | Semburan air dari Pierre
30
MID 30 | Berikan cucu, Madeline.
31
MID 31 | Aduan dari Pierre
32
MID 32 | Tawaran Kaleng sarden
33
MID 33 | Keluarga Eduardo
34
MID 34 | Sesuatu yang tertinggal
35
MID 35 | Perayaan kecil di rumah sakit
36
MID 36 | Perbincangan anak menantu
37
MID 37 | Permen Jelly
38
MID 38 | Pesan dari Yara
39
MID 39 | Kecurigaan Madeline
40
MID 40 | Madeline di abaikan
41
MID 41 | Penjelasan Yara
42
MID 42 | DI Pergoki Madeline
43
MID 43 | Sinyal bahaya
44
MID 44 | Perdebatan Pierre - Maddy
45
MID 45 | Pertimbangan Madeline
46
MID 46 | Makan Bersama Madeline
47
MID 47 | Mencecar Dokter Arsen
48
MID 48 | Kembali bertengkar
49
MID 49 | Penjelasan panjang dari Madeline
50
MID 50 | Permintaan Pierre yang G*la
51
MID 51 - Problematika Pierre
52
MID 52 - Mencoba mendapatkan hati Pierre
53
MID 53 | Berbicara dengan Nyonya Ludwig
54
MID 54 - Pierre dan Nyonya Ludwig
55
MID 55 | Pusat perhatian
56
MID 56 | Dinner yang hangat
57
MID 57 | Mulai membaik
58
MID 58 | Mengerjai Madeline lagi
59
MID 59 | Pierre berubah
60
MID 60 | Ajakan Yara
61
MID 61 | Deal, kita selingkuh!
62
MID 62 | Panggilan dari Madeline
63
MID 63 | Pembicaraan di Taman
64
MID 64 | Permintaan Tuan Spencer
65
MID 65 | Banyak Panggilan
66
MID 66 | Pukulan
67
MID 67 | Pierre yang Egois
68
MID 68 | Madeline Mulai Curiga
69
MID 69 | Mengetahui
70
MID 70 | Sesak
71
MID 71 | Membungkam Pierre
72
MID 72 | Mengintai
73
MID 73 | Mencari tahu
74
MID 74 | Kejutan untuk Pierre
75
MID 75 | Melempar Semua Bukti
76
MID 76 | Pertengkaran
77
MID 77 | memilih
78
MID 78 | Keceplosan
79
MID 79 | Gugatan
80
MID 80 | Menemui Tuan Spencer
81
MID 81 | Tak butuh harta
82
MID 82 | Permintaan Terakhir Madeline
83
MID 83 | Bertemu Daddy Garry
84
MID 84 | Kesedihan seorang ayah
85
MID 85 | Keputusan ke Milan
86
MID 86 | Dalang masalah sesungguhnya
87
MID 87 | Alasan
88
MID 88 | Alasan tak masuk di akal
89
MID 89 | Dokumen yang harus di tandatangani
90
MID 90 | meminta hak
91
MID 91 | Lakukanlah
92
MID 92 | Anggap tidak saling mengenal
93
MID 93 | Harta gono-gini
94
MID 94| Pulang dan Pergi
95
MID 95 | Menyakitkan
96
MID 96 | Meninggalkan Los Angeles
97
MID 97 | Penyesalan dan tamat.
98
Pengumuman Season 2
99
Karya baru - Imperfect Wedding

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!