AAI 04 Baikan

AAI 04- Baikan

Hesti pulang ke rumah dengan membawa beberapa kantong paper bag di kedua tangannya. Tampak jelas raut bahagianya saat berjalan sepanjang jalan menuju rumahnya. Seharian ini Hesti menikmati waktunya bersama dengan Melinda.

"Ah, enaknya bisa dibelikan barang branded sama calon mantu." Gumam Hesti sambil tersenyum penuh kebahagiaan karena bisa membeli barang yang ia inginkan tanpa menggunakan uangnya. Indah yang tengah menyapu halaman rumah tampak mengeryitkan dahinya.

Tak ada rasa iri di hati Indah. Ia hanya penasaran dari mana sang ibu mertuanya itu bisa membeli barang sebanyak itu. Padahal ia tahu gaji sang suami dan tak mungkin suaminya itu memberi yang banyak kepada sang ibu.

'Ah, sudahlah. Mungkin saja Ibu punya tabungan. Siapa tahu, kan?' batin Indah. Lalu ia segera membuang hasil dari ia menyapu dan kembali ke dalam rumah.

Setiap hari Indah hanya berkutat dengan pekerjaan rumahnya. Ia benar-benar mendedikasikan dirinya untuk sang suami beserta ibunya. Tak pernah sekalipun Indah mengeluh capek karena pekerjaannya. Justru Indah merasa ringan karena ia menganggap jika pekerjaannya itu merupakan bukti baktinya kepada keluarga sang suami. Indah benar-benar menjadi menantu idaman bagi para orang tua. Tapi sayang, itu tak terlihat di mata Hesti. Hanya karena belum bisa memiliki anak, membuat Hesti sangat membenci Indah. Apalagi dengan latar belakang keluarga Indah yang dinilai masih jauh di bawah keluarga Galih.

"Sudah sore ternyata. Aku harus segera memasak," dengan perasaan gembiranya, Sekar memasak makan malam mereka dengan bersemangat. Ia bertekad untuk mengajak Galih berdamai dan melupakan apa yang telah terjadi. Toh memang sudah watak dari sang ibu mertuanya dan Indah bisa memaklumi.

Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Semua menu makan malam sudah siap, tinggal Indah nanti menatanya di meja makan. Menyadari jika sang suami akan segera pulang, membuat Indah bergegas pergi menuju ke kamar.

Sambil bersenandung, Indah membersihkan tubuhnya dibawah guyuran air shower. Disaat ia tengah bernyanyi, terlihat Galih barusaja masuk ke dalam kamar. Ketika ia melepaskan jas dan pakaiannya, indera pendengarannya menangkap suara merdu milik sang istri. Senyuman manisnya tercipta di bibir tebal itu.

'Ah, aku merindukannya.' batin Galih seraya melepaskan semua pakaiannya hingga menyisakan ****** ***** nya saja.

Perlahan ia membuka pintu kamar mandi dan masuk kedalam sana. Senyum seringainya muncul ketika melihat tubuh polos sang istri yang tengah bernyanyi sambil menikmati kucuran air mandinya.

Saat Indah tengah menikmati guyuran air dingin, tiba-tiba ia merasakan sepasang lengan kekar memeluk tubuhnya dari belakang. Indah tersentak hingga sepersekian detik kemudian ia tentu mengenali suara berat itu.

"Aku merindukanmu, Sayang." Bisik Galih sambil mengeratkan pelukannya hingga membuat indah bisa merasakan tubuh suaminya yang dalam mode ingin. Perlahan Indah mematikan keran air dan berbalik menatap wajah suaminya.

"Aku juga sangat merindukanmu, Mas." Sahut Indah seraya mengelus rahang kokoh suaminya yang memiliki jambang itu.

Kedua mata mereka saling menatap. Tatapan cinta, rindu, dan nafsu membuat hawa disekitar keduanya menjadi memanas.

Tak ada yang bisa mengganggu mereka saat ini. Setelah beberapa hari ini mereka saling diam, tak ada pembicaraan yang berarti, kini keduanya kembali menikmati indahnya cinta mereka didalam bilik kamar mandi.

Indah dan Galih benar-benar meluapkan kerinduan mereka hingga membuat keduanya bersemangat. Genggaman tangan, ungkapan cinta, dan juga ******* beradu menjadi satu. Keduanya sama-sama lupa dengan yang telah terjadi.

Galih yang tak puas dengan tempat yang sempit itu segera mengangkat tubuh Indah yang masih menyatu dengannya menuju tempat peraduan mereka. Tempat yang menjadi saksi bisu penyatuan dua insan yang saling mencintai. Getaran hati, tubuh, serta ranjang beradu menjadi satu kesatuan yang berasal dari tubuh keduanya. Keringat, jejak cinta, dan suara penyatuan antara keduanya semakin menjadi ketika Galih merasakan kenikmatannya akan segera tercapai. Indah hanya bisa mengerang keras serta memeluk tubuh kekar sang suami dengan napasnya yang tersengal.

"I love you, Indah. I love you," ucap Galih dengan napasnya yang masih memburu. Tubuhnya ambruk menimpa tubuh kecil Indah yang masih berada di bawahnya. Indah tersenyum mendengarnya.

"Aku juga mencintaimu, Mas." Balas indah sambil memeluk tubuh Galih yang sudah berkeringat itu. Indah masih lemas setelah satu jam lebih melayani suaminya.

Keduanya kemudian beranjak setelah merasa lebih baik. Galih dengan cepat membopong tubuh indah kembali menuju ke kamar mandi. Indah hanya bisa tersenyum tipis mendapatkan perlakuan manis dari Galih.

"Kau sangat cantik, meski tidak menggunakan makeup." Puji Galih yang berdiri di belakang indah yang sedang menyisir rambutnya yang panjang. Tak lupa indah mengeringkan rambutnya sebelum ia turun ke bawah. Ia terlalu malu jika sampai dilihat oleh ibu mertuanya.

"Cih, kamu bisa aja, Mas. Ayo kita turun. Ibu pasti sudah menunggu di meja makan," ucap Indah setelah ia memakai lotion nya. Ia pun segera mengajak Galih untuk segera turun makan malam. Galih hanya menganggukkan kepala sambil merangkul tubuh Indah.

Dan benar saja, Hesti sudah duduk sendiri di kursi sana. Terlihat ia tengah berkutat dengan ponselnya.

"Bu?" Panggil Galih. Hesti yang tadinya sibuk dengan ponsel seketika menoleh. Ia bisa melihat wajah ceria dari sang putra tercinta. Tapi pandangannya justru tertuju pada tangan Galih yang memeluk mesra pinggang Indah. Hesti sedikit terkejut melihatnya.

'Ada apa ini? Jangan-jangan mereka sudah baikan?' batin Hesti yang bertanya-tanya tentang anak dan mantunya. Apalagi wajah indah juga tampak tersipu malu saat ini. Melihat hal itu Hesti hanya bisa menghela napasnya. Tapi beberapa saat kemudian senyuman misterius muncul di kedua sudut bibir milik Hesti. Ia menatap tajam ke arah Indah selama mengejeknya.

"Hm, lama banget, Lih? Ibu sudah lapar dari tadi," ucap Hesti yang seketika membuat Galih dan Indah semakin tersipu malu. Bagaimana tidak, keduanya sibuk menuju nirwana bersama sedangkan sang ibu justru kelaparan di bawah.

"Maaf, Bu. Ada sedikit kendala tadi," sahut Galih seraya memberikan kerlingan sebelah matanya kepada Indah. Indah sampai melotot dibuatnya. Tak mau berlama-lama disana, Indah memilih menyingkir ke dapur untuk mengambil hasil masakannya tadi. Dengan telaten Indah menata beberapa menu itu di hadapan suami dan ibu mertuanya.

Indah mulai mengambilkan makanan untuk Galih. Itu sudah menjadi kebiasaan Indah sejak keduanya masih berpacaran. Galih sangat menyukai Indah yang penuh dengan vibe keibuannya. Galih hanya bisa berdoa agar segera cepat menerima momongan agar rumahnya menjadi lebih ramai dengan suara tangis bayi.

Disaat ketiganya tengah menikmati makan malam mereka, terdengar suara bel rumah mereka berbunyi.

Ting tong

Ting tong

Indah dan Galih saling pandang. Lalu Galih memberikan isyarat anggukan kepala kepada Indah. Indah yang menyadari akan arti dari gesture sang suami segera beranjak dari tempat duduknya.

"Aku buka pintu dulu, Mas, Bu." Setelah mengatakan itu, Indah berjalan sedikit dipercepat karena bel itu kembali berbunyi nyaring di telinganya.

Ceklek

Deg

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

✦ẑ̬î̬฿w̆̈ꪶ✫

✦ẑ̬î̬฿w̆̈ꪶ✫

Aku tandai nama Hesti👆.Siapa tau di dunia real life emang sifatnya gitu😊.

2023-05-19

2

Eka Elisa

Eka Elisa

astaga hesti emng udh edyan tega bgt mo bikin rumh tangga ank y brantakan..😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈itu psti melani...gdis yg mo di jodohin ma galih...aduh..smoga galih gk kna hsut hesti dn gk trpsona ma bujuk rayu ibu buat nikh lagi ma melani yg kaya raya...smoga..

2023-04-04

1

lihat semua
Episodes
1 AAI 01 Menikah Lagi?
2 AAI 02 Pertengkaran
3 AAI 03 Menemui Melinda
4 AAI 04 Baikan
5 AAI 05 Kedatangan tamu
6 AAI 06 Melinda dan laki-laki misterius
7 AAI 07 Menemui seseorang
8 AAI 08 Makan Malam
9 AAI 09 Aku tidak mandul, Bu
10 AAI 10 Galih vs Hesti
11 AAI 11 Aku sangat mencintaimu
12 AAI 12 Ulang tahun pernikahan
13 AAI 13 Ulang tahun pernikahan 2
14 AAI 14 Kartika dan Hesti
15 AAI 15 Melinda dan Dimas
16 AAI 16 Pulang
17 AAI 17 Wanita miskin
18 AAI 18 Kedatangan Kartika
19 AAI 19 Restoran
20 AAI 20 Irsyad Yusuf Pratama
21 AAI 21 Konspirasi Besar
22 AAI 22 Menjalankan Rencana
23 AAI 23 Menjalankan Rencana 2
24 AAI 24 Kegelisahan Indah
25 AAI 25 - Kemurkaan Galih
26 AAI 26 Galih Berbohong
27 AAI 27 Melinda berakting
28 AAI 28 Itu anakku?
29 AAI 29 Mainan baru Dimas
30 AAI 30 Kehamilan Melinda
31 AAI 31 Titik terberat Galih
32 AAI 32 Kesabaran Indah
33 AAI 33 Tidak Fokus Bekerja
34 AAI 34 Ancaman Hesti
35 AAI 35 SAH
36 AAI 36 Makan Malam sendiri
37 AAI 37 - Menahan Galih
38 AAI 38 Galih Berbohong
39 AAI 39 Siapa dia?
40 AAI 40 Air mata Galih
41 AAI Maafkan aku,
42 AAI 42 - Berbeda arah
43 AAI 43 - Terbongkar
44 AAI 44 - Titik terendah Galih
45 AAI 45 - Pertengkaran
46 AAI 46 - Dilarikan ke rumah sakit
47 AAI 47 - Kedatangan keluarga Indah
48 AAI 48 Pertengkaran Galih dan Hesti
49 AAI 49 - Indah siuman
50 AAI 50 - Murkanya Doni
51 AAI 51 - Saling Menyalahkan
52 AAI 52 - Pulang
53 AAI 53 - Tentang Galih
54 AAI 54 - Sandi Nagara
55 AAI 55 - Sebuah Surat
56 AAI 56 - Tak Sebanding
57 AAI 57 - Bertemu Sahabat
58 AAI 58 - Perubahan Galih
59 AAI 59 - Sidang
60 AAI 60 - Pelampiasan dan Hasil Sidang
61 AAI 61 - Minta Maaf
62 AAI 62 - Wine
63 AAI 63 - Tercyduk Mertua
64 AAI 64 - Di Rumah Sakit
65 AAI 65 - Hesti siuman
66 AAI 66 - Kepulangan Hesti
67 AAI 67 - Kebenaran dan Ancaman
68 AAI 68 - Kenyataan yang terbongkar
69 AAI 69 - Semakin Rumit
70 AAI 70 - Kecelakaan Maut
71 AAI 71 - Rumah Sakit
72 AAI 72 - Dalang dibalik Kecelakaan Santi dan Melinda
73 AAI 73 - Kebenaran yang Terungkap
74 AAI 74 - Kebenaran 2
75 AAI 75 - Rasa Kemanusiaan
76 AAI 76 - Saingan Baru
77 AAI 77 - Pertolongan dari ketua BEM
78 AAI 78 - Naik Jabatan
79 AAI 79 - Jatuhnya talak
80 AAI 80 - Overdosis
81 AAI 81 - Perkumpulan Ibu-ibu
82 AAI 82 - Diagnosa dokter
83 AAI 83 - Karma
84 AAI 84 - Kehidupan Indah
85 AAI 85 - Cinta yang Tak Berubah
86 AAI 86 - Kepergian Hesti
87 AAI 87 - Ke Jakarta
88 AAI 88 - Penulis best seller
89 AAI 89 - Pertemuan tak terduga
90 AAI 90 - Galih dan Indah
91 AAI 91 - Kegelisahan Galih
92 AAI 92 - Halalkan aku
93 AAI 93 - SAH
94 AAI 94 - Kehidupan Indah
95 AAI 95 - Rumah Sakit
96 AAI 96 - END - Kado Terindah
97 PEMENANG GIVEAWAY
98 PENGUMUMAN
99 PROMOSI KARYA AUTHOR "SANG PENAKLUK CASSANOVA - END"
Episodes

Updated 99 Episodes

1
AAI 01 Menikah Lagi?
2
AAI 02 Pertengkaran
3
AAI 03 Menemui Melinda
4
AAI 04 Baikan
5
AAI 05 Kedatangan tamu
6
AAI 06 Melinda dan laki-laki misterius
7
AAI 07 Menemui seseorang
8
AAI 08 Makan Malam
9
AAI 09 Aku tidak mandul, Bu
10
AAI 10 Galih vs Hesti
11
AAI 11 Aku sangat mencintaimu
12
AAI 12 Ulang tahun pernikahan
13
AAI 13 Ulang tahun pernikahan 2
14
AAI 14 Kartika dan Hesti
15
AAI 15 Melinda dan Dimas
16
AAI 16 Pulang
17
AAI 17 Wanita miskin
18
AAI 18 Kedatangan Kartika
19
AAI 19 Restoran
20
AAI 20 Irsyad Yusuf Pratama
21
AAI 21 Konspirasi Besar
22
AAI 22 Menjalankan Rencana
23
AAI 23 Menjalankan Rencana 2
24
AAI 24 Kegelisahan Indah
25
AAI 25 - Kemurkaan Galih
26
AAI 26 Galih Berbohong
27
AAI 27 Melinda berakting
28
AAI 28 Itu anakku?
29
AAI 29 Mainan baru Dimas
30
AAI 30 Kehamilan Melinda
31
AAI 31 Titik terberat Galih
32
AAI 32 Kesabaran Indah
33
AAI 33 Tidak Fokus Bekerja
34
AAI 34 Ancaman Hesti
35
AAI 35 SAH
36
AAI 36 Makan Malam sendiri
37
AAI 37 - Menahan Galih
38
AAI 38 Galih Berbohong
39
AAI 39 Siapa dia?
40
AAI 40 Air mata Galih
41
AAI Maafkan aku,
42
AAI 42 - Berbeda arah
43
AAI 43 - Terbongkar
44
AAI 44 - Titik terendah Galih
45
AAI 45 - Pertengkaran
46
AAI 46 - Dilarikan ke rumah sakit
47
AAI 47 - Kedatangan keluarga Indah
48
AAI 48 Pertengkaran Galih dan Hesti
49
AAI 49 - Indah siuman
50
AAI 50 - Murkanya Doni
51
AAI 51 - Saling Menyalahkan
52
AAI 52 - Pulang
53
AAI 53 - Tentang Galih
54
AAI 54 - Sandi Nagara
55
AAI 55 - Sebuah Surat
56
AAI 56 - Tak Sebanding
57
AAI 57 - Bertemu Sahabat
58
AAI 58 - Perubahan Galih
59
AAI 59 - Sidang
60
AAI 60 - Pelampiasan dan Hasil Sidang
61
AAI 61 - Minta Maaf
62
AAI 62 - Wine
63
AAI 63 - Tercyduk Mertua
64
AAI 64 - Di Rumah Sakit
65
AAI 65 - Hesti siuman
66
AAI 66 - Kepulangan Hesti
67
AAI 67 - Kebenaran dan Ancaman
68
AAI 68 - Kenyataan yang terbongkar
69
AAI 69 - Semakin Rumit
70
AAI 70 - Kecelakaan Maut
71
AAI 71 - Rumah Sakit
72
AAI 72 - Dalang dibalik Kecelakaan Santi dan Melinda
73
AAI 73 - Kebenaran yang Terungkap
74
AAI 74 - Kebenaran 2
75
AAI 75 - Rasa Kemanusiaan
76
AAI 76 - Saingan Baru
77
AAI 77 - Pertolongan dari ketua BEM
78
AAI 78 - Naik Jabatan
79
AAI 79 - Jatuhnya talak
80
AAI 80 - Overdosis
81
AAI 81 - Perkumpulan Ibu-ibu
82
AAI 82 - Diagnosa dokter
83
AAI 83 - Karma
84
AAI 84 - Kehidupan Indah
85
AAI 85 - Cinta yang Tak Berubah
86
AAI 86 - Kepergian Hesti
87
AAI 87 - Ke Jakarta
88
AAI 88 - Penulis best seller
89
AAI 89 - Pertemuan tak terduga
90
AAI 90 - Galih dan Indah
91
AAI 91 - Kegelisahan Galih
92
AAI 92 - Halalkan aku
93
AAI 93 - SAH
94
AAI 94 - Kehidupan Indah
95
AAI 95 - Rumah Sakit
96
AAI 96 - END - Kado Terindah
97
PEMENANG GIVEAWAY
98
PENGUMUMAN
99
PROMOSI KARYA AUTHOR "SANG PENAKLUK CASSANOVA - END"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!