Belum Tumbuh

"Lo gak bakalan nemu duit itu disini, karena duitnya gue simpen" Ardy memperlihatkan gulungan uang berwarna merah yang diikat karet berwarna kuning.

Yang ga pake pedes pake karet warna merah ya neng.

🙄🙄

skip

*Mon maap, othor berasa gi pesen kupat tahu petis✌️

"Sialan, dasar lo kutu kupret, siniin duit gue" geram Millie saat melihat apa yang digenggam Ardy sambil menampilkan senyum jahilnya.

Millie lantas bangkit dan mengejar Ardy sambil terus berteriak.

"Balikiiiin...."

"Gamau, dasar bau.. hahaha.." Ardy tertawa sambil berlari menghindari serangan Millie.

Tanpa Ardy duga, Millie cukup cepat berlari dan tak tampak kewalahan. Bahkan beberapa kali tangannya hampir meraih kaos bagian belakang Ardy.

Tanpa berfikir panjang, Ardy menaiki pohon besar yang berada di tengah halaman asrama. Sesuatu yang sering dia lakukan kala masih kecil.

"Kutu kurap, turun sini lo. Balikin duit gue" teriak Millie dibawah pohon sambil mendongak.

Ardy memeletkan lidahnya seraya mengejeknya.

"Ambil sini kalo berani, wleek.."

"Awas lo ya kalo gue bisa naik, abis lu" ancam Millie yang lantas menoeh kesana kemari seolah mencari sesuatu.

Ternyata Millie mencari pijakan, dia lantas sedikit melompat untuk meraih dahan yang sedikit lebih tinggi dari jangkauannya.

hepp

Millie berhasil menggelantung dan mengayunkan kakinya agar bisa menaikan tubuhnya pada dahan pohon.

Persis seperti waktu kecil, dia sering menaiki pohon sebagai tempat bersembunyi dari mak Uung.

"Sialan nih cewek bisa naik. Mampus gue" gumam Ardy panik.

Ardy lantas menoleh kesana kemari mencari celah untuk menjauh.

"Naik aja terus, bang. Sampe pucuk sana, tar gua petik tak pites pites. Ato mo terjun? silahkan" ledek Millie yang semakin mendekat. Hingga akhirnya Millie duduk dihadapannya sambil mengurai nafas yang terengah. Sedikit melepehkan helaian rambut yang masuk kedalam mulutnya karena tertiup angin.

Ardy menghela nafas pasrah. Dia mengakui jika wanita ini memang bukan wanita biasa, namun wanita jadi jadian.

"Siniin duit gue" ucap Millie seraya menengadahkan tangannya.

Ardy menyimpannya dibelakang tubuhnya dan mencoba bernegosiasi.

"Pasti gua kasiin, dengan syarat"

"Apaan sih, syarat syarat segala, kek mo ngajuin pinjaman aja. Eh denger ya, yang namanya bunga itu hukumnya HARAM, jadi gada yang namanya persenan. Sini" ketus Millie menceramahi.

"Yee.. siapa yang mau minta bunga, gue cuma minta elo harus selalu beresin kamar, biar nyaman belajarnya, gak banyak serangga, gak banyak sampah, kamar tetep rapi dan wangi, bisa?" pinta Ardy menyebutkan syaratnya.

"Ya elah, kek emak emak aja syaratnya. Gada syarat lain apa?" gerutu Millie.

"Ada"

"Apa?"

"Duit ini milik yang nemu, kalo lo minta harus janji nurutin permintaan gue" tukas Ardy keukeuh dengan persyaratannya.

"Ck, yang nyari duit siapa, yang nge hak siapa. Berisik lo ah, iya gue janji" Millie merebut gulungan uang itu lantas duduk menyamping, menyanggakan kedua tangan disisi tubuhnya.

Ardy mengikuti gerakannya sehingga mereka duduk bersisihan.

"Gue kangen masa kecil gue" ucap Millie tiba tiba sambil menerawang pada langit yang mulai menampakkan sinar hangat sang mentari menyambut pagi.

Ardy menolehnya sekilas, lalu kembali menatap arah yang sama dengan Millie.

"Gue enggak" timpal Ardy.

"Ck.. gue gak nanya" balas Millie mendapat senggolan di bahu oleh Ardy.

Millie terkekeh, lalu melanjutkan kilas baliknya semasa kecil.

"Gue sengaja dibuang ibu gue di pasar. Tapi gue bersyukur karena bisa lepas dari dia. Heh.. kalo inget itu, gue berasa jadi anak kucing yang menjijikan" ucap Millie bernostalgia.

Ardy kembali meliriknya sekilas. Dia mencoba mendengarkan cerita masa lalu Millie.

"Rasa syukur gue sirna kala ditemuin mak Uung dan disuruh kerja. Saat itu umur gue 7 tahun, dan kerjaan gue sekecil itu disuruh layanin om om" imbuh Millie membuat Ardy terkejut.

"Bukan ngelayanin secara 5ek5ual, tapi kek mijitin, bikinin kopi, dan sebagainya" jelas Millie lalu menjeda.

"Gue dibiarin ngerasa nyaman dan ngerasa disayang sama om itu. Diajak ngobrol, dibeliin ini itu, dijajanin, disekolahin, sampe umur gue remaja dan lulus SMP" lanjutnya lalu menitikan setetes air mata.

"Dan saat itu dia minta balas jasa.. gue.. gue dipaksa ngelayanin dia secara 5ek5ual..." ungkapan Millie kembali membuat Ardy menoleh.

"Tapi gue berhasil kabur sebelum tubuh gue dijamah. Tapi berhasil ditemukan lagi sama mereka. Akhirnya mak Uung ngasih kelonggaran... gue.. gue disuruh jadi penari strip kalo gak mau layanin" ucapannya menjeda, digantikan helaan nafas kasar.

"Haaaaahh... sekarang gue berhasil kabur lagi, dan berhasil bikin perjanjian, selama tubuh gue aman, gue bakalan gila gilaan kerja buat menuhin setoran gue" ungkap Millie.

Ardy manggut manggut. Ada rasa lega dalam dirinya kala mendengar Millie bisa mempertahankan harga dirinya di lingkungan seperti itu. Tak banyak yang bisa bertahan di dunia seperti itu, bahkan di dunia umum seperti sekarang saja banyak yang mengumbar harga diri demi kesenangan.

"Elo pernah mandi bareng cewek gak?" Millie tiba tiba bertanya.

"Cuma elo yang satu kamar mandi sama gue" jawab Ardy seraya mendecak. Millie terkekeh.

" Iya maap. Gue pernah, waktu kecil. Gue suka manjat pohon kek gini. Di belakang rumah mak Uung ada bukit, pohon mahoni itu satu satunya temen gue. Tapi waktu itu, gue nemuin anak cowok lagi nangis di pohon itu. Gue denger dia ngomong benci cewek, jadi gua ngaku anak cowok. Haha.. kebetulan rambut gue dipotong pendek saat itu, jadi dia mau temenan sama gue. Dia temen gue satu satunya, sampe dia ngilang gak pernah balik lagi" Millie mengulas senyum saat menceritakan kenangannya.

Ardy tertegun memperhatikannya. Millie melanjutkan ceritanya

"Waktu itu hujan besar. Kami turun dari pohon karena takut disambar petir. Dia tiba tiba membuka semua bajunya, katanya sekalian mandi. Padahal baju kita udah basah kuyub. Dia nyuruh gue buka baju juga sambil nari nari dibawah guyuran hujan. Sempet ragu, tapi ngeliat tawanya, gue seneng dia gak sedih lagi. Akhirnya gue nurutin maunya dia. Kita ujan ujanan sambil ketawa lari lari. Sampe dia nanya sama gue 'kenapa punyamu gak ada?' dia nunjuk bagian bawah gue ngebandingin burung punya dia. Gue bingung, dan akhirnya gue jawab.." cerita Millie terjeda oleh ucapan Ardy.

"Punyaku belum tumbuh"

Millie mengernyit heran.

"Ya, itu yang gue bilang" ucap Millie tertegun dengan tebakan Ardy.

Millie menatap lekat mata Ardy sambil menautkan alis.

"Apa sekarang udah tumbuh?" tanya Ardy mengulas senyum.

"Elo.."

"Si cengeng" Ardy membenarkan tebakan yang akan dilontarkan Millie.

Terpopuler

Comments

Mom Dee🥰🥰

Mom Dee🥰🥰

pupuknya dari ardy, ladangnya punya millie, gitu kan konsep jodohnya 😂😂

2023-03-24

1

Eva Anggrainy

Eva Anggrainy

BarrrBarrrrr sekaliii Tolongggg 🤣

2023-03-13

0

mar

mar

lom dikasih pupuk jadi gak tumbuh tumbuh🤦🏻‍♀️

2023-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 Millie
2 Asrama Horror
3 Mengelak
4 Cengkraman Wanita Iblis
5 Belum Tumbuh
6 Tidur Di Luar
7 Menjadi Relawan
8 Menjadi Yang Ke-Tiga
9 Suka Anak Remaja
10 Direktur Baru
11 Kembaran
12 Ambyar
13 Pernyataan Ardy
14 Nasib
15 Mau Saya Antar?
16 Balada Sate Ayam
17 Balas Budi
18 Tumbal
19 Gombalan Amir
20 "Menikahlah Denganku"
21 Drama Millie
22 Berubah Bejat
23 Pingsan
24 Petugas Laundry
25 Solusi
26 Menerima Lamaran
27 Nyamuk
28 Janitor Room
29 Mengulur Waktu
30 Prahara Rumah Tangga
31 What A Tragedy
32 Mata - Mata
33 Possesif
34 Sony Panik
35 Pengejaran
36 Malam Sakral Jordan
37 Efek Obat
38 Bos Tega
39 Suntik Vitamin
40 Morgue
41 Cosplay
42 Pabrik Lama
43 Ardina
44 Milikku Juga
45 Menyerahkan Diri
46 Pengkhianat
47 Keberingasan Millie
48 Penasaran
49 Pengakuan Jordan
50 Rasa Penasaran Millie
51 Terpuruk
52 Ajakan ke Pesta
53 Kembaran
54 Niat Melamar
55 Mahar
56 Teman Sekamar
57 Modus
58 Sakit Perut
59 Haus
60 Kacang
61 Badut
62 Kalap
63 Serangan Dadakan
64 Rencana Bulan Madu
65 Hendrik
66 Millie Pergi
67 Ternyata Kita Berjodoh
68 Adik Ipar
69 Kejadian Tak Terduga
70 Mimpi Buruk
71 Maafkan Momy Ya Sayang
72 Bagai Magnet
73 Teman Baru
74 Aku Mau Dady
75 Tunjukkan Padaku
76 Tertangani
77 Menyerah Dengan Keputusan
78 Terpesona
79 "Dia..."
80 Janji
81 Selingkuh
82 Kita Hukum Dady
83 Kembali
84 Skenario Tuhan
85 Killing Me Softly
86 Janda Gagal
87 Hamil?
88 Waspada
89 Anak Pungut
90 Beautiful Impostor
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Millie
2
Asrama Horror
3
Mengelak
4
Cengkraman Wanita Iblis
5
Belum Tumbuh
6
Tidur Di Luar
7
Menjadi Relawan
8
Menjadi Yang Ke-Tiga
9
Suka Anak Remaja
10
Direktur Baru
11
Kembaran
12
Ambyar
13
Pernyataan Ardy
14
Nasib
15
Mau Saya Antar?
16
Balada Sate Ayam
17
Balas Budi
18
Tumbal
19
Gombalan Amir
20
"Menikahlah Denganku"
21
Drama Millie
22
Berubah Bejat
23
Pingsan
24
Petugas Laundry
25
Solusi
26
Menerima Lamaran
27
Nyamuk
28
Janitor Room
29
Mengulur Waktu
30
Prahara Rumah Tangga
31
What A Tragedy
32
Mata - Mata
33
Possesif
34
Sony Panik
35
Pengejaran
36
Malam Sakral Jordan
37
Efek Obat
38
Bos Tega
39
Suntik Vitamin
40
Morgue
41
Cosplay
42
Pabrik Lama
43
Ardina
44
Milikku Juga
45
Menyerahkan Diri
46
Pengkhianat
47
Keberingasan Millie
48
Penasaran
49
Pengakuan Jordan
50
Rasa Penasaran Millie
51
Terpuruk
52
Ajakan ke Pesta
53
Kembaran
54
Niat Melamar
55
Mahar
56
Teman Sekamar
57
Modus
58
Sakit Perut
59
Haus
60
Kacang
61
Badut
62
Kalap
63
Serangan Dadakan
64
Rencana Bulan Madu
65
Hendrik
66
Millie Pergi
67
Ternyata Kita Berjodoh
68
Adik Ipar
69
Kejadian Tak Terduga
70
Mimpi Buruk
71
Maafkan Momy Ya Sayang
72
Bagai Magnet
73
Teman Baru
74
Aku Mau Dady
75
Tunjukkan Padaku
76
Tertangani
77
Menyerah Dengan Keputusan
78
Terpesona
79
"Dia..."
80
Janji
81
Selingkuh
82
Kita Hukum Dady
83
Kembali
84
Skenario Tuhan
85
Killing Me Softly
86
Janda Gagal
87
Hamil?
88
Waspada
89
Anak Pungut
90
Beautiful Impostor

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!