Kemenangan

Satu bulan berlalu, kini Amel tengah mempersiapkan adiknya di ruang ganti khusus, setiap peserta di berikan ruangan tersendiri. Amel sangat berharap jika ia bisa meraih juara satu dan bisa mendapatkan beasiswa ke German untuk melanjutkan Studynya. Untunglah Adiknya Anggi sangat mendukung keinginannya dan mau membantu sang Kakak untuk menjadi model begitupun Papah, ia sangat mendukung cita cita dan impian putrinya dengan menyokong dana yang di berikan pada Amel.

"Kak..." panggil Anggi, gadis mungil itu menjadi model untuk sang Kakak, ia kini terlihat semakin cantik dengan busana yang di rancang oleh Amel sendiri selama sebulan ini di tambah dengan riasan simple yang di poles ke wajahnya oleh Amel.

"Cantik gak?" tanya Anggi berputar putar di depan Kakaknya yang terlihat gugup. Amel menoleh kemudian ia tersenyum puas dengan karyanya sendiri apalagi yang menjadi modelnya adalah adiknya sendiri yang memang sudah sangat cantik sejak lahir.

"Anggi selalu cantik dek.." jawab Amel mencubit pipi adiknya.

"Yalah kan Anggi emang cantik dari lahir.." ungkapnya pe de. Amel mendengus mendengar ucapan sang adik yang terlalu pe de menurutnya meskipun memang benar adanya.

"Ralat, kata katanya Kakak tarik.." ucap Amel.

"Eitss, no bisa Kakak.. ha ha ha..." tawa Anggi pecah namun segera ia tahan dengan sebelah tangannya yang ia letakkan di bibirnya.

"Husttt, kamu ini.." tegur Amel namun ia juga ikut tersenyum.

Acara telah di mulai, satu persatu model dari para peserta mulai berjalan di tengah tengah penonton serta juri. Hampir semua peserta sudah keluar bersama dengan modelnya tinggal Amel dang Anggi yang belum keluar karena memang mereka menjadi peserta terakhir. Dan tibalah saatnya Anggi menunjukkan bakat modelingnya.

Anggi berjalan melenggak lenggok di atas sana, dengan tubuh mungil namun terlihat sangat proposional di tambah dengan gaun yang ia gunakan, ah menambah kecantikkannya membuat orang orang yang melihat dirinya menjadi terhipnotis apalagi senyumannya yang sangat menawan.

Amelpun muncul dari balik layar, ia berjalan santai namun terlihat anggun menuju sang adik yang menjadi modelnya kemudian berdiri tepat di sampingnya. Pandangan penonton serta juripun beralih pada Amel saat gadis itu muncul. Adik Kakak sama cantiknya.

"Baik kita langsung pada pengumuman pemenangnya.." MC mulai membuka amplop berwarna coklat yang telah di berikan juri padanya, dan isinya tentu saja nama pemenang dari lomba tersebut.

Amel terlihat sangat gugup, ia menggenggam erat tangan adiknya yang terus menatap MC yang mulai membacakannya sementara Amel hanya bisa terpejam dengan mulut yang terus membaca doa.

"Pemenangnya adalah....." Para peserta mulai diam dan memperhatikan MC yang tersenyum menatap para peserta satu persatu membuat semua orang penasaran kecuali juri pastinya.

"Dan, pemenangnya adalah...."

"Amelia Anugraha bersama modelnya Anggia Anugraha..." ucap MC dengan lantang dan keras.

Amel mendongakkan kepalanya menatap Anggi di sampingnya mencoba mencari kebenaran atas apa yang ia dengar, dan adiknya itu hanya mengangguk serta tersenyum sangat manis.

"Kakak menang!" ujar Amel masih tak percaya.

"Kakak menang, kita menang Kak.." jawab Anggi memeluk sang Kakak yang masih syok karena tak percaya ia bisa menyaingi peserta lain yng menurutnya jauh lebih baik.

"Alhamdulillah...." syukurnya kemudian membalas pelukan sang adik.

Pembagian hadiah hanya Amel yang maju karena Anggi tengah berganti pakaian di ruang ganti sebelumnya.

"selamat ya Desain kamu sangat bagus dan indah, apalagi modelnya sangat cocok dan pas dengan Desain kamu.." puji salah satu juri wanita yang memberikan hadiah padanya.

"Terima kasih Bu, kebetulan dia adik saya.." jawab Amel bahagia.

"Wah, sangat beruntung.." lanjutnya kemudian mereka berfoto bersama lalu menuju ke juara dua dan tiga.

"Kak.." panggil Anggi saat Amel baru turun dari panggung setelah menerima hadiahnya.

"Berarti Kakak bakalan ke German dong!" ujar Anggi sedih karena akan berpisah dengan Kakaknya, padahal selama ini mereka selalu bersama.

"In syaa Allah, doain Kakak ya biar di sana sehat dan selamat.." jawab Amel, ia mengelus pipi adiknya dengan jari nya yang lentik.

"Hmm, pasti Kak.." jawab Anggi kembali tersenyum.

Sejak awal Anggi masuk ke panggung, ada sepasang mata yang terus memperhatikannya dan kebetulan ia juga juri di sana. Seorang Pria tampan yang memiliki perawakan hidung mancung bibir sedikit tebal dan merah alami serta rambut yang mengikuti tren korea di tambah dengan tubuh tegap dan gagah, semakin menambah ketampannya juga kewibawaannya.

Pria itu selalu menatap Anggi meskipun terkadang ia juga menatap Amel yang selalu bersama gadis mungil yang mulai menarik perhatiannya.

"Tuan, Anda sudah selesai?" tanya Pria lain yang juga tak kalah tampan dari Pria yang ia panggil Tuan.

"Hmm, kita kembali ke kantor.." ucapnya kemudian berlalu meninggalkan tempat itu dan pandangannyapun terlepas dari Anggi.

"Ah, rasanya aku gak mau di tinggal Kakak jauh jauh.." rengek Anggi mulai bergelayut di lengan sang Kakak.

"Kamu ini udah gede juga, gak malu di liatin orang tuh.." tegur Amel sambil bibirnya menunjuk orang orang di sekitar mereka yang sedang tersenyum sambil menatap Anggi dan dirinya.

"He he, gaklah ngapain juga malu lagian kan Kak Amel Kakak aku." jawab Anggi semakin mengeratkan pelukannya di lengan Amel. Sang Kakak hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang adik dan tersenyum.

"Kita pulang, Kakak capek banget.." ajak Amel saat mereka sudah berada di ruang ganti dan membereskan semua perlengkapan miliknya.

"Ya, Anggi juga capek.." jawab Anggi

"Nih bantu Kakak bawain, yang ringan aja biar yang berat Kakak aja yang bawak." ujar Amel memberikan dua tas kecil pada Anggi yang langsung di terima. Mereka segera pulang ke rumah dan membawa kabar gembira kemenangan.

"Ah capeknya...." lirih Amel setelah mereka sampai di rumah dan meletakkan semua barangnya di atas meja kemudian ia dan Anggi terkapar di atas sofa Panjang di ruang tamu.

"Ah, capek juga ya Kak ternyata jadi model gak lagi deh kalo gak kepepet kayak tadi. hii.." ucap Anggi sambil nyengir, karena ini juga adalah pengalaman pertama baginya

"Ha ha, Makasih ya karena kamu juga nih Kakak bisa menang." ujar Amel tulus menatap sang Adik yang kini sudah menaruh kepalanya di atas paha Amel.

"Sama sama, tapi inget bonusnya buat Anggi.." jawab Anggi tersenyum menatap Amel yang juga tersenyum

"Beres.." Amel mencubit hidung mancung Anggi

"Ya udah sana mandi habis itu sholat ashar, udah jam empat nih.." ujar Amel menarik tangan Anggi dan mendorong naik kepala Anggi agar bangun dari pahanya.

"Hmm, bentar lagi ya Kak masih capek.." rengek Anggi kembali menaruh kepalanya di atas pundah Amel.

"Udah jam empat dek, mau jam berapa kamu Sholat?" tanya Amel mendorong kepala Anggi pelan dari bahunya.

Akhirnya Anggi mengikuti perintah sang Kakak meski agak malas, karena ia yakin Kakaknya itu tak akan berhenti bicara dan ceramah jika ia belum melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim.

Amelpun segera berjalan di belakang Anggi, untuk menuju kamarnya dan melihat adiknya itu sudah masuk ke kamarnya dan menutupnya rapat, ia pun melakukan hal yang sama. Amel segera membersihkan diri kemudian barulah ia melaksanakan Sholat Ashar dan kembali mengucapkan rasa syukurnya pada sang Maha Kuasa atas kemenangan yang baru saja ka peroleh.

"Terima kasih ya Allah atas nikmat yang telah Engkau berikan pada hamba. semoga hamba bisa memanfaatkannya dengan baik dan dengan jalan yang benar. Aamin." Amel segera bangkit dan melipat mukenah yang baru saja ia pakai Sholat dan menyimpannya di atas meja kecil dekat kasur.

"Kakak..." panggil Anggil sambil nyelonong masuk dan berbaring di atas kasur milik Amel.

"Kamu udah Sholat belum?" tanya Amel, duduk di samping sang adik yang hanya mengangguk pertanda jika ia sudah melaksanakan ibadahnya.

"Kenapa?" tanya Amel melihat wajah sang Adik yang terlihat kesal

"Kak, ada cowok mau ajak aku ketemuan tapi aku gak suka." jawab Anggi jujur, ya gadis itu memang selalu mengatakan apapun pada Amel tanpa ada yang ia rahasiakan sedikitpun.

"Terus kenapa? kan bisa kamu tolak baik baik.." ujar Amel apa adanya.

"Udah aku tolak Kak, tapi tetep aja dia ngejer ngejer aku malahan nih ya..." Anggi bangun dari baringannya kemudian duduk mengahadap ke arah Amel yang juga segera memperbaiki duduknya menghadap Anggi.

"Dia rela tahu ngikutin Anggi sampe kuliah di tempat yang sama.." lanjut Anggi menjatuhkan kepalanya ke paha Kakaknya dan Amel segera menselonjorkan kakinya agar adiknya merasa nyaman.

"Ya udah sih, cuekin aja." Amel mengelus rambut Anggi di bagian depan wajahnya membuat gadis mungil itu merasa nyaman dan malah mulai merasa ngantuk, tak lama ia malah terdidur dalm pangkuan sang Kakak yang tersenyum melihat adiknya yang sangat mudah sekali di buat tidur hanya dengan elusan di bagian wajah atau rambutnya.

"Selamat tidur adik Kakak yang cantik.." ucap Amel pelan mencium kening sang adik dan memperbaiki selimutnya sampai ke dada barulah ia keluar kamar dan turun kebawah untuk menyiapkan makan malam mereka nanti.

Hari hampir sore, Amel kembali naik ke atas untuk membangunkan adiknya yang sepertinya belum bangun juga. Ia sendiri sudah selesai masak.

"Nggi, bangun udah hampir mau masuk Maghrib nih.." Amel mengguncang tubuh Anggi pelan membuat gadis itu merasa terganggu hingga menggeliat dan berguling guling.

"Masih ngantuk Kak." rengeknya masih memejamkan mata

"Ish, bangun bangun ah udah mau Maghrib nanti kamu di gnggu setan loh kalo tidur Maghrib." Amel mulai menakuti sang adik, dan tentu saja itu akan berhasil karena Anggi memang sangat penakut. Anggi segera bangun dan melompat memeluk Kakaknya yang tersenyum.

"Kakak jangan nakutin dong nanti Anggi gak bisa bobok sendiri.." ucap Anggi masih memeluk sang Kakak.

"Kan Kakak bilang kalo kamu tidur Maghrib, kalo gak ya gak ada lah.." ujar Amel hendak melepaskan pelukan Anggi.

"Udah sana balik ke kamar, tuh dah adzan.." Amel bergegas menuju kamar mandi dan meninggalkan Anggi yang juga segera menuju kamarnya sendiri untuk sholat Maghrib. Ya, beginilah Anggi ia memang harus selalu di ingatkan dan baru di kerjakan jika sang Kakak terus saja mengomel tanpa henti, meskipun ia sedikit terpaksa namun saat di luar ia tak pernah meninggalkan kewajibannya meskipun tak ada Papah ataupun Kakaknya di sana.

"Nggi, dah sholatnya dek?" tanya Amel saat ia sudah berdiri di depan kamar Anggi

"Iya Kak.." jawab Anggi dan segera membuka pintu kamarnya

"Yok makan, tuh Papah udah nunggu." ajak Amel menarik tangan adiknya dan turun bersama

"Loh Papah kapan pulangnya?" tanya Anggi karena ia tak tahu jika sang Papah sudah pulang.

"Tadi habis Maghrib.." jawab Amel kini mereka juga sudah duduk di kursi masing masing dan mulai makan dengan nikmat tanpa ada yang bicara.

Tiga orang itupun sudah duduk di ruang tamu, Anggi yang duduk di bawah dengan kepalanya di taruh di atas paha sang Papah sambil menonton tv. Amel yang duduk di sofa berhadapan dengan Papahnya hanya tersenyum melihat tingkah adiknya yang akan selalu manja kepada Papah mereka namun ia juga tak pernah merasa iri ataupun cemburu.

"Gimana tadi acaranya?" tanya Papah menatap Amel

"Alhamdulillah lancar Pah.." jawab Amel

"Kak Amel menang loh Pah, dia dapet beasiswa ke German.." terang Anggi yang kini sudah mengangkat kepalanya dan menatap Papah yang tersenyum puas atas prestasi anak sulungnya.

"Syukurlah.." jawab Papah bangga. Amel hanya tersenyum melihat kebahagiaan keluarga kecil mereka meskipun tanpa kehadiran sang Mamah.

Seketika senyuman Amel menghilang tat kala melihat wajah sang Papah yang sedikit berubah setelah Anggi mengalihkan pandangannya kembali ke tv Amel tetap diam dan memperhatikan Papahnya mungkin nanti ia akan kembali menanyakan masalah apa yang sedang Papahnya hadapi.

Hari semakin malam, Anggi sudah kembali ke kamarnya sejak setengah jama yang lalu, dan tinggalah Papah juga Amel di ruang tamu.

"Pah..." panggil Amel menatap lekat wajah sang Papah yang berusaha menyimpan masalahnya dari putri sulungnya.

"Apa Papah gak mau berbagi masalah dengan Amel?" tanya Amel langsung pada intinya, Papah sedikit terkejut, lagi lagi ia tak bisa menyembunyikan apapun dari sang anak sulung yang sangat peka.

"Nanti akan Papah ceritakan, tapi sekarang belum waktunya. Sebaiknya kamu juga tidur sudah hampir tengah malam.." jawab Papah segera beranjak dari sana dan meninggalkan Amel sendiri seperti malam kemarin saat ia menanyakan hal yang sama

"Papah pasti sedang ada masalah berat, tapi gak mau cerita sama anak anaknya karena gak mau buat kami khawatir." lirih Amel menatap Papahnya yang sudah masuk ke dalam kamar dan menutup rapat.

"Hah, Mah lihatah Papah dia selalu begitu.." gumam Amel menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa dengan mata terpejam, rasa kantuknya hilang menjadi rasa cemas terhadap sang Papah...

Lanjut up lagi....

Sedikit ada masalah di up date nya, bab 1,2 dan 3. Jadi agak bisa mulai baca di bab berikutnya ya...

Makasih orang baik....

🙏🙏🙏

Episodes
1 Amel dan Anggi
2 Awal
3 Lomba
4 Pengumuman
5 Kemenangan
6 Pak Zaky Handika
7 Kisah Lama
8 Kembali Hadir
9 Berkorban
10 Menerima
11 Sejenak Melupakan Masalah
12 Pernikahan Kontrak
13 Kembalinya Anggi
14 Tuan J
15 Menjadi Target Jessika
16 Nasi Goreng Penghilang Akal
17 Pertemuan Kakak dan Adik
18 Mulai Tertarik
19 Tamu Bulanan Yang Menyakitkan
20 Mulai Meradang
21 Hampir
22 Sakit
23 Semakin Tertarik
24 Rencana yang Gagal Lagi
25 Berbelanja Bersama Suami
26 Kakak Ipar
27 Perhatian Tuan J
28 Masih Gagal
29 Mulai Bimbang
30 Pertemuan dan Perpisahan
31 Rasa yang Semakin Nyata
32 Clarissa dan Clara
33 Kebimbangan Amel dan Tuan J
34 Menyerah
35 Perubahan Amel
36 Charlot Alexander
37 Menghilang Tiga Hari
38 Amel dan Kesedihannya
39 Trauma
40 Terlambat
41 Benar Benar Terlambat
42 Mulai Bucin
43 Semakin Bucin
44 Egoiskah!
45 Masa Lalu Tuan J
46 Hari yang Tenang
47 Waktu Bersama Keluarga
48 Tetap Pada Rencana
49 Kembali Terluka Batin
50 Kepergian Amel
51 Kedatangan Tante Marlina
52 Amel dan Kenangannya
53 Masih Mencari
54 Tuan J, Anggi dan Papah Arga
55 Gisel dan Kenan
56 Keluarga Baru di Tempat Baru
57 Surat
58 Akan Kembali
59 Sudah Kembali
60 Kembali Bertemu
61 Mengetahui Masa Lalu Suami
62 Kembali Membuka Hati
63 Akhirnya Bertemu
64 Awal yang Baru
65 Awal yang Baru II
66 Saling Memiliki Seutuhnya
67 Memperbaiki Hubungan Keluarga
68 Bertemu Keluarga Suami
69 Rencana Memiliki Anak
70 Tumor di Rahim Amel
71 Oprasi
72 Menjalani Rumah Tangga yang Sesungguhnya
73 Beruntung di Cintai Kamu (Tuan J)
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Amel dan Anggi
2
Awal
3
Lomba
4
Pengumuman
5
Kemenangan
6
Pak Zaky Handika
7
Kisah Lama
8
Kembali Hadir
9
Berkorban
10
Menerima
11
Sejenak Melupakan Masalah
12
Pernikahan Kontrak
13
Kembalinya Anggi
14
Tuan J
15
Menjadi Target Jessika
16
Nasi Goreng Penghilang Akal
17
Pertemuan Kakak dan Adik
18
Mulai Tertarik
19
Tamu Bulanan Yang Menyakitkan
20
Mulai Meradang
21
Hampir
22
Sakit
23
Semakin Tertarik
24
Rencana yang Gagal Lagi
25
Berbelanja Bersama Suami
26
Kakak Ipar
27
Perhatian Tuan J
28
Masih Gagal
29
Mulai Bimbang
30
Pertemuan dan Perpisahan
31
Rasa yang Semakin Nyata
32
Clarissa dan Clara
33
Kebimbangan Amel dan Tuan J
34
Menyerah
35
Perubahan Amel
36
Charlot Alexander
37
Menghilang Tiga Hari
38
Amel dan Kesedihannya
39
Trauma
40
Terlambat
41
Benar Benar Terlambat
42
Mulai Bucin
43
Semakin Bucin
44
Egoiskah!
45
Masa Lalu Tuan J
46
Hari yang Tenang
47
Waktu Bersama Keluarga
48
Tetap Pada Rencana
49
Kembali Terluka Batin
50
Kepergian Amel
51
Kedatangan Tante Marlina
52
Amel dan Kenangannya
53
Masih Mencari
54
Tuan J, Anggi dan Papah Arga
55
Gisel dan Kenan
56
Keluarga Baru di Tempat Baru
57
Surat
58
Akan Kembali
59
Sudah Kembali
60
Kembali Bertemu
61
Mengetahui Masa Lalu Suami
62
Kembali Membuka Hati
63
Akhirnya Bertemu
64
Awal yang Baru
65
Awal yang Baru II
66
Saling Memiliki Seutuhnya
67
Memperbaiki Hubungan Keluarga
68
Bertemu Keluarga Suami
69
Rencana Memiliki Anak
70
Tumor di Rahim Amel
71
Oprasi
72
Menjalani Rumah Tangga yang Sesungguhnya
73
Beruntung di Cintai Kamu (Tuan J)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!