Kini Aline hanya bisa menangis sedih meratapi nasibnya, bagaimana tidak kedua kakaknya meninggalkan dirinya begitu saja.
Bahkan keduanya menjual semua aset milik keluarganya, dan warga desa tak percaya melihat hal itu.
Keluarga yang dulu terkenal harmonis, kini hancur begitu saja saat orang tua mereka meninggal dunia.
Mega datang dan menghibur temannya itu, dia membawa makanan kesukaan Aline juga.
Karena dia tau pasti Aline tak akan mau makan, "Mak!! aku datang ..." kata Mega yang kaget melihat sahabatnya yang begitu terpuruk.
Mega langsung memeluk Aline yang sangat terpuruk akan kematian orang tuanya.
Sedang pak Agus yang berada di rumah tak percaya dengan apa yang terjadi, pasalnya dalam semalam dia sudah membeli dua sawah milik keluarga Aline.
"Aku tau jika uang bisa membutakan serta membuat orang tamak seperti ini, tapi kenapa bisa dua orang gadis dengan tega menjual tanah orang tuanya yang baru meninggal dunia, dan meninggalkan adiknya begitu saja tanpa pengawasan," geram pak Agus.
Tanpa terduga, ada pak lurah, pak RT dan pak RW tempat tinggal Aline datang ke rumah pria itu.
Karena tadi sore, Mega datang ke rumah para sesepuh itu untuk meminta izin agar Aline bisa tinggal di rumahnya.
"Assalamualaikum pak Agus, apa kami bisa berbincang sebentar," kata pak lurah.
"Waalaikum salam, silahkan masuk pak, Mak Ijah tolong buatkan minuman untuk pak lurah serta para pak RT dan pak RW kosong empat ini," kata pak Agus yang menyambutnya dengan sopan.
ketiga orang itu masuk dan duduk berhadapan dengan pria yang terkenal sebagai juragan paling kaya di desa.
Pak Agus bahkan belum sempat membereskan semua sertifikat yang tadi baru dia lihat-lihat.
"Maaf ya pak rumahnya berantakan, tadi saya sedang menyiapkan beberapa sertifikat yang akan di balik nama," kata pak Agus.
"Iya pak, tapi kedatangan kami kesini mau minta tolong dan bertanya tentang sesuatu, karena kami khawatir pada nak Aline yang sendirian, karena kedua kakaknya pergi meninggalkan dia begitu saja, takutnya ada yang ingin melecehkan atau melakukan hal buruk, apa boleh jika dia tinggal di sini sesuai permintaan putri anda tadi?" kata pak lurah.
"Aduh Mega ini selalu saja, tapi saya belum memikirkan itu pak,"
"Tapi kami pikir itu baik, Sebaiknya untuk sementara bisakah Aline tinggal bersama pak Agus dan nak Mega, karena mereka berdua bersahabat, jadi setidaknya Aline tidak sendirian selama masa bergabung, sebenarnya kami juga tak bisa melakukan apapun lagi pak, karena keluarga dari Aline ini tak ada yang mau menampung gadis ini," kata pak RT.
"Pak anda mau menitipkan seorang gadis yang sudah dewasa, yang sudah delapan belas tahun pada rumah seorang duda seperti saya, apa kalian tak takut saya melakukan hal buruk padanya," kata pak Agus tak habis pikir dengan ucapan para bapak-bapak itu.
"Tapi pak Agus bisa menganggap Aline sebagai putri karena sepantaran dengan putri anda, dan kaki percaya jika anda pria terhormat, tak akan mungkin melecehkan Aline," kata pak RW.
"Ya sudah, nanti saya pikirkan, dan sekarang putri saya sedang tinggal di sana, jadi untuk sementara biarkan seperti itu dulu," kata pak Agus.
Akhirnya para tamu itu pamit pulang, dan pak Agus juga memberikan bingkisan karena tadi dia sempat membagikan sembako pada karyawannya.
Pak Agus duduk di sofa sambil menutup mata untuk merenungkan AIA yang harus dia lakukan saat ini, bagaimana tidak Aline memang membutuhkan seseorang menjaganya.
Tapi sayangnya, Dia melihat Aline sebagai gadis dewasa, bukan sebagai putrinya seperti halnya Mega.
Bagaimana bisa dia hidup satu atap dengan Aline begitu saja, apa kata orang, dia tak bisa merusak namanya dan nama gadis itu.
Terlebih dia tak mungkin bisa menahan dirinya jika terus berdekatan dengan Aline.
"Aku harus apa ..." gumamnya yang memikirkan hal yang begitu pelik baginya.
"Kalau saya boleh usul juragan, kenapa tidak di nikahi saja mbak Aline-nya, kan mbak Aline juga sudah dekat dengan mbak Mega, jadi saya yakin dari pada orang lain yang menjadi ibu sambungnya, pasti mbak Aline ini bisa di terima lebih dengan senang hati, dan juragan juga bisa memiliki orang yang merawat dan membuat anda bahagia," kata Mak Ijah.
"Apa... Mak ini idenya kok sepertinya aku maruk banget ya, seperti tak sadar diri saja rasanya jika aku menikahi Aline," kata pak Agus tersenyum.
"Ya Itu pilihan terbaik juragan, lagi pula juragan juga masih muda dan ganteng, jadi apa salahnya kalau menikah lagi, masak kalah sama yang onoh, suaminya berondong muda yang lebih muda tujuh tahun lagi," kata Mak Ijah tersenyum.
"Iya Mak, nanti biar saya pikirkan ya," kata pak Agus yang akan mempertimbangkan opsi yang di berikan oleh Mak Ijah.
Wanita itu pun mengangguk dan membawa gelas-gelas kotor itu ke belakang.
Sedang pak Agus melihat dua sertifikat sawah itu, "apa begitu saja, setidaknya tak akan ada yang membuat dia malu dan terluka, meski nanti dia menginginkan perpisahan aku tak akan menahannya, setidaknya saat dia sudah siap dan bisa menjaga dirinya sendiri, aku rela melepaskannya," gumam pak Agus.
Di rumah Aline, Mega terbangun di tengah malam karena suara tangisan seseorang.
Dia ketakutan karena dia pikir ada kuntilanak, tapi saat dia keluar untuk mencari Aline yang sudah hilang.
Dia melihat temannya itu sedang duduk menangis sambil memeluk foto orang tuanya.
"Aline..." tangis Mega yang memeluk sahabatnya itu.
"Kenapa semua terjadi padaku... aku hanya ingin mereka berada di sini saat aku meraih semua impian ku, tapi kenapa Allah memanggil mereka secepat ini ..." tangis Aline pecah.
"Yang sabar ya Aline.... semua ini takdir dan mungkin akan ada jalan yang terbaik, karena tak mungkin seorang hamba di uji melebihi batas kemampuannya," kata Mega yang ikut merasa sedih.
Akhirnya, kedua gadis itu tertidur di area mushola di rumah itu, dan dalam mimpinya.
Aline melihat kedua orang tuanya yang memakai baju putih, dan tersenyum ke arahnya.
"Ayah... ibu... aku mau ikut," teriak Aline.
Tapi keduanya pergi meninggalkan Aline, tanpa terduga seseorang menahan tangan Aline.
"Sekarang aku yang akan mengantikan orang tua mu ya, istriku..." suara bariton itu membuat Aline terkejut.
Aline terbangun dan melihat Mega memalukannya dan tidur dengan nyenyak, dia mengusap wajahnya tak percaya.
"Kenapa Ya Allah, kenapa aku mimpi mendengar om Agus memanggilku istrinya," lirih Aline yang tiba-tiba merasa jantungnya berdegup kencang.
Dia melihat sudah jam setengah lima, jadi dia memilih sholat subuh dan kemudian memasak untuk mereka sarapan.
Karena hari ini ada ujian kelulusan yang harus di jalani, meski Aline sedang terpuruk, tapi dia tak boleh sampai mengecewakan orang tuanya.
"Mega bangun, ayo kira sarapan terus berangkat ke sekolah," panggil Aline.
"Sebentar lagi ya Mak," kata gadis itu.
"Aku tinggalin loh ya, ayo bangun aku sudah selesai membuat sarapan kesukaan mu, dan cepat mandi." omel Aline yang selalu saja riweh mengurus Mega.
"Iya Mak, iya... " kata gadis itu
Aline mengikat rambut Mega agar rapi, karena kali ini harus rapi bagi yang tak mengenakan jilbab.
Tak terduga sebuah ketukan pintu terdengar, Aline yang baru selesai membantu menguncir rambut Mega, keluar dan melihat siapa yang datang.
"Assalamualaikum Aline, om datang mau antar uang saku untuk kalian dan sarapan, karena om tau jika kalian akan ujian negara," kata pak Agus.
"Waalaikum salam om, masuk saja kita sarapan bareng ya, karena aku tadi juga sudah memasak," kata Aline yang sudah terlihat lebih baik.
Pak Agus pun merasa sedikit lega melihat gadis itu, bahkan telihat Mega sudah siap di Meja makan.
"Dasar gadis ini," gumam pak Agus yang melihat putrinya itu.
"Selamat pagi ayah, lihatlah aku sudah menemukan ibu baru," kata Mega
"Mega..." kata Aline kaget.
"Apa maksudmu Mega?"
"Jadi ayah begini, kalau cari ibu itu kayak Aline gini loh, sudah cantik, baik ke aku dan pintar masak, dan lihatlah ketelatenannya menguncir rambut ku dengan rapi," kata Mega memamerkan sahabatnya itu.
"Aduh Mega, kamu ini bukan anak TK, tapi kenapa begitu manja pada teman mu ini," kata pak Agus tersenyum
"Tidak apa-apa om, saya menyukainya, terlebih berkat Mega saya tak sendirian," jawab Aline.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Apriyanti
lanjut thor
2023-03-10
1