Masa ketahuan

Sosok gadis sedang melihat sekitar-nya dengan teliti takut jika ada seseorang tiba-tiba saja lewat di ruangan ganti.

Setelah di rasa cukup aman gadis itu langsung membuka pintu ruangan ganti olahraga khusus laki-laki SMA Gemilang.

Sosok gadis dengan rambut di ikat sedikit berantakan, sedang masuk ke dalam ruangan ganti.

Dia mencari lemari loker bernama Devan. Setelah dia melihat nama Devan di lemari loker itu dia langsung mengambil sesuatu dari saku baju-nya. Yah, gadis itu mengeluarkan surat dengan kertas HVS yang sudah dia gunting menjadi kecil. Di dalam kertas itu sudah tertulis tentang perasaan-nya yang hanya berani dia ungkapkan lewat surat berwarna-warni setiap jam olahraga Devan.

Untung saja lemari loker milik Devan tidak terkunci sehingga gadis itu tidak repot-repot mencari kunci yang akan memakan waktu-nya di tempat ini.

Gadis itu membuka lemari milik Devan, dia langsung tercengang, rupa-nya sudah banyak surat di lemari loker milik Devan. Gadis itu menggelengkan kepala-nya sudah pasti yang mengirim surat itu adalah fans Devan.

Gadis itu iseng-iseng ingin membaca surat dalam lemari loker Devan, dia penasaran kata-kata apa yang di rangkai oleh para fans Devan di sekolah ini.

Gadis itu mengambil kertas berwarna coklat.

"Sudah lama aku menyukai kak Devan, maukah kak Devan jadi pacar ku? Kalau kak Devan mau telfon aku di nomor di bawah ini," gumam gadis itu membaca surat berwarna coklat, dia kira hanya surat-nya terlalu lebay ternyata masih ada yang lebay dari diri-nya.

Dia menyimpan surat berwarna coklat itu kembali, dia bingung harus membaca yang mana lebih dulu, karna surat dalam lemari loker Devan terlalu banyak.

Gadis itu ragu jika Devan akan membaca surat-nya karena melihat surat di lemari loker Devan ada banyak.

Tangan gadis itu mengambil surat berwarna abu-abu karna menarik di matanya, terdapat pita di kertas berwarna abu-abu itu membuat Gadis itu tertarik untuk membaca isi-nya.

Tidak ada apa-apa di dalam surat itu, tidak ada kata-kata cinta atau memuja untuk Devan, hanya ada gambar dengan tinta spidol berwarna hitam menggambarkan wajah Devan.

"Wow, pandai juga dia menggambar," gumam gadis itu takjub atas gambar yang dia buka.

Gadis itu menyimpan surat berwarna abu-abu itu kembali di tempat-nya masih banyak surat namun Gadis itu tidak tertarik membaca-nya apa lagi waktu-nya tidak begitu banyak.

Gadis itu memegang surat di tangan-nya lalu memasukkan ke dalam lemari loker Devan. Sosok cowok yang hanya bisa dia sukai secara diam, dia hanya bisa memendam-nya.

"Semogah aja surat-nya nggak di buang," gumam gadis sembari memasukkan surat-nya di dalam lemari loker Devan berwana biru. Gadis itu berharap Devan akan membaca-nya karna terlalu banyak surat dalam loker Devan jadi kemungkinan kecil Devan akan membacanya.

Gadis itu langsung menutup lemari loker Devan.

Dia membalikkan badan-nya untuk segera pergi.

Jlep....

Jantung gadis itu berdetak lebih kencang saat membalikkan badan-nya sudah ada sosok cowok yang sudah tidak asing lagi namanya di sekolah.

Hanya dia saja yang mengenal cowok di hadapan-nya sedangkan cowok itu tidak mengenal gadis di hadapannya, bisa di katakan cowok itu terkenal karna troubelmaker di sekolah, sehingga dia di kenal oleh murid-murid. Sedangkan gadis di hadapan-nya bukan gadis terkenal sehingga di kenal semua murid-murid SMA Gemilang.

Cowok itu menggunakan seragam basket.

Gadis itu itu masih tidak berkutik, apa dia sudah ketahuan? jawaban-nya benar sekali.

Cowok yang mengunakan seragam basket itu melihat gadis di hadapan-nya dari ujung kakinya yang mengunakan kos kaki sampai lutut hingga rambut-nya dia ikat se-dki berantakan.

Cowok itu tersenyum miring membuat gadis di hadapan-nya berfirasat akan merasakan sesuatu yang akan membuat diri-nya di bully atau mungkin di permalukan di depan cowok yang dia sukai.

"Jadi lo salah satu penggemar Devan?" kata cowok itu sembari bersedekap dada menatap gadis di hadapan-nya masih tidak berkutik.

"Gue bisa aja bilangin rahasia lo ke Devan kalau lo dari kelas IPA 1 menyukai Devan," ucap cowok itu. Dia tau gadis di hadapan-nya ini anak IPA karna terlihat dari lambang-nya.

"Aku...." Gadis itu bahkan tidak bisa membelah diri-nya lagi.

"Gue lihat lo dan apa yang lo bilang tadi," kata cowok itu ,"Dan lebih parah-nya lagi lo baca surat dari penggemar Devan, lo itu sudah melanggar."

Gadis itu semakin tidak berkutik, apa dia akan di buly di sekolah ini? Memikirkan itu saja membuat Gadis itu menggelengkan kepala-nya dia tidak mau sampai hal itu terjadi, dia tidak mau sampai seluruh fans Devan akan memusuhi diri-nya terutama kakak kelas-nya.

"Aku mohon jangan bilang ini yah, cukup kita berdua aja yang tau," mohon gadis itu menelengkupkan kedua tangan-nya memohon di hadapan cowok yang mengunakan baju seragam basket yang ingin mengganti baju.

Cowok itu tidak menjawab perkataan gadis di hadapan-nya, dia membuka permen karet-nya lalu mengunyah-nya.

"Gue bisa aja tutup rahasia lo ini dengan satu syarat," kata cowok itu santai.

Gadis itu menimbang-nimbang perkataan cowok di hadapan-nya. Bagaimana jika dia tidak mampu melaksanakan syarat yang di perintahkan cowok di hadapan-nya? Itu artinya dia akan siap di bully oleh fans Devan.

"Syarat-nya apa?" tanya gadis itu

"Syarat-nya cuman gampang lo jadi budak perintah gue. Ke kantin beliin gue makan dan rokok di kantin pak Harto."

Gadis itu langsung mengangguk mengiyakan ucapan cowok di hadapan-nya tanpa memikirkan kedepan-nya.

"Ok. Aku mau," kata gadis itu agar rahasia-nya aman.

"Lo jangan macam-macam karna foto dan rekaman video lo ada di gue. Kalau lo ngelangar kesepakatan kita. Gue bakalan firalin lo biar fans Devan hakimi lo," cowok itu berkata sembari memegang handphonya yang di dalam-nya ada foto gadis itu dan video gadis itu.

"Aku nggak bakalan langgar, asal kamu nggak bocorin rahasia aku," kata gadis itu se-dki panik, karna bukti sudah berada di tangan cowok di hadapan-nya.

Cowok itu mengangguk mengiyakan ucapan gadis di hadapan-nya yang sedikit panik karna perkataan-nya tadi.

"Kita kenalan dulu, karna lo udah jadi budak gue jadi lo perlu kenal majikan lo," ucap cowok itu mengulurkan tangan-nya di sambut oleh gadis itu.

"Gue Ryhan," kata cowok itu santai.

"Aku Clara."

Yah, mereka adalah Clara dan Ryhan.

"Clara!"

"Clara!"

Gadis itu langsung terlonjak kaget, karna telah melihat guru di hadapan-nya.

"Kamu kenapa Menghayal di jam pelajaran ?"

Aku langsung melihat kanan-kiri ku, benar saja seluruh tatapan mata terarah padaku.

"Maaf Bu," cicit ku kepada guru di hadapan ku.

Aku bernafas legah, karna guru itu tidak menghukum ku.

Aku masih mengingat kejadian satu bulan yang lalu, di mana sosok Ryhan memergoki diri ku menyimpan surat di loker Devan.

"Ada apa ini?" guru itu berta-nya karna murid-murid langsung melihat ke arah jendela.

"Ada yang berantem bu di lapangan!" sahut mereka lalu keluar dari kelas melihat perkelahian sehingga mereka mengabaikan teriakan guru yang mengajar dikelas mereka.

Terpopuler

Comments

Puji Lestari

Puji Lestari

wah Siapaa tuh yg berantem dilapangkan, apakah Rayhan...
Lanjuuutt

2023-03-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!