🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
Bela merasa sangat lelah seharian melakukan pertemuan dengan klien yang antusias bekerja sama dengan perusahaan nya.
Tanpa terasa sudah sore, ia masih berada di perusahaan mengecek semua berkas. Ia tidak mau ada kesalahan lagi, tubuh nya masih sakit dengan hukuman tadi.
"Bu, malam ini kita di undang ke acara ulang tahun perusahaan Williams," lapor asisten memperingati Bela.
"Ya," singkat Bela.
Tak ada perkataan panjang kalau bukan soal pekerjaan. Bela wanita yang hidup nya penuh aturan, tak ada pembicaraan basa basi, langsung to the point. Waktu adalah uang, jangan membuang sedikit waktu dengan sesuatu yang tidak penting.
Kata-kata itu tak pernah ia lupa dan tertanam begitu dalam sejak kecil.
Jam 7 ia baru menyelesaikan semua, dan segera ke butik memilih gaun yang akan di kenakan.
Dari butik ia ke salon untuk di make up. Semua harus tampil sempurna seperti kata Daddy. Dan semua itu sudah melekat pada dirinya.
Kecantikan Bela selalu membuat para pria terhipnotis, tapi sangat di sayangkan Bela tak pernah memberi kesempatan. Hati nya benar-benar beku.
"Nona sangat cantik," puji kedua asisten Bela takjub pada kecantikan Bela.
"Hmmm," Bela tak terlalu peduli dengan pujian orang mengatakan cantik.
"Kita berangkat sekarang," ajak Bela malas berlama-lama membuang waktu.
Bela di mobil depan bersama dua asisten nya dan dua mobil dari belakang adalah bodyguard.
Kemana ia pergi tak lepas dari para pengawal. Tak ada seorang pun yang berani menyentuh atau menyakiti nya, selain Daddy.
💙💙💙
Dua bulan...
Akhir-akhir ini Bela sangat terganggu dengan kedua pria yang mengakuinya sebagai adik mereka. Meski sudah banyak bukti yang di berikan, ia tidak peduli.
Dia lebih memilih hidup seperti ini. Ia sangat menyayangi Daddy, meski jahat ia tidak peduli.
"Kau, perketat penjagaan saya tidak mau bertemu siapapun yang tidak memiliki janji dengan saya!" tegas Bela penuh amarah. Ia tidak konsen setelah melihat foto kakak kembaran nya.
"Aku memilih mereka, tapi sekarang baru mencari? sungguh lucu. Aku tidak membutuhkan siapapun lagi, hidup seperti ini tidak masalah," batin Bela memejamkan mata lelah menghadapi kejam nya.
"Bu, hari kita ada perjalanan bisnis ke Negara A," lapor nya pada Bela.
"Berapa hari?" tanya Bela tanpa beralih pada berkas di tangan nya.
"Tergantung dari kerjaan, saya tidak bisa memastikan kapan," jawab nya.
"Hmmm, saya akan pulang sekarang, urus semua jangan lakukan kesalahan atau kalian yang kena," ancam Bela. Ia harus segera kembali memberitahu perjalanan bisnis ke Negara A.
Yanto dan Yudha mendapat kabar jika sang adik akan segera ke negara A tersenyum bahagia.
Di sana mereka akan lebih leluasa mendekati Bela.
"Kau tempati orang kita awasi pergerakan Bela, aku harap setelah ini dia percaya," ucap Yanto sedih sikap Bela begitu dingin pada mereka.
"Aku pun seperti itu. Aku kasihan melihat nya seperti ini. Tidak ada senyuman di wajahnya," seru Yudha mengingat Bela bicara ketus dan singkat.
"Sekarang kita sama-sama berusaha melakukan yang terbaik," kata Yanto.
Keduanya pun mulai mengemas semua barang mereka untuk kembali ke Negara A.
Tak memakan banyak waktu untuk tiba. Satu jam mereka sudah tiba.
"Kau tidak melupakan oleh-oleh untuk Nara, kan?" tanya Yanto menoleh Yudha.
"Tidak, dia ponakan kesayangan ku bagaimana bisa melupakan nya?"
"Bagus lah."
...----------------...
"Aku berangkat Dad," pamit Bela.
"Iya, urus semua dengan baik. Daddy akan menyusul. Kita akan menetap di sana," ucap nya santai, sontak berhasil membuat Bela terkejut secepatnya di sembunyikan.
"Daddy tau yang kau pikirkan. Perusahaan induk akan ada di sini, kau bisa pulang pergi jika ada masalah. Dan kau terjun langsung jangan membiarkan orang-orang bodoh seperti mereka lebih lama mengelola, bisa hancur nanti," tambah nya.
"Baik Dad," angguk Bela tidak banyak protes.
"Di sana sudah Daddy siapkan Mansion dan semua kebutuhan mu."
Setelah pamitan dan sedikit berbincang Bela pergi menuju bandara.
Sepanjang perjalanan ia tak sengaja melihat sepasang suami-istri dan kedua wanita kecil di antara mereka, penuh canda tawa terlihat jelas, senyuman tak pernah luntur.
Dia memalingkan wajah ke tempat lain. Ia enggan melihat hal itu. Ia tidak pernah merasakan seperti apa senyuman tulus penuh kebahagiaan. Yang ia tau senyuman paksa.
"Nona kenapa?" tanya asisten melihat Bela memijit kepalanya.
"Tidak," singkat Bela.
"Kasian Nona, hidup nya bergelimang harta tapi tak sekali ada senyuman terukir di wajahnya. Menjadi orang kaya tak menjamin kebahagiaan itu ada," batin asisten Bela prihatin dengan kehidupan Nona.
Sedangkan di tempat lain, Nila terkejut mendengar suara teriakan Nara sedang menonton TV.
"Aunty ada Mommy di TV! Aunty!" teriak Nara.
Nila langsung mendekati keponakan nya terus menunjukkan TV.
"Ada apa sayang? mana ada Mommy di TV," tidak mengerti Nila dengan perkataan Nara aneh.
"Aunty lihat itu Mommy," tunjuk Nara pada layar TV. Penampilan wanita yang mirip dengan Ara sangat cantik dengan balutan dress hitam menampilkan buah dada. Dan itu tentu bukan gaya penampilan Ara.
Nila terdiam tidak mengatakan apapun, ia tidak bisa berpikir dengan benar melihat sesuatu yang mengejutkan ini.
Apa ada orang semirip itu dengan Ara, bahkan mata Nila tak lepas dari layar TV . Entah kenapa perasaan mengatakan Ara memiliki kembaran. Tapi selama ini ia tidak pernah dengar cerita apapun dari Ara atau kedua kakaknya tentang kembaran.
Belum juga bicara, Alex mendatangi nya.
"Ada apa ini? apa yang kalian nonton serius sekali," ucap Alex mengikuti arah pandang kedua wanita di depan nya.
Deg!
Mata nya seketika membulat melihat orang sudah tiada mendadak ada di layar TV.
"Nila, apa yang ku lihat ini benar?" tanya Alex tidak percaya dengan apa yang di lihat, matanya tak beralih pada TV.
"Yang kau lihat benar. Aku pun sama kagetnya pertama kali melihat, aku rasa Ara punya kembaran. Lihatlah mereka begitu mirip, jika mereka bukan kembaran, tidak mungkin akan semirip itu," terang Nila masih memikirkan apa yang di lihat.
"Kau benar. Namanya juga hampir sama Arabela," seru Alex membaca nama wanita yang mirip dengan Ara di layar TV.
"Telpon kakakmu, aku rasa dia tau tentang ini. Aku yakin kepergian Kak Yanto dan Kak Yudha bukan masalah kerjaan, tapi tentang ini. Dua bulan mereka pergi tanpa kabar, bukan kah aneh? setau ku masalah kerjaan paling lama itu satu bulan bukan 2 bulan atau lebih lagi," perintah Nila curiga meminta Alex mengorek informasi dari kakaknya.
Jika dugaan nya benar, entahlah apa yang akan ia lakukan. Ia hanya ingin tau saja sekarang.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ
Kalian perlu usaha yang banyak sepertinya, karna untuk mengambil hati bela sangat susah, belum lagi dia salah paham karna selama ini kalian tidak mencarinya.
btw, apa yah alasan daddy angkatnya menculikny👀, dia pun mendidiknya dengan keras 😴
2023-03-06
2
neng ade
kasihan Nara.. dugaan Alex dan Nila benar kalau itu kembaran Ara .
semoga mereka dapat dipertemukan
2023-03-06
0