Happy reading guys 😘😘😘
Setelah malam itu Aurora tidak lagi bicara dengan Aldrick ,karena Aldrick keluar Negeri terhitung hampir saru bulan lamanya.
Akhir akhir ini sikap Aurora berubah,dia sangat sulit untuk makan dan sulit terlelap, dia akan terlelap hanya jika memeluk baju Aldrick yang sudah di gunakan yang sengaja Aurora melarang Bibi mencucinya.
Entah mengapa pagi ini Mood Aurora begitu kacau, dia menangis kesal entah kesal pada siapa.
"Nyonya kenapa?" tanya Bik Sum.
Aurora mengabaikan itu dia langsung kembali ke kamarnya dan mengacak ngacak isi kamar itu hingga seperti kapal pecah dan tanpa sengaja menyenggol foto Alana hingga jatuh dan pecah.
Aldrick yang baru pulang langsung masuk ke kamar mendapat kabar jika Aurora mengamuk, mata Aldrick langsung menajam melihat foto Bunda nya pecah.
"Apa yang kamu lakukan ?" bentak Aldrick murka, dia paling tidak suka ada yang merusak kenangan Keluarga nya.
Aurora diam tidak menjawab, entah mengapa dia ingin sekali memeluk Aldrick,tapi melihat tatapan tajam Aldrick membuat Aurora hanya menangis.
"Sekali lagi saya tanyakan, apa yang kamu lakukan?"
Aldrick mendekat kemudian mencengkeram dagu Aurora keras,dia sudah dibutakan amarah hingga tidak bisa mengontrol emosinya.
"Rupanya kau sudah mulai melunjak ya, ingat kamu aku nikahi karena apa, jangan berpikir kamu bisa melakukan semaumu."
"Hiks,,hiks,," Aurora terus menangis.
"Ikut aku, kamu harus diberi hukuman,agar tidak lancang lagi." tanpa rasa kasihan Aldrick menarik tangan Aurora kasar.
Aldrick terus menarik Aurora hingga ke Taman taman samping Mansion terus melangkah hingga pada kandang singa peliharaan Aldrick.
Dengan kasar Aldrick mendorong Aurora ke dalam kandang itu di sambut Auman Zack singa besar milik Aldrick.
"Nikmatilah hukuman mu ." Setelah mengatakan itu Aldrick pergi meninggalkan kandang Zack.
"Ingat jangan sampai ada yang membantunya." peringat Aldrick pada Bodyguard dan Maidnya.
"Tapi,, Tuan nanti Nyonya bisa dimakan Zack." ucap Bik Sum.
"Itulah yang aku inginkan." balas Aldrick.
Bik Sum menangis, dia sangat merasa bersalah, andai dulu dirinya tidak membawa Aurora kesini pasti keadaannya tidak akan seperti sekarang.
"Hiks,, maafkan Bibik Aurora."
Di kandang Zack Aurora terus menangis, kenapa sekarang dirinya seperti ini,kenapa sangat mudah sekali menangis.
Zack mendekati Aurora dengan perlahan,melihat darah di kaki Aurora membuat Zack mengaum keras bahkan terdengar hingga ke Mansion utama.
"Hiks,,, Kamu mau makan aku?" tanya Aurora.
"Ini makan saja, hiks,,, di dunia ini sudah tidak ada lagi yang menginginkan aku, hiks,,, hiks." Aurora terus menangis sambil curhat pada Zack.
Zack semakin dekat, saat sudah sampai di samping Aurora yang masih menangis Zack menjilat darah Aurora hingga bersih.
"Hiks,,, terima kasih sudah membersihkan lukaku,,, hiks,, hanya kamu yang memperdulikan aku terluka, bahkan manusia pun tidak perduli akan hal itu hiks,,,."
Aurora memeluk kepala Zack, dan dengan patuh Zack hanya diam saja.
"Hiks,,, hiks,,,."Aurora masih belum juga berhenti menangis.
Zack tiduran di samping Aurora, walaupun untuk pertama kalinya Zack bertemu Aurora tapi dia seolah tahu jika Aurora adalah istri majikannya.
Karena lelah Aurora tiduran di bulu bulu lebat Zack.
"Nama kamu siapa?" tanya Aurora.
"Karena aku tidak tahu siapa namamu maka aku beri nama Pinky saja ya." Dasar Aurora masak singa jantan diberi nama Pinky.
"Pinky kamu satu satunya teman aku sekarang." Karena sudah terlalu lelah menangis akhirnya Aurora terlelap dengan tenang begitu juga Zack atau sekarang Pinky.
Di Mansion utama Aldrick masih tetap tenang saja, Seolah tidak terjadi apa apa meskipun dia mendengar auman singanya.
"Hiks,,, hiks,, semoga Aurora baik baik saja." tangis Lala mendengar Auman Zack dia yakin jika Aurora sekarang sudah tidak utuh lagi.
Jam tujuh pagi Aldrick sudah rapi dengan pakaian kerjanya, dia berjalan ke kandang Zack untuk memastikan keadaan nya.
Sampai disana di tidak melihat keberadaan Aurora, hanya Zack yang sedang tidur,dia juga melihat di mulut Zack ada sisa bercak darah.
"Hiks,, Nyonya." Bik Sum langsung menangis.
"Jangan beri dia makan satu minggu." perintah Aldrick pada anak buahnya.
"Baik Tuan."
Namun tiba tiba Aldrick melihat pergerakan kecil di bulu bulu tebal Zack.
Mata Aldrick memicing untuk memastikan nya.
"Nyonya !" pekik Bodyguard Aldrick.
Terlihat Aurora bangun dengan wajah sembabnya, dia belum menyadari jika disana ada Aldrick dan Bodyguardnya.
"Ternyata lebih nyenyak tidur sama kamu ya Pinky dari pada majikanmu itu." ucap Aurora.
"Lebih baik aku tidur sama kamu yang jelas jelas singa dari pada sama Siluman singa,bahkan dia lebih menyeramkan dari kamu Pinky" lanjut Aurora.
"Siap yang kamu sebut Siluman singa Hm,,?" tanya Aldrick berhasil mengejutkan Aurora.
"Akh,,, Siluman Singa." teriak Aurora.
"Sudah mulai berani rupanya."
"Maaf,," cicit Aurora.
Aldrick berjongkok di depan Aurora kemudian mencengkeram pipi Aurora hingga memerah.
"Lepas,,, kamu,,, bau." ucap Aurora makin membuat Aldrick murka.
"Apa?" bentak Aldrick makin mencengkeram pipi Aurora keras.
"Kamu,,, bau."
"Lepas,,," ucap Aurora, dia benar benar tidak tahan dengan Aroma parfum Aldrick.
Karena sudah tidak dapat menahannya akhirnya Aurora muntah tepat mengenai wajah dan pakaian Aldrick, walaupun hanya air saja tetap saja namanya muntahan.
"SIALAN!" maki Aldrick.
"Apa yang kamu lakukan hah?" bentak Aldrick sekarang dia benar benar murka, bahkan sekarang mencekik leher Aurora.
"Sudah berani kamu."
"Uhuk,,, uhuk,,, lepas." ucap Aurora sambil batuk.
"Lepas? jangan harap ." Aldrick semakin kencang mencekik Aurora.
Aurora hanya bisa pasrah jika memang nyawanya akan berakhir di tangan Aldrick.
"Jika kamu bisa bertahan di kandang Zack baiklah."
Aldrick melepaskan cekikikan nya pada Aurora.
"Uhuk uhuk,,,." Aurora mengambil nafas sebanyak banyaknya.
Aurora langsung bernafas lega namun hal itu tidak berlangsung lama karena Aldrick menarik Aurora dengan keras tanpa memperdulikan tubuh lemah Aurora.
Aldrick membawa Aurora keruang bawah tanah,disana suasana sangat gelap membuat Aurora langsung memegang tangan Aldrick yang menarik tangannya.
Keringat langsung bercucuran dari tubuh Aurora dia yang phobia gelap hampir pingsan.
Dengan tanpa perasaan Aldrick mendorong kasar tubuh Aurora hingga membentur tembok.
"Akh,,, jangan tinggalin Aurora." Teriak Aurora.
Namun Aldrick seolah tuli dia tetap meninggalkan Aurora sendiri.
"Tolong,,, Bibi tolong Aurora, Aurora takut hiks,,,hiks,,."
Aurora terus berteriak minta pertolongan, suaranya sudah sangat parau, Aldrick dengan sengaja mematikan semua pencahayaan yang ada di dalam ruang bawah tanah itu.
"Hiks,,, hiks,,, Ibuk tunggu aku." kesadaran Aurora hampir habis, dari ************ ada darah yang mengalir.
"Sakit,, tolong,, Bibik tolong Aurora hiks,,, aku takut gelap." Nafas Aurora makin sesak dan akhirnya tidak sadarkan diri.
_
_
_
TBC
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Aditya HP/bunda lia
pasti hamil kamu bakalan nyesel Al
2023-03-09
1