Bab 4: Bagai langit dan bumi

🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻

🌹✨💞✨🌹

Keesokan hari...

Bela sudah bersiap ke perusahaan klien yang sudah beberapa kali menghubungi perusahaan nya untuk bertemu.

Dari yang di dengar perusahaan mereka sangat berharap bisa bekerja sama dengan nya. Ia tidak kaget banyak yang ingin berkolaborasi dengan perusahaan nya. Perusahaan nya cukup terkenal di kalangan pembisnis di dunia.

"Nona, apa setelah dari perusahaan N. H. Axtom, kita akan perusahaan sebentar?" tanya Galih hati-hati.

"Berapa lama pertemuan berlangsung?" tanya Bela belum bisa memutuskan sebelum tau waktu yang mereka habiskan di sana.

"Sampai sore Nona. Setelah meeting kita akan makan siang bersama, setelah itu kita akan lanjut meeting dan juga melihat beberapa tempat untuk di bangun Mall," jelas Galih pada Bela.

"Lama juga, tidak masalah. Kita akan tetap ke perusahaan aku harus mengecek semua hari juga," putus Bela tidak ingin menunda lagi.

Kehidupan nya memang seperti ini tidak ada kata bersenang-senang. Tidak aneh jika tidak pandai basa-basi untuk terlihat asyik.

"Baik Nona, saya akan mengatakan pada mereka untuk tidak pulang," seru Galih.

"Hmmm," balas Bela berdeham.

"Je, katakan pada sekretaris mereka untuk makan siang nanti saya hanya ingin udang saos tiram," perintah Bela.

"Baik Nona, apa ada lagi?" tanya Jeje asisten kedua Bela.

"Tidak hanya itu," jawab Bela.

Tak lama lama kemudian mobil pun tiba di depan gedung perusahaan N.H Axtom. Dua mobil dari belakang mengawal Bela cepat keluar berbaris dan membuka untuk Nona nya.

Beberapa orang penting perusahaan mereka pun ikut menyambut kedatangan CEO perusahaan Allen.

Langkah Bela yang anggun, tatapan tajam, terlihat dingin, tapi tetap cantik dengan ekspresi apapun yang di tampilkan.

Semua di sana melihat kedatangan Bela, terkejut membulatkan mata. Wajahnya sangat mirip dengan almarhumah istri Tuan nya.

"Turunkan pandangan tak sopan kalian dari Nona Bela!" tegas Galih menegur semua yang berada di sini.

"Maafkan kami" ucap serentak mereka takut segera minta maaf.

"Bagaimana Nona?" tanya Galih tidak bisa langsung memaafkan tanpa meminta ijin pada Bela.

"Hmmm, maafkan saja. Tapi tidak untuk kedepannya," sahut Bela dingin.

"Kalian dengar itu! tidak kedepannya, sekarang tunjukkan ruang meeting nya," seru Galih menatap salah satu pengawai.

"Mari Nona," ajak nya membawa Bela, kedua asisten dan 5 pengawal masuk.

Setiba di ruang meeting Galih memberi perintah pada kedua pengawal berjaga di depan pintu dan tiga masuk bersama mereka.

Semua Galih lakukan sesuai perintah Tuan besar Daddy Bela. Bela tidak pernah protes ia menurut dan menjalani semua dengan lapang dada. Lagian protes untuk apa? tidak ada guna buang tenaga.

"Jangan lengah, musuh ada dimana-mana mengincar Nona Bela," Galih memperingati mereka, keberadaan di Negara A tidak cukup aman apalagi mereka baru datang, pasti banyak musuh di luar sana ingin menjatuhkan Nona Bela.

"Siap Nona," tegas mereka patuh.

Salah satu pengawal Bela yang ikut masuk membuka pintu mempersilahkan Bela masuk dan di ikuti kedua sekretaris baru di susul yang lain.

Kedatangan Bela semua langsung berdiri memberi hormat, dan seketika itu semua kaget melihat orang penting di depan yang sudah lama di nanti perusahaan selama dua tahun belakangan ini memiliki wajah mirip tepatnya sangat mirip dengan almarhumah istri atasan mereka.

Nick di sini paling kaget, bagaimana tidak, wanita di depan memiliki wajah yang sama dengan wanita tercinta nya.

"Maaf Pak, mohon turunkan pandangan anda pada Nona Bela," tegur Jeje, berdiri di antara Bela dan Nick.

"Ah, maaf. Silakan duduk," ucap Nick malu ketahuan menatap Bela dengan tajam.

"Mari Nona," Jeje menarik kursi untuk Bela.

"Hmmm," Bela duduk tanpa mengucapkan terimakasih, wajah dingin nya sudah sama dengan Nick.

"Kita langsung saja," kata Galih ambil alih melihat Bela sudah memberi kode.

Mereka pun memulai meeting dan Bela mendengar itu tanpa memberi komentar. Dari sejauh ini semua aman konsep dan penjelasan mereka memuaskan tidak berbelit-belit.

Nick sedikit tidak fokus, selama meeting berlangsung tatapan nya tertuju pada Bela terlihat fokus dan tentu cantik seperti Ara.

Semua yang ada di wajahnya ada pada Ara, bagaimana bisa seperti ini. Nick berpikir ada yang tidak beres. Apa wanita di depan nya kembaran Ara, tapi selama ini Ara tidak pernah menceritakan apapun padanya begitu dengan kedua kakak Ara.

"Wajahnya sangat mirip, tapi sikapnya bagai langit dan bumi. Ara ceria, dan dia begitu dingin. Ara banyak bicara dan dia patung hidup," batin Nick berpikir semua ini tidak bisa membuat nya konsen.

"Ara aku merindukan mu sayang. Kenapa kamu pergi meninggalkan ku begitu cepat? coba kalau kamu ada, kamu akan terkejut seperti ku saat ini," tambah nya dalam batin.

Bela yang memperhatikan presentasi wanita di depan, merasa ada yang terus memperhatikan nya dan itu sedikit membuat nya tak nyaman, langsung menoleh.

"Jika anda masih memperhatikan saya, meeting kita sudahi saja. Saya tidak nyaman dengan kedua mata anda yang tidak sopan menatap saya," tegas Bela dingin, tatapan tajam pada Nick. Semua kaget mendengar suara Bela memperingati Nick tanpa takut.

Padahal semua di sini sangat takut pada Nick, selain di kenal dingin. Nick juga memiliki jiwa psikopat jika ada yang berani bermain-main dengan perusahaan dan keluarganya

Entah kenapa mendengar itu Nick tidak marah, biasa jika ada yang berkata seperti itu, ia akan marah tidak segan menyakiti. Tapi kali ini ia tersenyum tipis tak ada yang tau ia sedang tersenyum.

Wajahnya di akui sangat mirip, tapi sifatnya berbeda.

"Maaf, saya tidak bermaksud seperti itu. Saya hanya bingung bagaimana wajah Nona Bela mirip dengan almarhumah istri saya? apa Nona kembaran nya?" tanya Nick mengutarakan apa yang ingin di tanyakan.

"Apa setelah saya jawab anda akan puas?" tanya Bela balik tanpa ekspresi.

"Bisa di kata seperti," jawab Nick santai.

"Baiklah dengar ini baik-baik, jika kurang puas di rekam saja biar di dengar ulang-ulang," seru Bela.

"Saran bagus saya akan merekam," setuju Nick menanggapi yang di kata Bela, mengambil ponsel merekam.

Melihat kelakuan Nick seperti ini, Bela menjadi kesal. Entah kenapa pria di depan nya berhasil membuat nya ingin menonjok wajah gila itu.

Nick tersenyum melihat itu. Entah sudah gila atau bagaimana ia terhibur melihat wajah kesal dan amarah Bela sangat manis.

"Galih, Jeje, sudahi meeting ini. Saya ingin pulang sekarang," perintah Bela marah, beranjak bangun meninggalkan ruang, tapi tangan nya di tahan seseorang.

"Tidak bisa seperti Nona Bela, kita harus akhiri hari ini. Sekretaris saya sudah bekerja keras untuk ini dan sekarang anda ingin mengakhiri sepihak? tidak bisa," tolak Nick tidak terima, tangan nya tidak lepas.

"Kau!"

"KAMU, TIDAK ADA KATA KAU!" bentak Nick tidak suka mendengar Bela menggunakan kata kau. Entah kenapa ia bisa semarah itu padahal didepan nya bukan Ara tapi Bela.

...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......

...✨____________ 🌼🌼_______________✨...

Terpopuler

Comments

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

dua orang kulkas lagi beradu nih 🙊😂.
wkwkwk kulkas siapa yang bakalan cair duluan yah 🏃🏃🙊. perlu direndam kah atau dipanaskan 👀🏃

2023-03-06

2

neng ade

neng ade

bakalan seru nii cerita nya.. Nick tak segan2 juga menegur Bella ..

2023-03-06

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!