3. Dokter atau Bukan?

"Jadi, intinya, Teh Gista enggak bisa makan sama sekali?"

Setelah sangat lama Gista menangis dan kepalanya serasa mau pecah, ia pun berhasil menjelaskan lagi.

"Maaf, Teh. Saya banyak nanya dulu. Makan apa pun? Apa pun?"

Iya, itu aneh, makanya dia bertanya untuk memperjelas.

Kepala Gista sakit saat ia mengangguk.

"Kalau buah, Teteh makan? Enggak juga?"

Gista menggeleng. Sudah ia bilang, apa pun.

Apa pun ya apa pun.

"Kemarin cuma nyoba makan jeruk kecut. Aneh juga, cuma masih bisa saya tahan," jelas Gista sedikit, untuk lebih memperjelas.

Ekspresinya seperti dokter yang serius mendengarkan keluhan pasien. "Apel, enggak bisa?"

"Kayak daging ikan cincang."

Gista tak pernah makan daging ikan cincang mentah, namun bayangkan saja itu masuk ke mulut kalian.

Kalau menjijikan, maka Gista merasakannya secara fisik.

Begitu rasanya.

"Kalau buah kecut, belimbing, bisa? Belimbing yang kecil?"

Gista menggeleng. "Belum pernah nyoba."

Lalu dia mengangguk-angguk. "Saya boleh periksa sebentar? Kalau enggak mau enggak pa-pa."

Dia orang baik, karena dia menolong Gista dan bahkan membiarkannya berada di ruang ber-AC yang luas begini.

Jadi Gista mengangguk, berbaring untuk memudahkan dia.

Yang dia periksa bukan denyut jantung atau nadi.

Dia menyentuh wajah Gista, seperti yang dokter-dokter sebelumnya lakukan, menekan-nekan di beberapa titik dekat hidung, pipi, lalu memberi pertanyaan klasik.

"Sakit? Atau mati rasa?"

"Biasa aja."

Dan Gista menjawab sama, selalu.

Dia menekan di berbagai titik. Bertanya sakit atau tidak, mati rasa atau tidak, lalu duduk lagi.

Ekspresinya kebingungan. Sama juga dengan dokter.

"Kemungkinan ada masalah di bagian saraf—"

"Penciuman." Gista hafal. "Dikasih vitamin B12, sering-sering kena matahari, minum vitamin C yang rajin. Saya tau."

"...."

"Tapi yang bermasalah sama saya bukan cuma penciuman, tapi juga rasa."

"...."

"Saya bukan anosmia. Indera saya enggak ilang. Penciuman dan perasa saya enggak ilang. Semuanya ada, tapi semuanya beda."

"...."

"Saya bukan enggak bisa makan karena bau, tapi juga karena rasa. Rasanya enggak enak, bukan ilang."

Gista bahkan mengulang-ulang penjelasan sama dalam kalimat berbeda agar dia mengerti karena seperti begitu sulit.

Berhenti mengatakan sesuatu yang omong kosong. Dan tolong dengarkan orang kalau bicara.

Bukan INDERA PENCIUMAN HILANG tapi SEMUANYA BAU DAN BUSUK.

Meskipun sadar ia terkesan sangat emosional, Gista benar-benar sudah tidak tahan dengan pertanyaan itu.

Batinnya sudah capek setelah bertemu tiga dokter dan tiga-tiganya selalu menanyakan pertanyaan serupa.

Dan bila sudah dijelaskan, tidak ada hasil yang Gista dapat.

Pikir Gista, dia akan marah, tapi ternyata salah.

Endra malah tersenyum. "Teteh tinggal di mana?"

".... Ngekos." Agak tidak menjawab, tapi yasudah.

"Kalau mau saya kenalin sama dokter kenalan saya. Kebetulan dia dokter spesialis saraf juga."

Gista tersenyum getir. "Saya udah enggak mau ketemu dokter saraf."

Itu cuma membuatnya gila. Pada akhirnya ia pulang dengan pikiran hanya dirinya yang sakit begini dan hanya dirinya yang gila.

Demi Tuhan, itu luar biasa tidak enak di hati ketika kalian mengalami sesuatu yang ternyata tidak dialami orang lain. Bingung bertanya ke mana, bingung ada apa, pelan-pelan terasa hanya kalian yang aneh di dunia.

".... Selain makanan, apa lagi yang enggak bisa?" Dia mengalihkan pembicaraan.

"Bau."

"Bau? Bau busuk enggak bisa?"

"Semua bau." Gista menunjuk AC. "Itu bau."

"AC bau? Saya juga?"

Gista mengangguk. Membuat dia tertawa, tapi seketika padam karena Gista serius.

Tiga dokter yang ia temui mengeluarkan candaan sama.

Gista berkata AC bau, lalu mereka bertanya 'saya juga bau?' untuk mencairkan suasana padahal Gista semakin membeku oleh penyakit tak bernama ini.

Candaan sudah tidak lucu bagi Gista.

Ia merasa seperti orang yang sudah terkena kanker stadium empat dan yah, cuma tinggal menunggu mati saja.

"Oke." Endra menggaruk tengkuknya canggung. "AC bau, parfum bau—parfum yah, maksudnya?"

Gista menatap sayu tangannya sendiri. "Saya bau."

"...."

"Keringat, air kenciing, semuanya bau. Semuanya. Semuanya yang ada rasa, yang ada bau, semuanya."

"...."

"Saya gila, yah?"

Katakan saja begitu biar cepat.

Katakan saja ia tidak waras atau dikutuk.

".... Kalau mau nangis, nangis aja, Teh."

Pemuda itu tersenyum lagi.

"Yang penting enggak menvonis diri sendiri. Kalau Teteh sakit terus dokternya enggak tau sakit apa, mungkin dokternya yang kurang ilmu."

"Dokter juga bukan Tuhan, enggak tau segalanya. Saya liat mah Teteh normal-normal aja."

"...."

"Kalau Teteh enggak mau ketemu dokter, yaudah, enggak pa-pa. Istirahat aja di sini."

Gista agak sesenggukan melihat pemuda itu beranjak. "Saya nanti ngerepotin."

"Atau gini aja deh, biar Teteh enggak ngerasa beban banget. Teteh tinggal di sini sampe ngerasa enakan, nanti bantu-bantu saya kalau ada kerjaan. Kebetulan juga saya butuh temen kerja."

"Kerja?"

Dia menggaruk tengkuknya lagi. Membuat Gista sadar kalau dia canggung, otomatis tubuhnya melakukan itu.

"Sebenernya, saya alumni kedokteran, Teh. Cuma enggak bisa lanjutin pendidikan."

Tidak lanjut? Maksudnya apa?

"Saya kebetulan di sini bantuin Om saya berkebun. Kalau mau, Teteh bantuin saya aja."

".... Saya enggak tau berkebun."

Endra tertawa. "Maksud saya mah bukan bantu nanem atau manen, Teh. Itu mah kerjaan buruhnya. Saya bagian catet-catet aja."

Meski dengan mata basah, Gista mengangguk. Untuk sementara ia memang tak mau pulang. Daripada ia sakit jiwa di kosan sendirian atau ke rumah dan bertemu Ayah, lebih baik ia di sini.

"Ta-tapi saya mau pulang ke kosan saya dulu," ucap Gista terbata karena menangis.

"Emang bagusnya begitu. Teteh juga sekalian ambil barangnya enggak pa-pa."

Ketika dia pergi, Gista cuma merenung sendiri.

Jadi ... dia dokter atau bukan?

*

Terpopuler

Comments

Yane Kemal

Yane Kemal

Ayo Gistaaa

2023-04-05

1

lihat semua
Episodes
1 1. Penyakit Misterius
2 2. Tak Tega
3 3. Dokter atau Bukan?
4 4. Mengingatkan Pada Seseorang
5 5. Lelah Tersiksa
6 6. Merasa Terhibur
7 7. Pemuda Loveable
8 8. Dikira Hamil
9 9. Nasehat Dokter Muda
10 10. Ceramah Adem
11 11. Susah Menjelaskan
12 12. Pemeriksaan
13 13. Tidak Normal
14 14. Putus Harapan
15 15. Ngilu Mendengarnya
16 16. Dokter Baik Hati
17 17. Dijodoh-Jodohkan
18 18. Jangan Selingkuh
19 19. Disuruh Mati Oleh Semesta
20 20. Aa Sunda Bikin Candu
21 21. Penyesalan Endra
22 22. Siksaan Apa Ini?
23 23. Merebut Kang Dokter
24 24. Seperti Kode
25 25. Berdebar-Debar
26 26. Suka Menyakiti
27 27. Dikasihani
28 28. Teteh Cantik, Enak Dipandang
29 29. Makanya Jangan Baper
30 30. Terlanjur Kecewa
31 31. Kamu Ngerti Apa?
32 32. Peluk-Peluk
33 33. Seperangkat Alat Solat
34 34. Kondangan Bareng
35 35. Mulai Terbuka
36 36. Jodoh Orang
37 37. Pacarnya
38 38. Peduli namun Tidak Mengerti
39 39. Cuma Endra
40 40. Jangan Jauh-Jauh
41 41. Harus Tanggung Jawab
42 42. Teteh Sayang
43 43. Pasti Sembuh
44 44. Lelah Menjelaskan
45 45. Teteh-nya Saya
46 46. Keasikan Ngomong
47 47. Mulai Terlihat Hidup
48 48. Kecupan
49 49. Gituin Kamu
50 50. Pemeriksaan Ulang
51 51. Sudah Membaik Secara Mental
52 52. Nasi Sudah Jadi Bubur
53 53. Menjenguk Anak Bayi
54 54. Nikah Aja Belom
55 55. Belum Siap Cerita
56 56. Kenapa Segitunya?
57 57. Terlalu Capek
58 58. Bergetar
59 59. Semesta Belum Merestui
60 60. Berasa Pelakor
61 61. Hanya Anak-Anak
62 62. Kemarahan Endra
63 63. Sedang Tidak Baik-Baik Saja
64 64. Mohon Maaf
65 65. Tidak Ada Orang Yang Mengerti
66 66. Kalau Itu Cuma Pura-Pura
67 67. Ayo Pulang
68 68. Salah Paham
69 69. Lagi Sedih
70 70. Katanya A, Padahal B
71 71. Candaan Aa Sunda
72 72. Kalau Saya Minta
73 73. Jebakan Endra
74 74. Rasain!
75 75. Tukang Caper
76 76. Physical Touch
77 77. Tidur Bareng
78 78. Enggak Ada Yang Tau
79 79. Seperti Bayi
80 80. Doain Nikah Dulu
81 81. Perhatian Banget
82 82. Seru Berdua
83 83. Memaksakan
84 84. Rayuan Maut
85 85. Goals Bersama
86 86. Pagi yang Manis
87 87. Tak Mau Sakit Mental
88 88. Bujukan Terakhir
89 89. Manjain
90 90. Cuma Dia yang Peduli
91 91. Pacar Romantis
92 92. Berusaha Siap (end of season 1)
93 My Handsome CEO : I Love You, Pak
Episodes

Updated 93 Episodes

1
1. Penyakit Misterius
2
2. Tak Tega
3
3. Dokter atau Bukan?
4
4. Mengingatkan Pada Seseorang
5
5. Lelah Tersiksa
6
6. Merasa Terhibur
7
7. Pemuda Loveable
8
8. Dikira Hamil
9
9. Nasehat Dokter Muda
10
10. Ceramah Adem
11
11. Susah Menjelaskan
12
12. Pemeriksaan
13
13. Tidak Normal
14
14. Putus Harapan
15
15. Ngilu Mendengarnya
16
16. Dokter Baik Hati
17
17. Dijodoh-Jodohkan
18
18. Jangan Selingkuh
19
19. Disuruh Mati Oleh Semesta
20
20. Aa Sunda Bikin Candu
21
21. Penyesalan Endra
22
22. Siksaan Apa Ini?
23
23. Merebut Kang Dokter
24
24. Seperti Kode
25
25. Berdebar-Debar
26
26. Suka Menyakiti
27
27. Dikasihani
28
28. Teteh Cantik, Enak Dipandang
29
29. Makanya Jangan Baper
30
30. Terlanjur Kecewa
31
31. Kamu Ngerti Apa?
32
32. Peluk-Peluk
33
33. Seperangkat Alat Solat
34
34. Kondangan Bareng
35
35. Mulai Terbuka
36
36. Jodoh Orang
37
37. Pacarnya
38
38. Peduli namun Tidak Mengerti
39
39. Cuma Endra
40
40. Jangan Jauh-Jauh
41
41. Harus Tanggung Jawab
42
42. Teteh Sayang
43
43. Pasti Sembuh
44
44. Lelah Menjelaskan
45
45. Teteh-nya Saya
46
46. Keasikan Ngomong
47
47. Mulai Terlihat Hidup
48
48. Kecupan
49
49. Gituin Kamu
50
50. Pemeriksaan Ulang
51
51. Sudah Membaik Secara Mental
52
52. Nasi Sudah Jadi Bubur
53
53. Menjenguk Anak Bayi
54
54. Nikah Aja Belom
55
55. Belum Siap Cerita
56
56. Kenapa Segitunya?
57
57. Terlalu Capek
58
58. Bergetar
59
59. Semesta Belum Merestui
60
60. Berasa Pelakor
61
61. Hanya Anak-Anak
62
62. Kemarahan Endra
63
63. Sedang Tidak Baik-Baik Saja
64
64. Mohon Maaf
65
65. Tidak Ada Orang Yang Mengerti
66
66. Kalau Itu Cuma Pura-Pura
67
67. Ayo Pulang
68
68. Salah Paham
69
69. Lagi Sedih
70
70. Katanya A, Padahal B
71
71. Candaan Aa Sunda
72
72. Kalau Saya Minta
73
73. Jebakan Endra
74
74. Rasain!
75
75. Tukang Caper
76
76. Physical Touch
77
77. Tidur Bareng
78
78. Enggak Ada Yang Tau
79
79. Seperti Bayi
80
80. Doain Nikah Dulu
81
81. Perhatian Banget
82
82. Seru Berdua
83
83. Memaksakan
84
84. Rayuan Maut
85
85. Goals Bersama
86
86. Pagi yang Manis
87
87. Tak Mau Sakit Mental
88
88. Bujukan Terakhir
89
89. Manjain
90
90. Cuma Dia yang Peduli
91
91. Pacar Romantis
92
92. Berusaha Siap (end of season 1)
93
My Handsome CEO : I Love You, Pak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!