Bab 2: Hidup keras

🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻

🌹✨💞✨🌹

"Bela," panggil seorang pria paru bayah mengetuk pintu kamar.

"Iya sabar," sahut Bela dari dalam segera keluar.

Cekrek...

"Ada apa Daddy?" tanya Bela, pintu terbuka seorang pria tidak lain Daddy nya berdiri dengan wajah dingin.

"Kau tanya ada apa? kau tidak sadar juga kesalahan apa yang sudah kau perbuat? dasar bodoh," maki pria itu marah besar dengan tatapan tajam pada Bela.

"Kesalahan," ucap Bela tidak mengerti kesalahan apa yang sudah di lakukan.

Dia merasa selama ini apa yang di kerjakan sudah benar. Tidak mungkin ia berani melakukan kesalahan, satu kesalahan sudah mendapat cambukan dari Daddy, bagaimana ia berani melakukan hal gila yang menyakiti dirinya sendiri.

"Ikut Daddy, kau harus di hukum biar mengingat apa kesalahan mu," tarik pria itu kasar pada Bela.

Bela tidak berontak ia mengikuti langkah Daddy membawa di ruang bawah tanah untuk menghukum nya seperti biasa di lakukan setiap kesalahan.

Hidup nya sudah sangat keras sejak kecil. Kasih sayang tidak pernah ia dapatkan. Keluarga nya begitu keras mendidik nya, entah kenapa mereka melakukan ini yang Ia ketahui Daddy nya tidak ingin tidak sempurna, jadi satu kesalahan yang di lakukan tidak ada kata ampun.

15 menit Bela di cambuk tanpa henti, sekujur tubuh terasa sakit, bekas pasti sudah banyak di punggung belakang. ia tetap menampilkan dirinya baik-baik.

Semua hukuman dari Daddy di terima dengan lapang dada. Semua ajaran Daddy selalu di tanam di dalam otak.

Pria itu melarang keras Bela jatuh cinta atau menjalin hubungan dengan pria manapun. Bukan hanya itu pria itu juga mengajarkan nya jangan pernah mengasihani siapapun yang melakukan kesalahan, bersikap dingin dan tegas pada namanya pria terkecuali Daddy.

Bela selalu taat dan menurut apa yang di katakan Daddy.

"Kau sudah ingat sekarang apa kesalahan mu?" tanya nya dingin menatap serius Bela.

"Iya, aku ingat Dad," tegas Bela sadar kesalahan apa yang sudah di perbuat.

"Bagus, jangan ulangi lagi. Kau tau Daddy tidak pernah mengajarkan mu mengalah, jika kau lakukan lagi hukuman mu akan lebih dari ini," ancam nya memperingati Bela tidak bertindak bodoh dalam bekerja.

"Iya aku janji tidak lagi," serius Bela.

"Pergi, 30 menit lagi harus berada di perusahaan," titah nya tegas.

"Iya," Bela langsung keluar cepat, seluruh tubuh nya saat ini sangat sakit, berjalan sebenarnya tak mampu, tapi apa dayanya selalu menguatkan diri memaksa untuk bisa.

Setiba di kamar Bela berjalan pelan, ia tidak kuat berpura-pura tidak sakit lagi. Cambukan Daddy berikan sangat keras dan itu sangat sakit.

Dia hanya menangis di kamar, itu lah yang sering di lakukan.

Merasa sedikit puas mengeluarkan semua, ia masuk ke kamar mandi, tidak sampai 10 menit ia sudah keluar dan berpakaian rapi.

Waktu yang diberikan 30 menit tidak cukup jika ia harus mengobati luka cambuk yang diberikan Daddy.

Mau tidak mau, ia pergi tanpa mengobati. Lagi pula ia sudah biasa akan hal itu.

Kurang 2 menit Bela sudah berada di perusahaan. Ia bernafas lega tidak telat.

"Pagi Bu Bela," sapa karyawan nya melihat kedatangan Bela di perusahaan.

Bela diam tidak mempedulikan sapaan mereka. Hidup nya penuh tekanan, penuh aturan yang di buat Daddy.

Hingga Bela terbiasa akan kehidupan yang begitu keras padanya.

Tak ada senyuman pun di wajah nya sejak kecil hingga sekarang menginjak usia 27 tahun.

Hatinya benar-benar beku, ia bahkan tidak pernah mengenal cinta, kasih sayang dan apapun sejenis yang membuat senyuman terukir di wajah.

Bela tak menyalahkan semua pada Daddy. Ia yakin semua yang dilakukan pasti yang terbaik untuk nya.

Hidup berdua hanya bersama Daddy tanpa sosok Ibu. Membuat nya sadar akan apa yang terjadi tanpa ia tanyakan pada Daddy.

Tiba di ruang CEO, ruang kerja nya. Ia menjatuhkan bokong di kursi kebesaran nya.

💙💙💙

"Bagaimana? apa kita bisa bertemu?" tanya Yanto melihat Yudha diam dengan telpon di genggam nya.

"Tidak, mendekati nya sangat susah. Dia selalu di kawal 5 bodyguard dan dua asisten setia mengikuti nya bekerja," jawab Yudha menggeleng kepala.

"Aaaa! kenapa ingin bertemu adik sendiri tidak bisa?" marah Yanto membenci Daddy nya tidak bisa melawan pria yang membawa kembaran Ara.

"Kau benar," setuju Yudha.

Ara memiliki kembaran dan itu adalah Bela adiknya. Tanpa Yanto dan Yudha ketahui Mommy mereka melahirkan anak kembar. Bahkan saat baru melahirkan Bela sudah di rebut paksa oleh pria asing dan para pengawal yang di bawa menghajar Daddy mereka hingga babak belur.

Itulah cerita yang mereka ketahui dari Daddy yang merasa bersalah saat mereka memberitahu kabar duka Ara telah tiada.

"Lalu sekarang bagaimana? apa kita harus diam seperti ini saja? tidak Yudha, dia adik kita, dia tidak memiliki hubungan apapun dengan pria asing itu. Kita harus membawa adik kita pulang," tidak terima Yanto membiarkan sang adik menderita lebih lama lagi.

"Aku tau itu, tapi untuk bertemu saja tidak bisa, bagaimana cara membawa pulang. Kau harus bisa tenang. Aku pusing terus memikirkan semua ini. Aku mulai membenci pria gila itu!" marah Yudha muak.

"Aku akan meminta teman ku yang bekerja di perusahaan nya mencari tahu jadwal nya apa saja," tambah Yudha.

"Lakukan secepatnya. Aku juga akan meminta orang ku mengawasi nya dari jauh sementara waktu," seru Yanto.

"Jangan!" cegah Yudha tidak setuju.

"Kenapa?" tanya Yanto bingung.

"Kau hanya akan mendapatkan sakit hati dan amarah yang besar jika melakukan itu," jawab Yudha dan Yanto tidak mengerti maksud perkataan Nya.

"Aku tidak mengerti yang kau maksud," kata Yanto.

"Hidup nya sejak kecil penuh kekerasan, meski bergelimang harta. Banyak aturan dalam hidupnya salah sedikit hukuman melayang. Aku tidak mau kau tidak bisa mengontrol amarah mu. Jadi selama ini aku tidak memberitahu mu," ungkap Yudha yang sudah banyak tau kehidupan adik nya.

"Aku berjanji akan membunuh nya jika bertemu," marah penuh benci Yanto mengepalkan kedua tangan nya.

Yudha tersenyum sedih mendengar itu. Semua tidak semudah yang di pikirkan. Banyak hal yang tidak mereka ketahui hidup adik nya itu.

"Kubur semua itu dalam-dalam. Lebih baik sekarang kita pikirkan bagaimana cara bertemu nya. Itu lebih penting, lainnya pikirkan setelah berhasil," saran Yudha bijak.

"Hmmm, terimakasih kau adik terbaik ku selalu bisa membuat ku tenang di saat seperti ini," Yanto menepuk pundak sang adik makin hari makin bijak.

"Itu sudah tugas ku. Kita adalah keluarga. Aku tak memiliki siapapun di dunia selain mu dan Bela," seru nya tersenyum tipis.

...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......

...✨____________ 🌼🌼_______________✨...

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

daddy macam apa itu yg menghukum anak nya dngn cambuk hanya karena kesalahan kecil .. lemparkan aja si daddy itu ke laut Amazon biar jadi santapan hiu

2023-03-06

0

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

kenapa daddy mereka semua ga ada yang benar.
daddy kandung Ara malah nyiksa Ara, daddy angkap bela juga malah nyiksa bela. mereka si kembar yang malang.
semangat bella

2023-03-06

2

Saras Wati

Saras Wati

masih menyimak 🤔

2023-03-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!