"Sebenarnya apa ma?" Tanya Kayra menatapnya.
Ayana mengangguk." Sebenarnya mama sangat menyukai nya sayang. Mama sangat menyukai cerita dongeng. Karena sejak kecil pada saat mama sedang berlindung di bawah selimut karena gemuruh dan nenekmu selalu memeluk mama dan menceritakan cerita dongeng yang membuat mama tidak takut dengan apapun.
"Mama selalu di bacakan cerita dongeng oleh nenek mu dan dari situ mama sangat menyukai cerita dongeng." Jawab Ayana tersenyum.
"Seperti apa wajah nenek ma?." Tanya Kayra penasaran.
"Wajahnya sama seperti mama sayang. Suatu saat nanti kau pasti akan berjumpa dengannya." Jawab Ayana mengelus rambut kayra.
"Kapan ma, apa kita bisa menemui nenek besok." Ucap Kayra.
"Tunggu mama ada waktu. Karena mama masih ada sesuatu yang harus di selesaikan dengan nenek. Jadi, sabarlah ya sayang." Jawab Ayana.
"Baik ma, kalau begitu bacakan aku cerita dongeng dong ma .Agar aku seperti mama, yang di bacakan cerita dongeng oleh nenek." Ucap tidak sabar Kayra di bacakan dongeng.
"Mama tidak ingin memberitahu mu nak. Karena mama memiliki masalah dengan ibu mama. Dari cerita yang sering di bacakan ibu mama.
"Mama menyukai cerita dongeng dan berharap akan seperti di cerita Cinderella yang bertemu dengan seorang pria dan mereka hidup bahagia tapi cerita itu hanya dongeng dan tak akan pernah terjadi di kenyataan.
"Itu sebabnya mama harus menyembunyikan ini semua dari kamu tentang permasalahan mama dan papa kamu sayang." Ucap batin Ayana.
Ayana pun membacakan cerita dongeng untuk Kayra dan betapa bahagianya Kayra dan tidur dalam keadaan memeluk Ayana. Sejak saat itu Ayana harus membuat Kayra tidak menderita dan tidak seperti dirinya.
"Aku akan sekuat mungkin untuk anakku sukses kedepannya." Ucapnya menatap Kayra dalam kebahagiaan.
Dan merekapun pun tidur tenang dengan bahagia. Dalam keadaan tenang.
Keesokan harinya dimana Ayana sudah mengantarkan Kayra ke sekolahnya dan sekarang Ayana sedang mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasanya.
Dan sekarang Ayana sedang mencuci piring bekas makan mereka bertiga seperti biasanya. Tapi tidak sengaja, Ayana memecahkan piringnya dan ibu mertuanya langsung menghampiri dan langsung memakinya.
“Kenapa kau melakukan hal yang begitu buruk. Hanya mencuci piring doang, sampai di pecahkan seperti ini. Kau mau menggantinya, mana mampu. Kau kan hidup sederhana!.” Maki ibu mertuanya dengan tegas kepadanya.
“Sudah tidak pandai merawat diri, kerjaannya ngurus anak doang, susah amat. Saya jadi nyesel milih kamu jadi menantu saya.
"Sudah tidak pernah berdandan lagi. Sampai suami mu itu tidak pernah mengajak mu ke pesta teman temannya karena kau jorok seperti ini.” Ucap hinaan dari mulut ibu mertuanya langsung dihadapannya.
Ayana yang hanya terdiam dan tidak berani melawan." Lagi lagi diriku mendapatkan hinaan yang membuat hatiku begitu sakit seperti ditusuk seribu pedang.
Ibu mertuanya yang melihat Ayana, hanya terdiam dan langsung mengarahkan tangannya ke arah wajah Ayana untuk menamparnya. Saat ibu mertuanya mau menampar dirinya.
Tiba tiba Evano pulang dari dinasnya dan tidak memberitahukan kepulangannya kepada keluarga di rumah.
“Aku pulang.” Ucap Evano perlahan masuk sambil memegang tasnya.
Ibu mertuanya yang melihat. Langsung mengarahkan tangannya ke arah wajahnya sendiri, seolah olah dia yang di tampar dan akan menyalahkan Ayana.
“Apa yang kau lakukan Ayana, kenapa kau tega menampar ibu mertua mu sendiri.” Ucap ibu mertuanya memulai aktingnya sambil memegang pipinya, seolah olah ditampar.
“Ibu tahu kalau kau tidak menyukai ibu, tapi jangan menampar ibu seperti ini.” Ucapnya berpura pura menangis.
Ayana berusaha menjelaskan semuanya kepada suaminya dan Ayana tak bisa lagi menahan air matanya.
Ayana pun mencoba menjelaskannya dalam keadaan meneteskan air mata.
Evano hanya terdiam lalu memegang tangannya dan menyuruh Ayana untuk ke kamar.
“Ayana, kau ikut aku ke kamar, ada yang mau aku katakan padamu.” Ucap Evano menatap wajah Ayana.
“Dan ibu, duduklah disini dulu, ada yang mau saya katakan pribadi dengan Ayana.” Ucapnya.
“Baik nak.” Jawab ibunya berhasil menjalankan aktingnya.
Didalam kamar hanya ada Ayana dan Evano dan Evano tepat berdiri di hadapan ku.
"Apa yang sebenarnya terjadi?." Tanya Evano kepadanya.
"Saat aku sedang mencuci piring. Aku tidak sengaja menjatuhkannya dan itu tidak sengaja.
"Tapi ibu malah langsung menamparku dan yang di lakukan ibu tadi itu tidak benar. Justru aku yang mau di tampar nya." Jawab Ayana menangis.
Memegang bahu Ayana dan menatapnya." Dengarkan kata ibu untuk sementara ini. Karena ibu sudah tua. Jadi jangan berkata kasar kepada-nya dan jangan membangkangnya.
"Ibu tidak mungkin seperti itu. Karena aku tau jelas seperti apa ibuku. Jadi jangan seperti itu lagi. Okey." Ucap Evano.
"Kenapa, kenapa lagi lagi Evano tidak mendukung istrinya sendiri dan lebih membela ibunya. Tapi itu memang benar. Karena itu ibunya. Jadi dia membelanya. Aku harus apa." Ucap batin Ayana menatap ke bawah dan merasa kecewa.
Tapi di sela sela itu. Evano tidak lupa denganku lalu memberikan ku uang dengan menyelipkannya ya di tanganku sambil mengelus tanganku.
"Pegang lah uang ini dan simpan baik baik. Jangan beri tahu ibu, okey." Ucap Evano meletakkan uang tersebut di telapak tangan Ayana dan mengelus tangannya.
Seketika itu juga, hati Ayana kembali berdebar. Karena sudah lama ia tidak melakukan hal ini dan betapa bahagianya ia mendapatkan hal semacam ini walau sekecil ini saja.
Setelah Evano mengatakan hal itu dan memberikan Ayana sebuah uang untuk jajannya. Dia juga tidak lupa untuk menanyakan kabar Kayra yang juga ialah anaknya.
"Bagaimana dengan keadaan Kayra?." Tanya Evano kepadanya.
"Dia baik baik saja, berkat pengurusannya yang baik." Jawab Ayana tersenyum untuk menenangkan hatinya.
"Baguslah." Ucap Evano.
Melihat Evano yang masih memikirkan soal anaknya. Ayana pun bahagia karena suaminya masih memikirkan soal anaknya. Karena sudah lama Evano tidak pulang karena di sibukkan dinas dengan perusahaannya.
Setelah menanyakan kabarnya dan anaknya. Evano pun langsung pergi dan terlebih dulu untuk mengelus rambut Ayana.
Dan setelah dia pergi.Hati Ayana kembali berdetak dengan kencang karena perlakuannya yang baik itu dan Evano pun pergi dari rumah karena masih ada pekerjaan yang harus di selesaikannya di Perusahaan.
Disaat kebahagiaan Ayana mulai membaik. Tiba tiba ibu mertuanya masuk dan memberikan tatapan tajam kepadanya. Sebelum ibu mertuanya masuk.
Ayana sudah di pesankan oleh suaminya untuk menyembunyikan uang ya. Tapi itu tidak sempat karena ibu mertuanya langsung masuk ke dalam. Jadi Ayana hanya menyelipkannya di bawah bantal yang ada di sampingnya.
Setelah itu ibu mertuanya langsung menanyakan banyak pertanyaan karena ibu mertuanya tahu kalau Ayana sedang berbohong kepadanya.
Seketika itu juga ibu mertuanya memegang pipi Ayana dengan keras, lalu membisikkan sesuatu kepadanya.
“Katakan dimana uang itu. Atau aku akan melakukan sesuatu yang membuat mu sakit.” Ucap ibu mertuanya berbisik tepat di samping telinga Ayana.
“Aku tidak ada diberi uang bu, aku hanya berbicara tentang anak kami saja.” Jawab gugup Ayana kepada ibu mertuanya.
“Katakan, atau aku akan melakukan sesuatu yang mengerikan kepada mu." Tatapan tajam ingin membunuh.
Ayana hanya bisa terdiam dan ibu mertuanya yang melihatnya langsung menampar dirinya dengan keras dan mencari uang tersebut di tempat tidur Ayana.
Ayana terus menghalanginya agar ibu mertuanya tidak menemukannya karena Evano sudah berpesan untuk menyimpannya agar tidak ketahuan ibu.
"Tidak ada bu, jangan bu." Ucap Ayana menghalanginya.
"Diam kau!." Mendorong Ayana jatuh ke bawah.
Saat itu juga ibu mertuanya mendapatkan uang tersebut yang Ayana letakkan di bawah bantal. Ibu mertuanya langsung menampar Ayana dan menunjukkan uang tersebut.
“Ini uang apa, dasar gadis bodoh.” Memukul wajah Ayana dengan uang yang di temukan ibu mertuanya di bawah bantal.
“Itu bu, itu sebenarnya.” Gugup Ayana.
“Diam kau, kau akan mendapatkan hukuman hari ini, karena suami mu sudah berpesan tadi, kalau dia akan dinas lagi besok, jadi aku bisa memberimu pelajaran hari ini sepuas ku. Mari kita mulai.” Senyum jahat memulai aksi jahatnya.
Ayana yang ketakutan langsung meminta maaf berpuluhan kali bahkan Ayana sampai berlutut.
"Maaf bu, itu bukan yang di berikan Evano. Itu uang ku bu, bu." Ucap Ayana memohon maaf dan meminta kembali uangnya.
Tapi ibu mertuanya tidak mendengarkan permohonan maaf Ayana dan langsung menjambak rambut Ayana dengan keras.
Seketika itu juga Ayana sangat kesakitan, padahal itu hanya masalah sepele tapi ibu mertuanya menganggapnya hal serius.
"Apa yang mau ibu lakukan, ampun bu, ampun." Memohon ampun dalam keadaan menangis kesakitan.
"Diam kau, makanya jangan membantah perkataan ku." Ucap ibu mertuanya.
"Aku akan mengikuti kemauan ibu. Tapi jangan melakukan yang aneh aneh bu." Ucapnya terus menangis.
Tapi ibu mertuanya tidak mendengarkan yang Ayana bilang. Ayana pun diseret keluar kamar oleh ibu mertuanya menuju ke gudang gelap untuk disiksa olehnya.
Sesampai gudang, ibu mertuanya langsung melemparkannya cukup keras dan ibu mertuanya mengambil sebuah batang kayu dan saat mau memukulnya, dia memegang pipi Ayana dan berkata.
"Kali ini saja kok. Makanya jangan ulangi hal itu lagi. Atau aku akan memberi lebih dari ini." Ucap ibu Christina memegang pipi Ayana dengan keras.
"Apa yang mau ibu lakukan?." Tanya Ayana gemetaran.
"Aku mau,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞
aku dah mampir ya kak,
2023-03-20
0
I'm a queen👑
dah
2023-03-11
0
Cellestria
keren thor
2023-03-11
0