Lomba

Seperti biasa, setelah melaksanakan ibadah sholat subuh Amel bergegas menyiapkan sarapan. Pagi ini sedikit berbeda karena Anggi akan ikut sarapan bersama.

"Pagi Pah, pagi Kak.." sapa Anggi dengan senyum cerahnya sambil menarik satu kursi dan duduk.

"Pagi..." jawab kedua orang yang sudah lebih dulu duduk di sana.

"Anak Papah lagi bahagia banget kayaknya!" ujar Papah menatap si bungsu dengan senyum menggoda

"Hmmm, tentu Pah kan aku mau ke kampus hari ini.." jawab Angggi bahagia sambil menyuapkan satu sendok nasi goreng ke mulut mungilnya

"Loh dek kan kemaren udah sekarang mau ngapain ke kampus?" kali ini Amel yang bertanya

"Iya Kak, soalnya kan kami mau ada pertemuan buat ospek minggu depan.." jawab Anggi tetap antusias.

Gadis kecil itu memang sedang sangat bersemangat, ia selalu mendambakan agar bisa masuk di Universitas yang sama dengan Kakaknya meskipun dengan jurusan yang berbeda karena Kakaknya adalah seorang Desainer sedangkan ia mengambil komunikasi.

"Hmm, ya udah biar Kakak anter deh sekalian Kakak juga ada urusan sedikit di sana." tawar Amel dan Anggi segera mengangguk setuju dengan mulut yang penuh nasi goreng kesukaannya. Sebenarnya apapun yang di masak oleh Kakaknya selalu membuat ia senang karena masakan Kakaknya memang terbaik dan enak.

"Papah berangkat, kalian hati hati.." pesan Papah pada kedua anaknya. Amel dan Anggi segera mencium tangan Papah.

"Dah Pah..." Anggi melambaikan tangannya

"Yok berangkat.." ajak Amel yang lebih dulu masuk ke dalam mobil.

"Lets gooooo." teriak Anggi sambil mengepalkan tangannya dan di dorong ke atas. Amel hanya tersenyum, adiknya ini meski sudah berumur delapan belas tahun tapi tingkahnya melebihi anak sepuluh tahun.

"Kak.." panggil Anggi saat mereka sudah berada di jalan.

"Hmm." jawab Amel menoleh sekilas pada Anggi kemudian kembali fokus pada jalanan.

"Kakak pernah pacaran gak?" tanya Anggi, entah ada angin apa gadis itu bertanya hal ini pada sang Kakak.

"Gak pernah." jawab Amel tetap santai

"Kalo suka sama orang pernah?" Anggi masih bertanya seputaran itu.

"Hmmm, pernah.." jawab Amel jujur namun tetap tenang dan fokus dengan jalanan yang mulai ramai.

"Benarkah!" Anggi sangat antusisa saat Kakaknya mengatakan pernah suka pada seseorang sedangkan ia tahu jika Kakaknya itu memang tak pernah dekat dengan laki laki manapun.

"Hmm." jawab Amel

"Siapa? Kok Kakak gak pernah cerita sih!" ujar Anggi memanyunkan bibirnya menatap sang Kakak yang kini sudah tersenyum sambil mencubit pipinya gemas.

"Duhh, Kakak..." rengek Anggi memegang pipinya yang baru saja di cubit.

Amel kembali menoleh dan senyumannyapun semakin merekah saat melihat adiknya yang terlihat imut dan menggemaskan.

"Kakak belum jawab pertanyaan Anggi loh?" Anggi kembali menagih jawaban dari sang Kakak

"Yang mana?" tanya Amel

"Ih, yang kata Kakak pernah suka sama cowok! siapa?" ujar Anggi kesal

"Oh, itu..."

"Emang kenapa sih kamu mau tahu banget?" lagi lagi Amel tak langsung menjawab dia malah balik bertanya

"Kakak jawab dulu pertanyaan aku.." jawab Anggi makin kesal kini kedua tangannya ia lipat di depan dada

"Ya, dulu Kakak suka sama Kakak kelas waktu SMA tapi sayangnya dia udah punya pacar dan sudah di jodohin." jawab Amel, Anggi mendengarkan dengan sangat antusias.

"Apa karena itu Kakak gak pernah mau pacaran?" tanya Anggi kembali semangat

"Gak juga, tapi Kakak emang gak mau pacaran dek maunya langsung nikah.." jawab Amel tepat dengan ia menginjakkan rem mobil hingga berhenti di depan gedung kampus yang megah.

"Dah sampe.." ujar Amel segera keluar dari mobil, begitupun dengan Anggi yang segera keluar dan mengejar Kakaknya yang sudah lebih dulu berjalan menuju pintu masuk.

"Kakak..." panggil Anggi saat ia sudah mensejajarkan langkahnya dengan Amel

"Kenapa lagi?" tanya Amel

"Siapa namanya? siapa tahu nanti aku ketemu terus bisa sampein ke dia deh kalo Kakak suka sama dia."ujar Amel dengan polosnya

"Gak usah, Kakak juga gak tahu apa sekarang dia udah nikah sama cewek yang di jodohin sama dia waktu itu.." jawab Amel tetap santuy

"Ishh, Kakak nih loh kan siapa tahu belum, mungkin aja jodohnya Kakak.." Anggi tetap berusaha agar sang Kakak mau memberitahukan nama orang yang pernah di sukai.

"Kakak mau ke ruang Dosen, kamu jalan sendiri ya ke kelas." ujar Amel menghindar dari pertanyaan pertanyaan adiknya.

"Ah, Kakak mah pasti mau ngindarin aku kan?" tanyanya kesal

"Gak kok, nanti Kakak kasih tahu deh.." jawab Amel tersenyum lembut. Anggi segera mengangguk dan tersenyum puas kemudian ia lebih dulu berjalan menuju kelas yang di maksud Kakaknya.

Amelpun segera menuju ruang Dosen karena ada yang ingin di sampaikan oleh Dosen pembimbingnya.

tok tok tok

"Masuk.." suara khas laki laki namun sudah berumur menyuruhnya masuk.

"Permisi Pak.." Amel membuka pintu perlahan kemudian mulai masuk ke dalam ruang Dosen.

"Kamu Mel, masuk masuk.." Dosen pembimbing Amel sangat senang dengan kedatangan murid spesialnya.

"Duduk..." Amel segera duduk di hadapan Dosen yang sudah sangat berjasa bagi skripsinya.

"Ada apa ya Pak?" tanya Amel.

"begini Mel, kebetulan bulan depan itu akan ada even yang mengadakan lomba busana temanya bebas, nah kebetulan kan kamu pinter ngedisain baju ples juga ngejahitnya jadi saya mau kamu ikut kegiatan ini." jelas Pak Dosen semangat saat menjelaskan pada Amel yang juga sangat antusias mendengarkan.

"Saya Pak, tapi kan saya belum berpengalaman!" ujar Amel ragu

"Saya sangat yakin dengan kemampuan kamu Mel, jadi jangan sia sia kan kesempatan ini apa lagi hadiahnya lumayan loh." ujar Pak Dosen

"Kalo boleh tahu, hadiahnya apa yah Pak?" tanya Amel sedikit ragu dengan pertanyaannya takut jika Dosen di hadapannya tersinggung.

"Hadiah juara pertama beasiswa sesuai dengan lomba yang di adakan ke German. Bagaimana?" tanya Dosen memberi tahukan hadiah yang sangat menggiurkan.

Amel kaget mendengar hadiah yang akan di dapat, bukankah itu salah satu mimpinya untuk bisa menyambung pendidikannya di luar Negri dan kali ini kesempatan ada di depan mata.

"Baik Pak, saya usahakan untuk melakukan yang terbaik..." jawab Amel setelah ia mempertimbangkan segalanya.

"Bagus, kalau begitu saya yang akan mengurus semuanya kamu persiapkan saja desain seperti apa yang akan kamu gunakan di acara nanti." Dosen pembimbing Amelpun tak kalah semangat, ia senang karena mahasiswanya akan ikut even ini.

"Ya Pak, kalau begitu saya permisi.." Amel segera keluar dari ruangan Dosennya dengan hati yang bahagia.

Amel segera menuju ke ruang kelas di mana adiknya berada, dan menunggu hingga kegiatan Anggi selesai kemudian kembali pulang bersama.

"Kak..." panggil Anggi

"Hmmm." jawab Amel masih senyum senyum

"Kakak kenapa dari tadi senyum senyum kayak gitu, habis ketemu cowok yang Kakak taksir ya?" tanya Anggi dengan senyum menggoda Kakaknya. Amel menoleh sebentar ke arah Anggi dan ikut tersenyum.

"Kamu masih inget aja dek."

"Tapi Kakak lagi bahagia karena Kakak mau ikut lomba busana masih sebulan lagi sih.." jawab Amel

"Ohhh, kirain Kak.. he he he..." ujar Anggi cengengesan

"Gimana tadi lancar?" tanya Amel. mengalihkan pembicaraan karena ia malas jika adiknya kembali bertanya tentang masa lalu.

"Lancar, minggu depan dah mulai Ospek Kak.." jawab Anggi senang.

"Ya baguslah, Kakak cuma pesen kamu harus kuliah yang bener jangan sampe ngecewain Papah." pesan Amel dan langsung di anggukkan kepala oleh Anggi.

"Alhamdulillah sampe rumah lagi.." Amel segera memakirkan mobilnya di bagasi kemudian turun dan masuk ke dalam rumah sedang Anggi langsung masuk ke kamarnya.

Lanjut.....

Makasih yang dah mampir baca di karyaku yang baru ini, semoga selalu suka sama ceritanya ya..

Jangan lupa buat kasih like sama dukungannya ya, biar Authornya juga makin semangat buat berkarya...

Makasih orang baik....

😊🙏🙏

Terpopuler

Comments

...

...

kereeen cerita nya up

2023-08-25

0

lihat semua
Episodes
1 Amel dan Anggi
2 Awal
3 Lomba
4 Pengumuman
5 Kemenangan
6 Pak Zaky Handika
7 Kisah Lama
8 Kembali Hadir
9 Berkorban
10 Menerima
11 Sejenak Melupakan Masalah
12 Pernikahan Kontrak
13 Kembalinya Anggi
14 Tuan J
15 Menjadi Target Jessika
16 Nasi Goreng Penghilang Akal
17 Pertemuan Kakak dan Adik
18 Mulai Tertarik
19 Tamu Bulanan Yang Menyakitkan
20 Mulai Meradang
21 Hampir
22 Sakit
23 Semakin Tertarik
24 Rencana yang Gagal Lagi
25 Berbelanja Bersama Suami
26 Kakak Ipar
27 Perhatian Tuan J
28 Masih Gagal
29 Mulai Bimbang
30 Pertemuan dan Perpisahan
31 Rasa yang Semakin Nyata
32 Clarissa dan Clara
33 Kebimbangan Amel dan Tuan J
34 Menyerah
35 Perubahan Amel
36 Charlot Alexander
37 Menghilang Tiga Hari
38 Amel dan Kesedihannya
39 Trauma
40 Terlambat
41 Benar Benar Terlambat
42 Mulai Bucin
43 Semakin Bucin
44 Egoiskah!
45 Masa Lalu Tuan J
46 Hari yang Tenang
47 Waktu Bersama Keluarga
48 Tetap Pada Rencana
49 Kembali Terluka Batin
50 Kepergian Amel
51 Kedatangan Tante Marlina
52 Amel dan Kenangannya
53 Masih Mencari
54 Tuan J, Anggi dan Papah Arga
55 Gisel dan Kenan
56 Keluarga Baru di Tempat Baru
57 Surat
58 Akan Kembali
59 Sudah Kembali
60 Kembali Bertemu
61 Mengetahui Masa Lalu Suami
62 Kembali Membuka Hati
63 Akhirnya Bertemu
64 Awal yang Baru
65 Awal yang Baru II
66 Saling Memiliki Seutuhnya
67 Memperbaiki Hubungan Keluarga
68 Bertemu Keluarga Suami
69 Rencana Memiliki Anak
70 Tumor di Rahim Amel
71 Oprasi
72 Menjalani Rumah Tangga yang Sesungguhnya
73 Beruntung di Cintai Kamu (Tuan J)
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Amel dan Anggi
2
Awal
3
Lomba
4
Pengumuman
5
Kemenangan
6
Pak Zaky Handika
7
Kisah Lama
8
Kembali Hadir
9
Berkorban
10
Menerima
11
Sejenak Melupakan Masalah
12
Pernikahan Kontrak
13
Kembalinya Anggi
14
Tuan J
15
Menjadi Target Jessika
16
Nasi Goreng Penghilang Akal
17
Pertemuan Kakak dan Adik
18
Mulai Tertarik
19
Tamu Bulanan Yang Menyakitkan
20
Mulai Meradang
21
Hampir
22
Sakit
23
Semakin Tertarik
24
Rencana yang Gagal Lagi
25
Berbelanja Bersama Suami
26
Kakak Ipar
27
Perhatian Tuan J
28
Masih Gagal
29
Mulai Bimbang
30
Pertemuan dan Perpisahan
31
Rasa yang Semakin Nyata
32
Clarissa dan Clara
33
Kebimbangan Amel dan Tuan J
34
Menyerah
35
Perubahan Amel
36
Charlot Alexander
37
Menghilang Tiga Hari
38
Amel dan Kesedihannya
39
Trauma
40
Terlambat
41
Benar Benar Terlambat
42
Mulai Bucin
43
Semakin Bucin
44
Egoiskah!
45
Masa Lalu Tuan J
46
Hari yang Tenang
47
Waktu Bersama Keluarga
48
Tetap Pada Rencana
49
Kembali Terluka Batin
50
Kepergian Amel
51
Kedatangan Tante Marlina
52
Amel dan Kenangannya
53
Masih Mencari
54
Tuan J, Anggi dan Papah Arga
55
Gisel dan Kenan
56
Keluarga Baru di Tempat Baru
57
Surat
58
Akan Kembali
59
Sudah Kembali
60
Kembali Bertemu
61
Mengetahui Masa Lalu Suami
62
Kembali Membuka Hati
63
Akhirnya Bertemu
64
Awal yang Baru
65
Awal yang Baru II
66
Saling Memiliki Seutuhnya
67
Memperbaiki Hubungan Keluarga
68
Bertemu Keluarga Suami
69
Rencana Memiliki Anak
70
Tumor di Rahim Amel
71
Oprasi
72
Menjalani Rumah Tangga yang Sesungguhnya
73
Beruntung di Cintai Kamu (Tuan J)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!