🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
"Tuan! anda menyakiti Nona Bela, lepas kan tangan anda sekarang!" tegas Jeje melihat genggaman kuat Nick pada pergelangan tangan Bela.
"Kau Diam lah!" bentak Nick tidak suka ada yang ikut campur dengan apa yang dilakukan.
"Lanjutkan meeting nya, dan kau duduk disana, Nona Bela disini," perintah Nick tidak peduli mau tidak mau ia akan tetap memaksa.
Bela kesal bukan main, hari ini ia di atur oleh pria yang baru ia temui sekali. Dia hanya di atur oleh Daddy seorang tidak ada yang lain.
Tanpa peduli Nick menarik Bela duduk di dekat nya di tempat Jeje tadi. Entah kenapa ia mulai tertarik pada Bela. Bukan hanya karena wajah yang mirip dengan Ara tapi sikap keras kepala membuat nya tertarik.
Dengan berat hati Bela duduk, ia mencoba untuk tenang tidak marah. Jika seperti ini meeting akan semakin lama dan ia tidak ingin berlama-lama lagi di sini.
"Lanjutkan sekarang," perintah Nick dingin. Tangan nya terus menggenggam tangan Bela dan itu sangat membuat nya geram.
Tanpa rasa bersalah, wajah santai tidak penuh kekesalan Bela. Rasanya nyaman menggenggam Bela.
"Apa mau pria ini, aku bisa gila seperti ini. Jika yang di katakan tadi wajah ku mirip dengan almarhumah istri nya. Berarti dia suami kakak kembaran ku. Dan itu berarti dia kakak ipar ku," pikir Bela mencerna semua yang di kata kedua pria yang di temui di Inggris terus mencoba menyakini nya. Jujur saat itu Ia sudah percaya semua penjelasan mereka, tapi ia hanya kecewa kenapa saat sekarang baru mencari? kenapa tidak dulu ia membutuhkan.
"Bagaimana Nona? apa semua presentasi dapat di terima?" tanya Jeje, presentasi pertama dari orang Nick telah selesai.
"Apa semua Poin penting sudah kau catat?" tanya Bela tidak menjawab pertanyaan Jeje.
"Iya, silakan Nona lihat," Jeje menyodorkan buku kecil yang sudah ia catat point penting tadi.
"Hmmm," Bela mulai membaca. Ia tadi tak mendengar apapun, pikiran di penuhi pria gila di sampingnya.
"Bagaimana Nona?" tanya Jeje pada Bela sudah mengembalikan catatan nya.
Bela diam memikirkan sesuatu, semua point yang di baca tadi sudah pas tidak ada yang kurang. Tapi jika ia menyetujui berarti hubungan mereka akan semakin dekat.
Oh, no ia tidak mau akan hal itu benar terjadi. ia bisa gila nanti.
Nick pun sama diam, ia memandang Bela yang diam seperti sedang memikirkan sesuatu setelah baca catatan dari asisten nya. Seolah sadar apa yang di pikirkan Bela. Ia menggenggam lebih erat tangan nya.
Bela pun langsung tersadar dari lamunan dan menoleh pada Nick.
"Ck, gila," umpat Bela kesal.
"Saya akan memutuskan setelah semua presentasi selesai," putus Bela dengan suara tegas.
"Good, baby," senyum Nick puas dalam hati dengan keputusan Bela.
Dia tidak akan membiarkan Bela menolak kerja sama ini, semua persiapan meeting ini sudah mereka siapkan sejak lama dan baru bisa terwujud sekarang, karena Bela terus-terusan menolak saa itu.
meeting terus berlangsung, jam makan siang pun tiba hingga mereka mengakhiri dan akan kembali melanjutkan setelah makan siang.
"Mari Nona," Jeje mempersilahkan Bela bangun dan jalan lebih dulu. Tapi lagi dan lagi Nick biang kerok tidak mengizinkan, tangan nya tidak juga melepas.
"Tuan, tangan anda t-"
"Bela akan ikut saya, kalian pergilah lebih dulu. Kami akan susul ada yang ingin saya bicarakan dengan Bela penting," potong Nick cepat, tanpa embel-embel menyebut nama Bela.
"Tidak, kami di tugaskan Tuan besar untuk tidak meninggalkan Nona Bela seorang diri. Pengawal," panggil Galih mulai geram melihat kelakuan Nick seenaknya pada Bela.
Bela sudah seperti boneka hidup tidak melakukan apapun. Ia benar-benar lelah seperti ini. Dan Nick dapat melihat Bela menyimpan banyak luka. Pasrah Bela semua yang melihat pasti bisa menebak ada sesuatu yang terjadi dalam hidup nya, hingga pasrah apapun yang di alami.
Nick tidak lagi menahan Bela, bukan tidak bisa melawan ketiga pengawal sialan itu. Ia bisa saja melumpuhkan mereka dalam hitungan detik. Tapi wajah pasrah Bela membuat nya kepikiran.
Di restoran, mereka sudah di hidangkan banyak menu makanan. Dan Bela tidak menyentuh apapun meski di depan meja sudah ada menu favorit nya udang saos tiram.
Dia tidak terbiasa makan dengan banyak orang. Ia terbiasa maka seorang diri atau bersama Daddy.
"Galih, carikan saya ruangan privasi. Kecerobohan mu ini bisa saja saya menendang mu dari sini!" marah Bela menatap tajam Galih.
Semua mendengar amarah Bela diam, tidak berani menyentuh makanan.
"Maaf Nona saya lupa," tunduk nya takut.
"Lakukan sekarang!" tegas Bela langsung bangun meninggalkan mereka.
"Nona mau kemana?" tanya Jeje pada Bela melangkah pergi.
"Toilet. Kau disini saja," sahut Bela berhenti tanpa menoleh dan kembali berjalan.
Kepergian Bela meninggalkan meja makan. Jeje meminta maaf atas kelakuan Nona nya.
"Maafkan Nona Bela, dia tidak bermaksud menyinggung kalian. Nona Bela tidak terbiasa makan bersama apalagi banyak orang, ia tidak nyaman. Nona lebih nyaman makan seorang diri atau dengan Tuan besar, Daddy Nona Bela," terang Jeje tidak mau mereka berpikir buruk tentang Nona Bela.
"Iya kami mengerti," jawab salah satu mereka mewakili rekan-rekannya tidak masalah dengan sikap Bela.
"Kehidupannya seperti tidak baik-baik saja. Aku merasa wajah tegar nya itu menyimpan banyak kesedihan. Ara maaf, aku bukan melupakan mu. Aku tetap mencintai mu di hatiku. Semua kenangan kita akan ku simpan selalu. Izinkan dan restui aku mencintai Bela, aku jatuh hati pertama kali melihat nya awal karena wajah yang mirip, tapi semua itu goyang sifat yang keras kepalanya itu membuat ku tertarik ingin memiliki nya," batin Nick yakin akan perasaan yang di rasakan.
"Apa Nona Bela pernah tersenyum sebelum nya?" tanya Nick entah kenapa ia tiba-tiba bertanya seperti itu. Mulut seakan bergerak sendiri.
Jeje mendengar itu mengerutkan kening. Bagaimana pria di depan nya bisa bertanya hal semacam itu seolah tau dengan kehidupan Bela. Padahal ini kali pertama mereka bertemu.
Dan wajah diam Jeje seperti orang bingung sudah menjawab pertanyaan nya. Ia menjadi ingin tau lebih dalam kehidupan Bela.
"Jika tidak ada senyuman? Kenapa Bela masih bisa kuat menjalani hidup tanpa kebahagiaan? sebenarnya apa yang di pikirkan Bela?" pikir Nick pusing memikirkan jalan pikir Bela seperti apa.
Lamunan terhenti, teriakan bocah kecil menghampiri nya, menoleh kesamping asal suara.
"Nara kok bisa ada di sini? sama siapa sayang?" lembut Nick menggendong Nara ke dalam pangkuan nya.
"Aunty, Daddy. Itu," tunjuk Nara pada wanita cantik yang berjalan mendekat.
"Hehehe, maaf Kak, Nara paksa ketemu Daddy nya, ya sudah aku ke kantor, tapi karyawan kakak bilang Kakak lagi makan siang di luar sama kolega, ya sudah aku susul saja," jelas Nila.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
neng ade
bagus Nick.. dekati aja Bella .. dua kan saudara kembar nya Ara .. aku harap kekejaman yang dilakukan daddy nya Bella cepat terbongkar dan dia harus dihukum mati karena telah melakukan kekerasan yg sangat kejam .. cambukan yg Bella terima harus dirasakan juga sama si daddy
2023-03-08
0
⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ
Ya gpp sih Nick, kejar aja Bela. karna memang Arra juga sudah meninggal, dan untuk menyelamatkan hati bela juga.
kayaknya Nila sengaja bawa Nara kesana deh, biar sekalian jumpa sama Bela 🙊🏃
2023-03-07
2