FAKTA YANG MENGEJUTKAN

Setelah berkendara sekitar 15 menit, akhirnya mereka sampai di rumah Pria yang bernama Kenzo.

"Turun!" Ucap Kenzo masih dengan nada kesal.

Gadis polos itu turun dengan mulut menganga, menatap rumah megah semacam Istana. Di kampungnya, tak ada rumah sebesar dan semewah ini.

Ia terus menatap kagum tiang-tiang besar yang menjulang tinggi, menopang bangunan besar yang entah bagaimana cara membangunnya.

Buk!!

Gadis itu terjatuh setelah menyandung undakan pintu masuk, karena saking sibuknya matanya jelalatan melihat ke atas, ke samping, ke kiri, ke kanan lalu ke atas lagi saking kagumnya melihat interior yang megah. Sampai tak sadar ada undakan besar di depannya yang malangnya membuatnya jatuh.

"Awh... " Rintihnya tanpa suara, lalu segera berdiri.

Gadis itu segera mengelap-elap bajunya yang tak kotor saking malunya, lalu melihat ke depan, mengelus dadanya bersyukur karena pria itu tak melihatnya jatuh secara frontal dan konyol, sungguh Ia sangat malu sekali sekarang.

"Untung beruang kutub itu tak melihatku" Batinnya dalam hati.

Tanpa sepengetahuan gadis itu, Kenzo sebenarnya terkikik geli melihat kepolosan gadis itu, jika Ia sedang sendirian mungkin Ia sudah tertawa ngakak, apalagi membayangkan bagaimana gadis itu terjatuh. Benar-benar membuat perutnya geli dan menggelitik, tapi Ia menyembunyikan itu, dia harus terlihat cool seperti biasanya.

Gadis itu segera menyusul langkah Kenzo, karena Ia tertinggal cukup jauh.

Mereka masuk ke ruang utama, ruangan itu sangat luas dengan pilar-pilar emas yang mengkilat. Sofa-sofa empuk yang indah, lemari antik, jam antik, guci antik, aquarium yang sangat besar, turut memeriahkan ruangan itu. Sekali lagi mulutnya menganga, sampai melupakan kejadian mengerikan yang baru di alaminya.

Ruangan itu kosong, tak ada siapapun. Gadis itu memandang jam antik yang menunjukkan pukul 2 dini hari, seketika Ia tersadar ini sangatlah larut. Kalau di rumahnya, jam 9 pun Ia sudah terkapar di atas kasur.

"Kamu tunggu di sini, duduklah dulu. Akan ku panggil Mama" Ucap Kenzo dengan suara dinginnya, sama sekali tak ada hangat-hangat nya malah membuatnya merinding.

Gadis itu mengangguk, sebelum Kenzo benar-benar pergi dari hadapannya. Ia kemudian duduk di sofa

"Ah... " Gadis itu mendesah, "Sofa ini sangat empuk sekali"

Gadis itu dengan polosnya berguling-guling di atas sofa seakan-akan itu kasur busa yang empuk sekali, maklum di desanya Ia tak punya kursi semewah itu. Jangankan sofa mewah, kursi plastik pun Ia tak punya,ia hanya punya kursi kayu.

Dengan senangnya ia berguling-guling sambil senyum-senyum sendiri, tanpa sadar di sampingnya sudah berdiri Kenzo yang menatap geli. Ingin sekali Ia tertawa saat itu juga saking gelinya melihat sikap polos yang di tolongnya,

"Tuhan... kenapa lucu sekali, apa dia sinting?" Gumam Kenza dalam hati, seumur hidupnya Ia baru kali ini bertemu gadis yang sangat-sangat polos.

"Ehem!" Kenzo berdehem, yang langsung membuat gadis itu melonjak kaget.

Hampir saja Ia terjatuh untuk ke berapa kalinya, tapi lagi-lagi Kenzo seperti malaikat penyelamat untungnya. Menangkap tepat waktu.

Muka gadis itu sudah merah padam, saat tubuhnya ada di pangkuan Laki-laki itu. Sungguh Ia ingin pingsan saat itu juga saking malunya, pria tampan itu pasti melihat kekonyolannya tadi.

Mama Ami yang sudah berada di ujung pintu terpana dengan pemandangan itu, baru kali ini Ia melihat anaknya melakukan adegan mesra dengan seorang perempuan.

"Ehem-ehem!" Mama Ami gantian berdehem, Kenzo yang kaget langsung melepas tangannya. Gadis itupun terjatuh dan terjatuh lagi, sungguh malang sekali.

"Awh!!" Jerit gadis itu kesakitan, sedangkan Kenzo yang bingung hanya bengong saja. Tak tau harus apa?.

Mama Ami yang sigap langsung membantu gadis itu berdiri, "Kau tidak apa-apa sayang?"

Tanpa sadar, Mama Ami memanggil gadis itu dengan sebutan sayang.

Gadis mungil itu mengangguk sambil memgangi kepalanya, Mama Ami yang tak sengaja melihat darah mengalir di pelipis gadis itu segera berteriak histeris.

"Kenzo, ambil kapas dan antiseptik sekarang!" Perintah Mama Ami.

Baru beberapa langkah, Mama Ami kembali berteriak.

"Satu kotak P3K aja semua di bawa!"

Satu menit kemudian, Kenzo datang dengan kotak P3K di tangannya. Saat memberikan pada Mama Ami, tak sengaja sang Mama melihat tangan Kenzo yang di balut kain. Setelah melihat bagian bawah baju gadis itu yang robek, Mama Ami mengerti.

"Duduk Kenzo!"

"Mama bisa ngomong pelan gak sih, ini sudah malam tau" Kenzo terus menggerutu.

"Ya ya" Jawab Mama Ami singkat.

Alhasil gadis yang kikuk itu duduk bersanding dengan Kenzo.

Mama Ami mengobati luka mereka, dengan terus mengomel tanpa sadar gadis itu bukan bagian dari keluarganya, tapi perlakuan Mama Ami mereka berdua seperti anaknya yang dimarahi karena habis berkelahi.

"Kalian ini kenapa sih, kok bisa luka-luka gini. Bikin Mama panik aja"

"Ceritanya panjang Tan" Jawab gadis itu dengan suaranya yang lembut, seketika membuat Mama Ami tersadar bahwa gadis itu adalah orang asing.

"Oh iya, apakah kau teman Kenzo sayang?" Tanya Mama Ami pada si gadis karena penasaran, setelah selesai membalut luka keduanya dengan perban. Kini Ia duduk di tengah, antara Kenzo dan gadis asing.

"Bukan Tante" Jawab gadis itu dengan polosnya.

"Lalu?"

Mama Ami semakin di buat tidak mengerti.

Kenzo pun menceritakan secara detail dari dia di tabrak gadis itu sampai akhirnya dia terluka karena berkelahi dengan tiga begundal yang di bantu gadis itu saat Ia hendak di tusuk.

Mama Ami mendengarkan secara seksama, kemudian menelan ludah setelah Kenzo mengakhiri ceritanya yang pada panjang kali lebar.

Mama Ami bukan kaget karena adegan pertemuan, mesra atau perkelahian yang melibatkan keduanya. Terkejut karena Kenzo bicara panjang lebar, setahunnya Kenzo jarang berbicara dan menjawab jika pertanyaan itu terasa penting. Tapi ini apa?.

"Namamu siapa Sayang?" Mama Ami menatap serius ke arah gadis yang kini di rangkulnya.

"Nama Saya Zahra adiwiyata Tante"

Mama Ami manggut-manggut, "Nama yang indah sayang"

"Rumahmu dimana sayang?

Kenzo tampak kepo melirik dan mendengarkan dengan teliti setiap jawaban gadis itu.

"Saya tidak punya rumah tante"

"Bagaimana bisa?"

"Saya baru ke Jakarta pagi tadi tante"

"Apa?!!" teriak Mama Ami kaget.

"Iya tante, ceritanya sangat panjang sekali. Sebenarnya saya dari kampung, bukan orang jakarta asli"

"Lalu siapa yang membawamu ke Jakarta sayang?"

"Bude saya tante"

"Besok biar Kenzo antar kamu ke rumah bude kamu ya? sekalian berangkat ke kantor"

Zahra seketika berubah ketakutan, matanya langsung menerawang jauh.

"Ja-jangan tante, saya mau pulang aja ke kampung"

Kini gadis itu benar-benar ketakutan, Mama Ami segera memeluknya.

"Kenapa sayang, ceritakan apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan budemu? kenapa kau tak mau kembali ke budemu"

Zahra menatap kosong pada lampu yang bergantung, dia mulai menceritakan kejadian 30 menit sebelum dirinya menabrak Kenzo dan Kenzo menolongnya dari kejaran 2 penjahat.

Terpopuler

Comments

🥀⃞Weny🅠🅛

🥀⃞Weny🅠🅛

paling mau di jual sama budenya

2023-03-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!