Happy reading guys 😘😘😘
Aurora masih terus menangis, masa depannya kini sudah hancur, Aldrick hanya menatapnya datar tidak berniat menghiburnya sama sekali.
"Diam! saya akan bertanggung jawab." ucap Aldrick dia sudah muak mendengar tangisan Aurora.
Aurora seketika langsung terdiam, karena dia sangat takut melihat wajah menyeramkan Aldrick.
"Bangun dan bersiap !" perintah Aldrick.
Aurora hanya diam tidak bergerak sedikit pun,dia menatap Aldrick takut takut.
Aldrick yang sudah hampir mencapai pintu menoleh ke arah Aurora dan menatapnya tajam.
"Kenapa ?" tanya Aldrick.
"Em,,, sakit." cicit Aurora.
Aldrick menatap Aurora yang sepertinya sangat sulit untuk bergerak,seketika ingatannya kembali pada ucapan Dokter tadi.
Aldrick mendekat kemudian tanpa sepatah katapun langsung menggendong tubuh mungil Aurora.
"Akh,, " pekik Aurora.
"Diam atau saya Lempar ke bawah." ancam Aldrick.
Aldrick menggendong tubuh Aurora hingga ke mobil, membuat semua Maid yang berada disana menatap Aurora penuh rasa iri.
Sampai di dalam mobil Aurora masih tetap diam tidak bersuara sama sekali dia hanya me main mainkan jarinya.
Sampai di KUA Aldrick kembali menggendong Aurora membawanya ke dalam.
"Kita ngapain kesini?" tanya Aurora pelan.
"Nikah." jawab Aldrick singkat.
"Tapi,,"
"Diam!" ucap Aldrick tajam, seketika Aurora langsung diam kembali.
Tidak membutuhkan waktu lama,mulai saat ini Aldrick dan Aurora resmi menjadi suami istri.
"Roy,, antarkan dia ke Mansion!" perintah Aldrick pada Asistennya.
"Baik Tuan." jawab Roy patuh.
"Mari Nyonya."
Aurora pulang di antar oleh Roy hingga ke Mansion.
Aurora berjalan dengan tertatih menuju Paviliun belakang,tapi sebelum Bi Sum lebih dulu mencegahnya,Bi Sum mengantarkan Aurora ke Kamar Aldrick.
"Bi,, kenapa Bibi membawa aku ke kamar Tuan ?"
"Maaf Nyonya tapi ini Perintah Tuan Aldrick." jawab Bi Sum.
"Bik jangan panggil Aurora seperti itu."
"Maaf Nyonya, sekarang Nyonya sudah menjadi Istri Tuan Aldrick, Bibik tidak mau nanti di pecat gara gara tidak sopan."
Bik Sum meninggalkan Aurora sendirian di kamar besar dan mewah itu.
Aurora berjalan menuju balkon, disana pemandangan nya langsung tertuju pada taman membuat Aurora betah berlama-lama disana.
Lama Aurora berada disana membuat Aurora mengantuk dan memutuskan untuk duduk di Gazebo yang tersedia disana perlahan matanya tertutup terlelap dalam tidurnya hingga sore.
*****
"Apa tidak sebaiknya kita bunuh saja Pria tua itu Tuan, dia dan kedua anaknya selalu saja ingin mencelakai Tuan." ucap Roy.
"Biarkan saja,kita lihat saja sejauh mana mereka bermain, aku tidak ingin menyakiti mendiang kedua Kakak kembarku jika aku membunuh Ayahnya."
"Tapi Pria Tua itu sudah keterlaluan Tuan."
"Kita lebih waspada saja."
Aldrick diam menerawang ke masa lalunya dimana Bunda dan kedua saudaranya masih hidup,meski tanpa kehadiran sang Papa tapi dia merasa sangat bahagia dan bersyukur dilahirkan di sebuah keluarga yang sangat menyayangi dirinya.
Untuk membunuh Kenzo bukan hal sulit baginya,tapi Aldrick tidak melakukan itu karena Kenzo adalah Ayah kandung Almarhum kedua saudaranya,juga sebelum kejadian naas itu Kenzo sangat baik kepadanya.
Saat ini Aldrick berada di Markasnya, setelah pulang dari kantor Aldrick langsung ke Markas karena ada hal yang harus dia urus.
Malam tiba di Mansion Aurora kebingungan sendiri harus menggunakan pakaian apa karena semua bajunya ada Paviliun belakang sementara sekarang dirinya hanya memakai handuk sebatas paha tidak mungkin turun ke bawah dan pakaian yang tadi sudah basah.
Dengan memberanikan diri Aurora membuka pintu walk in closet , seketika mulutnya langsung terbuka melihat isi di dalamnya, Apakah isi Mall semuanya di pindah kesini.
"Apakah sebelumnya Tuan Aldrick sudah punya pasangan?" tanya Aurora pada dirinya sendiri.
Melihat banyaknya pakaian di dalam lengkap dengan tas dan Aksesoris nya , sepatu ber jejer dengan rapi, bukan hanya pakaian Pria namun juga ada pakaian wanita tersedia berbagai model.
"Tapi ini terlihat masih baru semua." ucap Aurora melihat barang barang itu masih lengkap dengan banderol nya.
"Aku pinjam dulu kali ya,tapi bagaimana kalau Tuan Aldrick marah karena aku sudah lancang."
"Aku pinjam yang paling jelek lah, nanti aku cuci."
Setelah memilih milih Aurora menemukan piyama lucu dengan gambar favoritnya keropi.
"Ukurannya juga sangat pas." Aurora tersenyum sendiri di depan cermin dia sangat menyukai Piyama yang dia pakai saat ini.
Aurora melihat banyaknya barang di meja rias yang entah apa saja namanya,yang dia tahu hanya bedak lip stik, perasaan tadi sebelum berangkat ke KUA meja rias ini tidak sebanyak ini barang nya,pikir Aurora.
Saat Aurora sibuk menyisir rambutnya Aldrick masuk dengan wajah lelahnya, dia hanya melihat Aurora sekilas setelah itu langsung masuk ke dalam kamar mandi tanpa menyapa Aurora terlebih dahulu.
"Seleranya benar benar seperti bocah " Ucap Aldrick.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian Aldrick langsung mengambil ponselnya dan berjalan keluar kamar, Aurora yang melihat itu segera memegang ujung baju Aldrick.
Aldrick menoleh menatap Aurora, dia mengangkat alisnya sebelah bingung dengan tingkah gadis di depan nya itu, ralat bukan gadis sih tapi wanita karena dia sudah mengambil ke gadisan nya.
"Em,,, maaf, aku pinjam baju ini." cicit Aurora.
Aldrick semakin dibuat bingung oleh perkataan Aurora.
"Nanti aku kembalikan setelah di cuci." lanjut Aurora.
Aldrick yang merasa tidak penting kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan kamar menuju ruang kerjanya.
Sementara Aurora merasa Aldrick marah karena dia sudah lancang menggunakan pakaian yang ada di Walk in closet tanpa berpamitan.
Dengan lesu Aurora melangkah turun ke bawah, perutnya sudah terasa sangat lapar, sampai di bawah ternyata Bi Sum sudah menyiapkan makan malamnya.
"Selamat malam Nyonya." sapa Bik Sum.
"Malam Bi." balas Aurora.
"Tuan berpesan agar Nyonya makan malam terlebih dahulu."
"Emm,, Bik." panggil Aurora.
"Ada apa Nyonya?" tanya Bik Sum melihat raut gelisah Aurora.
"Apakah Tuan Aldrick marah sama Aurora?"
"Marah kenapa Nyonya?"
"Marah gara gara Aurora sudah lancang menggunakan baju yang ada di Walk in closet."
"Pasti baju baju itu milik kekasih Tuan Aldrick makanya dia jadi sangat marah."
Bik Sum tersenyum mendengar ucapan Aurora.
"Nyonya semua pakaian itu bukan punya Kekasih Tuan Aldrick."
"Lalu punya siapa Bik?"
"Semua pakaian yang ada disana itu punya Nyonya Aurora."
"Hah,, Punya Aurora Bik, tapi Aurora tidak pernah membeli baju sebagus dan sebanyak itu." ucap Aurora dengan polosnya.
"Tuan Aldrick yang membelinya Nyonya, dia sengaja memerintahkan kami tadi agar menyiapkan semua keperluan Nyonya." jelas Bik Sum membuat Aurora melongo jadi semua baju itu miliknya.
"Tapi Bik, tadi Tuan Aldrick seperti sedang marah, Aurora kira dia marah karena Aurora menggunakan pakaian ini."
"Sikap Tuan memang seperti itu Nyonya bukan karena sedang marah."
_
_
_
TBC
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
kalea rizuky
si kembar meninggal kok bs
2024-05-06
0
Aditya HP/bunda lia
sabar ... Aurora sabar .. nanti juga Aldrick bakalan di bikin bucin sama othor tunggu ajah ... 🙈
2023-03-08
1