Mobil yang di tumpangi Pria itu akhirnya sampai di sebuah rumah mewah dengan gradasi warna emas yang indah.
Pria itu segera mengetuk pintu tiga kali.
"Tok... tok.... tok.."
"Ma..... " Panggil pria itu dari luar.
Tak lama setelahnya, gagang pintu mulai di putar dari dalam. Wanita cantik dengan piamanya membuka pintu, wajahnya tampak sangat kawatir menatap sang anak.
"Kamu kemana aja sih Nak, sampai pulang selarut ini?" Wanita yang bernama Ami Iyu langsung menodongkan pertanyaan.
Tapi sang anak hanya diam dan berlalu begitu saja, tanpa memperdulikan pertanyaan ibunya.
Wanita cantik berumur 35 tahun itu hanya berdecak melihat tingkah anak sulungnya itu, pandangannya langsung teralihkan pada baju kemeja anaknya yang kotor dan lusuh.
"Baju kamu kenapa Kenzo?" Wanita paruh baya itu kembali bertanya, seperti tak mau menyerah sebelum ada jawaban dari anaknya itu.
"Aku capek Ma, aku mau tidur" Sahut sang anak dengan malas dan terpaksa, lalu pergi begitu saja m meninggalkan Ibunya yang geleng-geleng Kepala.
"Kenzo-kenzo... " Keluhnya.
Saat akan menutup pintu, Ia melihat sopir pribadinya masih berdiri di sana, seperti ada sesuatu yang ingin dia sampaikan tapi tak berani bicara.
"Maman, sini kamu!" Panggil wanita itu yang membuat Maman langsung tergagap dan segera menghampiri.
"Kenapa Kenzo bisa pulang selarut ini?" Tanyanya dengan nada penuh ancaman.
"Anu nya, anu... tadi waktu saya menjemput Aden, dia sedang bersama seorang gadis. Saya tidak tahu itu siapa?, tapi kemudian Aden menyuruh saya menurunkan di tengah jalan. Gadis itu sempat menangis karena ketakutan nya" Jelas Maman gugup.
"Astaga Maman! kenapa tidak bilang dari tadi?"
"Sa-saya takut nya"
Sang majikan lagi dan lagi menggelengkan kepalanya pusing menghadapi anak satunya itu.
"Ya sudah, kamu jemput gadis itu sekarang!" Perintahnya.
"A-anu nya, anu"
"Apa lagi Maman...?"
"bahan bakarnya abis nya"
"Ya audah, kamu istirahat aja, biar aku suruh Kenzo yang pergi"
"Ba-baik nya"
Wanita itu dengan ekspresi penuh amarah menghampiri kamar anaknya yang kebetulan tidak di kunci.
"Kenzo!!" Teriaknya, membuat Kenzo menutup telinganya.
"Apaan sih Ma, berisik tau?" Protes Kenzo kesal.
"Sekarang juga, kamu jemput gadis yang kamu tinggalkan di jalan!"
"Kenzo capek Ma" Kenzo menolak.
"Cepat!! atau_
" Ya ya, Kenzo susul" Akhirnya Kenzo mengalah, Ia segera memakai jaket kulit hitam kesayangannya.
Kenzo kesal sekali dengan Pak Maman sopir pribadinya, kenapa menceritakan hal ini pada Mamanya. Padahal Ia sama sekali tak peduli dengan gadis itu.
Kenzo menaiki mogenya, melaju dengan kecepatan penuh.
Saat sampai di tempat dimana Ia menurunkan gadis itu, gadis tadi sudah menghilang.
Saat menoleh di ujung jalan, baru Ia melihat gadis itu sedang di goda tiga berandalan.
"Hey cantik, sendirian aja nih" Goda salah satu pria, dua lainnya ikut mendekat.
Gadis yang sendirian itu mulai menggigil ketakutan, tubuhnya mengeluarkan keringat dingin.
"Abang temenin yuk" Sahut pria satunya yang tengah meneguk minuman keras, baunya sangat menyengat membuat gadis itu ingin muntah.
"Ikut Abang yuk?" Ucap pria ketiga yang langsung meraih tangan gadis dan menciumnya, gadis itu semakin ketakutan setengah mati.
"Lepaskan!!" Teriak gadis itu meronta, beruntung tangannya bisa lepas.
Gadis yang semakin ketakutan itu langsung ambil ancang-ancang lari, tapi naas kedua tangannya berhasil di raih oleh kedua pria di kedua sisiNya, sedangkan satunya menatapnya penuh gairah di depannya.
"Tolong! tolong aku!" Gadis itu berteriak sekeras mungkin sambil meronta-ronta, tapi percuma. Ia tak akan sanggup melawan tiga orang pria sekaligus.
"Tak kan ada yang menolongmu cantik, tak akan ada yang mendengar! percuma" Ucap pria pertama penuh kemenangan, lalu tertawa.
"Hahahah.. "
Kini air mata gadis itu mulai jatuh, Ia tak pernah menyangka bahwa akhir hidupnya seperti ini. Ia benar-benar tak ada harapan untuk hidup, karena tak ada orang sama sekali disana yang akan menolongnya.
Pria pertama yang sepertinya adalah bos mulai mendekat, sedangkan kedua anak buahnya semakin menguatkan genggamannya agar gadis itu tidak kabur.
Gadis itu mulai sesenggukan, memohon-mohon agar di lepaskan. Tapi ketiga pria yang sudah di kuasai alkohol tak mungkin melepaskan dirinya, naluri nya sudah berubah menjadi naluri binatang. Bias, kejam dan tak berperasaan.
Peluh kini sudah memenuhi jidat dan ubun-ubunnya tatkala tangan pria itu menghapus air matanya, membuatnya ingin pingsan saking takutnya.
"Cup..... cup, jangan menangis sayang. Aku tak akan bermain kasar kok" Ucap pria itu yang di sambut gelak tawa kedua anak buahnya yang memegangi di kanan kiri.
"Aku mohon, lepaskan aku... " Gadis itu memohon dengan suaranya yang lirih dan bergetar, nada bicaranya mengandung keputus-asaan.
Tapi pria itu malah tertawa seperti orang gila melihat gadis yang semakin ketakutan itu. Membuatnya semakin gemas dan bergairah.
"Woy!! lepaskan dia!" Teriak seorang pria dari arah belakang, gadis itu segera menoleh diikuti ketiga pria itu secara bersamaan.
Secercah harapan kini kembali hadir ketika Ia tahu, itu adalah Pria yang tadi menolongnya tadi.
"Jangan ganggu dia!" Bentaknya sekali lagi, tanpa rasa takut berhadapan dengan ketiga berandalan itu.
"Cari masalah kau rupanya, hajar dia!" Bos berandalan memerintah, kedua anak buahnya pun langsung menyerang.
Perkelahian pun tak terhindarkan, gadis itu terpejam tak berani melihat pemandangan di depannya yang amat mengerikan. Suara pukulan demi pukulan terdengar jelas di telinganya, membentuk ekspresi ketakutan di wajahnya yang ayu.
Lima menit kemudian, gadis itu memberanikan diri membuka matanya setelah suara pukulan terhenti. Di lihatnya, kedua pria berandalan itu sudah KO, merintih kesakitan di atas aspal. Wajahnya sudah memar di sana sini.
"Brengsek!!" Teriak bos berandalan tak terima, lalu melepas gadis itu dan menghampiri Pria tampan yang menolong gadis itu.
Gadis itu kembali menutup matanya, tapi baru sedetik Ia langsung membukanya ada perasaan tak enak di hatinya.
Benar saja, saat Pria berkemeja putih tengah menghajar bos berandalan, satu anak buahnya mengendap-endap dengan pisaunya, siap menikam dari arah belakang.
Gadis itu tak tinggal diam, Ia mengambil botol anggur di sampingnya. Tepat saat Bos terkapar, anak buahnya sudah menghunuskan pisaunya yang tajam. Tinggal beberapa senti pisau itu menembus kulit, tapi gadis itu segera memukul pria berandalan itu dengan botol anggur sampai pecah. Sehingga pisau itu meleset dan hanya melukai pergelangan tangan pria tampan itu.
"Awh!!" Darah segar mengalir dari luka sayatan yang timbul, gadis itu segera menyobek bajunya dan membungkus tangan pria yang telah menolongnya untuk kedua kalinya.
Pria itu kaget, terlebih seumur-umur Ia tak pernah mengalami hal yang tek terduga ini, dari pelarian bersama sang gadis, berkelahi dengan preman, dan terakhir memandang wanita yang dengan cekatan membalut lukanya hingga berhenti dari pendarahan.
Ada perasaan aneh di hati pria itu, perasaan yang tak pernah ada sebelumnya ketika gadis itu menyentuh lembut lukanya. Desiran aneh yang menghangatkan hatinya, tapi Ia segera melupakan dan melepaskan tangannya dari sang gadis.
"Bener-bener malam yang menyebalkan dan aneh!" Gerutu pria itu kesal dalam hati.
"Terimakasih sekali lagi, aku berhutang budi padamu" Ucap Zahra penuh ketulusan.
"Hem... " Balas pria itu, masih sama seperti sebelumnya.
Kini gadis itu sudah terbiasa dengan sikap arogan dan cuek pria yang menolongnya itu sehingga Ia tak mempermasalahkan. Yang terpenting dia selamat dan pria itu yang lagi-lagi jadi malaikat penolongnya.
"Naik!" Perintah pria itu, menyuruh gadis itu segera menaiki motor gedenya.
Setelah gadis itu naik, pria itu melepaskan dan memberikannya jaketnya karena melihat gadis itu menggigil kedinginan.
"Sepertinya kau kedinginan" Ucapnya lalu memencet starter.
"Terimakasih"
"Hem... "
Gadis itu sagera memakai jaket kulit itu, aroma parfum menyerbak membuatnya nyaman. Kehangatan pun mulai menyelimuti tubuhnya yang menggigil.
Gadis itu hanya menurut, kini tak ada prasangka buruk tentang pria itu. Dalam hati Ia terus bersyukur telah bertemu pria itu, kalau tidak mungkin Ia sudah jadi mayat yang mengenaskan.
Di jalan sangat sepi, hanya ada mereka berdua yang berkendara. Gadis itu menatap ngeri pada sudut-sudut jalan yang terdapat orang-orang yang sedang main judi dan minum-minum.
Gadis itu tak tau kemana laki-laki itu akan membawanya, yang pasti sekarang Ia sudah merasa aman.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
semangat thor
2023-03-28
0
Zana Maria
wajib di like dan subscribe ya soalnya memang bagus banget
2023-03-06
0
windanor
☝☝☝☝☝☝
2023-03-06
0