Nikah Kontrak

Nikah Kontrak

Amel dan Anggi

Amelia Anugraha, gadis berkerudung bermata biru dengan bulu mata panjang dan lentik memiliki tubuh tinggi namun tidak terlalu tinggi, usianya baru 22 tahun dan berkuliah semester akhir di salah satu Universitas ternama di kota tempatnya tinggal.

Amel baru terbangun dari tidur nyenyaknya setelah mendengar suara adzan, ia bergegas beranjak dari kasur meskipun raganya masih belum sepenuhnya terkumpul dan berjalan sempoyongan menuju kamar mandi.

"Aduh, shhttt..." lirih Amel saat kakinya menendang pintu kamar mandi cukup keras bahkan matanya benar benar sudah terbuka lebar akibat benturan itu.

Amel baru selesai mejalankan kewajibannya sebagai umat muslim, ia segera melipat mukenah yang baru saja ia pakai dan menyimpannya ke atas meja dekat kasurnya.

Amel segera turun kebawah untuk masak dan mempersiapkan sarapan untuk Papah dan Adiknya. Setiap pagi Amel selalu memasak karena memang di rumah itu tak ada tukang masak hanya terkadang ada tukang bersih bersih yang akan membersihkan rumah besar milik keluarganya.

"Pagi Pah..." sapa Amel saat melihat Papahnya yang baru turun dari lantai atas dan duduk di tempatnya

"Pagi..." senyum sang Papah merekah menyambut hangat sapaan anak sulungnya.

"Sarapannya Pah.." Amel meletakkan sepiring nasi goreng sosis di hadapan sang Papah yang segera menyambarnya dengan mencium aroma lezat dari masakan Amel.

"Kayaknya enak!" ujar sang Papah kemudian menyendokkan nasi goreng itu ke mulutnya dan mengunyah perlahan sambil manggut manggut.

"Gimana Pah?" tanya Amel antusisa, biasanya sang Papah akan memuji masakannya.

"Enak, seperti biasa." jawab Papah cepat sambil terus menyendokkan nasi goreng itu kemulutnya. Amel tersenyum puas kemudia ia juga ikut makan bersama sang Papah.

"Anggi belum bangun Mel?" tanya Papah saat ia sudah menghabiskan nasi goreng miliknya dan minum.

"Belum, sebentar lagi Amel bangunin.." jawab Amel kemudian mengambil piring kotor Papah dan mencucinya.

Anggia Anugraha, satu satunya adik Amel yang sangat ia sayangi, usianya baru 18 tahun. Anggi memiliki mata berwarna coklat pekat sangat mirip sang Mamah yang sudah tiada sejak melahirkannya, memiliki tubuh sedikit lebih pendek dari Amel tapi tidak begitu pendek membuat ia menjadi gadis yang sangat menggemaskan dengan kedua pipi yang agak tembam berisi.

Anggi memang selalu bangun agak siangan setelah sholat ia pasti akan tidur lagi, berbeda dengan Amel ia akan langsung turun ke bawah dan menyiapkan sarapan.

"Ya sudah Papah berangkat dulu.." ujar Papah beranjak dari kursinya. Amel mengantar sang Papah sampai depan pintu tak lupa ia mencium tangan papah.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumussalam.." jawab Amel sambil melambaikan tangannya. Papah nya sudah berangkat, sekarang waktunya untuk bersiap juga karena hari ini ia akan ada sidang. Eh bukan sidang pengadilan loh ya, tapi sidang yang anak kuliahan itu loh.. he he he...

"Dek bangun udah jam tujuh, katanya kamu mau ikut Kakak buat daftar kuliah.." Amel sudah berada di kamar sang Adik dan sedang membangunkannya dengan sedikit mengguncang tubuh Anggi.

"Hmmm, bentar lagi Kak!" jawab Anggi lemah dengan mata yang masih terpejam enggan untuk membukanya bahkan ia semakin menarik selimut hingg batas dadanya.

"Ya udah Kakak duluan ya! Kakak tinggal nih!" ancam Amel menghentakan kakinya menuju luar kamar Anggi dan menutup kuat pintu kamar adiknya.

Anggi segera membuka matanya cepat dan loncat hendak mengejar sang Kakak yang sudah keluar dari kamarnya.

"Kakak tunggu Anggi...." teriaknya sambil membuka pintu dan hendak keluar, namun seketika matanya melotot tajam menatap orang di samping kamarnya sedang tersenyum melihat ke arahnya.

"Kakak..." Anggi yang kesal memukul lengan Amel keras kemudian kembali masuk, bukan untuk tidur lagi melainkan siap siap karena ia masih takut jika Kakaknya benar benar akan meninggalkan dirinya.

"Udah siap?" tanya Amel saat mereka sudah berada di dalam mobil milik Amel.

"Siap...." jawab Anggi bersemangat dengan tangan yang ia kepalkan dan di dorong ke atas.

"Bismillah..." ucap keduanya dan Amel segera mengendarai mobilnya menuju kampus.

Satu setengah jam perjalanan mereka sampai di depan sebuah gedung bertingkat dan besar serta sudah ada banyak kendaraan yang terpakir, dari motor sampai mobil mewah.

Amel segera memakirkan mobilnya kemudian turun dan berjalan mendekati Anggi yang sudah turun lebih dulu. Mereka masuk ke dalam gedung besar itu dan menuju ke ruang pendaftaran ulang.

"Kaka tinggal ya dek, soalnya Kakak juga ada sidang hari ini.." Amel enggan meninggalkan sang Adik, namun ia juga punya urusan yang tak kalah penting.

"Hmm..." jawab Anggi mengangguk cepat dan tersenyum semanis mungkin. Akhirnya Amel meninggalkan Anggi di sana setelah sebelumnya ia mengatakan pada rekannya untuk mengawasi adiknya.

Amel sedang melaksanakan sidangnya, meski tegang namun ia berusaha untuk tetap tenang dan menjawab segala yang di tanyakan oleh Dosen di hadapannya, bahkan ia dengan sangat jelas memberikan penjelasan juga keterangannya dari isi skripsinya dan terkadang senyumnya mengembang saat menjelaskan isi dari skripsinya sendiri membuat Dosen yang ada di hadapannya tersenyum puas dengan penjelasan dari Amel. Hingga lebih dari satu jam Amel bisa bernafas lega karena sudah berhasil dan dia akan segera menyandang status sebagai Sarjana muda tentunya karena usia Amel yang termuda dari rekan rekannya yang lain.

"Alhamdulillah..." puji Syukur Amel atas keberhasilannya, kemudia ia segera bergegas ke tempat sang adik terakhir ia tinggal.

"Santi, Adek aku mana?" tanya Amel pada wanita yang duduk tak jauh dari tempat anak anak baru sedang mendaftar ulang.

"Tadi kayaknya dia di ajak temennya ke kantin deh Kak!" jawab wanita bersama Santi sedikit segan pada Amel karena ia adalah Senior.

"Oh, ya udah makasih ya.." Amel tersenyum sekilas kemudian berjalan menuju kantin dan mendapati Anggi sedang berbincang bincang dengan teman barunya.

"Nggi..." panggil Amel saat ia sudah berada di samping Anggi yang segera menoleh dan tersenyum ke arahnya.

"Kak, kenalin ini Putri nah Put ini Kakak aku yang aku ceritain tadi.." ujar Anggi memeperkenal dua orang di depan dan di sampingnya secara bergantian.

Amel mengulurkan tangannya dan menyebutkan namanya meskipun tadi sudah di sebut oleh adiknya, begitupun dengan Putri.

"Syukurlah kamu sudah punya temen.." ujar Amel ikut senang. Anggi kembali tersenyum wajah gadis itu selalu ceria membuat orang orang yang berada di dekatnyapun jadi terhipnotis dan malah ikut bahagia.

"Kakak udah mau pulang, kamu masih lama gak?" tanya Amel menatap sang Adik.

"Hmm, kayaknya masih deh Kak soalnya masih harus nunggu..." jawab Anggi. Amel mengangguk mengerti.

"Ya udah kalo gitu Kakak pulang dulu ya, nanti kalo kamu udah mau pulang telfon aja biar Kakak jemput lagi..." Amel beranjak dari duduknya dan pergi dari sana setelah mendapat anggukan kepala dari sang adik dengan cepat.

Amel segera menuju ke mobilnya dengan sedikit tergesa, namun tanpa sengaja ia menabrak seorang pria hingga sesuatu yang ada dalam genggaman pria itu terjatuh tak jauh dari kakinya.

"Astagfirullah, maaf Mas saya gak sengaja." sesal Amel karena berajalan tak melihat ke depan, ia segera mengambil benda yang ada di kakinya yang terlihat seperti handpone mahal.

'Ah syukurlah tak rusak'fikir gadis itu dan segera mengembalikannya pada sang empunya.

"Maaf Mas saya bener bener gak sengaja.." ujarnya lagi setulus mungkin bahkan ia sedikit menundukkan kepalanya sebagai tanda ketulusannya meminta maaf. Pria di hadapannya sama sekali tak bergeming ia hanya menatap sekilas kemudian pergi begitu saja melewati Amel yang hanya bisa diam terpaku atas sikap acuk pria yang sudah berada jauh di hadapannya.

"Hah.." Amel membuang nafasnya kasar kemudian segera beranjak dari sana dan menuju mobilnya untuk membawanya kembali ke rumah.

Amel yang baru tiba di rumah segera masuk ke dalam kamarnya dengan langkah sempoyongan menaiki tangga karena kepalanya yang sedikit agak pusing. Setelah sampai ia segera merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata hingga tertidur tanpa sempat membersihkan tubuhnya.

Amel kembali terbangun setelah mendengar suara adzan Dzuhur di masjid dekat perumahan elit yang mereka tempati. Amel segera beranjak dan membersihkan dirinya kemudian melaksanakan Sholat Dzuhur barulah ia kembali turun dan menyiapkan makan siang untuknya juga untuk Adiknya Anggi.

Setengah jam berkutat di dapur dan menyelesaikan masakannya memudian menatanya di atas meja makan dengan rapi, tak lupa ia tutup dengan tudung saji setelahnya ia kembali naik ke atas menuju kamar untuk berganti pakaian karena akan menjemput sang Adik yang sudah mengirimkannya pesan.

"Kak..." panggil Anggi yang berlari ke arahnya yang baru saja tiba.

"Maaf ya Kakak lama, tadi masak dulu bentar.." ujar Amel jujur.

"Ya gak papa, Anggi juga baru selesai kok." jawab Anggi tetap dengan senyumannya. membuat hati Amel tenang, jujur senyuman milik sang adik sangat mirip dengan milik Mamahnya membuat rindunya sedikit terkikis.

"Kita pulang?" tanya Amel, Anggi segera mengangguk cepat mereka segera masuk ke dalam mobil dan Amel melajukannya dengan kecepatan sedang membelah jalanan.

Dari jauh, mungkin di gedung teratas seorang laki laki tampan tengah memperhatikan gerak gerik dua gadis yang sudah pergi dari sana dari balik kaca jendela di dalam ruangannya membuat ia bisa melihat dengan jelas wajah ke dua gadis yang sedang bercengkrama dengan sangat akrab.

Matanya tertuju pada gadis mungil di samping gadis yang berkerudung terkadang senyumannya yang langka ia sematkan di bibir yang sedikit tebal dan merah alami, namun juga ia sesekali melirik gadis berkerudung dan melihat jika gadis itu cukup dewasa saat menghadai gadis di sampingnya.

"Gadis yang lucu.." ujarnya pelan kembali menatap gadis mungil yang lucu baginya, hingga kedua gadis itu menghilang karena sudah meninggalkan halaman kampus.

Bab awal semoga syukaaaa..

Makasih yang udah mau mampir baca karya Author yang baru ya, seperti biasa Author harap kalian jangan sungkan buat kasih like, vote sama dukungannya...

Makasih orang baik...

😊🙏🙏

Terpopuler

Comments

Diani

Diani

iya kak, maaf itu ada masalah jadi ke up lagi..
🙏🙏

2023-03-08

1

mayra

mayra

mf Thor kok di ulang lagi ya

2023-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 Amel dan Anggi
2 Awal
3 Lomba
4 Pengumuman
5 Kemenangan
6 Pak Zaky Handika
7 Kisah Lama
8 Kembali Hadir
9 Berkorban
10 Menerima
11 Sejenak Melupakan Masalah
12 Pernikahan Kontrak
13 Kembalinya Anggi
14 Tuan J
15 Menjadi Target Jessika
16 Nasi Goreng Penghilang Akal
17 Pertemuan Kakak dan Adik
18 Mulai Tertarik
19 Tamu Bulanan Yang Menyakitkan
20 Mulai Meradang
21 Hampir
22 Sakit
23 Semakin Tertarik
24 Rencana yang Gagal Lagi
25 Berbelanja Bersama Suami
26 Kakak Ipar
27 Perhatian Tuan J
28 Masih Gagal
29 Mulai Bimbang
30 Pertemuan dan Perpisahan
31 Rasa yang Semakin Nyata
32 Clarissa dan Clara
33 Kebimbangan Amel dan Tuan J
34 Menyerah
35 Perubahan Amel
36 Charlot Alexander
37 Menghilang Tiga Hari
38 Amel dan Kesedihannya
39 Trauma
40 Terlambat
41 Benar Benar Terlambat
42 Mulai Bucin
43 Semakin Bucin
44 Egoiskah!
45 Masa Lalu Tuan J
46 Hari yang Tenang
47 Waktu Bersama Keluarga
48 Tetap Pada Rencana
49 Kembali Terluka Batin
50 Kepergian Amel
51 Kedatangan Tante Marlina
52 Amel dan Kenangannya
53 Masih Mencari
54 Tuan J, Anggi dan Papah Arga
55 Gisel dan Kenan
56 Keluarga Baru di Tempat Baru
57 Surat
58 Akan Kembali
59 Sudah Kembali
60 Kembali Bertemu
61 Mengetahui Masa Lalu Suami
62 Kembali Membuka Hati
63 Akhirnya Bertemu
64 Awal yang Baru
65 Awal yang Baru II
66 Saling Memiliki Seutuhnya
67 Memperbaiki Hubungan Keluarga
68 Bertemu Keluarga Suami
69 Rencana Memiliki Anak
70 Tumor di Rahim Amel
71 Oprasi
72 Menjalani Rumah Tangga yang Sesungguhnya
73 Beruntung di Cintai Kamu (Tuan J)
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Amel dan Anggi
2
Awal
3
Lomba
4
Pengumuman
5
Kemenangan
6
Pak Zaky Handika
7
Kisah Lama
8
Kembali Hadir
9
Berkorban
10
Menerima
11
Sejenak Melupakan Masalah
12
Pernikahan Kontrak
13
Kembalinya Anggi
14
Tuan J
15
Menjadi Target Jessika
16
Nasi Goreng Penghilang Akal
17
Pertemuan Kakak dan Adik
18
Mulai Tertarik
19
Tamu Bulanan Yang Menyakitkan
20
Mulai Meradang
21
Hampir
22
Sakit
23
Semakin Tertarik
24
Rencana yang Gagal Lagi
25
Berbelanja Bersama Suami
26
Kakak Ipar
27
Perhatian Tuan J
28
Masih Gagal
29
Mulai Bimbang
30
Pertemuan dan Perpisahan
31
Rasa yang Semakin Nyata
32
Clarissa dan Clara
33
Kebimbangan Amel dan Tuan J
34
Menyerah
35
Perubahan Amel
36
Charlot Alexander
37
Menghilang Tiga Hari
38
Amel dan Kesedihannya
39
Trauma
40
Terlambat
41
Benar Benar Terlambat
42
Mulai Bucin
43
Semakin Bucin
44
Egoiskah!
45
Masa Lalu Tuan J
46
Hari yang Tenang
47
Waktu Bersama Keluarga
48
Tetap Pada Rencana
49
Kembali Terluka Batin
50
Kepergian Amel
51
Kedatangan Tante Marlina
52
Amel dan Kenangannya
53
Masih Mencari
54
Tuan J, Anggi dan Papah Arga
55
Gisel dan Kenan
56
Keluarga Baru di Tempat Baru
57
Surat
58
Akan Kembali
59
Sudah Kembali
60
Kembali Bertemu
61
Mengetahui Masa Lalu Suami
62
Kembali Membuka Hati
63
Akhirnya Bertemu
64
Awal yang Baru
65
Awal yang Baru II
66
Saling Memiliki Seutuhnya
67
Memperbaiki Hubungan Keluarga
68
Bertemu Keluarga Suami
69
Rencana Memiliki Anak
70
Tumor di Rahim Amel
71
Oprasi
72
Menjalani Rumah Tangga yang Sesungguhnya
73
Beruntung di Cintai Kamu (Tuan J)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!