Mimpi Buruk

Bab 5

Akhhh...

Dor....

Suara jeritan dan tembakan terus menggema di telinga Alaska. sang Ayah tampak tergeletak bersimbah dar*h dengan luka lebam di seluruh tubuh dan wajahnya. Jeritan dan tangisan kedua kakaknya, sangat menusuk hati dan gendang telinganya.

Tubuh Alaska menggigil, namun, peluh membasahi seluruh wajah dan tubuhnya. Suara tembakan dan jeritan kembali menggema di telinganya. Dia menyaksikan dengan jelas saat kedua kakak lelakinya menghembuskan napas terakhir dengan bersimbah dar*h.

Ingin sekali Alaska menjerit dan menangis, tetapi dia tidak mampu mengeluarkan suara dan air matanya, apalagi di saat sang Bunda terbaring tak berdaya. Ingin sekali dia berlari dan memeluknya, memukul mereka yang menyakiti sang bunda, namun, tungkai kakinya terasa sangat lemas dan tidak bisa di gerakkan.

Alaska pun terbangun dengan jeritan dan napas terengah-engah. Dia merasakan sesak dan irama jantungnya berdetak sangat cepat, tubuh dan wajahnya sudah bermandikan keringat.

"Non!" panggil Bi Sumi, dengan wajah panik.

Alaska menatap Bi Sumi, kemudian mengedarkan pandangannya ke semua sudut kamar. Bi Sumi segera memberikan dua butir tablet untuk di minum Alaska.

Alaska segera meminumnya, dan memejamkan mata sesaat. perlahan irama jantung dan napasnya berangsur normal kembali. Bi Sumi tersenyum dan mengusap peluh di wajah Alaska.

"Waktunya ke sekolah, mandilah Non" ucap Bi Sumi, memberikan sebuah handuk ke tangan Alaska.

"Terimakasih Bi" Alaska tersenyum dan segera beranjak dari tempat tidurnya, menuju kamar mandi.

Bi Sumi menatap nanar punggung Alaska, sampai tubuhnya menghilang di balik pintu. Buliran bening jatuh ke wajah rentanya, penyesalan terus menggerogoti hatinya. Dengan kasar dia menghapus buliran bening itu, dan melangkah keluar dari kamar Alaska.

Dua belas tahun sudah berlalu, tetapi kenangan buruk terus membayangi hidup Alaska, bahkan sampai terbawa dalam tidurnya. Selama itu juga, dia harus mengkonsumsi obat-obat penenang, agar dapat tidur dengan lelap.

"Apa dia mimpi buruk lagi?" tanya Mike, yang sedang duduk di meja makan sambil memainkan ponselnya.

"Malam tragis itu benar-benar menyisakan trauma yang mendalam untuknya" ucap Mike lagi, sambil menarik napas kasar.

"Maaf Tuan, semalam Non Alaska menolak untuk meminum obatnya" ucap Bi Sumi, sambil menundukkan wajahnya.

Mike menghela napas, dia segera melakukan panggilan.

"Datanglah kesini, temani dia ke sekolah. Hari ini hari kelulusannya di tingkat atas" ucap Mike saat telpon tersambung.

"Oke" Mike menutup telponnya.

Ada nyeri di dada Mike, dia membuka galery ponselnya. Menatap dalam sebuah foto wanita yang sedang berpelukan dengannya.

"Maaf, aku tidak bisa menjaganya" Mike berkata dalam hati, rasa sesal dan bersalah terus menghantuinya.

"Pagi Om Mike" suara lembut Alaska tepat berada di telinga Mike, membuatnya terperanjat. Dengan cepat dia menutup ponselnya.

"Pagi Tania" jawab Mike dengan wajah datar.

Alaska tersenyum miring, dia sangat mengetahui, jika lelaki bertopeng Zorro yang di panggilnya Om Mike menyimpan foto sang Bunda di ponselnya.

Dia yakin jika Mike sedang menyembunyikan rahasia besar. Bahkan dia juga meyakini jika Mike terlibat atas pembantaian keluarganya. Namun, Alaska tidak mau bertindak gegabah, dia harus mengumpulkan kekuatan dan bukti-bukti siapa saja yang terlibat dengan kasus tersebut.

Kejadian malam tragis itu menyisakan luka, trauma dan dendam kepada dirinya. Sejak malam itu Alaska kecil berjanji akan membalas dendam di setiap tetes dar*h orang tua dan kedua saudara laki-lakinya.

Mereka sarapan dalam diam, sesekali Alaska melirik ke arah Mike, begitu juga dengan Mike. Mereka jarang sekali bersama atau hanya sekedar mengobrol. Beruntung masih ada Bi Sumi yang memberikan kehangatan kasih sayang kepada Alaska.

"Morning" Suara lembut yang tidak asing terdengar menyapa mereka.

"Morning Miss Jessi" jawab Alaska tersenyum. Sebuah kecupan hangat mendarat di pipi kanan dan kiri Alaska.

Wanita cantik berambut pirang dengan kulit putih bersih, dan tubuhnya yang proporsional, berprofesi sebagai Psikiater sekaligus teman dekat Mike. Dia yang selama ini di percaya Mike untuk membantu menyembuhkan trauma psikis pada diri Alaska.

"Hello sayang" ucap Jessi, mengecup bibir Mike.

"Jangan lakukan ini di depan Alaska!" Mike mendengus kesal.

"Maafkan aku, bibir seksimu sangat menggoda" ucap Jessi santai, sambil duduk di sebelah Mike.

Alaska tidak terganggu dengan perdebatan mereka, karena itu hal yang biasa bagi Jessi. Dan dia juga tidak peduli dengan tindakan mesra yang di lakukan Jessi dan Mike, sesuatu hal yang sangat biasa di negara yang kini di tinggalinya.

"Tania, hari ini pengumuman kelulusanmu?" tanya Jessi. Dia memanggil Tania sesuai dengan panggilan Mike kepada Alaska.

Alaska mengangguk, tetap fokus pada sarapannya tanpa menoleh ke arah Jessi.

"Apa rencanamu setelah ini?" tanya Jessi lagi, sambil menuangkan orange jus untuk dirinya dan Mike.

Alaska terdiam, dia menatap Mike.

"Aku ingin kembali ke negaraku" Alaska menatap dalam manik mata Mike, walaupun dia belum melihat wajah Mike secara utuh, tetapi dia yakin Mike mempunyai wajah yang sangat tampan walaupun sudah memasuki usia kepala empat.

Terbukti dengan Jessi, seorang Psikiater yang sangat cantik, dari dulu sampai sekarang terobsesi dengan seorang Mike. Sedangkan Mike hanya menanggapinya dengan datar.

Mike menyesap orange jusnya, tanpa merespon keinginan Alaska. Jessi hanya menatap bergantian Alaska dan Mike.

"Kita ke sekolahmu dulu Tania, setelah itu kita akan membahas masalah ini lagi" Jessi mencoba mencairkan suasana.

Alaska mendengus kesal, tanpa sepatah kata dan tanpa pamit, dia langsung bangkit dari duduknya, dan meninggalkan meja makan.

Mike hanya menatap tajam punggung Alaska. Jessi tersenyum sambil menyentuh lembut lengan Mike.

"Sabarlah, Honey," bisik Jessi di telinga Mike.

"Tunggu aku nanti siang di ranjangmu" bisik Jessi lagi sambil mencium pipi Mike, dan melangkah menyusul Alaska.

Di dalam mobil Alaska hanya terdiam, Jessi yang sedang menyetir hanya tersenyum. Dia sangat mengenal Alaska, dan dia sangat mengetahui kapan bisa mengajak bicara seorang Alaska.

*************

Tak lama, mobil mereka memasuki halaman sekolah. Mereka segera menuju aula tempat pengumuman kelulusan.

"Alaska" sebuah suara bariton, menghentikan langkah mereka.

Tampak seorang lelaki berwajah tampan berambut coklat, dan bermata biru berlari menghampiri mereka.

"Hai" sapanya saat tepat di hadapan mereka.

"Hai, Denim" jawab Alaska malas.

Denim merasa kikuk dengan sikap Alaska. Jessi yang mengetahui ada masalah di antara mereka hanya tersenyum.

"Hello Miss Jessi" sapa Denim.

"Hello Denim, sepertinya kalian sedang tidak baik-baik saja?" tanya Jessi, menatap bergantian Alaska dan Denim.

"Hanya salah paham" jawab Denim tersenyum.

Mendengar jawaban Denim, membuat Alaska menatap tajam ke arahnya. Kilatan amarah terpancar di bola matanya.

"Menjauh dari hadapanku sekarang! atau kamu akan menyesal!" bentak Alaska, membuat Jessi dan Denim terkejut.

"Alaska, aku bisa menjelaskan semuanya" ucap Denim memohon.

"Pergi!" teriak Alaska dengan tatapan nyalag, mengundang perhatian orang-orang di sekitar mereka.

"Tenang Tania, pergilah dulu Denim" Jessi berkata, sambil memeluk tubuh Alaska.

Dengan berat hati, dan wajah frustasi, Denim pun pergi meninggalkan mereka.

"Tenang sayang, kita ke sini untuk merayakan kelulusanmu" bisik Jessi, membelai lembut rambut Alaska.

Kegiatan yang di lakukan Denim bersama Lisa sahabatnya, mengingatkan dia dengan perlakuan lelaki bertato naga dengan luka bakar terhadap bundanya, sehingga dia sangat membenci Denim..

Jessi membawa tubuh Alaska untuk duduk, mengelus punggungnya, kemudian memberikan setengah tablet pil putih untuk di minum Alaska.

***********

Apakah trauma yang terjadi saat Alaska kecil, hanya bisa di atasi dengan obat-obat penenang?

Ada hubungan apa antara Mike dan Bunda Alaska?

Siapa Mike sebenarnya?

Apa tujuan Alaska untuk kembali ke negara asalnya?

Jika ada di antara kalian yang sudah mampir ke bab 5 dan 6, mohon maaf jika alur cerita berbeda 🙏🙏.

Untuk bab 1-4 ada revisi juga ya🙏

Sambil menunggu up, mampir yach ke novel author yang masih on going 👇

Visual di Penyesalan Zaidan👇

Terpopuler

Comments

Divina Puspita

Divina Puspita

Siap kak, aku tunggu kelanjutannya

2023-03-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!