Sang CEO
DI HALTE BUS
Seorang pria berpakaian serba rapi tengah berdiri di bibir jalan, menenteng segelas kopi bermerek yang tentu harganya 5 kali lipat dari kopi hitam biasanya.
Pria itu bergeming sebentar setelah mobil sedan merah melintasinya, lalu meneguk kopinya dengan gaya orang kaya.
Berkali-kali Ia menatap kearah jam tangannya yang memancarkan kilauan tidak bisa, Pria itu seperti sedang menunggu sesuatu.
Saat hendak meneguk kopinya untuk yang kedua kalinya, tiba-tiba.....
BRAK!!
Suara tabrakan terdengar keras memecah kesunyian malam itu.
Seorang gadis menabrak pria tadi hingga tubuhnya sedikit terhuyung.
Kejadian itu terlalu cepat, sehingga pria itu telat menghindar. Alhasil tabrakan tak terhindarkan.
Gadis remaja dengan rambut yang sudah acak-acakan seketika terpental, reflek Pria itu segera menangkap pinggang gadis itu. Pinggangnya yang ramping membuat Pria itu mudah menangkapnya, membuat gadis itu gagal jatuh.
Mata mereka saling bertemu, setelah jarak keduanya yang sangat dekat. Ada desiran aneh di hati keduanya.
Deg, deg! deg! deg!
Hati gadis itu berdebar, jantungnya berdetak sangat cepat, apalagi Ia masih mengingat jelas adegan film Korea yang dilihatnya minggu lalu.
Kejadian ini sangat mirip dengan adegan-adegan mesra di drama korea, sangat manis, romantis dan dramatis, tapi hanya terjadi sepersekian detik.
Segelas kopi pun melayang yang langsung
membasahi kemeja putih pria tadi, membuat dadanya yang bidang terlihat menerawang.
"Aw!" Rintih Pria itu sesaat setelah melepaskan pinggang sang gadis, alhasil gadis itu pun terjatuh.
Ia segera mengibaskan kemejanya yang terasa panas, tanpa memperdulikan gadis mungil yang kini sudah ambruk, membuat pelipisnya terbentur trotoar sampai mengeluarkan darah segar.
"Awh!" Rintih gadis itu dengan suaranya yang lembut sembari memegangi kepalanya yang terasa nyeri, Pria itu segera menghadap ke bawah dan menyadari keberadaan sang gadis yang tengah mengernyit kesakitan.
Baru saja Pria itu akan mengumpat dan memarahi gadis itu, dua orang dari arah berlawanan terlihat menunjuk-nunjuk kearah sang gadis sembari berlari kencang seperti sedang memburu sesuatu.
Sesaat pria itu bingung, belum sempat mencerna apa yang sebenarnya terjadi, gadis dengan perawakan mungil itu sudah meraih kakinya.
"Tolong aku!" Ucap gadis itu dengan ekspresi ketakutan, rambutnya sudah benar-benar berantakan dan menutupi sebagian wajahnya.
Gadis itu sudah bersimpuh penuh permohonan, pria itu semakin di buat bingung dengan keadaan ini, sedangkan dua pria bertubuh kekar berlari semakin dekat, hanya berjarak sekitar seratus meter dari mereka.
Merasa tak punya pilihan, Pria itu segera menarik gadis itu berdiri lalu menggandeng tangannya dengan erat.
Tak ada pikiran apapun di kepala pria itu sekarang, selain menolong gadis dengan dandanan menor yang terus merangkul kakinya erat.
"LARI!!" Teriak pria itu memberikan aba-aba.
Adegan ini sangat dramatis, apalagi kedua pria bertampang jahat mempercepat langkahnya mengejar mereka.
Misinya saat ini adalah mengikis jarak sejauh mungkin dengan orang yang tengah mengejar mereka.
Pria itu berlari sekencang mungkin menggandeng tangan sang gadis yang tampak kesusahan dengan roknya yang pendek dan cekak.
Mereka berlari semakin jauh dari halte, menyeberangi jalan dan mulai memasuki area perumahan padat dengan lorong-lorongnya yang ada dimana-mana.
Malam yang larut membuat mereka kesusahan mencari tempat yang ramai, apalagi kawasan itu memang terkenal sepi.
Nafas mereka sudah mulai ngos-ngosan, di tambah dengan kejaran orang yang tak mau kehilangan mereka.
"Stop!" Teriak gadis itu menghentikan lajunya, otomatis pria yang menggandengnya ikut berhenti.
"Aku mau ganti rok!" Ucap gadis itu di sela-sela nafasnya yang naik turun, jantunya menggebu dan berdetak sangat cepat.
Pria itu segera melepas genggamannya.
WEKK!!
Gadis itu langsung menyobek roknya yang memperlihatkan paha mulusnya, pria yang tak menduga aksinya langsung melengos malu.
Gadis yang kepepet itu sampai lupa ada pria di sampingnya saking gugupnya, untuk ada celana kowor di balik rok cupet yang di pakainya itu.
Ekspresi pria itu sangat kawatir, takut jika tiba-tiba mereka tertangkap kalau kelamaan berhenti.
Ia memasang tatapan waspada, mengedarkan pandangannya ke belakang.
Saat Pria itu kembali mengarahkan pandangannya pada sang gadis, Ia melihat gadis itu tengah melepas gulungan celananya sampai menutupi lututnya.
Deg!
2 pria jahat itu terlihat tak jauh dari mereka, menemukan keberadaan mereka sekarang, apa yang di kawatirkan pria itu terjadi.
"Woyy!!" Teriak penjahat itu.
Gadis itu kaget tatkala tangannya langsung di tarik oleh pria itu, padahal celana sebelahnya belum turun sempurna.
Mata gadis itu memicing, berlari sembari menurunkan celana sebelah kanannya.
keadaan malam itu benar-benar sepi, semua orang sudah tertidur karena sudah larut malam.
Mereka berlari sejauh mungkin, hingga terhenti di perapatan lorong.
Gadis itu sudah kehabisan nafasnya, tangannya langsung memegangi perutnya yang mulai terasa sakit.
Pria itu segera menoleh ke samping, kebetulan ada lemari bekas kecil yang tak jauh dari sana.
Tanpa berkata apapun, pria itu menarik tangan Senja karena tak punya waktu lagi, mengingat dua orang itu semakin dekat.
"Ini hanya muat satu orang" gadis itu protes.
Pria itu segera membungkam mulut sang gadis dan memangkunya masuk ke lemari yang sangat sempit, tepat waktu. Karena sedetik kemudian, dua orang itu sudah tiba disana.
"Tadi aku liat mereka disini!" Kata pria yang berambut gondrong sambil menunjuk tempat yang mereka pijak tadi.
Deg, deg! deg! deg! jantung gadis itu berdegup semakin kencang, mungkin pria yang memangkunya juga mendengarnya, pipinya perlahan merona. Antara rasa takut, grogi, dan salting campur menjadi satu.
"Kita cari ke sebelah sana" Ucap Pria satunya yang berambut cepak dengan tato yang memenuhi lengannya.
"Mampus kita kalau itu bocah sampai lolos!" Sahut Pria satunya dengan nada suara ketakutan.
"Mereka belum jauh, ayo kita telusuri lagi"
Kedua pria yang terlihat seperti preman itu akhirnya pergi.
Gadis itu mulai di lepaskan dari bungkaman dan keluar seperti orang sesak nafas..
"Aku hampir mati tau?" Gerutu gadis itu megap-megap karena kehabisan oksigen, pasalnya hampir 3 menit pria itu membungkamnya.
"Yang penting kita selamat" Balas pria itu angkuh, yang langsung ngeloyor pergi tanpa menghiraukan gadis dengan pakaian serba seksi yang masih megap-megap.
"Tunggu!" Gadis itu menyusul langkah Pria itu, karena Ia tak tau sama sekali tempat itu. Ia akan tersesat kalau tidak mengikuti pria yang menolongnya.
"Aku ikut ya, aku gak tau jalan" Jelas gadis itu, yang segera mensejajarkan langkahnya dengan pria tampan yang dengan suka rela menolongnya.
"Hem.. " Jawab Pria itu singkat tanpa menoleh dan terus berjalan.
Gadis itu sangat kewalahan karena langkah pria itu sangat lebar, berbeda dengan kakinya yang mungil, maklum karena Ia pendek. Tingginya saja hanya sepundak pria itu.
Gadis itu akhirnya mengikutinya dari belakang sambil sesekali berlari karena tertinggal.
Gadis itu sesekali menoleh ke belakang, siapa tahu kedua penjahat itu tiba-tiba muncul dan menangkapnya.
"BTW, makasih ya udah nolongin aku" Ucapan gadis itu yang sekali lagi mensejajarkan langkahnya dengan susah payah dan setengah berlari.
"Hem.. "
Gadis itu jengkel sekali karena hanya di jawab hem... tapi bagaimanapun juga pria itulah yang menyelamatkan hidupnya, jadi tak masalah.
10 menit kemudian, mereka sudah kembali ke jalan raya.
Pria itu segera mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang, beberapa detik kemudian mobil sedan hitam mendekat.
Pria itu segera memberi isyarat pada gadis itu untuk segera masuk ke kursi belakang, sedangkan Ia duduk di samping sopir.
Gadis itu hanya menurut, karena memang tak ada tawar menawar untuk keselamatannya. Walau Ia sebenarnya masih tak yakin pria itu orang yang baik, mukanya dingin persis seperti penculik. Ia malah membatin kalau pria itu hanya pura-pura menyelamatkan dirinya, padahal pria itu bagian dari penjahat tadi.
Gadis itu menghela nafas panjang, Ia sudah pasrah kalau memang Pria itu seorang penculik.
10 menit kemudian, sopir mulai menginjak rem.
"Berhenti Pak" Perintah Pria tadi pada Pak sopir.
"Baik Den"
Setelah mobil berhenti sempurna, Pria itu menyuruh sopirnya membuka pintu belakang.
"Suruh wanita itu turun" Ucap Pria itu tak peduli dengan ekspresi sangat gadis yang seperti tak mau.
Gadis mungil itu tak bisa melakukan penawaran, Ia dengan cemas dan takut menurut.
Bukan Ia tak mau turun, tapi melihat jalanan yang sepi serta beberapa orang pria yang sedang mabuk-mabukan di depan membuatnya sangat ketakutan. Terlebih Ia tak mau harus kemana? dia juga tak punya saudara, atau tahu jalan. Ia sama sekali tak tau apapun tentang Jakarta, Ia baru menginjakkan kaki di jakarta baru tadi pagi.
Dengan langkah yang berat, gadis itu mulai turun. Pemandangan di hadapannya membuat bulu kuduk nya berdiri, sungguh sangat mengerikan bagi gadis polos seperti dirinya. Malam itu sangat mencekam, apalagi tak ada orang lewat karena memang sudah lewat tengah malam.
Gadis itu menatap sang sopir yang mulai menutup pintu kembali, berharap mau menolongnya. Sang sopir yang tampak sama cemasnya tak bisa berbuat apa-apa, selain menuruti anak majikannya yang super dingin itu.
Mobil mulai melaju meninggalkan gadis malang itu sendirian, para pria yang sudah mabuk mulai menghampirinya, mulai menggoda.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Lina Aulia Hikmah
Aku mampir jangan lupa mampir dikaryaku juga, 3 serangkai, 🤗
2023-09-07
1
վմղíα | HV💕
mampir thor
2023-03-28
0
Arafah Ijatti
akak thor..aku hadir di sini ya di fb kelamaan😍😍😍
2023-03-11
0