"Ada yang ingin dipesan?" ulang Millie yang tak kunjung mendapat respon dari keduanya.
"Ah.. iya.. saya pesan.. matcha coffe sama mmm.. green tea donuts" pesan Ardy sambil membaca daftar menu.
"Dan anda?" tanya Millie pada Edo.
"Saya Edo" tukas Edo menyodorkan tangan kanannya memperkenalkan diri.
"Siapa yang nanya nama lo, bego. Mo pesen apa" desis Ardy sambil nyengir kaku pada Millie.
"Ah, iced capuccino aja" lanjut Edo nyengenges.
"Baik, untuk donat nya kami sedang ada promo buy one get one free. Jadi satu lagi donat rasa apa?" tanya Millie menawarkan.
"mmmm... brown sugar aja.. sugar" tukas Edo diakhiri godaan dengan mengedipkan sebelah matanya. Edo menyangga kepalanya dengan sebelah tangan. Matanya lekat menatap Millie.
Millie yang ditatap tampak tak terganggu, dia malah mengulang menyebutkan pesanan mereka memastikan jika benar yang dipesan sesuai dengan apa yang dia catat. Setelah itu pergi tanpa senyum.
"Gosh.. she's so gorgeous.."(Ya Tuhan, dia sangat menawan) desah Edo terkulai di meja, terpesona oleh kecantikan alami Millie.
"Ck, elo mah semua cewek dibilang menawan. Ati ati kena penyakit menular" cebik Ardy.
"Aku sudah tertular virus cintanya" tukas Edo merebahkan kepalanya pada sebelah lengannya.
"Sarap lo. Si Linda mo dikemanain?" Ardy mengingatkan.
"Linda? siapa Linda?" sanggah Edo masih dengan senyum konyolnya menatap arah punggung Millie yang sudah tak tampak.
"Beneran sarap lo" protesan Ardy terpotong oleh datangnya pesanan.
"Totalnya 382.000( $25)" ucap Millie memberikan bon tagihan setelah menyimpan pesanan mereka.
"Ah, ini.. sisanya untukmu" Edo memberikan uang 500.000, namun Millie merogoh kantong apronnya untuk mengambil kembalian.
"Saya bayar sendiri aja, mbak. Berapa tagihan saya?" tukas Ardy membuat Millie mengernyitkan dahi dan menghitung ulang.
"Tagihan anda 214.000($14)" jawab Millie lantas memberikan kembalian untuk Edo.
Ardy segera mengelurkan uang dari dalam dompetnya dan membayar dengan uang pas.
"Bro, kan gue yang traktir gimana sih?" sergah Edo pada Ardy. Edo enggan menerima uang kembalian itu karena sudah dia berikan pada gadis cantik dihadapannya ini sebagai tips. Berharap hatinya akan luluh dan mau jalan dengannya.
"Najis gue pake duit haram elo. Hasil jual diri juga" desis Ardy menjaga harga diri Edo yang tak seberapa.
Millie tak perduli. Dia bahkan menyimpan uang kembalian Edo yang tak diterimanya di atas meja lalu bergegas kembali karena pengunjung mulai memadati cafe.
"Sialan lo. Jatohin harga diri gue" ketus Edo yang memasukkan uang kembaliannya.
"Dih. Udah dikasiin malah diambil lagi" cibir Ardy yang tak percaya Edo mengambil uang kembalian. Aturan di cafe itu jika ingin memberi tips, tinggalkan di meja. Dan para pelanggan tak ada yang berani mengambil uang yang tergeletak di meja.
"Kan sayang, dapet 'ngesang'" tukas Edo cuek.
Ardy sengaja tak memberitahu Edo jika gadis itu adalah teman sekamarnya. Bisa dipastikan Edo akan memaksanya untuk pindah bergantian asrama lagi.
No way. Ardy malas jika harus sekamar dengan cewek hiper seperti Linda. Bisa habis keperjakaan dia tak bersisa untuk calon istrinya kelak.
'Calon istri? heh.. mikir apaan sih gue?' batin Ardy menolak.
Ardy kembali ke kamar asramanya. Dia malas berlama lama nongkrong, terlebih dengan Edo yang topiknya seputaran hubungan bebas.
Suatu hal yang sia sia menurutnya. Lebih baik membaca dan mempelajari buku tentang mata kuliahnya. Setidaknya saat kuliah dimulai, dia sudah faham dengan sebagian istilah di bidang kedokteran.
Konsentrasi Ardy terganggu karena pemandangan di depannya.
"hhh... sabodo tuh cewek mo ngamuk. Salah sendiri jorok. Udah tau tinggal di asrama, gak sendiri. Kan belom tentu temen sekamarnya sefrkuensi sama dia, sama sama jorok. Nasiib.. nasib" gerutu Ardy sembari membereskan kekacauan di area Millie.
Dia mengumpulkan pakaian dan dalaman milik Millie yang tercecer dimana mana lalu menggulungnya dalam selimut. Lalu membuang bungkus kripik dan kawan kawan kedalam tong sampah yang berada di dalam kamar lalu membuangnya ke trash chute atau lubang tempat pembuangan sampah yang berada di luar kamar tepatnya berada diujung koridor setiap lantai.
Ardy lanjut membersihkan meja dan menyapu ruangan tak lupa mengepel nya agar bebas dari serangga kecil seperti semut atau kecoa.
"Nah.. kalo gini kan nyaman. Susah amat jadi cewek buat beberes. Gak kebayang suaminya entar bakalan kesiksa diginiin mulu" cibirnya.
Ardy melanjutkan sesi belajarnya setelah dirasa ruangan itu sudah rapi dan nyaman.
Tak terasa waktu berlalu. Ardy tak menyadari jika jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Dia merenggangkan otot punggungnya yang kaku karena duduk membaca selama beberapa jam.
"Belom balik, ya. Emang kerjanya full time?" gumamnya melirik area Millie.
Ardy mengedikkan bahu, masa bodo cewek itu mo pulang jam berapa, toh bukan urusan dia.
Ardy lantas mengunci pintu dan mencabut kuncinya, lalu mematikan lampu dan berbaring.
"Hhh.. hari pertama yang melelahkan. Semoga malam pertama tidur disini gak ada hal yang macem macem" gumamnya sambil menyelimuti diri.
Sering dia mendengar cerita horror tentang asrama.
Tak menunggu lama kesadaran Ardy tertarik ke alam mimpi.
bughh
Ardy merasa sesak nafas. penglihatannya gelap gulita. Sesuatu yang berat menimpa tubuhnya sehingga dia tak bisa menggerakkan badannya.
Dalam ingatannya dia merutuki diri sendiri jika dia lupa membaca do'a sebelum tidur.
Mencoba merapalkan doa pengusir setan pun dia kesulitan.
Kenapa dia harus mengalami hal ini di tempat baru, pikirnya.
Ardy berusaha membuka matanya namun sulit.
Samar samar dia melihat wajah di depannya. Dengan rambut menjuntai mengenai wajahnya, berharap mata itu tak terbuka dan melihat sesuatu yang lebih mengerikan dari ini.
Ardy terus berusaha mengembalikan kesadarannya sendiri, dan berhasil menggerakkan tangannya.
Sekuat tenaga ia mencoba menyingkirkan mahluk yang mengganggunya dengan mendorongnya kesamping.
brukk
"Hah..hah..hah.. sialan.. hari pertama udah 'ketindihan'" monolognya yang merasa kesialan selalu mengikutinya seharian ini.
"Hah.. gadis ini.." Ardy terkejut kala menyalakan lampu kecil yang berada di kepala ranjang. Dia mendapati sosok gadis yang dia tebak adalah teman sekamarnya tengah tidur terlentang di lantai samping bawah tempat tidurnya dengan mulut menganga.
"Ya Tuhan.. gue pikir lo setan erep erep" Ardy mengusap wajahnya kasar karena merasa tak percaya dengan kelakuan teman sekamarnya ini yang tampaknya tak takut diapa apakan oleh lelaki asing.
Tanpa mau menyentuh tubuhnya, Ardy menyelimutinya dengan selimut milik Millie yang sebelumnya pakaian dan dalaman yang sudah dibungkus selimut itu dia kumpulkan di pojokan tempat tidur Millie.
Bukan bermaksud baik dan gentle dia melakukan hal itu, namun kaki Millie yang tertidur pulas diposisi mengangkang menampilkan area pribadinya yang membuat kepala Ardy berdenyut. Meski area itu tertutup bungkusnya, tetap saja membuat sesuatu dibawah sana jedag jedug.
"Dasar cewek aneh" gumamnya meringis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Mom Dee🥰🥰
bar bar ya pemirsah 🤭
2023-03-24
1
mar
jantungnya atau apanya yg jedag jedug🤔
2023-03-06
0